BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI KEGIATAN UKS DI MIS SAPUGARUT KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Sekolah Ramah Anak

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Historis SD Negeri 03 Kuto Kecamatan Kerjo

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. School, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan juga Sekolah Dasar

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

BAB V PENUTUP. Berdasarkan fokus penelitian yaitu manajemen pengembangan bakat

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah - 846,200, ,200,000.00

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

BAB IV ANALISIS DATA. kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik learning activities yang ada di Sekolah

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Transkripsi:

61 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di MIS Sapugarut Analisis ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari fokus penelitian yang diajukan, dengan cara mengelola hasil data observasi atau pengamatan langsung dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) di MIS Sapugarut yang dilaksanakan dan juga dengan melakukan wawancara kepada para, guru, orang tua peserta didik dan kepada Kepala Sekolah di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) diantaranya dengan mengaplikasikan kurikulum yang telah ditetapkan bersama di awal Tahun Pelajaran untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran di MIS Sapugarut. Pelaksanaan konsep ini ternyata mampu menggugah kemauan para pendidik atau guru sebagai elemen penting di sekolah untuk secara sadar dan bertanggung jawab untuk melakukan inovasiinovasi pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi belajar, kemampuan, bakat dan keterampilan yang para peserta didik miliki. Pengembangan manajemen ini, para guru diberi kebebasan untuk menerapkan metode-metode atau cara pembelajaran yang kreatif dan inovatif 61

62 dalam menghantarkan tumbuh kembangnya kemampuan peserta-anak didik di MIS Sapugarut. Perkembangan peserta didik agar dapat berkembang segala kecerdasan yang dimilikinya sesuai dengan harapan perlu dilakukan pendekatan-pendekatan yang tepat dalam kegiatan pembelajaran setiap harinya, dan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di MIS Sapugarut tersebut. Manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dikembangkan dan dilaksanakan di MIS Sapugarut dengan mengedepankan potensi yang dimiliki sekolah, baik dari segi Kepala Sekolah dengan tenaga pendidik atau guru, para peserta didik dan juga potensi masyarakat yang ada di lingkungan MIS Sapugarut. Dari Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab dari segala program kegiatan yang dikembangan di sekolah. Kepala Sekolah harus mampu mengoptimalkan wewenang dan kebijakan yang dimilikinya dengan mengorentasikan pada kemajuan dan peningkatan kualitas sekolah. Kepala sekolah juga dapat melakukan kegiatan administrasi sekolah harus dapat bekerja secara optimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua elemen yang ada di MIS Sapugarut tersebut. Selanjutnya bagi para tenaga pendidik atau guru yang menjadi ujung tombak dari kemajuan sekolah. Para pendidik atau guru harus mampu mengoptimalkan kompetensi yang dimilikinya dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sebagai bentuk dari tugas dan tanggung jawabnya. Para

63 guru harus memberikan pelayanan pembelajaran yang baik bagi para peserta didik atau peserta didik yang mendapatkan pendidikannya. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja yang berkualitas berupa kedisiplinan, kecakapan dalam membawakan materi pelajaran, penguasaan strategi dan metode pembelajaran dan memiliki orentasi positif dalam membimbing peserta didik agar mampu mengembangkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Begitupun dengan para siswa sebagai peserta didik di MIS Sapugarut juga dioptimalkan kemampuannya secara tepat sesuai dengan bakat dan minat mereka. Sekolah harus mampu memfasilitasi pengembangan bakat dan minat peserta didik atau peserta didik agar mampu berkembang sesuai dengan harapan. Adapun yang terkait dengan masyarakat yang ada di lingkungan MIS Sapugarut dapat dioptimalisasikan atas peranan mereka dalam menciptakan kondisi dan situasi kondusif bagi kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di MIS Sapugarut. Sekolah juga harus mengerti kemauan masyarakat yang diapresiasikan oleh para wali murid atau orang tua peserta didik berkenaan dengan masukan-masukan maupun kritik yang membangun bagi kemajuan MIS Sapugarut. Semua elemen itu menjadi kesatuan dapat dioptimalkan dalam pengembangan manajemen yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dalam program manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam rangka pengembangan kegiatan

64 ekstrakurikuler bagi peserta didik di MIS Sapugarut yang diatur dalam kurikulum yang diletakkan pada segala unsur pembelajaran yang bersumber pada potensi sekolah dan lingkungan sekolah. Artinya bahwa guru dalam pengembangan ekstrakurikuler UKS yang dilakukan juga sambil mengamati dan mengidentifikasi kemampuan peserta didik dan tentunya juga melibatkan peran serta masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan oleh guru dalam rangka pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) di MIS Sapugarut diawali dengan pengelompokkan mata pelajaran yang pokok dengan mata pelajaran yang masuk dalam ketogori muatan lokal. Mata pelajaran pokok yang telah ditetapkan dalam standar pendidikan nasional diatur dalam alokasi waktu yang disesuaikan dengan memperhatikan indikator-indikator ketuntasannya serta menetapkan mata pelajaran lokal yang dibutuhkan oleh para peserta didik sebagai basis sekolah yang bercirikan pada pengembangan budaya lokal melalaui kegiatan pembelajaran mulok. Dalam pelaksanaan pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) di MIS Sapugarut dalam proses kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu pola kerja kooperatif dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik dari pendidik atau guru dengan peserta didik itu sendiri. Dengan adanya kooperatif yang saling melengkapai dengan medudukan peranan masingmasing akan membawa pada keberhasilan-keberhasilan belajar sebagai target atau tujuan manajemen berbasis sekolah (MBS).

65 Kemudian juga dilakukan pengelompokan bagi peserta didik yang didasarkan pada minat dan bakat yang mereka miliki. Pengelompokkan tersebut juga memperhatikan latar belakang orang tua peserta didik dan keberadaan ekonomi keluarga. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi pisikologi peserta didik sehingga guru mampu mempetakan kemampuan peserta didik secara adil dan sesuai dengan kondisi peserta didiknya Kegiatan pengelompokkan peserta didik ini juga untuk mengetahui kecenderungan peserta didik pada sesuatu hal, sehingga guru akan mudah mengerti dan memahami karakter peserta didik yang dihadapi. Sebab dalam kegiatan pengembangan peserta didik diperlukan adanya pembagianpembagian peserta didik menurut minat yang juga didukung atas kemampuan dasar yang dimilikinya. Dari kegiatan observasi dan juga wawancara dengan guru Ekstra Kurikuler menjelaskan bahwa program pengembangan diri bagi peserta didik sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MIS Sapugarut sebagai upaya pencarian talenta-talenta atau generasi yang berbakat dari kalangan peserta didik untuk bisa dikembangan dan nantinya dapat diketahui keahliannya tersebut yang dapat membawa pada prestasi MIS Sapugarut secara umum. Kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan pra-test bagi peserta didik sesuai dengan kelompok pengembangan diri yang diinginkannya. Sebelum peserta didik dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan minat dan

66 bakat yang dimiliki mereka, kegiatan pratest berperan sebagai tolak ukur data yang dimiliki oleh guru tentang keseriusan peserta didik memilih kegiatan tersebut. Dengan demikian guru akan mudah melakukan seleksi dan penyaringan lebih lanjut. Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik yang diselenggarakan oleh MIS Sapugarut meliputi pengembangan kegiatan yang masih terkait dengan materi pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan kognitis, psikomotorik dan afektif. Kegiatan Kesenian dan kegiatan Olah raga. Sedangkan kegiatan di bidang agama meliputi peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan baca tulis Alquran, hafalan doa harian, hafalan Asmaul Husna, ekstra pramuka dan UKS. Dengan adanya kegiatan pengembangan peserta didik secara intensif akan mampu mengembangkan bakat-bakat yang terpendam dari para peserta didik. Peserta didik secara sadar dan dengan kemauan sendiri terus melakukan latihan-latihan sesuai dengan bidang kesenian ataupun keterampilan yang mereka minati melalui bimbingan ekstra kurikuler. Dari kegiatan pengembangan diri peserta didik yang ada di MIS Sapugarut, peserta didik merasa tertarik dan senang untuk belajar di MIS Sapugarut tersebut. Dari wawancara yang dilakukan kepada sebagai peserta didik yang ada di MIS Sapugarut, mereka menyatakan tertarik untuk masuk sekolah dan belajar di MIS Sapugarut adalah dengan banyaknya pilihan keterampilan dan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan kemampuan diri peserta didik itu sendiri.

