BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan (Ontoseno, 2005). Prevalensi penyakit jantung bawaan berdasar angka kelahiran adalah 4-5 per 1000 kelahiran, tapi kemudian meningkat hingga 12 14 per 1000 kelahiran (Hoffman, 1995). Angka kejadian PJB di Indonesia cukup tinggi, namun penanganannya sangat kurang. Empat puluh lima ribu bayi di Indonesia terlahir dengan PJB tiap tahun (Putra, 2008). Dari 220 juta penduduk Indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang PJB (Kumala, 2012). Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang). Period prevalensi tahun 2013 sebesar 1,8 persen dan 4,5 persen. Lima provinsi yang
mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%). Period prevalence pneumonia di Indonesia tahun 2013 menurun dibandingkan dengan tahun 2007 (Kemenkes, 2014). Berdasarkan kelompok umur penduduk, period prevalence pneumonia yang tinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun, kemudian mulai meningkat pada umur 45-54 tahun dan terus meninggi pada kelompok umur berikutnya. Period prevalence pneumonia balita di Indonesia adalah 18,5 per mil. Balita pneumonia yang berobat hanya 1,6 per mil. Lima provinsi yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (38,5 ), Aceh (35,6 ), Bangka Belitung (34,8 ), Sulawesi Barat (34,8 ), dan Kalimantan Tengah (32,7 ). Insidensi tertinggi pneumonia balita terdapat pada kelompok umur 12-23 bulan (21,7 ) (Kemenkes, 2014). Tiga provinsi dengan cakupan pneumonia tertinggi adalah provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 56,50 %, Jawa Barat 42,50 % dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 21,71 %. Cakupan pneumonia terendah adalah di provinsi DI Yogyakarta sebesar 1,81 %, kepulauan Riau
sebesar 2,08 % dan Nangroh Aceh Darussalam sebesar 4,56 % (Kemenkes, 2009). Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan, dimana jumlah pelayanan puskesmasnya terdapat 18 puskesmas. Berdasarkan data rekapitulasi laporan bulanan program P2 ISPA Per-puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, didapatkan total penderita pneumonia pada balita sebesar 1048 (22,99%) (DINKES, 2010). Beberapa laporan terakhir mengidentifikasikan bahwa penyakit jantung bawaan merupakan penyakit yang mendasari terjadinya pneumonia berulang yaitu ketika ada dua atau lebih episode pneumonia dalam setahun. Studi yang mengidentifikasikan prediksi penyakit jantung bawaan pada anak dengan pneumonia pada episode pertama sangat dibutuhkan semenjak pneumonia menjadi kontributor utama pada lima penyebab kematian di dunia. Pneumonia dan penyakit jantung bawaan meningkatkan angka kematian. Usia saat onset dan keparahan gejala pada anak dengan penyakit jantung bawaan tergantung pada ukuran kecacatan. Anak dengan Ventricular Septal Defect dan Patent Ductus Arteriosus yang parah cenderung untuk lebih awal menderita penyakit yang
serius termasuk pneumonia (Owayard, Campbell, & Wang, 2000). Beberapa penyakit jantung bawaan menyebabkan peningkatan aliran darah paru yang merupakan faktor predisposisi pneumonia pada anak (Owayard, Campbell, & Wang, 2000). Pneumonia dan penyakit jantung bawaan masih merupakan masalah kesehatan pada anak dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Dari hal tersebut, mendorong peneiti untuk melakukan penelitian mengenai angka kejadian pneumonia pada pasien dengan penyakit jantung bawaan dan perbandingan luaran pada kelompok pasien anak dengan pneumonia dan kelompok pasien anak pneumonia dengan penyakit jantung bawaan. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Beban penyakit pneumonia tinggi, terutama pada negara negara berkembang Angka kejadian Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia cukup tinggi Penyakit Jantung Bawaan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pneumonia
Pneumonia dengan Penyakit Jantung Bawaan dapat meningkatkan angka kematian pada anak usia dibawah lima tahun (balita) I.3 Tujuan Penelitian Mengetahui angka kejadian pneumonia pada penyakit jantung bawaan dan perbandingan luaran pada anak dengan Pneumonia saja dengan anak pneumonia dengan penyakit jantung bawaan. I.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dapat diserahkan sebagai masukan dalam menetapkan strategi perencanaan program pencegahan terkait faktor risiko penyakit jantung bawaan dan pneumonia pada anak. 2. Untuk bidang pelayanan masyarakat, sebagai tambahan kepustakaan kesehatan masyarakat terkait angka kejadian dan outcome pneumonia pada anak dengan penyakit jantung bawaan pada instalasi rawat inap anak.
3. Untuk bidang penelitian, hasil kegiatan ini diharapkan dapat melengkapi penelitian tentang angka kejadian dan luaran pneumonia pada anak dengan penyakit jantung bawaan pada instalasi rawat inap anak. I.5 Keaslian Penelitian Dari hasil penulusuran, didapatkan dua penelitian yang berhubungan dengan pneumonia pada penderita penyakit jantung bawaan, seperti yang tertera dalam tabel 1 berikut ini
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Penelitian Susi Hartati, 2011. Judul Analisis factor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Metode & Subjek Cross sectional, disain deskriptif analitik. Subjek 124 pasien yang dirawat di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur. Hasil Lebih banyak pada pasien laki-laki,berat badan lahir rendah (BBLR), Gizi kurang, tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan mempunyai riwayat asma, serta lebih banyak pada tingkat pendidikan ibu yang rendah. Sadoh et Osarogiagbon, 2013. Underlying congenital heart disease in Nigerian chidren with pneumonia. Cross sectional, Subjek 131 pasien yang telah dievaluasi menderita pneumonia. 121 pasien yang dikonfirmasim enderita pneumonia. 61 orang adalah laki-laki. Prevalensi PJB adalah 14, dimana VSD sebanyak 7 orang. PJB pada anakanak ada 3 orang.