Degradasi mikrobial terhadap bahan organik selama diagenesis

dokumen-dokumen yang mirip
Geokimia Organik 5. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi - Pembentukan Minyak Bumi - Pentingnya Waktu dan Suhu dalam Pembentukan Minyak Bumi

Geokimia Minyak & Gas Bumi

BAB II LANDASAN TEORI

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

PERINGKAT BATUBARA. (Coal rank)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan

PENGANTAR GENESA BATUBARA

BAB III TEORI DASAR. keterdapatannya sangat melimpah di Indonesia, khususnya di Kalimantan dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

EKSTRAKSI ASAM HUMAT DARI KOMPOS DAN ENDAPAN TAMBAK IKAN SKRIPSI. Oleh: RATNA JUWITA FEBRIANA NAIBAHO

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

Pengertian Siklus Sulfur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab III Teori Dasar III.1 Kekayaan Material Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang. tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan minyak bumi tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH : Ayu Puji Budiarti ( ) Pembimbing : Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Humat

BAB IV ENDAPAN BATUBARA

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

II. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

Apa itu Biokimia? Definisi:

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

TANAH. Oleh : Dr. Sri Anggraeni, M,Si.

Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi)

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

Minggu VIII PENCEMARAN UDARA

Petrologi Batuan Sedimen

bio.unsoed.ac.id II.KUALITAS FAKTOR FISIK PERAIRAN KOLAM IKAN KUALITAS FAKTOR FISIK PERAIRAN KOLAM IKAN I.PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

Mengapa Air Sangat Penting?

TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : Plug : 1

Pertemuan 10 : PERMASALAHAN LAHAN LEBAK UNTUK PERTANIAN. Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN I.1

T" f*", CP" 2 CH,-C-H

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

KORELASI KARAKTER BIOMARKA BATUBARA MEDIUM RANK KALIMANTAN TIMUR DENGAN PRODUK PENCAIRANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan

II. TINJAUAN PUSTAKA Bahan Organik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN. Kerogen tipe III. - H/C < 1,0 dan O/C > 0,3 - Menghasikan minyak. Kerogen tipe IV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM

Bab III Interpretasi Data Geokimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

Analisis Geokimia Minyak dan Gas Bumi pada Batuan Induk Formasi X Cekungan Y. Proposal Tugas Akhir. Oleh: Vera Christanti Agusta

T" f*", CP" 2 CH,-C-H

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

Transkripsi:

Geokimia Organik

Diagenesis Proses yang mempengaruhi produk dari produksi primer yang terjadi selama pengendapan dan tahap awal pembusukan di bawah kondisi temperatur dan tekanan yang relatif rendah Transformasi diagenetik terutama dilakukan oleh makhluk hidup (biological agents) dan sebagian kecil berlangsung transformasi kimia dengan bantuan katalis mineral yang ada di permukaan (mineral surfaces) Selama diagenesis terjadi pertambahan kedalaman lumpur sedimen mengalami pemadatan dan penggabungan, yang berarti pengurangan air dan penaikan temperatur antara 50 150 o C : katagenesis 2

Degradasi mikrobial terhadap bahan organik selama diagenesis Transformasi bahan organik dilakukan oleh organisme heterotropik, khususnya mikro-organisme yang mengganggu pembentukan bahan organik untuk terjadinya sedimen Sebagian besar makromolekul biologi (protein, polisakharida, lipid dan lignin) mengalami dekomposisi, sehingga kandungannya tidak lebih dari 20 % dari total bahan organik yang terdapat pada lapisan atas sedimen. Lipid dan lignin : lebih tahan terhadap degradasi selama diagenesis Efek umum serangan mikrobial : berkurangnya konsentrasi semua kelas senyawa dengan meningkatnya kedalaman sedimen 3

Pembentukan Geopolimer Residu kimiawi dari degradasi mikrobial mengalami peningkatan kondensasi selama diagenesis, menghasilkan bahan organik berwarna coklat yang semakin tidak larut Pada akhir diagenesis, terjadi polikondensasi residu organik atau geoplimer humin dalam sedimen tanah, batubara coklat (lignit) dalam sedimen rawa batubara dan kerogen dalam sedimen marin dan lakustrin dalam 4

Bahan Humat Asidifikasi ekstrak alkali mengendapkan asam humat dan yang larut : asam fulfat (yang lebih beroksigen) Senyawa humat : ditemukan dalam tanah, batubara coklat, air tawar, air laut, sedimen marin dan sedimen lakustrin, berasal dari bahan tumbuhan Senyawa humat dikelompokkan atas : asam fulfat, asam humat dan humin (fraksinasi tradisional terhadap bahan humat tanah). Perlakuan terhadap bahan humat dengan alkali encer akan melarutkan asam fulfat dan asam humat residu : humin. 5

Komposisi dan Struktur Humat Senyawa humat : dikomposisikan berdasarkan unsur penyusun dan gugus fungsi yang dipunyai 6

Komposisi dan Struktur Humat Senyawa humat : didominasi oleh senyawa asam fulfat dari yang diturunkan dari lignin 7

Pembentukan Senyawa Humat Senyawa humat : sebagai indikator masukan tumbuhan terestrial yang mengandung lignin dan juga tanin Kondensasi berbagai satuan senyawa yang terjadi sepanjang diagenesis menghasilkan residu tidak larut berupa humin dalam tanah Senyawa humat atau humic-like memberi kontribusi dalam pembentukan kerogen sebagai batubara coklat 8

Batubara Batubara : batubara humat dan sapropelat Batubara humat : terbentuk dari tumbuhan vaskular secara berlapis melalui humifikasi, komponen organik utamanya humifikasi jaringan kayu, berwarna hitam/coklat tua Batubara sapropelat : dari butiran halus lumpur organik yang terendapkan dengan kekurangan oksigen. Komponennya : berbagai organik allochthonous dan mineral, alga autochthonous dari degradasi rawa tanaman Batubara sapropelat : cannel dan boghead. Batubara cannel spora konsentrasi tinggi dan ikutan alga, tumbuhan dan jamur. Batubara boghead (Torbanit) sebagian besar alga beberapa jamur (spt. serpih minyak Lembah Midland, Skotlandia) 9

Batubara Konstituen individual batubara (komponen petrologi) : yang diwakili oleh bahan tumbuhan yang mengalami preservasi maceral (diamati berdasarkan mikroskopi cahaya yang ditransmisikan atau direfleksikan, yang membedakan sifat optiknya) Kelompok maceral : vitrinit, intertinit dan eksinit Vitrinit : berkilau, hitam/coklat tua, konstituen dari humifikasi jaringan kayu Intertinit : opak, hitam/coklat pudar, rapuh Eksinit : masih mengandung lemak, tembus cahaya, kuning/ merah 10

Kelompok maceral Batubara 11

Batubara Komposisi kimia : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan belerang Oksigen : karboksil, keton, hidroksil (fenolik dan alkohol) dan gugus metoksi Nitrogen : amina dan cincin aromatik (piridil) Belerang : thiol, sulfida dan aromatik (thiofenik) Belerang juga ditemukan terikat sebagai senyawa anorganik 12

Pembentukan Batubara Dua fase batubara humat : peatification dan coalification. Coalifiction : tahap biokimiawi dan geokimiawi Agent selama peatification dan coalification awal (tahap biokimia) adalah biologikal ~ diagenesis. Tahap ini berakhir sampai kedalaman beberapa ratus meter Coalification akhir (tahap geokimia) : akibat peningkatan temperatur dan tekanan ~ katagenesis Evolusi sedimenter bahan organik dengan peningkatan pemendaman dan temperatur maturasi (pematangan) Urutan kematangan batubara : peat, brown coal, bituminous coal dan anthracite (bit c dan anth ~ hard coal) 13

Pembentukan Batubara 14

Pembentukan Batubara Selama proses peatification dan coalification : terjadi perubahan ratio atom H/C vs O/C 15

Pembentukan Batubara Selama proses coalification : penurunan oksigen akibat tereliminasinya gugus karboksil karena reaksi dehidrasi, dekarboksilasi dan demetilasi. Pada akhir coalification terjadi reaksi aromatisasi 16

Pembentukan Batubara Komposisi umum unsur dan gugus fungsi pada penentuan struktur kimia batubara vitrinit (mengandung 83 84 % karbon) 17

Kerogen Bahan geopolimer organik yang menghasilkan hidrokarbon selama peningkatan pemendaman dan pemanasan yang terdapat pada lapisan bumi Teori klasik : pembentukan kerogen adalah melalui senyawa humat, sama halnya dengan asam humat dan fulvat yang terdapat dalam tanah Selama awal diagenetik, senyawa-senyawa produksi primer terpecah menjadi senyawa yang lebih kecil oleh aksi mikrobial, selanjutnya mengalami kondensasi membentuk senyawa humat. Degradasi dan kondensasi terjadi beberapa meter di bawah permukaan tanah secara bersamaan. Pertambahan waktu menjadikan senyawa menjadi tidak larut dalam air, dan terjadi peningkatan polikondensasi, termasuk lipid 18

Kerogen Akhir diagenesis bahan organik sedimenter kerogen, yang tidak larut dalam pelarut organik Bahan organik yang dapat larut dalam pelarut organik bitumen Bitumen : aspalten dan resin pecahan polimer kecil bahan dari kerogen Bitumen mempunyai berat molekul <600 sma, yang umumnya merupakan hidrokarbon dari turunan lipid Pembentukan kerogen : melibatkan perubahan suhu dan tekanan dalam bumi masukan bahan organik dapat terganggu 19

Klasifikasi Bitumen 20

Komposisi bahan organik sedimenter 21

Komposisi Kerogen Pemendaman selektif bahan organik dalam lapisan bumi memungkinkan terjadinya batu bara dan kerogen. Bila pemendaman berjalan baik dan kondisi kurang oksigen, pembentukan batubara kelihatan lebih disukai Bahan fosil dari ganggang yang tidak larut dan biopolimer non-hidrolisable algaenan yang kaya dengan struktur alifatik. Kontribusi bakteri lebih banyak menjadi kerogen. misalnya sianobakteri, cendrung membentuk kerogen amorf 22

Komposisi Kerogen Beberapa biomakromolekul yang resistan dapat membentuk kerogen dan batuan maseralnya 23

Komposisi pembentukan kerogen 24

Senyawa Biomarka Komponen lipid yang mengalami pemendaman, yang ditemukan pada batubara dan kerogen Disebut juga sebagai : fosil geokimia dan biomarka (senyawa marka biologi) Selama proses diagenesis mengalami defumgsionalisasi dan reduksi serta aromatisasi 25

Inkorporasi belerang 26

Klasifikasi kerogen 28

Klasifikasi kerogen 29

Klasifikasi kerogen 30

Klasifikasi kerogen 31

Klasifikasi kerogen 32

A la prochaine cours... 33