67 Menurut Kepala Sekolah di MIS Sapugarut, kegiatan pengembangan diri juga merupakan bagian dari pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang ditetapkan di MIS Sapugarut. Dengan pengembangan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan adanya kegiatan pengembangan diri khususnya pada bidang keagamaan, maka kualitas pendidikan yang ditargetkan oleh sekolah bisa turut dikembangkan sehingga secara prestise MIS Sapugarut mencapai penilaian yang baik dari pemerintah dan masyarakat. Pelaksanaan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) di MIS Sapugarut yang didukung dengan tenaga guru yang handal dan sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya diharapakan akan benar-benar memberikan program-program latihan secara intensif untuk secara bertahap akan menemukan peserta didik-peserta didik yang berbakat di bidangnya dan mampu menunjukkan bakat tersebut dalam perlombaan-perlombaan dengan mampu membawa atau meraih prestasi pada tingkat ke jenjang dan level yang semakin tinggi. Dari hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa para guru di MIS Sapugarut telah melakukan optimalisasi kinerja dalam kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Usaha-usaha itu dilakukan oleh para guru dalam optimalisasi pencapaian tujuan pembelajaran adalah dengan meningkatkan kualifikasi pendidikan maupun program-program pengembangan seperti mengikuti pelatihan dan kursus serta bimtek tentang

68 kegiatan pembelajaran bidang studi atau mapel Pendidikan Agama Islam yang menjadi kompetensinya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru di MIS Sapugarut untuk optimalisasi tujuan pencapaian pembelajaran dari hasil pengamatan secara konkrit berupa: a. Pengembangan kegiatan pembiasan-pembiasaan aktualisasi pengamalan ajaran agama Islam di lingkungan sekolah, seperti membiasakan berdoa dan tadarus atau membaca Alquran pada pagi hari dan mengaktifkan kegiatan ekstra kesenian Islam. b. Melakukan program konsulitasi melalui wadah kelompok kerja guru (KKG) yang membicarakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran setiap satuan pendidikan. c. Pengelelolaan segala data yang menunjukkan kemungkinan keberhasilan dari pelaksanaan Program kerja secara periodik dan berkesinambungan. Dari usaha-usaha yang dilakukan oleh para para guru di lingkungan MIS Sapugarut untuk optimalisasi tujuan pencapaian pembelajaran menunjukkan tindakan yang maksimal sebagai bentuk tanggung jawab pengabdian dan tugas sebagai seorang pendidik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 dan juga tanggungjawab atas amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung menjadi upaya untuk mengoptimalkan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui

69 peningkatkan kompetensi atau profesionalitas guru yang dilakukan Kepala Sekolah dalam suatu institusi atau lembaga pendidikan. Di mana Kepala Sekolah membagi tugas kepada semua tenaga pendidik untuk merealisaikan program kerja yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Dalam upaya peningkatan minat belajar peserta didik dalam kegiatan belajar, maka dilakukan pengembangan pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan pelajaran yang meliputi kegiatan tatap muka, penugasan yang terstruktur, dan kegiatan mandiri yang tak berstuktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Sedangkan bentuk penugasan terstruktur yaitu pemberian tugas individu, pemberian tugas kelompok, melakukan riset sederhana dan lain sebagainya. Usaha-usaha dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dilakukan oleh Kepala Sekolah telah melakukan optimalisasi kinerja para guru untuk meningkatan minat peserta didik meraih prestasi belajar di MIS Sapugarut. Usaha-usaha itu dilakukan dengan membagi peran semuan elemen sekolah untuk dapat bekerjasama dalam rangka mencapai target-target yang ditetapkan bersama dalam awal perencanaan program kerja dengan segala kesiapan yang dimiliki oleh para guru di satuan pendidikan tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di MIS Sapugarut dengan berbagai faktor pendukung dan penghambatnya telah melakukan model usaha pembinaan dari hasil pengamatan secara konkrit berupa:

70 1. Pembagian kinerja yang proposional dari semua elemen sekolah 2. Penganggaran yang jelas dengan target-target yang ingin dicapai 3. Pengelelolaan segala data yang menunjukkan kemungkinan keberhasilan dari pelaksanaan program kerja madrasah secara periodik dan berkesinambungan. 4. Keterbukaan dan laporan yang jelas dari pihak sekolah kepada masyarakat sebagai bagian dari pertanggungjawaban atas pengelolaan dan penyelenggraan pendidikan secara periodik minimal sekali dalam setahun. Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan Kepala Madrasah dalam rangka mengembangkan manajemen berbasis sekolah (MBS) bagi peningkatan kualitas pendidikan di MIS Sapugarut sudah dilaksanakan secara optimal. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kepala Sekolah membuktikan bahwa manajemen dalam pembinaan guru diperlukan suatu optimalisasi kinerja semua yang menjadi bagian dari madrasah tersebut semuanya dapat terlibat dengan sebaik-baiknya. Maka usaha tersebut akan memeproleh keberhasilan. Sebaliknya, jika tidak ada kerjasama dari semua elemen yang ada di MIS Sapugarut maka usaha-usaha tersebut tidak akan menemukan keberhasilan. Peneliti memberikan masukan dari temuan data di lapangan tentang upaya atau usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah di MIS Sapugarut sudah sangat tepat dengan mengoptimalisasikan kinerja para guru yang melakukan kerja sama dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan prestasi yang

71 tinggi sehingga menggairahkan minat orang tua dari calon peserta didik yang akan belajar di MIS Sapugarut tersebut. Nampaknya dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh para guru selaku pendidik di MIS Sapugarut tidak hanya sebatas mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengelola pembelajaran sebagai bentuk tindakan yang ada di kelas maupun di lingkungan sekolah dan melakukan pembiasaan-pembiasaan pengembangan juga dilakukan penggunaan media atau sarana prasarana yang dapat membantu dalam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dari kegiatan belajar peserta didik di MIS Sapugarut tersebut. B. Analisis Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015 Hasil observasi tentang kegiatan program usaha kesehatan sekolah atau UKS di MIS Sapugarut menunjukkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan seluruh warga sekolah khususnya para peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memajukan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas. Berdasarkan hasil analisis pengelolaan program UKS di MIS Sapugarut sudah cukup maksimal, di mana fungsi perencanaan telah dilaksanakan dengan cukup baik, di mana perencanaan jenis kegiatan,

72 perencanaan jadwal kegiatan, perencanaan pembiayaan serta perencanaan kebutuhan alat dan obat-obatan telah deibuat. Namun demikian memang kebutuhan program UKS relative besar dan mahal, karena dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Fungsi pelaksanaan program UKS di MIS Sapugarut telah berjalan cukup optimal, mulai dari persiapan petugas; persiapan siswa dan ada layanan. Namun dalam memberikan layanan kesehatan seringkali dilakukan kalau ada program dari Puskesmas seperti pelayanan gizi, cacar air, perawatan gigi dan lain-lain. Sementara fungsi pengawasan belum optimal, karena sebagian besar sekolah belum mendapatkan supervisi, tidak ada evaluasi serta tidak melakukan pelaporan program UKS, termasuk di MIS Sapugarut. Disarankan Ketua Pelaksana dan Dewan Pembina UKS melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan program UKS, sehingga dapat memotivasi sekolah untuk melaksanakan program UKS secara baik dan benar. Melalui pengembangan manajemen berbasis sekolah, kegiatan UKS di MIS Sapugarut yang didukung oleh pihak internal sekolah, dalam hal ini para guru dan peserta didik serta di dukung oleh pihak masyarakat, termasuk pihak Puskesmas yang setiap bulan rutin memberikan pembinaan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para peserta didik dan juga para guru di MIS Sapugarut tersebut. C. Analisis Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam peningkatan Kualitas Partsipasi kegiatan Ekstra Kurikuler UKS di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015

