BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah termasuk didalamnya sumber penerimaan asli pada penerimaan PAD

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB 1 PENDAHULUAN. dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA JAWA TENGAH ARTIKEL PUBLIKASI. Di Susun oleh: DWI SETYANINGRUM B

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kota Gorontalo. dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014.

JURNAL PENELITIAN. Disusun Oleh : SANTI SUSIANI NPM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah. otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Pajak Daerah, Retribusi

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, yang mana untuk selanjutnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang. dan dipergunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

Adalah keseluruhan jumlah industri yang ada di Tasikmalaya baik industri besar maupun sedang. Data operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL PUBLIKASI. Disusun Oleh : A. ROHMAT SURYO D B

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pembangunan itu dilaksanakan ditiap-tiap daerah. Dalam. ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

Budi Waluyo / Pembimbing 1 : DR.Untara Pembimbing 2 : Titi Ayem Lestari, SE., MM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam pengembangan daerah sudah barang tentu dibutuhkan peningkatan pendayagunaan, potensi daerah secara optimal. Undangundang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Todaro (2003) mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional yang melibatkan kepada perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi. Dalam Undang-undang ini disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang- Undang Dasar Tahun 1945,pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan 1

2 memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi yang diberikan kepada daerah Kabupaten dan Kota dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional. Artinya, pelimpahan tanggung jawabakan diikuti oleh pengaturan pembagian, dan pemanfaatan serta sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri, sudah barang tentu daerah memerlukan biaya yang cukup besar guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Oleh karena itu daerah diberi hak dan wewenang untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerahnya sendiri. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 yang mengatur sumber-sumber pendapatan daerah, yang terdiri atas: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu terdiri dari: 1) Hasil pajak daerah 2) Hasil retribusi daerah 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; 4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah b. Dana Perimbangan; dan c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi dari berbabagai sektor yang terkait dengan retribusi. Pemerintah menyadari bahwa sektor pajak dan retribusi daerah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Robinson Tarigan (2004:63) Pajak yang dipungut dari masyarakat terbagi atas pajak yang dipungut pemerintah pusat, pajak yang dipungut pemerintah propinsi, dan pajak yang dipungut pemerintah kota atau kabupaten. Dalam perekonomian ada beberapa indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunana daerah salah satunya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kondisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang berarti. Pada tanhun 2005 sebesar 77,9 milyar, dan terus meningkat menjadi 90,7 milyar pada tahun 2006 sedangkan pada tahun 2008 bahkan lebih besar dari tahun sebelumnya dan merupakan angka yang sangat besar kenaikannya yaitu sebesar 138,6 milyar. Sedangkan penerimaan pajak dan retribusi daerah kabupaten Sleman juga mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari penerimaan pajak daerah pada tahun 2005 sebesar 36,6 milyar dan naik menjadi 50,2 milyar pada tahun 2007. Kenaikan ini juga terlihat pada penerimaan

4 retribusi daerah yang mengalami kenaikan dari 30 milyar tahun 2005 menjadi 52 milyar pada tahun 2008 (BPS Sleman 2005-2008). Selain alasan latar belakang diatas Kabupaten Sleman juga merupakan salah satu kabupaten yang terkena gempa bumi 2006. Melihat hal tersebut penulis tertarik untuk melihat perejalanan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena dari isu yang ada bahwa pasca gempa bumi kondisi perekonomian mengalami penurunan terutama dari sektor industri sehingga secara otomatis berdampak pada pendapatan pajak dan retribusi daerah. B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dibuat beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Sleman? 2. Bagaimana pengaruh retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Sleman? 3. Bagaimana pengaruh variabel Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap PAD kabupaten Sleman

5 C. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Sleman. 2. Untuk mengetahui pengaruh retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di kabupaten Sleman. 3. Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap PAD kabupaten Sleman D. Manfaat penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Sleman. 2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pihak pemerintah kabupaten Sleman 4. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6 E. Metode penelitian 1. Jenis dan sumber data Data yang digunakan adalah data skunder (time series) dalam kurun waktu 1989-2009 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sleman dan lemabaga-lembaga terkait, serta berbagai buku dan jurnal yang berhubungan dengan pendapatan daerah. 2. Definisi Operasional variable a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu dari sumber pendapatan daerah. Yang dimaksud Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber pendapatan di dalam wilayahnya sendiri. Pendapatan Asli Daerah tersebut dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. b. Pajak Daerah Merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau kelompok tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

7 c. Retribusi Daerah Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan pribadi atau badan. d. PBRD Merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. 3. Teknik analisa data Untuk menguji pengaruh pajak dan retribusi daerah serta PDRB terhadap PAD dengan menggunakan model regresi berganda sebagai berikut: Y = β 0 +β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +µ Keterangan : Y : Pendapatan asli Daerah (PAD) X 1 : Pajak Daerah X 2 : Retribusi Daerah X 3 : PDRB β 0 : Konstanta Intersep β 1 : Koefisien regresi pajak daerah β 2 : Koefisien regresi retribusi daerah β 3 : Koefisien regresi PDRB Ut : Variabel penganggu

8 Untuk menganalisa kevaliditasan model maka dilakukan pengujian yang meliputi : 1. Uji R- squared (koefisien determinasi) Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variable bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R 2 adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. 2. Uji t (uji secara individual) Pengujian tingkat significant dari masing-masing koefisien regresi digunakan uji t-test yaitu (Abdul Hakim,2000 : 193) : - Ho : α = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. - Ha :α > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel depanden secara positif. - Ha : α < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara negatif. 3. Uji F (uji secara simultan atau bersama-sama) Jika F-hitung < F tabel, maka Ho diterima yang berarti secara bersama-sama variabel independen secara signifikan tidak dipengaruhi variabel dependen.

9 Jika F-hitung > F tabel, maka Ho ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen. 4. Uji validitas asumsi klasik a. Uji multikolinearitas Merupakan suatu keadaan dimana satu / lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variablel idependen lainnya. Hubungan yang terjadi bisa sempurna, bisa juga tidak sempurna. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat R 2 yang tinggi. b. Uji heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Adanya heteroskedastisitas dalam model analisis mengakibatkan varian dan koefisienkoefisien OLS tidak lagi minimum dan penaksir-penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap tidak bias dan konsisten. c. Uji autokorelasi Terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini atau masa datang, pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW), yaitu dengan cara membandingkan

10 antara DW statistik ( d ) dengan d L dan d U, jika DW statistik berada diantara du dan 4- d U maka tidak ada autokorelasi. F. Sistematika penulisan Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam pemahaman skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan dalam penelitian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Perumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaaat penelitian E. Metode penelitian F. Sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Pendapatan Asli Daeah (PAD) B. Pajak Daerah C. Retribusi Daerah D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) E. Penelitian Terdahulu F. Hipotesis

11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data B. Sumber Data C. Definisi Operasional Variabel D. Model dan Alat Regresi E. Uji Asumsi Klasik F. Uji Statistik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Sleman B. Analisis Hasil Estimasi C. Asumsi Klasik D. Uji Statistik E. Interpretasi Ekonomi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran