HUBUNGAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN PANGKEP

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

Bambang Edi Warsito*, Atik Mawarni**.

Tri Haryanti*Tri Ismu Pujianto**Ni Nyoman Adinatha ABSTRACT

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

Pengaruh Penerapan Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Lantai 2 IRNA GPS RSUP Fatmawati

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK. (v+74 halaman, 1 bagan, 10 tabel, 10 lampiran)

TESIS. Untuk memenuhi persayaratan mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANGAN DENGAN KUALITAS DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD PARIAMAN

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT


HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014).

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

SUPERVISI KEPALA RUANGAN BERDASARKAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

SKRIPSI HUBUNGAN FUNGSI PENGARAHAN KEPALA RUANGAN DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

HUBUNGAN FUNGSI PENGARAHAN KEPALA RUANGAN DENGAN PENERAPAN METODE TIM DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

ERY SANDI NIM I

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

HUBUNGAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP C RSUP Prof. Dr. R. D.

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANG DALAM METODE PENUGASAN TIM TERHADAP KINERJA KETUA TIM DI RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG

EFEKTIFITAS FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANG TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

HUBUNGAN PERENCANAAN KEPALA RUANGAN DENGANEFEKTIFITAS PEMBIMBINGAN MAHASISWA OLEH PEMBIMBING KLINIK DI RUANGAN PERAWATAN RSUP KANDOU MANADO TAHUN 2013

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley.

METODE PENUGASAN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN By setiadi

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

GAMBARAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RS TENTARA 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

JST Kesehatan Januari 2014, Vol.4 No.1 : ISSN

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD BITUNG

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

Transkripsi:

1 HUBUNGAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN PANGKEP RELATED MANAGERIAL FUNCTIONS OF THE HEAD S NURSE MANAGEMENT TOWARD IMPLEMENTATION DOCUMENTATION NUSRING CARE AT HOSPITAS PANGKEP DISTRIC Naomi Malaha¹, Elly. L. Sjattar², Irfan Idris³ ¹ Bagian Keperawatan, RSUD Kabupaten Pangkep ²Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin ³Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Naomi.Malaha, S.Kep.Ns RSUD Kabupaten Pangkep Jln. Sultan Hasanuddin no 3 Kabupaten Pangkep Hp. 085255685941 Email ; malahanaomi@yahoo.com

2 Abstrak Fungsi manajerial kepala ruang belum baik seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian dalam manajemen keperawatan sangat menentukan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada klien. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep.Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, jenis penelitian kuantitatif 71 perawat pelaksana sebagai sampel melalui Proportionate Stratified Random Sampling di 10 ruang rawat inap diberikan kuesioner fungsi manajerial kepala ruang dengan kepala ruang dan dinilai pelaksanaan asuhan keperawatan melalui dokumen pasien. Dilanjutkan cross cek dengan kepala ruang tentang fungsi manajeria.hasil penelitian menunjukan pelaksanaan pendokumentasian asuhan k eperawatan baik (64,8%). Fungsi manajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan baik (62,0%), ada hubungan (p=0,024), dan tidak ada pengaruh (p=0,07, Exp B=0,200). (2) fungsi pengorganisasian t i d a k baik (80,3%), tidak ada hubungan (p=0,527), dan tidak ada pengaruh (p=0,393, Exp B=0,200). (3) fungsi pengarahan baik (59,2%), t i d a k ada hubungan (p=0,366), dan ada pengaruh (p=0,126, Exp B=2,585). (4) fungsi pengawasan tidak baik (80,3%), ada hubungan (p=0,032) dan tidak ada pengaruh (p=0,589, Exp B=0,511). (5) fungsi pengendalian baik (57,7`%), ada hubungan (p=0,021), dan ada pengaruh (p=0,337 Exp B=4.252). Kesimpulannya bahwa fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik (p=0,0337, Exp B=4,252), dan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan pen dokum enta sian asuhan keperawatannya juga tidak baik (p=0,126, Exp B=2,585). Kata Kunci : Pendokumentasian asuhan keperawatan, Fungsi manajerial. ABSTRAK Iis the managerial function has not been a good head space as functions of planning, organizing, directing, monitoring and control is crucial in nursing management nursing services in the inpatient ward by nurses in carrying out documentation of nursing care to clients. This study aims to analyze the effect of managerial functions to the execution chamber heads documenting nursing care in hospital wards Pangkep. Study was a cross-sectional study, quantitative research population of nurses in the inpatient unit and 71 nurses in the sample through the Proportionate Stratified Random Sampling in 10 wards given questionnaires managerial functions with head space head space and assessed the implementation of nursing care through patient documents. Continued cross check to the head space of the function execution manajeria.hasil showed good documentation of nursing care (64.8%). Managerial functions of planning functions of head space that is both (62.0%), no correlation (p = 0.024), and no effect (p = 0.07, Exp B = 0.200). (2) the function of organizing is not good (80.3%), there was no relationship (p = 0.527), and no effect (p = 0.393, Exp B = 0.200). (3) function either direction (59.2%), there was no relationship (p = 0.366), and no effect (p = 0.126, Exp B = 2.585). (4) oversight function is not good (80.3%), no correlation (p = 0.032) and no effect (p = 0.589, Exp B = 0.511). (5) better control function (57.7 `%), no correlation (p = 0.021), and no effect (p = 0.337 Exp B = 4,252). The conclusion that the function of the room is not good head control, tend implementation of nursing care management is also not good (p = 0.0337, Exp B = 4.252), and the function of the direction of head room is not good, tend to documenting the implementation of nursing care is also not good (p = 0.126, Exp B = 2.585). Keywords: Documenting nursing care, managerial functions.