73 Analisis ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari fokus penelitian yang diajukan, dengan cara mengelola hasil data observasi atau pengamatan langsung tentang implementasi MBS dalam peningkatan kualitas partisipasi kegiatan ekstra kurikuler di MIS Sapugarut yang dilaksanakan dan juga dengan melakukan wawancara kepada para siswa, guru serta kepada Kepala Sekolah di MIS Sapugarut Tahun Pelajaran 2014/2015. Partispiasi yang optimal dari peserta didik merupakan target dari kurikulum atau penataan manajemen pembelajaran, termasuk juga kegiatan ekstra UKS yang telah ditetapkan bersama di awal Tahun Pelajaran untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran di MIS Sapugarut. Pelaksanaan konsep ini ternyata mampu menggugah kemauan para pendidik atau guru sebagai elemen penting di sekolah untuk secara sadar dan bertanggung jawab untuk melakukan bimbingan-bimbingan dan pembinaan akan arti penting kesehatan kepada para peserta didik. Pelaksanaan kegiatan ekstra UKS dalam rangka pengembangan kesehatan bagi peserta didik di MIS Sapugarut yang diatur dalam manajemen berbasis sekolah (MBS), dalam hal ini kurikulum pendidikan diletakkan pada segala unsur pembelajaran yang bersumber pada potensi sekolah dan lingkungan sekolah. Artinya bahwa guru dalam pengembangan kegiatan ekstra kurikluer UKS yang dilakukannya juga sambil mengamati dan mengidentifikasi kondisi peserta didik dan tentunya juga dilakukan secara langsung lewat program ekstra kurikuler dengan melibatkan pihak puskesmas.

74 Kegiatan-kegiatan dalam ekstrakurikuler UKS berupa kebersihan lingkungan, pemeriksaan kuku dan kegiatan imunisasi yang dikembangkan di MIS Sapugarut bertujuan untuk menuju sekolah yang sehat. Besarnya partisipasi peserta didik dalam kegiatan tersebut menandakan bahwa kegiatan ini bisa dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Dari wawancara yang dilakukan kepada para guru yang ada di MIS Sapugarut, mereka menyatakan bahwa partisipasi peserta didik dalam program UKS di MIS Sapugarut sangat baik. Hal itu ditunjukkan dengan kemauan untuk melaksanakan kegiatan kamis wage bersih dengan melakukan kegiatan kebersihan umum pada lingkungan sekolah. Begitupun dalam pemeriksaan kuku, para siswa begitu antusias melaksanakannya serta kegiatan imunisasi yang rutin dilakukan setiap bulan untuk memeriksa kesehatan para peserta didik di MIS Sapugarut tersebut. Menurut Kepala Sekolah di MIS Sapugarut, pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang ada di lingkungan wilayah kecamatan Sapugarut, termasuk Puskesmas yang rutin berkujun setiap bulan membawa pada optimalisasi partisipasi seluruh elemen sekolah dalam program Usaha Kesehatan Sekolah dalam menuju MIS Sapugarut sebagai sekolah yang sehat. Kemudian wawancara yang dilakukan dengan pihak komite sekolah dari unsur tokoh masyarakat di Kelurahan Sapugarut Pekalongan menjelaskan bahwa kualitas Pendidikan di MIS Sapugarut sudah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dari meningkatnya hasil belajar kegiatan ekstra kurikuler tersebut.

75 Hal ini membuktikan peningkatan kualitas partisipasi mereka dalam kegiatan ekstra kurikuler UKS. Dengan pengelolaan manajemen berbasis sekolah atau MBS yang terus menerus dikembangkan pihak MIS Sapugarut membawa pada partisipasi optimal para peserta didik maupun orang tua dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang telah diprogramkan tersebut. Hal ini nampak dari kemamuan dan kepedulian para peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan program UKS yang ada di MIS Sapugarut tersebut pada Tahun Pelajaran 2014/2015.