HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2013

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

PENGARUH KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DAN BBLR DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. waktu dan tempat, salah satunya adalah kematian janin sewaktu masih

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di seluruh dunia, perempuan meninggal. setiap hari sebagai akibat kehamilan, persalinan, maupun

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Analitik dengan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

Transkripsi:

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita 1, Faizah Wardhina 2, Husnun Fadillah 3 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Martapura Yayasan Korpri Banjar e-mail : husnun53@gmail.com ISSN : 2086-3454 ABSTRAK Latar belakang: Yaitu Ketuban pecah dini merupakan penyebab utama terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir dan kasusnya selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh bayi asfiksia di RSUD dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan metode retrosfective dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 300 bayi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari register persalinan dan register bayi serta rekam medik kemudian diolah dan dianalisis menggunakan program komputer. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan α 0,05. Hasil: ditemukan bahwa angka kejadian ketuban pecah dini pada bayi asfiksia terdapat 54 kejadian (18%) dari 300 bayi sampel. Dari penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, dimana dari kasus uji Chi Square didapatkan angka ρ = 0,000 < α 0,05. Saran dari hasil penelitian yaitu untuk memperkecil resiko terjadinya ketuban pecah dini, sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal minimal empat kali untuk deteksi, pencegahan dan pengamanan faktor risiko terhadap asfiksia pada bayi baru lahir. Kata kunci: Ketuban Pecah Dini, Asfiksia, Bayi Baru Lahir 15

PENDAHULUAN Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan partus lama, atonia uteri, infeksi nifas, perdarahan post partum, penyulit kelahiran prematur, asfiksia, terjadinya infeksi korioamnionitis, sepsis neonatorum hingga dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pencegahan awal akan terjadinya ketuban pecah dini merupakan satu kesatuan integral pada praktik kebidanan yang efektif. Pengkajian dimulai dari saat pendaftaran di klinik untuk mendapatkan informasi selama masa kehamilan dan pemantauan dilakukan selama masa persalinan. Bidan harus mewaspadai resiko infeksi dan asfiksia pada janin yang bermasalah pada periode antenatal dalam kehamilan yang memiliki komplikasi seperti janin dengan gangguan intrauterin, insufesiensi plasenta atau toksemia. Tetapi pada intinya tidak mungkin memprediksikan dengan pasti bahwa seorang bayi akan dilahirkan dengan kondisi yang baik, karena pada kelahiran resiko rendah pun dapat mengalami infeksi, asfiksia dan memerlukan resusitasi (Maryunani 2013). Laporan WHO juga menyebutkan bahwa AKB akibat asfiksia kawasan Asia Tenggara merupakan kedua yang paling tinggi yaitu sebesar 142 per 1000 setelah Afrika. Di tahun 2011, Indonesia merupakan negara dengan AKB dengan asfiksia tertinggi kelima untuk negara ASEAN yaitu 35 per 1000, dimana Myanmar 48 per 1000, Laos dan Timor Laste 48 per 1000, Kamboja 36 per 1000 (Maryunanik, 2013). Menurut laporan dari Departemen Kementrian Indonesia (2013), bayi baru lahir diharapkan mencapai angka 29/1000 kelahiran hidup namun pada Provinsi Kalimantan Tengah didapatkan angka kematian 50/1000 kelahiran hidup. Distribusi bayi keluar mati dari rumah sakit seluruh Indonesia didapatkan 5162 kematian bayi dan didapatkan 1297 (25,13%) yang disebabkan oleh asfiksia dengan menduduki peringkat kedua penyebab kematian bayi baru lahir setelah infeksi. Profil Kesehatan Kalimantan Selatan (2013), menyebutkan AKB di Kalimantan Tengah terdapat 12 per 1000 kelahiran hidup. Rendahnya angka ini mungkin disebabkan karena kasus-kasus yang terlaporkan adalah kasus yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya terlaporkan. Berdasarkan data yang didapatkan di RS dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2012 jumlah asfiksia pada bayi baru lahir sebanyak 264 bayi (17,93%) dari 1472 persalinan. Kejadian tersebut meningkat di tahun 2013 yaitu sebanyak 351 bayi (20,86%) dari 1682 persalinan. Pada tahun 2014 angka kejadian asfiksia meningkat (bulan Januari 16

sampai dengan Agustus 2014) menjadi 492 bayi (22,69%) dari 2168 persalinan. Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang merupakan salah faktor penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir pada tahun 2012 sebesar 127 orang (8,62%) dari 1472 persalinan, kejadian tersebut menurun pada tahun 2013 yaitu sebesar 87 orang (5,17%) dari 1682 persalinan, dan meningkat pada tahun 2014 yaitu sebesar 200 orang (9,22%) dari 2168 persalinan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jumlah kejadian ketuban pecah dini, mengidentifikasi kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dan menganalisis hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) di identifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2012), dengan pendekatan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang dilahirkan di VK Bersalin RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2014. Populasi berjumlah 1147 orang, sedangkan sampel yang digunakan akan dibagi menjadi 2, yaitu 1 bagian untuk kasus (100 bayi asfiksia) dan 2 bagian untuk kontrol (200 bayi tidak asfiksia) sehinga semua sampel berjumlah 300 orang. HASIL PENELITIAN Dari 1.147 bayi yang telah dilahirkan di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dari tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Agustus 2014, hanya sebanyak 300 orang yang dijadikan sampel. Sampel yang didapatkan dianalisis, baik dengan analisis univariat maupun analisis bivariat berdasarkan masingmasing kategori variabel. 1. Hasil Analisis Univariat Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan umur ibu. Kelompok umur ibu bersalin akan dikelompokkan menjadi kategori aman dan tidak aman seperti tampak pada tabel 1 Tabel 1 Distribusi Umur Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 No. Umur Jumlah % 17

1 Aman 227 76% 2 Tidak Aman 73 24% prematur dan aterm seperti tampak pada Tabel 3 Tabel 3 Distribusi Umur Kehamilan Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 dilihat bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 227 orang (75,7%) kelompok umur aman dan sebanyak 73 orang (24,3%) kelompok umur tidak aman. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan paritas ibu bersalin. Kelompok paritas ibu bersalin akan dikelompokkan menjadi kategori aman dan tidak aman seperti tampak pada tabel 2 Tabel 2 Distribusi Paritas Ibu Bersalin di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 No. Paritas Jumlah % 1 Aman 106 35% 2 Tidak Aman 194 65% No. Umur Kehamilan Jumlah % 1 Prematur 120 40% 2 Aterm 180 60% Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 180 orang (60,0%) kelompok umur kehamilan aterm dan sebanyak 120 orang (40,0%) kelompok umur kehamilan prematur. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan berat badan lahir bayi. Kelompok berat badan lahir bayi akan dikelompokkan menjadi kategori cukup dan kurang seperti tampak pada Tabel 4 dilihat bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 194 orang (64,7%) kelompok paritas tidak aman dan sebanyak 106 orang ( 35,3%) kelompok paritas aman. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan umur kehamilan ibu bersalin. Kelompok umur kehamilan ibu bersalin akan dikelompokkan menjadi kategori Tabel 4 Distribusi Berat Badan Lahir bayi dengan KPD di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014. No. Berat Badan Lahir Jumlah % 1 Cukup 179 60% 2 Kurang 121 40% 18

dilihat bahwa jumlah berat badan lahir bayi sebanyak 179 orang (59,7%) kelompok berat badan lahir cukup dan sebanyak 121 orang (40,3%) kelompok berat badan lahir kurang. Hasil penelitian terhadap 300 sampel dikelompokkan berdasarkan kejadian persalinan dengan ketuban pecah dini. Persalinan yang terjadi dengan ketuban pecah dini akan dikelompokkan menjadi kategori ya dan tidak seperti tampak pada tabel 5 Tabel 5 Distribusi Ibu Bersalin dengan KPD di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 Tabel 6 Distribusi Kejadian Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 No. Asfiksia Jumlah % 1 Asfiksia 100 33% 2 Tidak Asfiksia 200 67% dilihat bahwa dari 300 sampel, terbanyak yaitu yang mengalami kejadian asfiksia adalah bayi yang tidak mengalami asfiksia yaitu sebesar 200 bayi (66,67%) dan yang men galami asfiksia yaitu sebanyak 100 bayi (33,33%). No. Ketuban Pecah Jumlah % Dini 1 Ya 54 18% 2 Tidak 246 82% Sumber: Buku Register Persalinan RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh dilihat bahwa jumlah persalinan dengan kejadian KPD sebanyak 54 orang (18,00%) dan yang tidak KPD sebanyak 246 orang (82,00%). Hasil penelitian berdasarkan kategori kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada periode bulan januari hingga agustus tahun 2014 terhadap sampel yang diambil secara random dikelompokkan berdasarkan asfiksia dan tidak asfiksia. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 2. Hasil Analisis Bivariat Tabel 7 Distribusi ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, RSUD dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin Tahun 2014 Kategori Persalinan Jumlah No KPD Asfiksia Tidak Asfiksia N % n % N % 1 Ya 54 54% 0 0% 54 18% 2 Tidak 46 46% 200 100 % 246 82% Jumlah 100 100% 200 100 % 300 100% Tahun 2014 (hasil olahan). Hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang mengalami asfiksia 54 orang (100%) lahir dari ibu yang mengalami ketuban pecah dini dan 46 (18,7%) lahir dari ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini, sedangkan bayi yang tidak mengalami asfiksia 200 orang (81,3%) lahir dari ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. 19

Hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai p=0,000 yakni p< α (0,05) dengan demikian Ho ditolak artinya ada hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch. Anshari Saleh periode Januari hingga Agustus tahun 2014. PEMBAHASAN 1. Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Hasil penelitian terhadap 300 bayi baru lahir didapatkan kasus bayi dengan asfiksia sebanyak 100 kasus (33,33%). Sedangkan bayi tidak asfiksia berjumlah 200 (66,67%). Hal ini menggambarkan bahwa bayi yang tidak mengalami asfiksia lebih besar dibandingkan bayi lahir dengan asfiksia. Namun jika dilihat dari persentasenya, angka kejadian bayi lahir dengan asfiksia di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian asfiksia dunia yang berkisar 10%-20%. Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O 2 dan makin meningkatkan CO 2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut terutama pada bayi dengan berat badan lahir kurang (<2500gram) dan akibat umur kehamilan yang belum matang (Prematur/<36 minggu) atau kehamilan lewat bulan (Postmatur/>40 minggu) (Manuaba, 2010). Tingginya angka kejadian asfiksia tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat yang menikah pada usia muda, jarak kehamilan terlalu dekat dan sering serta masih bekerja berat walaupun sedang hamil. Penyebab lainnya adalah kurang baiknya status gizi pada saat hamil, selain itu kurangnya pemeriksaan ANC yang baik sehingga deteksi dini komplikasi dan pengamanan faktor risiko terhadap kejadian asfiksia dapat dicegah (Maryunanik, 2013). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 300 orang yang bersalin dengan bayi asfiksia yaitu bila ditinjau berdasarkan umur diketahui bahwa 31 orang (42,5%) berasal dari ibu dengan umur tidak aman (<20 tahun dan >35 tahun), 74 orang (38,1%) dengan paritas tidak aman (paritas 1/>2), 55 kasus (45,8%) dengan kehamilan prematur (<36 minggu), dan 70 kasus (57,9%) dengan berat badan lahir kurang (<2500gram). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Muryanti (2012) tentang faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia akibat ketuban pecah dini di RSUD Ratu Zaleha Martapura, diketahui dari 89 responden adalah responden yang menikah di usia muda yakni < 20 tahun sebanyak 47 responden (52,80%), paritas yang tidak aman (>3) dengan jarak kehamilan rata-rata <2 tahun sebanyak 31 responden (34,83%) dan kejadian 20

ketuban pecah dini sebanyak 71 responden (79,77%) dialami oleh ibu yang bekerja sedangkan bila ditinjau dari status gizi, 18 responden (20,22%) mengalami risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis dengan LILA < 23,5 cm) dan semua faktor tersebut memiliki hubungan dengan kejadian asfiksia (p= 0,000). Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir akibat ketuban pecah dini dapat dicegah dan frekuensinya dapat dikurangi dengan penatalaksanaan dan pengawasan yang tepat. Hal ini berkesinambungan dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Prawiharjdo (2010) mengatakan bahwa kejadian asfiksia pada bayi baru lahir akibat ketuban pecah dini banyak dijumpai pada umur muda dan paritas yang tinggi. Hal ini disebabkan organ pada reproduksi wanita yang belum matang sehingga rentan mengalami abortus, kelahiran prematur, berat badan lahir yang rendah, ketuban pecah dini yang dapat mengakibatkan asfiksia pada bayi baru lahir dan komplikasi lain pada ibu dan bayi. 2. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Persentase kejadian bayi asfiksia yang dilahirkan dari ibu dengan ketuban pecah dini sebesar 100% (54 kasus). Hal ini sesuai dengan teori bahwa Asfiksia neonatorum diperberat jika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini sebelum masa inpartu. Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab asfiksia dan infeksi (Maryunanik, 2013). Berdasarkan hasi uji Chi Square, ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia (p = 0.000). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Rahmayanti (2012), dimana diperoleh hasil ada hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di RSIB Budi Kemuliaan Jakarta (p = 0.003). Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan asfiksia yang dapat menyebabkan kematian pada bayi. Pencegahan awal akan terjadinya ketuban pecah dini merupakan satu kesatuan integral pada praktik kebidanan yang efektif. Pengkajian dimulai dari saat pendaftaran di klinik untuk mendapatkan informasi selama masa kehamilan dan pemantauan dilakukan selama masa persalinan. Bidan harus mewaspadai risiko asfiksia pada janin yang bermasalah pada periode antenatal dalam kehamilan yang memiliki komplikasi seperti janin dengan gangguan intrauterin, insufesiensi plasenta atau toksemia. Tetapi pada intinya tidak mungkin memprediksikan dengan pasti bahwa seorang bayi akan dilahirkan dengan kondisi yang baik, karena pada kelahiran risiko rendah pun dapat mengalami asfiksia dan memerlukan resusitasi (Maryunani 2013). Penelitian ini dapat dijadikan sebagai 21

bahan perbandingan dan menambah referensi tentang hubungan ketuban pecah dini dengan ekjadian asfiksia pada bayi baru lahir. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada RSUD dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin yang telah memberikan ijin dan tempat penelitian sehingga penelitian ini bisa dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Akademi Kebidanan Sari Mulia. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Banjarmasin: Akademi Kebidanan Sarimulia Departemen Kesehatan. 2014. Survei Demografi Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Anka kematian Bayi (AKB). Jakarta. Maryunani. Anik, dkk. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus Yogyakarta: In Media Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rieneka Cipta. 22