3 PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ). Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan efektif sesuai dengan standar pelayanan di rumah sakit (Sitorus dkk., 2011). Rumah Sakit Umum Pangkep adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Jumlah tempat tidur sebanyak 172 TT dengan 10 ruang rawat inap dengan BOR mencapai 73,2 %, dan didukung oleh jumlah tenaga perawat fungsional sebanyak 258 orang Adapun tingkat pendidikan kepala ruang yaitu yang berlatar belakang pendidikan S1.Keperawatan + Ners sebanyak 3 orang, berlatar belakang pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 7 orang. Dari data tersebut terlihat masih didominasi oleh perawat yang pendidikannya DIII Keperawatan yaitu 40 %. Dalam pelaksanaan manajemen keperawatan yang bermutu dibutuhkan seorang manajer keperawatan yang bertanggung jawab dan mampu melaksanakan manajemen keperawatan sehingga dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Hutahaen.,2009). Kualitas mutu asuhan keperawatan dapat diukur dengan standar asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai alat ukut untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan apakah pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit sudah mengikuti dan memenuhi persyaratan persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut (Hasibuan., 2002). Bila pelayanan sudah mengikuti dan sesuai dengan persyaratan persyaratan maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan sudah dapat dipertanggung jawabkan mutunya. Menurut Tim Departemen Kesehatan Rl (2001), penilaian pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dengan metode proses keperawatan di rumah sakit dapat diukur dengan instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan. Adapun salah satu penilaiannya adalah dengan menggunakan instrumen A yaitu pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan untuk mengetahui kualitas asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Adapun ketetapan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep diharapkan hasil dari pencapaian kualitas SAK adalah pencapaian rata rata lebih dari 86 %.

4 Hasil Penelitian di RSUD Mataram, pada hasil pengumpulan data dengan wawancara kepada responden perawat pelaksana didapatkan bahwa pendokumentasin Asuhan Keperawatan tidak lengkap bahkan ada yang kosong dan hanya menuliskna pada SOAPIER setiap pergantian dinas, karena banyak kesibukan kadang kadang faktor kemalasan dan tidak ada pengawasan dari kepala ruangan. (Sugiyati dkk., (2008). Dari hasil pelaksanaan evaluasi penerapan Standar Asuhan keperawatan di RSUD Kabupaten Pangkep pada tahun 2012 penilaian pelaksanaan penerapan SAK penilaian rata rata sebanyak 69.3 %. Dari data tersebut menunjukkan hasil pada semua aspek yang dinilai dan pancapaian rata rata masih dibawah ketetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pangkep ( 86 % ). Sehingga masalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan Keperawatan masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pangkep BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pangkep mulai bulan Mei Juli 2013, Jenis penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan analisis statistik dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Desain penelitian ini merupakan studi cross-sectional. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang bertugas diruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Pangkep, Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep sebanyak 71 orang, yang dipilih secara proportional stratified random sampling yang memenuhi kriteria inklusi bersedia menjadi responden, pendidikan minimal Dill keperawatan bekerja minimal 2 tahun, bertugas di ruang rawat inap. Dan bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed consent yang telah dikeluarkan oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Metode Pengumpulan Data Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk pernyataan pernyataan yang berkaitan dengan data karateristik demografi perawat

