Summary STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Putri Paramita ( )

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

III. METODE PENELITIAN

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

SUMMARY UJI KANDUNGAN KLORIDA PADA AIR DI PESISIR DANAU LIMBOTO MARDINA HASAN NIM

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

METODE PENELITIAN. Sokaraja dengan kondisi lingkungan dominan pemukiman penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Transkripsi:

1 Summary STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Fatmawaty Mahmud (Nim. 811409060) ABSTRAK Fatmawaty Mahmud.811409060. Studi Kualitas Limbah Cair Industri Tahu Di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I ; Dian Saraswati, S.Pd M.Kes.Pembimbing II ; Ekawati Prasetya S..si M.Kes. Limbah cair adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair dapat berasal rumah tangga (domestic) maupun industri (industry). Limbah cair yang tdak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan limbah cair pada industri tahu di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian observational dengan pendekatan Deskriptif. Pengambilan sampel limbah cair dilakukan didua industri yang berbeda di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo, Sampel limbah cair dianalisis di laboratorium Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Manado dengan menggunakan parameter kimia yaitu BOD, COD dan ph kemudian hasil analisis laboratorium dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 15 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai. Hasil Penelitian ini menunjukan, untuk nilai parameter BOD pada industri tahu I yaitu 2326,40 dan pada industri tahu II yaitu 2794,40. Nilai BOD kedua industri tersebut tidak memenuhi baku mutu limbah cair. Untuk nilai parameter COD pada industri I yaitu 5133,2 dan pada Industri II yaitu 5726,65. Nilai COD kedua Industri tersebut tidak memenuhi baku mutu limbah cair sedangkan nilai parameter ph untuk industri I memiliki nilai ph 4,52 dan pada industri II ph 4,45. Nilai kandungan limbah cair untuk nilai ph kedua industri tersebut juga tidak memenuhi baku mutu limbah cair. Untuk itu diharapkan kepada pelaku usaha pengolahan tahu agar membuat instalasi pengolahan limbah cair untuk mencegah dampak limbah industri tahu, disamping itu juga pemerintah harus berperan aktif dengan melakukan pemantauan kepada masyarakat yang tinggal dikawasan industri, agar data khusus tentang dampak limbah terhadap masyarakat dapat diperoleh. Kata Kunci : Limbah Cair, Industri Tahu

2 I. PENDAHULUAN Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama ini di jadikan tempat pembuangan limbah industri menjadi semakin berat, termasuk terganggunya komponen lain seperti saluran air, biota perairan dan sumber air penduduk. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan. Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri tahu dan tempe. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 5.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Industri tahu saat ini telah menjadi salah satu industri rumah tangga yang tersebar luas baik di kota-kota besar maupun kecil. Dalam proses produksinya, industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat berupa ampas tahu umumnya telah dapat ditanggulangi dengan memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan oncom dan bahan makanan ternak. Sebagian besar industri tahu mengalirkan langsung air limbahnya ke saluran-saluran pembuangan, sungai ataupun badan air penerima lainnya tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga limbah cair yang dikeluarkan seringkali menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya. Limbah cair yang dibuang ke alam bebas jika tidak dikelola dengan baik akan menurunkan kualitas lingkungan yang ada di sekitar pabrik tahu. Hal ini dapat dilihat dari beberapa parameter fisik, biologis dan kimia. Secara fisik kualitas limbah cair dapat dilihat dari kadar ph, kekeruahan. Secara bilogis akan dilihat apakah limbah hasil pembuatan tahu mengandung bakteri mislanya baktery E.coli, sedangkan secara kimia dapat dilihat Kadar BOD (Biochemical Oxigen Demand) dan COD (Chemical Oxigen Demand) yang terkandung dalam limbah cair tersebut. Peraturan Pemerintah RI No.28 Tahun 2011 menyebutkan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup,zat,energy, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya Industri Tahu yang ada di Kecamatan Kota Timur ini berada di sekitar pemukiman warga. Di kedua industri ini tidak ada Instalasi Pengolahan Air Limbahnya dan hanya membuang limbah cair hasil pengolahan tahu tersebut di selokan besar yang ada di belakang pabrik dan langsung di alirkan ke badan air yaitu Sungai Bone. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Kualitas

3 Limbah Cair Industri Tahu di Kecamatan Kota Timur Kota Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia limbah cair hasil pengolahan tahu di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo ditinjau dari parameter BOD,COD,pH. II. METODE PENELITIAN a) Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo yaitu industri tahu di Kelurahan Heledulaa (Pabrik Tahu Astral) dan industri tahu yang berada di Kelurahan Ipilo (Pabrik Tahu Potlot). Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2013. b) Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. c) Instrumen Penelitian 1. Cara Pengambilan Sampel Sampel diambil di dua lokasi industri tahu yang berbeda, yaitu industri tahu Astral dan Industri Tahu Potlot dengan memperhatikan jenis limbah yang dihasilkan. Sampel limbah cair yang diambil adalah pada limbah cair yang mengalir sebelum masuk pada saluran pembuangan atau perairan penerima limbah cair. 2. Metode Uji Laboratorium Uji laboratorium menggunakan angka laboratorium untuk mendapatkan angka masing-masing indikator uji dengan menggunakan alat laboratorium. 3. Cara Kerja 1. Pengukuran BOD 5 Cara kerja : Gorontalo. Alat : Botol Winkler, Pipet, Gelas Kimia, Gelas Ukur Bahan : Air limbah, Aquades Cara Kerja : 1. Pipet contoh (sesuai contoh jumlah pengenceran yang diinginkan), masukkan ke dalam gelas ukur, tambahkan air pengencer sesuai dengan jumlah pengenceran, kocok hingga homogen. Masukkan ke dalam botol winkler melalui bibir botol (hindarkan jangan sampai ada gelembung udara) sampai penuh, tutup rapat dengan penutup asah, buat juga blanko dengan cara yang sama, setelah itu masukkan ke dalam inkubator (pengeram) pada suhu 20 o C dan selama 5 hari. 2. Setelah 5 hari keluarkan dari incubator lalu ditambahkan 2 ml MnSO4, lalu tambahkan 2 ml NaOH-KI, kemudian terakhir tambahan 2 ml H2SO4. setiap penambahan dikocok sampai homogen. 3. Lalu dititrasi dengan tio sulfat (Na2S2O3) sampai pucat tambahkan larutan amilum 2-3 tetes dan dititrasi lagi sampai jernih. 2. Pengukuran COD Alat : Sprektofotometer sinar tampak, Kuvet, Tabung pencerna, Pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung, Mikroburet, Labu ukur, Pipet, Gelas piala, Timbangan analitik. Bahan : Air limbah, Aquades, Reagent kit

4 1. Mendinginkan perlahan lahan contoh yang telah direfluks sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas. 2. Membiarkan suspense mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar benar jernih 3. Mengukur contoh dan larutan standar pada panjang gelombang yang telah ditentukan ( 450 nm atau 600 nm) 4. Pada panjang gelombang 600 nm gunakan blanko yang telah direfluks sebagai larutan referensi. 5. Jika Konsentrasi KOK lebih kecil atau sama dengan 90mg/L, lakukan pengukuran pada panjang gelombang 420 nm, menggunakan pereaksi air sebagai larutan referensi. 6. Mengkutr absorsi blanko yang tidak direfluks yang mengandung dikromat, dengan pereaski air sebagai pengganti contoh uji, akan memberikan absorsi dikromat awal. 7. Perbedaan absorbansi antara blanko yang direfluks dan absorbansi larutan standar. 8. Melakukan analisa duplo. 3. Pengukuran ph Alat : ph meter, Gelas Kimia Bahan : Air limbah, Aquades Cara kerja : 1. Mengambil sampel air limbah 2. Mengambil 100 ml dituang kedalam gelas kimia kemudian didinginkan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Analisis Laboratorium 3. Alat ph meter dikalibrasi terlebih dahulu. 4. Setelah dikalibrasi di celupkan kedalam air limbah yang telah didinginkan. 5. Hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung dalam monitor alat Digital ph meter. d) Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode uji laboratorium. Laboratorium yang digunakan yaitu Laboratorium Kesehatan Masyarakat untuk menguji variabel ph, dan Laboratorium Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado untuk menguji variabel BOD dan COD. Sedangkan pengumpulan data sekunder seperti kondisi Industri tahu,kondisi lingkungan sekitar menggunakan metode observasi untuk melihat secara langsung pabrik tahu dan proses pembuangan limbahnya. e) Tehnik Analisa Data Pemeriksaan kandungan limbah cair mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI. Hasil pemeriksaan sampel limbah cair selanjutnya akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 2008 Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Industri Pengolahan Kedelai.

