TUGAS AGAMA Nama : Nur Wulan Sari NRP : Jurusan : Teknik Mesin

dokumen-dokumen yang mirip
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA. Drs. Moehadi, M.Pd.

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. ciptaannya yakni manusia. Manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk

'R'REE E AME AEAEO EA AREBEB

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

ISLAM IS THE BEST CHOICE

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

Sejarah Salat; Esensi Isra Mi raj

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

Hakikat Manusia Menurut Islam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Ilmu Al-Qur an. -Pengantar - Pengertian Pisau Analisis - Manthuq & Mafhum - Haqiqi & Majazi - Muthlaq & Muqayyad

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Peringatan Agar Tidak Tertipu dengan Kenikmatan Dunia

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

Kemana Tujuan Hidupmu?

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2


ISLAM dan DEMOKRASI (1)

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

KAJIAN POTENSI MANUSIA SESUAI DENGAN HAKIKATNYA DALAM PENDIDIKAN HOLISTIK

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Jagalah Lisan ك ب ع ا ي س ئ ىل

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

KHUTBAH JUM AT. Kebersihan Jalan Menuju Surga. Khutbah 5

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH DAN PENGAPLIKASIANNYA DALAM KEHIDUPAN

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ثغ اهلل ا شح ا شحي ا ص ػ ح ذ آي ح ذ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

EKSISTENSI MANUSIA. ABDUL RACHMAN, S.S.,M.Pd.I. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri.

PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 12-15, yaitu:

KHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN KHUTBAH JUMAT OLEH KHAIRUDDIN, S.HI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

I S T I G H F A R عليهم السالم

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

Oleh: M. Taufik. N.T

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI POKOK ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN THE LEARNING CELL

Transkripsi:

TUGAS AGAMA Nama : Nur Wulan Sari NRP : 12-2011-102 Jurusan : Teknik Mesin INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL 2012 BANDUNG

HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT AL- QUR AN DAN HADIST Al-Qur an adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia. Di dalamnya Allah menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid kepada manusia, menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membawa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial manusia, membimbing manusia kepada agama yang luhur agar mewujudkan diri, mengembangkan kepribadian manusia, serta meningkatkan diri manusia ke taraf kesempurnaan insani. Sehingga, manusia dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qur an juga mendorong manusia untuk merenungkan perihal dirinya, keajaiban penciptaannya, serta keakuratan pembentukannya. Sebab, pengenalan manusia terhadap dirinya dapat mengantarkannya pada ma rifatullah, sebagaimana tersirat dalam Surah at- Taariq [86] ayat 5-7. ف ي ي ظ ر ا ل س ب خ ي ق. خ ي ق بء د اف ق. ي خ ر ج ث ي اىص ي ت اىز ر ائ ت. Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. (Q.S. at-taariq [86]: 5-7) Berkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah atsar yang menyebutkan bahwa Barang siapa mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya. Di samping itu, Al-Qur an juga memuat petunjuk mengenai manusia, sifat-sifat dan keadaan psikologisnya yang berkaitan dengan pembentukan gambaran yang benar tentang kepribadian manusia, motivasi utama yang menggerakkan perilaku manusia, serta faktor-faktor yang mendasari keselarasan dan kesempurnaan kepribadian manusia dan terwujudnya kesehatan jiwa manusia. Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba melihat sejauh mana hakikat manusia menurut perspektif Al-Qur an. Di awal pembahasan, penulis akan memaparkan secara sekilas definisi manusia dan asal-usul penciptaannya. Semoga tulisan sederhana ini bisa menambah inspirasi untuk memantapkan kembali eksistensi kita sebagai manusia. Definisi Manusia

Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur an menggunakan tiga istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam. Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Qur an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-Qur an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan. Allah swt. berfirman: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. ar-rum [30]: 20) Selain itu, kata basyar juga dikaitkan dengan kedewasaan manusia yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab. Akibat kemampuan mengemban tanggung jawab inilah, maka pantas tugas kekhalifahan dibebankan kepada manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut ini. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. al- Hijr [15]: 28-29):.. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. al-baqarah [2]: 30) Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Musa Asy arie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari kata nasiya (lupa) dan kata naasa-

yanuusu (berguncang). Dalam Al-Qur an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali. Kata insaan digunakan Al-Qur an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi menegaskan bahwa makna kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan. Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam Al-Qur an. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl). Asal-Usul Penciptaan Manusia Al-Qur an telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam a.s. Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72. إ ر ق به ر ث ل ى ي ل ئ ن خ إ ي خ بى ق ث ش ر ا ط ي. ف إ ر ا س ي ز ف خ ذ ف ي ر ح ي ف ق ع ا ى س بج ذ ي. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya. (Q.S. Shaad [38]: 71-72.) Perhatikan juga firman Allah dalam Surah al-h{ijr [15] ayat 28-29. إ ر ق به ر ث ل ى ي ل ئ ن خ إ ي خ بى ق ث ش ر ا ص ي ص به ح إ س. ف إ ر ا س ي ز ف خ ذ ف ي ر ح ي ف ق ع ا ى س بج ذ ي. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. al- Hijr [15]: 28-29) Dalam Al-Qur an, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak menjadi khalifah Allah swt. Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan

dua unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara akurat. Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang berasal dari tanah. ي ب أ ي ب اى بس إ م ز ف ي ر ي ت اى ج ع ث ف إ ب خ ي ق بم ر ر اة ث ط ف خ ث ي ق خ ث ض غ خ خ ي ق خ غ ي ر خ ي ق خ ى ج ي ى ن ق ر ف ي ا ل ر ح ب ب ش بء إ ى أ ج و س ث خ ر ج ن ط ف ل ث ى ز ج ي غ ا أ ش ذ م ن ي ز ف ن ي ر د إ ى أ ر ر ه اى ع ر ى ن ي ل ي ع ي ث ع ذ ي ش ي ئ ب ر ر ا ل ر ض ب ذ ح ف إ ر ا أ ز ى ب ي ي ب اى بء ا ز ز د ر ث ذ أ ج ز ذ م و ج ث يج. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhtumbuhan yang indah. (Q.S. al-hajj [22]: 5) ث ج ع ي ب ط ف خ ف ي ق ر ار ن ي. ث خ ي ق ب اى ط ف خ ي ق خ ف خ ي ق ب اى ع ي ق خ ض غ خ ف خ ي ق ب اى ض غ خ ظ ب ب ف ن س ب اى ع ظ ب ى ح ب ث أ ش أ ب خ ي ق ب آ خ ر ف ز ج بر ك للا أ ح س اى خ بى ق ي. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulangbelulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-mu minuun [23]: 13-14) Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Qur an yang menjelaskan tentang asal-usul penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh karena itu, Al-Qur an menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah. Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau ovum yang menjadi cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al- Qur an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio ( alaqah). Keempat, proses selanjutnya,

embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging (mudlghah). Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mudlghah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai berubah menjadi tulang belulang ( idzaam). Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya lahirlah bayi tersebut ke atas dunia.