V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Ada perbedaan peningkatan nilai tes akhir dan nilai tes awal ranah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayati Dwiguna, 2013

I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. siswa yang meliputi keterampilan berpikir generik sains, kegiatan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data hasil belajar di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung kelas

I. PENDAHULUAN. Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah. IPA. Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan pengujian data dan hasil analisis hipotesis, maka beberapa hal disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas, misalnya alat-alat percobaan jika akan diadakan praktikum.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kelemahan-kelemahan yaitu: 1) Sebanyak 27 siswa (79,4%) kurang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini.

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada perbedaan prestasi belajar IPS antara model pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran adaptif ini bertujuan menyiapkan tamatan untuk menjadi

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam aspek kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. bertukar informasi. Pengertian pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

KURIKULUM FISIKA DASAR UNTUK PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

... BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui. pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

Penggunaan Metode Inquiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 2 Bora

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

I. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Adapun yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

kepala siswa melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

Transkripsi:

147 V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data hasil pengujian hipotesis maka peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1 Ada perbedaan peningkatan nilai tes akhir dan nilai tes awal ranah kognitif pembelajaran berbasis masalah mata pelajaran IPA fisika di SMPN 20 Bandar Lampung. Hasil nilai tes akhir siswa setelah melakukan pembelajaran berbasis masalah meningkat, peningkatan tersebut terjadi dikarenakan semua proses pembelajaran berbasis masalah dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA. 5.1.2 Ada perbedaan peningkatan nilai tes akhir dan nilai tes awal ranah kognitif pembelajaran inkuiri terbimbing mata pelajaran IPA fisika di SMPN 20 Bandar Lampung. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa nilai tes akhir siswa lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tes awal siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa baik kebutuhan dalam hal pemecahan suatu masalah dalam pelajaran IPA.

148 5.1.3 Ada perbedaan nilai tes akhir siswa ranah kognitif pembelajaran berbasis masalah dan nilai tes akhir siswa ranah kognitif pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil yang didapatkan adalah nilai tes akhir pada pembelajaran berbasis masalah lebih besar dibandingkan dengan nilai tes akhir pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran berbasis masalah semua kegiatan pembelajaran difokuskan kepada siswa atau pembelajaran bersumber dari siswa dan guru hanya menjadi pendamping sehingga pengalaman yang siswa dapatkan benar-benar didapatkan dari hasil kerja siswa. Oleh karena itu pemahaman yang siswa peroleh melekat lama diingatan siswa. Sedangkan pada pembelajaran inkuiri terbimbing siswa merasa tergantung pada bimbingan dari guru dalam menyelesaikan semua permasalahan yang guru berikan. 5.2 Implikasi 5.2.1 Implikasi Praktis Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran Energi dan Daya Listrik melalui pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing di SMPN 20 Bandar Lampung maka implikasi secara praktis untuk hasil pembelajaran yang dapat dijadikan referensi bagi para pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai berikut :

149 5.2.1 Pembelajaran inkuiri dan pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan pelajaran IPA fisika yang harus membuktikan persamaan atau materi pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang kuat didiri siswa. 5.2.2 Pemilihan pembelajaran dalam penggunaannya dengan mengakomondasi karakteristik siswa di sekolah. Agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran sebaiknya karakteristik siswa diperhatikan dari awal tahun pembelajaran sehingga dapat disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. 5.2.3 Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terjadi perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran inkuiri. 5.2.4 Berdasarkan hasil penelitian sebaiknnya dalam setiap akhir pembelajaran siswa diberi kegiatan berupa menemukan kesimpulan atau melakukan evaluasi materi yang telah disampaikan agar siswa memahami apa yang telah mereka pelajari. 5.2.2 Implikasi Teoritis Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan melalui interaksi siswa dengan lingkungan. Strategi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif dengan prinsip belajar konstruktivis yakni belajar sebagai

150 proses pembentukan pengetahuan bukan proses menerima pengetahuan dan sangat dipengaruhi oleh proses interaksi sosial dan sifat serta karakteristik dari materi pelajaran Pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari lingkungan memberikan bekal bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman berharga yang dapat dijadikan siswa pedoman dan tujuan belajarnya. Implikasinya dalam pembelajaran guru harus merancang pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengkontruksi sendiri pengetahuannya melalui pengalaman otentik dan bermakna. Dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah sebagai titik pangkal untuk mengkontruksi pengetahuan baru siswa. Pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran dimana dalam pembelajaran inkuiri ini siswa dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan suatu konsep atau prinsip. Sehingga dalam penyusunan rancangan percobaan dilakukan atas kemampuannya sendir. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing siswa terlibat secara aktif dalam pebelajaran tentang suau konsep atau gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk dicari kesimpulannya. Pada inkuiri terbimbing guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Setelah itu siswa melakukan percobaan dan menyelidiki untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. Di

151 dalam pembelajaran inkuiri diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dan mengembangkan siskap percaya diri yang dimiliki oleh siswa. Didalam penelitian ini siswa melakukan kegiatan untuk menemukan teori-teori tentang energi dan daya listrik. Sehingga pada implementasinya pembelajaran berbesis masalah maupun pembelajaran inkuiri terbimbing melakukan suatu kegiatan yang pada akhirnya bertujuan menemukan teori sekaligus menyelesikan permasalahan-permasalahan dalam materi tersebut yang diharapkan melalui proses tahap pertahap yang dilakukan siswa akan mengingatnya. 5.3 Saran Berdasarkan simpul dan implikasi hasil penelitian diatas maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : 5.3.1 Pada mata pelajaran IPA lebih cocok menggunakan pembelajaran berbasis masalah karena pada pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah nyata atau masalah simulasi yang komplek sebagai titik awal pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang sedang berlangsung. 5.3.2 Pembelajaran berbasis masalah sangat disarankan kepada guru pada kurikulum 2013, karena pada kurikulum 2013 siswa akan digiring untuk belajar yang dimulai dengan memilih suatu permasalahan yang

152 permasalahan tersebut benar-benar terjadi di dalam dunia nyata dan terjadi dengan tidak tersetruktur tanpa adanya rekayasa, masalah tersebut menggambarkan tentang pengalaman belajar siswa. Sehingga pngalaman belajar tersebut melekat kuat dingatan siswa. 5.3.3 Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan dan menghasilkan nilai yang baik untuk siswa apabila ditambahkan langkah melakukan orientasi terlebih dahulu terhadap masalah yang berfungsi untuk menyatukan pandangan siswa tentang apa yang akan dipelajari.