5 Berdasarkan Hasil analisis Kandungan BOD Pada Limbah laboratorium kandungan BOD,COD Cair Industri Tahu Di Kecamatan dan Ph dapat dilihat dibawah ini : Kota Timur Kota Gorontalo. 1. Kandungan BOD Limbah Cair Tabel 5. Nilai BOD 5 berdasarkan hasil analisis laboratorium Nama Industri Kandungan BOD (mg/l) Bku Mutu Air LImbah Permen LH No. 15 Tahun 2008 Keterangan Industri I 2326,40 150 mg/l Tidak Industri II 2794,40 150 mg/l Tidak Memehuhi Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan hasil analisis BOD dengan Peraturan Menteri Negara dapat dilihat nilai tertinggi BOD Lingkungan Hidup No 15 Tahun pada limbah cair industri II yaitu 2008 baku mutu untuk Nilai BOD 2794,40 mg/l dan nilai BOD dari kedua Industri tersebut tidak terendah pada industri I yaitu memenuhi baku mutu, untuk nilai 2326,40.mg/L. Jika dibandingkan baku mutu BOD yaitu 150 mg/l. 2. Kandungan COD Limbah Cair Kandungan COD Pada Limbah Cair Industri Tahu Di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Tabel 6. Nilai COD berdasarkan hasil analisis Laboratorium Nama Industri Kandungan COD (mg/l) Bku Mutu Air LImbah Permen LH No. 15 Tahun 2008 Keterangan Industri I 5133,2 300 mg/l Tidak Industri II 5726,65 300 mg/l Tidak Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan hasil analisis COD dapat dilihat nilai tertinggi COD pada limbah cair industri II yaitu 5726,65 mg/l dan nilai COD terendah pada industri I yaitu 5133,2 mg/l. Jika dibandingkan dengan

6 Peraturan Menteri Negara 2008 baku mutu untuk Nilai COD Lingkungan Hidup No 15 Tahun dari kedua Industri tersebut tidak memenuhi Kandungan ph Pada Limbah baku mutu, untuk nilai baku mutu Cair Industri Tahu Di Kecamatan BOD yaitu 300 mg/l. Kota Timur Kota Gorontalo. 3. Kandungan ph Limbah Cair Tabel 6. Nilai ph berdasarkan hasil analisis Laboratorium Bku Mutu Air Nama Kandungan LImbah Permen Industri ph (mg/l) LH No. 15 Keterangan Tahun 2008 Industri I 4,52 6,0-9,0 Tidak Industri II 4,45 6,0-9,0 Tidak Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan hasil analisis ph dapat dilihat nilai terendah ph pada limbah cair industri II yaitu 4.45. Jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 15 Tahun 2008 baku mutu untuk Nilai ph dari kedua Industri tersebut tidak memenuhi baku mutu, untuk nilai baku mutu ph yaitu 6,0-9,0. Pembahasan Berdasarkan hasil pemeriksaan BOD yang dilakukan di Laboratorium Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado nilai BOD air limbah kedua industri tidak memenuhi baku mutu dengan memiliki BOD pada Industri I yaitu 2326,40 mg/l dan pada Industri II yaitu 2794,40mg/L, hal ini akan sangat berdampak buruk bagi lingkungan yaitu dengan dibuang langsung ke badan air atau ke sungai. Pemeriksaan COD dilakukan di Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Manado. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium nilai COD kandungan air limbah kedua industri yang menjadi tempat pemgambilan sampel tidak memenuhi baku mutu, nilai tertinggi COD yaitu 5726,65 mg/l, hal ini tentu sangat berbahaya bagi lingkungan terutama bagi sungai Bone yang menjadi tempat pembuangan limbah. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja akan menjadi sumber pencemaran limbah yang sangat potensial. Kualitas limbah yang dihasilkan tergantung pada proses yang digunakan terutama air yang digunakan sebagai proses pemasakan. Apabila proses, kualitasnya baik maka kandungan organik pada air limbah rendah. Tingginya nilai COD kedua industri tahu tersebut didukung oleh tidak adanya instalasi pengolahan air limbah. Sehingga nilai COD kedua