5 dan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan, fungsi pengendalian. Kuesioner tersebut diisi sendiri oleh perawat pelaksana yang menjadi responden, sedangkan instrument untuk mengukur pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan format Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit ( Depkes RI, 2005) Pernyataan dalam kuesioner dibedakan menjadi pernyataan positif dan pernyataan negative, penilaian menggunakan skala likert, dengan skor dari setiap item yaitu : untuk pernyataan Positif : Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan Negatif. Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4. Analisis Data Data fungsi manajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian serta karateristik sampel diolah menggunakan SPSS for windows 16.0, untuk menilai hubungan pengaruh fungsi manajerial kepala ruangan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan digunakan analisis multivariate uji regresi berganda ( Sugiyono,1999) HASIL Karateristik sampel Karateristik sampel bahwa sebagian besar berusia diatas 25 tahun yaitu 44 orang ( 62.0%) masa kerja diatas 5 tahun sebanyak 45 orang ( 63.4%), tingkat pendidikan DIII sebanyak 54 orang ( 76.1%), wanita sebanyak 57 orang ( 89.3%), dan sudah menilah sebanyak 44 orang ( 62.0%) Fungsi perencanaan. Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi perencanaan kepala ruang tidak baik dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap adalah 81.5% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap 45.5 % sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap 45.5 % lebih besar dibanding pelaksanaan pendokumentasian tidak lengkap 27.0% Hasil uji Chi-squares menunjukkan p=0.024 (p< 0,05) maka dapat

6 disimpulkan ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak, Ha diterima. Fungsi Pengorganisasian. Berdasarkan tabel. 2. terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian tidak lengkap adalah 68.8% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik 38.5 % sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan asuhan keperawatan lengkap 61.5.8% lebih besar dibanding pelaksanaan pengorganisasian tidak baik 38.5 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p =0.621 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho diterima, Ha ditolak. Fungsi Pengarahan Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap adalah 69.0% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap 31.0 % sedangkan fungsi perencanaan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap 58.6 % lebih besar dibanding pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 41.4%. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p =0.366 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap SUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho diterima, Ha ditolak. Fungsi Pengawasan Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap adalah 80.8% ini lebih besar dibanding dengan fungsi pengawasan yang baik 55.6% sedangkan fungsi pengawasan kepala ruang yang tidak baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 44.4% lebih besar dibanding pelaksanaan

7 pendokumentasian tidak lengkap 19,2 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p =0.032 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak, Ha diterima. Fungsi pengendalian. Berdasarkan tabel. 5, terlihat bahwa sejumlah responden menjawab tentang fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik menjadikan pelaksanaan asuhan keperawatan lengkap adalah 81.5% ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap 54.5% sedangkan fungsi pengendalian kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 45.5 % lebih besar dibanding pelaksanaan pendokumentasian tidak lengkap 18.5%. Hasil uji Chi-squares menunjukkan p=0.021 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara fungsi pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep. Sehingga Ho ditolak Ha diterima. Analisis Multivariat. Fungsi pengendalian dengan p = 0.024 ( p < 0.05) dan Exp B = 4.252, menunjukkan fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi pengendalian kepala ruang baik dan Fungsi pengarahan dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585, menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan fungsi perencanaan kepala ruang sebagian besar setuju ada perencanaan kepala ruang, ada sebagian ragu-ragu dan sebagian kecil yang kurang setuju. Akan tetapi secara komulatif tentang fungsi perencannaan kepala ruang cukup baik (62.0 %), ini juga didukung oleh tentang fungsi perencanaan baik, yang menjadi pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan baik

