BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau.

dokumen-dokumen yang mirip
PROYEKSI PENDUDUK BERLIPAT GANDA DI KOTA BAU-BAU 1) Oleh : Wali Aya Rumbia 2) ABSTRAK

Mobilitas Penduduk II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA BAU-BAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA BAU-BAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

Ditulis oleh Administrator Senin, 26 Desember :43 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16

PERTEMUAN 5 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI

Katalog BPS: Katalog BPS:

BAB 2 LANDASAN TEORI

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

ADA APA DENGAN TENAGA KERJA PULAU BAWEAN? Oleh: Wanjat Kastolani*)

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

TEORI DAN KONSEP MIGRASI

KONDISI SOSIAL EKONOMI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 2 Juni 2013 PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU. Yusni Maulida

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan

BAB I PENDAHULUAN. Aceh terletak di ujung Utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian. Dari segi kuantitas atau jumlah penduduk, hasil Sensus


NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG

Transkripsi:

BAB I ABSTRAK Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran kembali di kecamatan Woli kota Bau-Bau. Pengumpulan data dengan cara : Interview, Observasi, dan Dokumentasi.Data diperoleh dari 115 rumah tangga sebagai responden.analisis data menggunakan tabel silang dan tabel frekuensi.untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan digunakan analisis X² dan dilanjutkan dengan koefisien V (Cramer). Hasil analisis menunjukan bahwa : terdapat hubungan antara pendidikan dan pendapatan migran kembali di kecamatan Wolio Kota Bau- Bau. Tingkat keeratan hubungan berada pada taraf 0,26 0,55 yang diklasifikasikan sebagai hubungan sedang atau moderat.

BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobillitas penduduk merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk di samping fertilitas dan mortalitas. Study mobilitas penduduk mencakup banyak aspek dan tetap menarik untuk dikaji baik dari pandangan demografi maupun non demografi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia sebesar 205, 8 juta jiwa. Pada dasarnya mobilitas penduduk merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada suatu wilayah. Mobilitas penduduk juga merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ketimpangan yang terjadi antara satu daerah dan daerah lainnya menyebabkan penduduk terdorong atau tertarik untuk melakukan pergerakan dari satu daerah ke daerah lainnya. Ketimpangan dalam pertumbuhan dan pembagunan daerah yang merupakan dasar mobilitas penduduk dapat terjadi antar witayah (provinsi, pulau) maupun antar desa dan kota. Adanya mobilitas penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan mencerminkan perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Selama masih terdapat perbedaan tersebut, mobilitas penduduk akan terus berlangsung.

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2000 maka jumlah penduduk di kabupaten dan Kota Bau-bau sebesar 533. 417 jiwa yang terdiri dari non migran 405.601 jiwa dan migrasi masuk 127. 816 jiwa. Khusus untuk kota Bau-Bau jumlah penduduk 124.609 jiwa pada tahun 2007. Dengan melihat latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. B. Landasan Teori 1. Pengertian Migrasi Definisi dalam arti luas tentang migrasi ialah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Tidak ada pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah tindakan itu bersifat sukarela atau terpaksa (Lee, 1991: 7,8). Migrasi penduduk dapat dibedakan dalam tiga pengertian yaitu: 1. Migrasi internasional, ialah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain, seperti penduduk Indonesia yang pindah ke Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan sebagainya maupun sebaliknya. 2. Masuknya penduduk ke sutu negara disebut imigrasi. Sedangkan keluarnya penduduk dari suatu daerah disebut emigrasi. Emigrasi tidak banyak mempengaruhi jumlah penduduk suatu negara karena peraturan yang ketat tentang syarat-syarat kewarganegaraan. 3. Migrasi internal (intern) yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah

baik provinsi, kabupaten, kecamatan, desa ke daerah - lain. Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah tempat asal disebut migrasi keluar (out-migration) sedangkan migrasi masuk ke suatu daerah tujuan disebut dengan migrasi masuk (in-migration). (Ritonga dkk, 2001: 115). Konsep migrasi yang digunakan pada sensus penduduk tahun 2000 adalah tempat tinggal sekarang, tempat lahir dan tempat tinggal 5 tahun yang lalu baik untuk propinsi, kabupaten/kota. Tujuannya untuk membedakan antara migrasi seumur hidup (Life time migration) dan migrasi risen (ricent migration). (1) Migrasi seumur hidup (life time migration) adalah mereka yang pindah dari tempat lahir ketempat tinggal sekarang tanpa melihat kapan pindahnya. Dalam konsep ini migrasi diperoleh dari keterangan tempat lahir dan tempat tinggal sekarang, jika kedua ini berbeda maka termasuk migrasi seumur hidup (life time migration). (2) Migrasi risen atau ricent migration adalah mereka yang pernah pindah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Jika tempat tinggal 5 tahun yang lalu berbeda dengan tempat tinggal sekarang, maka dikategorikan sebagai migrasi ricent (BPS, 2000).

2.Sebab-sebab Terjadinya Migrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk bermigrasi adalah: 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan 3. Penghalang antara 4. Faktor-faktor pribadi (Lee, 1991: 8) Sebab-sebab terjadinya migrasi menurut Ritonga (2001) antara lain dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu: 1. Faktor yang menarik ke daerah tujuan, yang termasuk faktor ini antara lain: a. Terbukanya kesempatan kerja baru yang lebih baik di daerah tujuan sehingga diharapkan memperoleh pendapatan yang lebih baik. b. Tersedianya kesempatan mendapat pendidikan yang lebih baik di daerah tujuan. c. Lingkungan hidup yang memuaskan di daerah tujuan. d. Kemajuan di tempat tujuan seperti kebudayaan, perhubungan, dan sebagainya. e. Alasan pribadi seperti suami pindah kerja, maka istri pun ikut pindah. 2. Faktor yang mendorong untuk pindah dari daerah asal. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain:

a. Berkurangnya atau rusaknya sumberdaya alam di daerah asal sehingga pendapatan berkurang. b. Hilangnya kesempatan kerja di daerah asal akibat mekanisasi. c. Tekanan politis, kebiasaan, dan sebagainya. d. Alasan agama yang mendesak di daerah asal. e. Bencana alam seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan sebagainya. f. Alasan pribadi seperti kawin silang. Baik faktor penarik maupun faktor pendorong pada dasarnya terfokus pada: faktor alam, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor agama, faktor politik, dan faktor pribadi. (Ritonga dkk, 2001: 116) 3. Klasifikasi Migrasi (1). Migran aktif versus pasif (2). Migran inovatif versus defensive (3). Migran dapat kembali versus yang tidak dapat kembali (4). Migrasi sukarela versus tidak sukarela Lebih lanjut dikemukakan oleh Eichenbaum dalam Standing (1987), bahwa konsep yang dapat diterapkan pada semua perpindahan terpaksa yang terjadi melalui aspek lain dari kategori pengungsi berhubungan dengan niat mereka atau jenis perpindahannya mereka. Secara analitis berbagai klasifikasi yang digunakan berhubungan dengan tipologi, status mobilitas mereka.

4. Teori Tentang Pendidikan Sistem-sistem pendidikan di negara-negara dunia ketika mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan alam besarnya dari proses pembangunan mereka. Pendidikan formal tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masing-masing untuk memungkinkan mereka bekerja sebagai kekuatan yang mengubah ekonomi dalam masyarakat. Pendidikan formal juga memberikan nilai-nilai, cita-cita, sikap dan aspirasi yang langsung atau tidak langsung dengan kepentingan pembangunan bangsa. Konsep pendidikan oleh Bank Dunia melalui kebijakan anti kemiskinan (Policy Againts Poverty) yang merupakan faktor pendidikan sebagai salah satu senjata yang digunakan untuk mengurangi kemiskinan (Bank Dunia dalam Widodo : 1997) Pendapat lain tentang pendidikan dikemukakan oleh Standing Guy (1981) yang menyatakan bahwa pendidikan yang ditamatkan dapat menetukan usaha ekonomi produktif dan dapat berpengaruh terhadap penghasilan keluarga. Pendidkan akan mempengaruhi kemampuan dan keahlian seseorang dan juga meningkatkan aspirasi dan harapan seseorang akan memperoleh penghasilan dan kehidupan yang lebih baik. Sementara Fartunanto (1981) dalam Swasto (2003) juga menyatakan bahwa pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang. Mereka yang

mempunyai pendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Noto atmodjo (1996) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan menurut jenisnya dibagi atas : 1. Pendidikan formal : yang memakai dasar kurikulum. 2. Pendidikan nonformal : tidak memerlukan kurikulum hanya melaui kursus. 3. Pendidikan informal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan keluarga. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan dipandang sebagai investasi yang dapat diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk pertumbuhan penghasilan. 5. Teori Tentang Pendapatan Pendapatan dari seorang masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki meliputi tenaga kerja,alam,tanah,modal, dan organisasi atau enterpreneur( Boediono 1997 ). Pendapat lain tentang pendapatan dikemukakan oleh Sukirno(1994), bahwa pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. Disamping itu pendapatan dapat dipakai untuk mengukur

kemakmuran setiap individu sebagai akibat adanya pelaksanaan kegiatan produksi. C. Rumusan Masalah Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pendidikan dan tingkat pendapatan migran kembali, di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan migran kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau- Bau. E. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak: Menjadi informasi bagi pengembangan ilmu demografi dalam hubungannya dengan migrasi dan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan yang tepat untuk memecahkan masalah kependudukan. B A B III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi penelitian survei, yang dilakukan pada populasi dan data yang dianalisis adalah data sampel yang diambil dari populasi. Penelitian ini sifatnya deskriptif kualitatif.

B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wolio kota Bau-bau, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan pemukiman migran kembali.. C. Variabel - variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam model penelitian ini adalah pendapatan, pendidikan, pekerjaan, umur, jumlah anggota keluarga, D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah migran kembali yang berdomisil di Kecamatan Wolio dengan jumlah populasi 3.101 KK, maka sampel yang diambil sebesar 5 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 155 rumah tangga. 1. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data: a. Interview (wawancara) yaitu melakukan wawancara langsung dengan responden. b. Observasi, yaitu dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. c. Dokumentasi, merupakan penyelusuran dokumen yang terkait dengan masalah penelitian. 2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang menggunakan tabel frekuensi dan tabel

silang.untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pendidikan dan pendapatan responden maka digunakan rumus : X² = ( O - E )² E Dimana : X² : Nilai Chi-Square O E : Nilai Frekuensi Hasil Observasi : Nilai Frekuensi yang Diharapkan : Total perhitungan disetiap Kamar/Sel hubungan : Untuk melihat tingkat keeratan hubungan, digunakan indeks keeratan Nilai IKH (V) 0 0,01 0,25 0,26 0,55 0,56 0,75 0,76 0,99 1 Sebutan Tidak ada hubungan Hubungan Lemah Hubungan Moderat (sedang) Hubungan Kuat Hubungan Sangat Kuat Hubungan Sempurna Sumber : Gene M. Lutz seperti dikutip Smith (1998).

Untuk melihat signifikansi antara variabel yang diukur maka nilai X² hitung yang diperoleh dibandinkan dengan nilai X² tabel.tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % atau 0,05.Untuk mengetahui df menggunakan rumus : df = (b 1 ) ( k 1 ) Dimana : b k df : Jumlah Baris : Jumlah Kolom : Derajat Kebebasan Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pendapatan keluarga responden digunakan koefisien V (Cramer) dengan rumus : V = X² N ( K 1 ) Dimana : V : Nilai Koefisien Cramer x² : Hasil Perhitungan Chi-Square N K : Banyaknya Data : Jumlah Kolom atau Baris yang Paling Sedikit

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Kota Bau-Bau Secara geografis Kota Bau-Bau berada pada 5º21` - 5º30` lintang selatan dan 122º30` - 122º45` bujur timur.luas wilayah Kota Bau-Bau adalah 221,00 km².batas wilayah Kota Bau-Bau yaitu sebelah utara berbatasan Selat Buton, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo, sebelah timur berbatasan denga Kecamatan Kapontori, dan sebelah batar berbatasan dengan Kecamatan Kadatua. Jumlah penduduk Kota Bau-Bau semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 berjumlah 115.862 jiwa, bertambah menjadi 118.998 jiwa pada tahun 2005. Tahun 2006 menjadi 122.339 jiwa dan bertambah menjadi 124.609 jiwa pada tahun 2007. Kepadatan penduduk Kota Bau-Bau mencapai 407 jiwa per km2, atau kota/kabupaten terpadat kedua di Sulawesi Tenggara seteleh Kota Kendari (850 jiwa per km2). Jumlah penduduk Kota Bau-Bau hampir berimbang, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 61.395 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan 63.214 jiwa. (Kota Bau-Bau dalam angka tahun 2007)

2. Distribusi Pendapatan Responden berdasarkan jumlah anggota keluarga. Tabel 1.Distribusi pendapatan responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dengan menggunakan Tabel Silang. Jumlah Anggota Keluarga Pendapatan Rendah Sedang Tinggi Total 3 Orang 4 5 Orang 6 7 Orang > 7 Orang 16(64) 5 (20) 4(16) 50 (64,39) 20(25,97) 7(9,19) 14 (34,15) 21(51,22) 6(14,63) 4(3,33) 4(3,33) 4(3,33) 84 50 21 25 (100) 77 (100) 41 (100) 12 (100) 155 (54,20) (32,26) Jumlah Sumber data hasil olahan laporan 2007. (13,54) (100) Data tabel menunjukan bahwa distribusi pendapatan dan jumlah anggota keluarga yang kurang atau sama dengan 3 orang dengan pendapatan rendah sebanyak 16 responden atau 64 %, pendapatan sedang 5 responden atau 20%, pendapatan tinggi 4 responden atau 16%.Secara total untuk jumlah anggota keluarga yang kurang atau sama dengan 3 orang dengan kategori pendapatan rendah, sedang, tinggi sebanyak 25 responden.

Jumlah anggota keluarga 4 5 orang yang mempunyai pendapatan rendah sebanyak 50 responden atau 64,39%, pendapatan sedang 20 responden atau 25,97%, pendapatan tinggi 7 responden atau 9,19%.Secara total untuk jumlah anggota 4 5 orang untuk kategori pendapatan rendah, sedang, tinggi sebanyak 77 responden. Jumlah anggota keluarga 6 7 orang mempunyai pendapatan rendah 14 responden atau 34,15%, pendapatan sedang 21 responden atau 51,22%, pendapatan tinggi 6 responden atau 14,63%.Secara total untuk jumlah anggota keluarga 6 7 orang untuk pendapatan rendah, sedang, tinggi berjumlah 41 responden. Jumlah anggota keluarga yang lebih besar dari 7 orang mempunyai pendapatan rendah, sedang, tinggi masing-masing berjumlah 4 responden atau 3,33%.Total untuk anggota keluarga lebih besar dari 7 orang dengan kategori pendapatan rendah, sedang, tinggi, berjumlah 12 responden. Dari data tabel dapat disimpulkan bahwa dari 155 responden untuk kategori pendapatan rendah, sedang, tinggi, di dominasi oleh jumlah anggota keluarga 4 5 orang untuk kategori pendapatan rendah, sedang, tinggi yang terendah berada pada jumlah anggota keluarga lebih besar dari 7 orang dengan jumlah responden sebanyak 12 responden.

B. Analisis Hubungan Antara Pendidikan dan Pendapatan Tabel 2.Hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Pendapatan Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Total Rendah 329(38,10) 52(61,900) 0 84(100) Sedang 11(22) 39(78) 0 50(100) Tinggi 2(9,52) 9(42,86) 10(47,62) 21(100) 155 Total 45(29,03) 100(64,51) 10(6,46) Sumber data hasil olahan data laporan 2007. (100) Kamar O E (O E)² (O E)²/ E 1 32 24,38 58,06 2,38 2 11 14,51 12,32 0,84 3 2 6,09 16,72 2,74 4 52 54,19 4,79 0,08 5 39 23,80 231,04 9,70 6 9 13,54 20,61 1,52 7 0 5,41 29,26 5,40 8 0 3,22 10,36 3,21 9 10 1,35 74,82 25,87 X² = 81,29 Sumber data hasil olahan data laporan 2007

Berdasarkan hasil hitungan X² hitung = 81,29 > X² tabel = 9,488 dengan taraf kesalahan 5% dan df = 4.Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pendapatan responden.untuk mengetahui keeratan hubungan antara pendidikan dan pendapatan keluarga, digunakan koefisien V (Cramer) dengan menggunakan rumus : V = X² N ( K 1 ) Dengan demikian diperoleh : V = 81,29 155(3 1 ) V = 81,29 300

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan : 1. Terdapat Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Migran Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau, dengan tingkat keeratan hubungan pada taraf moderat. 2. Dari 155 responden terdapat 10% responden yang berpenghasilan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik, 2000.Sulawesi Tenggara dalam Angka. Boediono, 1997.Teori Mikro Ekonomi Seri Sinopsis.Yogyakarta, BPFE UGM Lee Everent, 1991.Teori Migrasi.Pusat Penelitian KependudukanUniversitas Gajah Mada. Mubyarto, 1994.Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Notoatmodjo, 1996.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta Jakarta. Ritonga Abdurrahman, 2001.Kependudukan dan Lingkungan Hidup.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sukirno Sadono, 1994.Pengantar Teori Makro Ekonomi.PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Standing Guy, 1987.Konsep-Konsep Mobilitas di Negara Sedang Berkembang.Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada. Swasto Bambang, 2003.Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengaruhnya Terhadap Kinerja dan Imbalan.Banyu Media, Jakarta. Widodo, 1997.Ekonomi Indonesia Fakta dan Tantangan dalam Era Liberalisasi.Kanisius, Yogyakarta.