7 Industri tersebut sangat tinggi. Kedua industri ini hanya menggunakan tong penampung air limbah yang sudah Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium bahwa nilai ph kedua industri tersebut tidak memenuhi baku mutu air limbah, yakni masingmasing pada industri I 4,52 dan industri II 4,45. Jadi limbah yang dihasilkan kedua industri tersebut tidak digunakan setelah itu langsung dibuang. dikategorikan bersifat asam. Tentu hal ini memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan terutama bagi sungai Bone yang menjadi tempat pembuangan limbah Kedua industri tersebut. IV. PENUTUP a) Simpulan Berdasarkan hasil anaslisis kandungan limbah cair ditinjau dari parameter : 1. BOD bahwa limbah cair yang dihasilkan oleh kedua industri tahu yang berada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Heledulaa (Industri I) yaitu 2326,40 mg/l dan di Kelurahan Ipilo (Industri II) yaitu 2794,40 mg/l, tidak memenuhi standar baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 baku mutu untuk nilai BOD adalah 150 mg/l. 2. COD, bahwa limbah yang dihasilkan oleh kedua Industri Tahu yang berada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Heledulaa (Indusrti I) yaitu 5133,2 mg/l dan Kelurahan Ipilo yaitu 5726,65 mg/l, (Industri II) tidak memenuhi standar baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 baku mutu untuk nilai COD adalah 300 mg/l. 3. ph, bahwa limbah yang dihasilkan oleh kedua Industri Tahu yang berada di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo tepatnya di Kelurahan Heledulaa (Indusrti I) yaitu 4,52 dan Kelurahan Ipilo (Industri II) yaitu 4,45 tidak memenuhi standar baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2008 baku mutu untuk nilai ph adalah 6,0 9,0. b) Saran Para pelaku industri tahu seharusnya mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang kebadan air atau sungai atau pengadaan instalasi pengolahan air limbah walaupun dengan cara yang sederhana. V. DAFTAR PUSTAKA Abas. Belgi. 2012. Studi Kandungan Air Limbah Pada Industri Tahu di Desa Hulawa Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Alaerts, G & Santika, Sumestri Sri. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya Indonesia : Penerbit Usaha Nasional Anies. 2005. Mewaspadai Penyakit Lingkungan. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta

8 Arsil Poppy dan Supriyanto.2007. Pengolahan Limbah Cair dari Industri Kecil Pengolahan Tahu Secara Biofiltrasi Menggunakan Eceng Gondok (eichhornia Crassipes (Mart.) Solms). (Online) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8384/poppy- A,UNSOED.pdf.diakses 5 Mei 2013. Badan Standardisasi Nasional. 2008. Air dan Air Limbah Bagian 59 : Metoda pengambilan contoh air limbah : SNI 6989.59. Boys, Afhra. 2011. Pencemaran Air. Blog.(online)http://afraboys.blogspot.com/2011/02/pencemaran-air 28.html.diakses 27 April 2013 Daud,Anwar. 2011. Analisis Kulalitas Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Fardiaz, Srikandi.1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Hasan, Desy Nataliya. 2011. Studi Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H. Aloesaboe Kota Gorontalo. Skripsi. Fakultas Ilmuilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Isyuniarto,dkk.2006. Proses Organisasi Pada Limbah Cair Industri Gula.(Online) http//students.chem.itb.ac.id/proses ozonisasi pada limbah cair industri gula.pdf diakses 12 April 2013. Kaswinarni, Fibria.2007. Kajian Tehknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri Tahu Tendang Semarang, Sederhana Kendal Dan Gagak Sipat Boyolali. Tesis. Magister Ilmu Lingkungan Universitas Di Ponegoro Semarang. (Online)http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf.Diakses Maret 2013. Kristatnto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Surabaya : Penerbit Andi. Kusnoputranto, haryoto. 1997. Air Limbah dan Ekstrak Manusia. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga Universitiy Press. Mulia, M Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Notoadmojo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta