BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

*

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di

OLEH: Keswati NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar aspek hubungan antara guru sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

ISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. pembelajaran menuntut seorang guru melakukan inovasi-inovasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

Siti Suci Winarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISBN :

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus 2006), hlm Al-Qur an Al-Karimdan Terjemahan Bahasa Indonesia, (Kudus:

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DAN TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

Mardeni Astonita Fitri Mirna Tanjung Rina Afriza. Oleh

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan, mulai dari TK sampai SMA.Depdiknas (2006)

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Matematika. Oleh : DHIAN ENDAHWURI A

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

Pendahuluan Matematika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan yang memiliki simbol-simbol tertentu.menurut Sisdiknas UU no.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi siswa (peserta didik) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang berlangsung dalam interaksi antara guru dan peserta didik. Interaksi saat guru mengajar di kelas. Dimyati dan Mudjiono menyatakan bahwa teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa yang mengolah informasi yang diterima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. 1 Belajar merupakan hal yang komplek, hal ini dapat dipandang dari subyek yaitu peserta dan guru. Dari segi peserta didik, belajar sebagai suatu proses di mana peserta didik mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Dari guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku suatu hal. Belajar akan lebih berhasil bila diketahui tujuan yang ingin dicapai. Salah satu untuk memperoleh pengetahuan dan mengatasi berbagai kelemahan dan kekurangan adalah dengan menerapkan model. Dengan berpegang pada konsep pembelajaran dalam proses pendidikan maka diharapkan setiap siswa maupun guru dapat senantiasa belajar dan menemukan sendiri maupun atas bantuan orang lain konsepkonsep yang dipelajari. Oleh karena itu, dibutuhkan beragam model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Pada kenyataannya, dalam penyelenggaraan pendidikan ditemukan beberapa masalah kompleks yang pemecahannya tidak cukup dengan sains, tetapi juga secara filosofis. Seperti pembelajaran di kelas terkadang hlm. 9 1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), 1

2 dijumpai gejala yang tidak seimbang di mana guru sekadar menyampaikan bahan mengajar tanpa dilandasi dengan kesadaran ingin memahamkam kepada peserta didik, sehingga peserta didik kurang respek dan tidak merespon dengan baik. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar mengajar dapat ditunjukkan dalam berbagi bentuk, seperti berubah pengetahuannya, kecakapan, pemahaman, sikap tingkah laku, dan kemampuannya. 2 Hasil observasi awal dan wawancara dengan guru dan siswa MTs ABADIYAH Gabus Pati diperoleh pembelajaran yang cenderung monoton, hanya ceramah saja sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja, dan masih menggunakan model pembelajaran lama, di mana proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru, siswa hanya bisa menerima materi yang disampaikan oleh guru. Sistem pembelajaran tersebut kurang mendorong peserta didik untuk berfikir secara mandiri, cenderung hanya mengikuti petunjuk atau kehendak guru sehingga kurang melatih peserta didik untuk mencoba berbagai alternatif memecahkan masalah dan ini berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertantang untuk mencari alternatif model pembelajaran yang melibatkan siwa secara keseluruhan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur an hadits. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dipadukan dengan permainan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggungjawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, 2 Nana Sudjana, Proses-Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), hlm. 28

3 pengalaman, tugas, dan tanggungjawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan pelajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. 3 TAI (Team Assisted Individualization) dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual: 1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin. 2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil. 3. Operasional progam tersebut akan sedemikian sederhana sehingga peserta didik dapat melakukannya. 4. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan biasa berbuat curang atau menemukan jalan pintas. 4 Mata pelajaran al-qur an hadits merupakan mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar peserta didik MTs Abadiyah Gabus Pati. Hal ini dapat diketahui dari hasil ulangan harian siswa yang masih rendah. Selain itu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru biasanya hanya menggunakan metode caeramah dan tanya jawab saja, hal ini menyebabkan suasana belajar menjadi kurang menyenangkan sehingga aktivitas siswa berkurang. 3 Anita Lie, Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas), (Jakarta: PT. Grasindo Widia Sarana Indonesia, 2010), cet, 7, hlm. 24 4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Nusa Media, 2009), hlm. 190-191

4 Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL- QUR AN HADITS MATERI ALIF LAM SISWA KELAS VIIA MTs ABADIYAH GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu pada umumnya nilai tes formatif yang masih dibawah standar ketuntasan minimal MTs Abadiyah Gabus Pati yakni 6,5. C. Pembatasan Masalah Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut: 1. Model pembelajaran model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan dan kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. 5 2. Model TAI Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai akademiknya. Pengelompokan ini masingmasing kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa. Salah satu dari anggota kelompok sebagai seorang ketua yang bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. 5 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP, (Semarang: FMIPA UNNES, 2006), hlm.1

5 Kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menerapkan pembelajaran kooperatif Tem Assisted Individualization karena beberapa alasan, yaitu (1) kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengejar (peer tutoring) dan saling mendukung, (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender serta, (3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap 3-4 anak. 6 3. Hasil Belajar Suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. 7 4. Mata Pelajaran al-qur an hadits Mata pelajaran Al-Qur an Hadits adalah mata pelajaran yang bertujuan agar peserta didik gemar untuk membaca Al-Qur an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya. 8 6 Anita Lie, Op.Cit, hlm. 43 7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar dan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008), hlm. 45 8 Muhammad Asrofuddin Romdani, tujuan-dan-fungsi-mapel-qur an-hadits. http://www.canboyz.co.cc/2010/05/.html

6 5. Alif Lam Alif lam terbagi menjadi dua, yaitu Alif lam syamsiyah dan Alif lam qamariyah. Alif lam merupakan ilmu tajwid yaitu sebagai pengantar peserta didik untuk membaca al-qur an dengan baik dan benar. D. Perumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) pada materi alif lam dalam mata pelajaran al-qur an hadits? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran tipe TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) pada materi alif lam dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran al-qur an hadits? E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan adalah: 1. Bagi siswa a. Melatih siswa untuk belajar aktif dengan menumbuhkan daya kreatif siswa. b. Memudahkan siswa memahami mata pelajaran al-qur an hadits. c. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran. d. Meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru a. Diharapkan dapat termotivasi untuk lebih meningkatkan kinerja dalam kegiatan belajar mengajar.

7 b. Memperoleh pengetahuan baru tentang penerapan model pembelajaran tipe TAI. 3. Bagi sekolah a. Mengoptimalkan hasil belajar siswa. b. Memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran al- Qur an hadits. 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu penggunaan model pembelajaran tipe TAI dalam pembelajaran proses belajar mengajar.