8 adalah ( 52,2 %). Berdasarkan uji Chi-squares menunjukkan ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021). Hal ini dikarenakan dari 7 kepala ruang sebagian besar tingkat pendidikannya D-III (58,34 %) walaupun mereka mempunyai masa kerja yang cukup lama, sehingga kemampuan manajerial belum setara dengan kepala ruang yang tingkat pendidikannya S-1 + Ners. Disamping itu responden sebagian besar tingkat pendidikannya D-III ( 71.6 %) sebagai ahli madya yang sifatnya hanya operasional dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini juga di dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang menunjukan masih banyak yang belum melaksanakan fungsi perencanaan dengan baik, karena masih ada kendala yaitu kurang adanya motivasi, belum jelas apa yang mau dibuat dan belum ada standar yang jelas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Warsito (2006) yang menyatakan tidak ada hubungan fungsi perencanaan dengan manajemen keperawatan, Ketidak sesuaian hasil penelitian lebih disebabkan karena pemahaman akan ilmu menejerial yang dipunyai oleh kepala ruangan dimasing masing tempat penelitian yang berbeda. Fungsi pengorganisasian kepala ruang menunjukkan sebagian besar t i d a k setuju bahwa ada perumusan metode / sistem penugasan, pembuatan rincian tugas katim dan anggota tim, pembuatan rentang kendali karu dan katim serta anggota, pengaturan dan pengendalian tenaga keperawatan, penetapan standar dan sasaran askep, pedelegasian tugas keperawatan dan pemberian kewewenang kepada tenaga TU. Ada sebagian kecil perawat pelaksana kurang setuju dengan rentang kendali dan pemberian wewenang kepada TU. Ada sebagian responden ragu-ragu akan rincian tugas katim dan anggota tim. Sehingga secara komulatif persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian kepala ruang tidak baik (80.3 %), ini juga didukung oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian tidak baik, yang menjadi pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan t id a k baik adalah 31.2 %. Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi pengorganisasian kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,527). dari hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang masih

9 banyak yang belum melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik dan masih menerapkan sistem pengorganisasian keperawatan dengan metode fungsional, serta baru sebagian kecil yang melaksanakan metode tim. Hal ini masih ada kendala dengan keterbatasan jumlah tenaga perawat dan administrasi, standar operasional belum ditetapkan dan rendahnya motivasi perawat pelaksana. Penelitian sebelumnya ( Warsito dkk., 2007) sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan hubungan pengorganisasian tidak ada hubungan dengan pelaksanaan manajemen keperawatan. Hasil pendapat responden tentang fungsi pengarahan kepala ruang sangat baik (59.2 %), ini juga didukung oleh pendapat responden tentang fungsi pengarahan baik, yang menjadi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap adalah 69.0%. Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan t i d a k ada hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokuemntasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,366). Tetapi mempunyai nilai OR 1.575, sehingga fungsi pengarahan yang baik harus tetap dipertahankan. Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengarahan dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585, menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya disebutkan ada hubungan bermakna antara pengarahan dengan pelaksanaan manajemen keperawatan, yang dapat dipahami penulis bahwa tanggung jawab perawat adalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Jurnal Keperawatan Indonesia.,2000) fungsi pengawasan kepala ruang ruang tidak baik (80.3%), Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan ada hubungan antara fungsi pengawasan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,032). Dimana perawat pelaksana yang melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, terkait dengan fungsi pengawasan kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini juga di dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang sebagian besar

10 tidak melaksanakan fungsi pengawasan dengan baik dengan melaksanakan penilaian askep, supervisi langsung dan membimbing perawat Fungsi pengendalian kepala ruang secara komulatif persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengendalian kepala ruang t i d a k baik (57.7%), ini juga didukung oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengendalian tidak baik, yang menjadi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan baik adalah 81.5% Berdasarkan uji Chi-squares menunjukkan ada hubungan antara fungsi pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021). Dimana perawat pelaksana yang melaksanakan manajemen asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, terkait dengan fungsi pengendalian kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini juga di dukung oleh hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang masih ada yang belum melaksanakan fungsi pengendalian dengan baik, seperti belum melaksanakan audit dokementasi askep, survey kepuasan klien dan keluarga, survey kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lain, dan menghitung lama hari rawat. Ini dikarenakan belum tersedianya standar dan format. Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengendalian dengan p = 0.024 ( p < 0.05) dan Exp B = 4.252, menunjukkan fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi pengendalian kepala ruang baik. Menurut Marquis & Huston (2010) pengendalian (controlling) didalamnya termasuk melakukan koordinasi dengan berbagai profesi agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi dengan berbagai profesi agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui kegiatan ini, standar keberhasilan dituangkan dalam bentuk target dan prosedur kerja, sehingga dapat dibandingkan hasil yang telah dan akan dicapai atau dikerjakan oleh staf.

11 KESIMPULAN DAN SARAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021), tapi fungsi pengorganisasian antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokuemntasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep tidak ada hubungan, tetapi pada hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengarahan dengan p = 0. 0.451( p > 0.05) dan Exp B = 2.585, menunjukkan fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 2 kali lebih besar, dibanding fungsi pengarahan kepala ruang baik. ada hubungan antara fungsi pengawasan kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,032) ada hubungan antara fungsi pengendalian kepala ruang dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pangkep (p=0,021). Hasil uji regresi logistik metode Enter Fungsi pengendalian dengan p = 0.024 ( p < 0.05) dan Exp B = 4.252, menunjukkan fungsi pengendalian kepala ruang tidak baik, mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap 4 kali lebih besar, dibanding fungsi pengendalian kepala ruang baik. Sehingga sangat diharapkan bidang pelayanan keperawatan RSUD Kabupaten Pangkep kiranya sangat perlu perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinan kepala ruang dengan pelatihan manajemen keperawatan.perlu rekruitmen dan seleksi kepala ruang dengan latar pendidikan S-1 keperawatan dan masa kerja diperhitungkan sebagai prasyarat. Dikembangkan dan ditetapkan sebagai ruang rawat inap dengan MPKP untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan.

12 DAFTAR PUSTAKA Arwani & Supriyanto. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan, Jakarta : EGC Bambang Edi Warsito. (2006). Pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan diruang rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (Tesis) Semarang : Universitas Diponegoro Caroline R.A, Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Atasan dengan Integritas Kerja pada karya wan pada PT. X. Diunduh pada tanggal 4 Februari 2013 dari http://lib.atmajaya.ac.id Gillies D.A. ( 1994). Manajemen Keperawatan : Suatu Pendekatan Sistem Ed. 2. Illioni : WB Saunders Company Gregorce C. (2009). Conflict management styles of nurses and physicians (Slovene). Obzornik Zdravstvene Nege, 43(3), 155-162. Diunduh pada tanggal 2 Juli 2012 dari http://web.ebscohost.com Hasibuan MSP. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Hendel T. Fish, M., & Galon, V. (2005). Leadership style and choice of strategy in conflict management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of Nursing Management (J NURS MANAGE). Diunduh pada tanggal 5 Juli 2013 dari http://web.ebscohost.com Hutahaen F. A. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan terhadap Semangat Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Diunduh tanggal 29 September 2011 dari http://www.repository.usu.ac.id Jurnal Keperawatan Indonesia, (2000). Persepsi kepala ruangan dan perawat pelaksana tentang permasalahan manajemen dalam menerapkan pendokumantasian proses keperawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusuma Jakarta. Volume 6 No 2 September 2002. Jakarta : FIK UI Keliat BK. (2000), Manajemen Asuhan Keperawatan, Jakarta : Tidak dipublikasikan. Marquis B. L & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen keperawatan : teori & Aplikasi Ed. 4, Jakarta L: EGC Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika PPNI. ( 1999). Standar Praktek Keperawatan Profesional ( Perawat terintegrasi), DPP PPNI.Jakarta. Swanburg R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta : EGC Ratna Sitorus & Rumondang Panjaitan. (2011). Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat, Jakarta, CV.Sagung Seto Sugiyono. (1999). Statistik Untuk Kesehatan, Bandung, Alfabeta. Tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2001). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, cetakan keempat. Jakarta : Depkes RI.

13 Tabel. 1 Fungsi perencanaan kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Baik Fungsi perencanaan Kepala Ruang Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total P Lengkap Tidak lengkap n % n % n % 24 54.5 20 45.5 44 100 Tidak Baik 22 81.5 5 18.5 27 100 Total 44 31.0 25 35.2 71 100 0.024 Tabel. 2. Fungsi pengorganisasian kepala ruangan berdasarkan pelaksaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruang Baik Pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total Lengkap Tidak Lengkap n % n % n % 24 61.5 15 38.5 39 100 Tidak Baik 22 68.8 10 31.2 27 100 P 0. 527 Total 46 64.8 25 35.2 71 100 Tabel.3 Fungsi pengarahan kepala ruangan berdasarkan pelaksaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Baik Fungsi Pengarahan Kepala Ruang Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total Lengkap Tidak Lengkap f % f % N % 29 69.0 13 31.0 39 100 Tidak Baik 17 58.6 12 41.4 27 100 P 0. 366 Total 46 64.8 25 35.2 71 100

14 Tabel 4. Fungsi pengawasan kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Baik Fungsi Pengawasan Kepala Ruang Pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total Lengkap Tidak Lengkap n % n % n % 25 55.6 20 44.4 39 100 Tidak Baik 21 80.8 5 19.2 27 100 P 0. 366 Total 46 64.8 25 35.2 71 100 Tabel 5 Fungsi pengendalian kepala ruangan berdasarkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pangkep Baik Fungsi Pengendalian Kepala Ruang Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Total Lengkap Tidak lengkap N % n % n % 24 54.5 20 45.5 39 100 Tidak Baik 22 81.5 5 18.5 27 100 P 0. 021 Total 46 64.8 25 35.2 71 100