BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB II LANDASAN TEORI. Agar pembuatan film pendek bergenre romantisme yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi: suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah mulai mengantisipasi perfilman animasi. Media periklanan

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. Dunia perfilman pada zaman sekarang banyak mengalami inovasi dalam produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sineas-sineas muda seperti Raditya Dika, Pandu. Birantoro (kru film Superman, Smallville), M Taufik Pradana (Sutradara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

Wawancara Berikut hasil ringkasan wawancara dengan Gotot Prakosa dan Wahyu Aditya yang dikutip dari wawancara yang dilakukan oleh Raissa Christie:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menyebabkan terciptanya teknologi pembuatan CGI

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

1

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tracking berjudul Obsesi ini dilatar belakangi menurunnya semangat para pelajar

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring masuknya pengaruh dari seni budaya asing. Permasalahannya seniman ludruk sendiri tidak dapat atau tidak mempunyai keinginan untuk mencoba berkembang mengikuti kemajuan zaman. Ludruk sebagai teater mempunyai ciri yang sama dengan seni musik dan seni tari, yaitu bersifat hilang dalam waktu dan ruang. Beberapa faktor penyebab atas berkurangnya minat ludruk yaitu hiburan film, video, dan televisi. Ludruk menyikapi dengan lamban gejolak dan perubahan kota, sikap tradisional seniman ludruk yang cenderung menganggap ringan peranan lakon yang disajikan di kota, dan prasarana pementasan ludruk di kota semakin sempit (Henry Supriyanto,1992:37) Sebagai seni pertunjukan tradisional Jawa Timur, ludruk memiliki hubungan yang terkait dengan wewaton (dasar pertunjukan), paugeran (aturan pertunjukan), dan pakem (bakuan) dalam setiap pertunjukannya.seni pertunjukan ludruk ini merupakan salah satu jenis pertunjukan tradisional yang menjadi korban perubahan selera kesenian dan selera publik terhadap jenis tontonan dan hiburan. Sekarang ini berbeda dari era 1950-an dan 1960-an ketika kesenian 1

tradisional masih berjaya,sekarang ludruk kurang mendapatkan tempat dihati publik. Meski tak lagi menjadi pertunjukan yang laris manis seperti pada saat belum munculnya media televisi dan film layar lebar sebagai sarana hiburan. Pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton, ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20) Ludruk merupakan seni pertunjukan yang khas bagi rakyat Jawa Timur. Sebagai produk budaya lokal yang khas, ludruk mempunyai karakteristik yang tidak ditemukan dalam seni tradisional yang lain. Didalam karya WJS Poerwadarminta yaitu Bpe Sastra (1930) ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak. Ludruk merupakan salah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. Dalam seni pertunjukan ludruk, ludruk memiliki ciri khas berbeda yang menarik, salah satunya yaitu tokoh wanita yang diperankan oleh seorang pria yang berbusana wanita yang biasa disebut dengan tandhak ludruk. Para pemain yang secara fisik merupakan seorang laki-laki tulen didalam kehidupan sehariharinya, sangat berbeda jika mereka sudah beraksi diatas panggung. Karena peran 2

diatas panggung menuntut mereka menjadi seorang wanita sesuai dengan cerita didalam ludruk. Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek. Mengingat sudah ada beberapa film dokumenter tentang ludruk yang telah dibuat, peluang film pendek untuk dinikmati audience lebih baik karena Film pendek menarik dan mampu menyampaikan pesan secara utuh. Dengan keterbatasan durasi terkadang pesan yang ingin disampaikan akan jauh lebih mudah, penonton atau audien lebih fokus pada pesan dari film tersebut. Selain itu, film akan jauh lebih nyaman disaksikan dan dipahami oleh penonton. Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia. Film pendek sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan film-film lainnya, secara umum hanya perbedaan durasi yang membuat film pendek berbeda. Namun secara konsep film pendek mampu menuangkan semua ide cerita yang ingin disampaikan. Tidak teralu banyak membuang-buang waktu dengan penambahan gambar dan durasi, menjadikan film pendek film yang syarat pesan. Dalam hal ini penonton memang diajak langsung mengikuti alur cerita, sehingga bisa dibilang penonton akan langsung tertarik dengan jalan cerita yang ingin disampaikan. Ini semua didasarkan pada asumsi bahwa sebuah film akan lebih 3

realistis apabila mampu memainkan emosi dari penonton, seakan penonton merasakan kehidupan dari film tersebut (Prakosa, 2008:16). Merujuk pada pembuatan film pendek berjudul Tandhak, film ini nantinya akan dibuat film bergenre romantisme. Genre romantisme sendiri digunakan memusatkan perhatian cerita pada masalah cinta, baik kisah percintaannya sendiri maupun pencarian cinta sebagai tujuan utamanya. Pernyataan tersebut ditulis oleh Himawan Prastista dalam materi kuliah Teori Film. Supaya lebih menarik, selain dibuat dengan konsep genre romantisme, film pendek berjudul Tandhak ini akan beri unsur visual effect untuk lebih mendramatisir cerita. Menurut Didik Wijaya dalam SPECIAL EFFECT HISTORY AND TECHNIQUES-www.escaeva.com Visual Effect merupakan istilah subkategori dari special effect dimana gambar dan film dimanipulasi di dalam post production. Biasanya visual effect berurusan dengan integrasi antara adegan manusia sungguhan(live-action shot) dengan CGI (Computer Generate imagery) atau elemen lain seperti miniatur dll.dengan demikian efek yang dibuat dengan komputer yang masuk di dalam proses editing dikenal sebagai CGI (Computer Generate Imagery) effect atau visual effect bukan special effect. Judul Tandhak diberikan pada film, dimaksudkan karena tandhak adalah salah satu ciri khas yang menarik dalam pementasan ludruk dimana peran wanita dimainkan oleh seorang pria. Para pemain film Tandhak ini juga berasal dari seniman ludruk asli yang biasa berperan sebagai tandhak ludruk. Dengan latar 4

belakang mereka sebagai tandhak ludruk, diharapkan film pendek ini mampu memenuhi target sebagai film bergenre romantisme. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam pembuatan film ini dapat diuraikan sebagai berikut: Bagaimana membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan dalam pembuatan film ini sebagai berikut: 1. Menggunakan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene filmnya 2. Film khusus audience berumur 17 tahun ke atas 3. Ludruk sebagai cerita utama dalam film 4. Berdurasi + 17 menit, berjenis film pendek 1.4 Tujuan Berikut adalah beberapa tujuan pembuatan film ini: 1. Ingin membuat film pendek bergenre romantisme berjudul Tandhak 2. Ingin menerapkan teknik visual effect pada bagian tertentu dalam scene filmnya 5

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi film di bidang seni pertunjukan rakyat 2. Hasil penelitian juga diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan film mahasiswa Multimedia, Desain Komunikasi Visual, serta mahasiswa yang fokus dalam bidang perfilman. Secara Praktis 1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsih di dunia perfilman, khususnya dalam bidang kesenian tradisional ludruk. Sehingga dapat menginspirasi para sineas Indonesia untuk membuat dan mengembangkan film bertema kesenian tradisional. 2. Selain itu, ikut memperkenalkan kembali seni pertunjukan ludruk yang telah pudar di mata masyarakat melalui film pendek 6