Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

ANALISIS INFLASI MARET 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI DESEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2015 INFLASI 0,69 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Kota Manado Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2017 DEFLASI 0,10 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2015 INFLASI 0,92 PERSEN

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2017 INFLASI 0,13 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2016 INFLASI 0,52 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,06 PERSEN

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2017 INFLASI 0,45 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2017 INFLASI 1,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

i

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi Kota Manado Bulan September 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN TULUNGAGUNG JULI 2017 INFLASI 0.04 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2016 INFLASI 0,95 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MARET 2017 DEFLASI 0,11 PERSEN

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2017 INFLASI 0.07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016

2008 No

2008 No

AGUSTUS 2017 KOTA MANADO MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I

PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

2007 No

INFLASI 0,09 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN OKTOBER 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008

Transkripsi:

Jan-12 Apr-12 Jul-12 Okt-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Okt-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Okt-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Okt-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 Okt-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 mtm 1.16% yoy 3.65% ytd 2.27% avg mtm (2012-2016) -0.06% avg yoy (2012-2016) 5.01% IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017 Beras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang RINGKASAN Indeks Harga Konsumen (IHK) Sulawesi Utara bulan Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 1,10% (mtm). Kondisi tersebut sangat berbeda dengan tren historis dimana umumnya IHK Sulawesi Utara mencatat deflasi pada bulan Februari sebagai dampak normalisasi harga seiring kembali normalnya permintaan masyarakat setelah perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, deviasi realisasi dan proyeksi (-0,07% mtm) Bank Indonesia Sulawesi Utara cukup lebar. Adapun deviasi tersebut disebabkan oleh dampak signifikan curah hujan bulan Februari diluar perkiraan Bank Indonesia Sulawesi Utara, sehingga menyebabkan terganggunya pasokan beberapa bahan pangan khususnya tomat. Tabel 1. Perbandingan Realisasi dan Historis Inflasi Inflasi Real. mtm yoy ytd Historis Feb 12-16 Real. Historis Feb 12-16 Real. Total 1.16% -0.06% 3.65% 5.01% 2.27% -0.03% Vol. Food 4.28% 0.14% 6.50% 8.01% 6.11% -1.89% Adm. Prices 0.90% -0.69% 5.34% 8.37% 3.37% -0.42% Core 0.20% 0.12% 2.13% 3.23% 0.63% 0.69% Realisasi inflasi Februari relatif sama dengan kecenderungan meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 1,10% (mtm), serta jauh lebih tinggi dibanding rata-rata historis 1 bulan Februari dengan deflasi sebesar 0,06%. Adapun secara tahunan Sulawesi Utara mengalami inflasi sebesar 3,65% (yoy) atau meningkat dibanding bulan sebelumnya (1,63%). Meskipun demikian, realisasi inflasi tersebut masih berada di bawah rentang target inflasi tahun 2017 sebesar 4%±1% (yoy). yoy 12.00% 1 8.00% Grafik 1. Inflasi Tahunan Sulawesi Utara Historis Feb 12-16 6.00% 4.00% 4%±1% 2.00% 1 2012-2016 1

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Realisasi inflasi bulanan Sulawesi Utara pada bulan Februari 2017 secara nasional tercatat paling tinggi, namun secara tahunan, inflasi Sulawesi Utara masih berada di bawah inflasi nasional. Sementara itu, secara spasial, dibandingkan provinsi-provinsi lain di Pulau Sulawesi, realisasi inflasi tahunan Sulawesi Utara lebih baik dibandingkan dengan provinsi lainnya, kecuali Gorontalo. Inflasi tahunan Sulawesi Utara pada bulan Februari 2017 (3,65% yoy) masih berada di atas inflasi tahunan Gorontalo (2,84%). Grafik 2. Inflasi Sulawesi Utara dan Provinsi Lain Wilayah/Daerah %, mtm %, yoy Sulawesi Utara 1.16 3.65 Gorontalo 0.32 2.84 Sulawesi Tengah 0.29 4.2 Sulawesi Barat 1.07 4.38 Sulawesi Tenggara 0.49 5.18 Sulawesi Selatan 0.75 3.69 Nasional 0.23 3.83 Cukup tingginya inflasi bulanan Sulawesi Utara pada bulan Februari 2017 terutama dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok volatile food. Inflasi kelompok volatile food terutama bersumber dari komoditas tomat sayur yang pasokannya terganggu akibat curah hujan yang tinggi pada bulan Februari. Berdasarkan data BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, curah hujan pada bulan Februari 2017 sebesar 424,5 mm, yang tergolong sangat tinggi. Dengan demikian, kelompok yang menjadi penyumbang inflasi bulanan utama adalah kelompok volatile food dengan andil sebesar 0,85%. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices (AP) dan core relatif rendah, terkendali dan mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Inflasi kelompok AP disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, sementara inflasi kelompok core disebabkan oleh kenaikan tarif pulsa ponsel. Adapun andil kedua kelompok tersebut masing-masing sebesar 0,19% dan 0,12% terhadap inflasi bulanan Februari 2017. Grafik 2. Andil Disagregasi Inflasi 0.12% 0.19% 1.27% 0.85% 1.09% 1.29% Andil thd 1,16% mtm Andil thd 3,65% yoy Vol. Food Adm. Prices Core 2

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agu-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agu-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia mtm Grafik 3. Perkembangan Disagregasi Inflasi Bulanan 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% -1.00% -2.00% -3.00% Total Vol Food Adm Prices Core Memasuki Maret 2017, tekanan inflasi diperkirakan mengalami penurunan. Perkiraan menurunnya inflasi pada bulan Maret terutama bersumber dari komoditas volatile food seiring dengan perbaikan cuaca. Tekanan inflasi inti juga diperkirakan relatif minimal. Namun di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada kelompok administered prices yang disebabkan oleh kenaikan biaya tarif listrik 900 VA. Dengan demikian inflasi triwulan berjalan diperkirakan berada pada rentang 3,7-4,1% (yoy). Sementara itu, inflasi akhir tahun 2017 diperkirakan mendekati pada batas atas target inflasi 4±1% (yoy). % 6.00 5.00 4.00 Grafik 4. Path Proyeksi Inflasi 2017 3.91 3.00 2.00 1.00 - (1.00) 0.21 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des (2.00) Proy Bulanan Proy Tahunan Realisasi Bulanan Realisasi Tahunan Sumber: Bank Indonesia Ke depan, berbagai tantangan dan risiko akan memengaruhi inflasi pada 2017 sehingga diperlukan berbagai upaya dalam rangka mengendalikan inflasi. Risiko utama yang akan persisten memengaruhi inflasi 2017 yaitu pencabutan subsidi listrik 900 VA pada rumah tangga mampu. Melihat risiko inflasi tahun 2017 cukup berat, maka upaya menjaga inflasi seperti harga pangan yang bergejolak atau volatile food merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Salah satu bentuknya yakni pada bulan Februari 2017, telah dilakukan perumusan dan pemantapan program kerja pengendalian inflasi tahun 2017 yang mengacu pada Roadmap pengendalian inflasi Sulawesi Utara yang telah disusun pada tahun 2016. 3

Kantor Perwakilan Bank Indonesia I. PERKEMBANGAN INFLASI FEBRUARI 2017 Cukup tingginya realisasi inflasi bulan Februari 2017 yakni sebesar 1,16% (mtm), terutama dipengaruhi oleh pergerakan harga kelompok volatile food. Kelompok tersebut memberikan andil sebesar 0,85% terhadap inflasi bulanan Februari 2017, sedangkan kelompok administered prices dan core relatif kecil masing-masing sebesar 0,19% dan 0,12%. a. VOLATILE FOOD Tekanan inflasi kelompok volatile food meningkat signifikan sehingga mencatat inflasi sebesar 4,28% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (1,76%). Kelompok ini menjadi penyumbang utama inflasi di bulan Februari 2017. Kondisi ini sangat berbeda dengan tren historis selama bulan Februari tahun 2014-2016 dimana kelompok volatile food mengalami penurunan harga atau mencatat deflasi. Secara tahunan, kelompok volatile food pada Februari 2017 mencatat inflasi sebesar 6,50% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,46%. Inflasi kelompok volatile food terutama bersumber dari komoditas tomat sayur yang pasokannya terganggu akibat curah hujan yang tinggi pada bulan Februari. Berdasarkan data BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, curah hujan pada bulan Februari 2017 sebesar 424,5 mm, yang tergolong sangat tinggi 2. Tingkat curah hujan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Februari 2016 yang tercatat 153,5 mm dan lebih tinggi dari rata-rata tahun 2016 sebesar 269,02 mm. Curah hujan yang tinggi tersebut juga menyebabkan terganggunya pasokan komoditas cabai rawit sehingga mengalami inflasi. Selain cuaca, tingginya inflasi kedua komoditas ini juga dipengaruhi oleh faktor base effect kedua komoditas tersebut yang harganya cukup rendah dan mencatat deflasi pada bulan Desember 2016. Pada bulan Februari 2017 komoditas tomat sayur dan cabai rawit secara berturut-turut mencatat inflasi sebesar 50% (mtm) dan 7,13% (mtm). Dengan kenaikan tersebut, andil tomat sayur dan cabai rawit terhadap inflasi bulanan Februari 2017 secara berturut-turut sebesar 0,88% dan 0,08%. Sementara itu, komoditas bawang merah juga tercatat mengalami inflasi namun dalam tingkat yang relatif kecil yaitu 0,80% (mtm) dengan andil sebesar 0,01%. Pergerakan harga komoditas beras masih stabil, melanjutkan tren stabil sejak bulan November 2016. Hal ini seiring dengan membaiknya produksi dalam Sulawesi Utara sejak semester II 2016 setelah dilanda El Nino dari 2015 hingga pertengahan 2016. Pada bulan Februari 2017, pasokan beras juga terjaga seiring dengan panen di beberapa sentra produksi beras di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Tabel 3. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dari Kelompok Volatile Food Komoditas mtm Andil mtm yoy Andil yoy Tomat Sayur 5 0.88% 155.71% 1.65% Cabai Rawit 7.13% 0.08% -4.62% -0.06% Cabai Merah 24.40% 0.03% 91.12% 0.08% Anggur 7.29% 0.01% 16.79% 0.02% Terong Panjang 10.51% 0.01% 1.83% Tabel 4. Komoditas Utama Penyumbang Deflasi dari Kelompok Volatile Food Komoditas mtm Andil mtm yoy Andil yoy Cakalang/Sisik -2.68% -0.04% 4.59% 0.06% Daun Bawang -5.77% -0.02% -32.35% -0.18% Mujair -3.86% -0.02% 1.90% 0.01% Telur Ayam Ras -4.33% -0.02% -14.43% -0.06% Kembang Kol -27.11% -0.01% 41.06% 0.01% 2 Kriteria Curah Hujan: 0-100 mm Rendah, 101-300 mm Menengah, 301-400 mm Tinggi, >400 mm Sangat Tinggi 4

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agu-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agu-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia b. ADMINISTERED PRICES Sementara itu, inflasi kelompok administered prices (AP) mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Inflasi kelompok tersebut pada bulan Februari 2017 tercatat sebesar 0,90% (mtm), menurun dari 2,45% pada bulan sebelumnya. Namun demikian, secara tahunan, kelompok administered prices pada Februari 2017 mencatat inflasi sebesar 5,34% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,95%. Inflasi kelompok administered prices terutama didorong oleh tekanan inflasi pada kelompok AP energi dengan andil sebesar 0,13%, sementara kelompok AP non-energi memberikan andil sebesar 0,05%. Sub kelompok AP energi mencatat inflasi sebesar 1,45% (mtm) dan 5,65% (yoy), dengan sumbangan oleh kenaikan tarif listrik. Kenaikan biaya tarif listrik tersebut disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan paska bayar daya 900 VA nonsubsidi yang mulai diberlakukan pada bulan Januari 2017. Tarif listrik tersebut mencatat inflasi sebesar 3,29% (mtm) dengan andil pada bulan Februari sebesar 0,13%. Sub kelompok AP non-energi mencatat inflasi sebesar 0,47% (mtm) dan 5,11% (yoy), dengan andil bulanan terbesar disumbang oleh rokok putih. Harga rokok naik didorong oleh kenaikan cukai rokok dan harga jual eceran. Rokok putih mencatat inflasi sebesar 4,16% (mtm) dengan andil bulan Februari sebesar 0,04%. Sementara itu, pada periode yang sama, tarif angkutan udara mencatatkan inflasi yang cukup rendah. Grafik 5. Disagregasi Inflasi Administered Prices Bulanan mtm 1 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% -2.00% -4.00% -6.00% Adm Prices Adm Prices - Energi Adm Prices - Non Energi Tabel 5. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dari Kelompok Administered Prices Komoditas mtm Andil mtm yoy Andil yoy Tarif Listrik 3.29% 0.13% 13.54% 0.49% Rokok Putih 4.16% 0.04% 4.16% 0.04% Angkutan Udara 0.85% 0.01% 42.87% 0.48% Rokok Kretek 1.35% 1.35% Bensin 0.17% -5.39% -0.12% 5

Kantor Perwakilan Bank Indonesia c. CORE ANALISIS FUNDAMENTAL INFLASI SULAWESI UTARA Indikator Output Gap Pada bulan Februari 2017, contact liaison menyatakan bahwa terjadi penurunan penjualan domestik yang tercermin dari penurunan likert scale penjualan domestik dari bulan Januari 2017 1,5 menjadi 1. Sejalan dengan penurunan tersebut, hasil liaison juga menunjukkan adanya penurunan pada kapasitas utilisasi pelaku usaha di Sulawesi Utara. Hal ini tercermin dari likert scale kapasitas utilisasi yang menurun dari 0,67 pada bulan Januari menjadi 0,5 pada bulan Februari. LS 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0-0.5-1 -1.5-2 Grafik 6. Likert Scale Hasil Liaison Jul-16 Agu-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Penjualan Domestik Kapasitas Utilisasi Sumber: Bank Indonesia Sejalan dengan penurunan kapasitas utilisasi, rata-rata kapasitas utilisasi dari seluruh contact yang menjawab pada bulan Februari 2017 yakni hanya sebesar 71%. Angka tersebut relatif masih jauh di bawah 100%, sehingga kapasitas produksi hingga Februari 2017 masih mampu memenuhi tingkat permintaan konsumen. Indikator Nilai Tukar Perkembangan nilai tukar pada bulan Februari 2017 tercatat mengalami apresiasi sebesar 0,17% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat pada bulan Februari sebesar Rp13.337, terapresiasi dari Rp13.359 pada bulan sebelumnya. Menguatnya kurs Rupiah berdampak pada penurunan inflasi sub kelompok core traded. Sub kelompok tersebut pada bulan Februari 2017 mencatat inflasi sebesar 0,16% (mtm), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 0,37%. Grafik 7. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah thd USD dan Inflasi Core Traded Rp/USD 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000-1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 2014 2015 2016 2017 Nilai Tukar Rupiah thd Dollar AS Inflasi Core Traded (rhs) Growth Nilai Tukar Rp thd Dollar AS (rhs) Sumber: Bank Indonesia dan BPS mtm 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% -1% -2% -3% -4% -5% Inflasi core traded pada bulan Februari sebesar 0,16% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,37%). Sehingga, sumbangan inflasi core traded terhadap inflasi core bulanan Februari 2017 yaitu sebesar 0,04%. Indikator Ekspektasi Inflasi Berdasarkan analisa output gap dan pengaruh nilai tukar tersebut, maka besaran sumbangan ekspektasi inflasi terhadap inflasi core yaitu maksimal sebesar 0,08% terhadap inflasi core bulanan pada Februari 2017. Adapun sumbangan ekspektasi inflasi tersebut relatif rendah dan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya (0,16%). Penurunan tersebut 6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Kantor Perwakilan Bank Indonesia terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen dan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia. Para konsumen memperkirakan tekanan harga 3 bulan yad akan menurun sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Ekspektasi Harga SK November 2016 yang menurun dibanding dengan bulan sebelumnya. Di sisi lain, para pedagang juga menyatakan hal yang sama dimana harga pada 6 bulan yad akan menurun sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Ekspektasi Harga SPE Agustus 2016 yang menurun dibanding dengan bulan sebelumnya. Grafik 8. Ekspektasi Harga 3 & 6 Bulan Ke Depan 250 200 150 100 50 0 2015 2016 Ekspektasi Konsumen thd Harga 3 bulan yad Ekspektasi Pedagangan thd Harga 6 bulan yad Sumber: Bank Indonesia Tekanan inflasi kelompok core atau inti pada bulan Februari 2017 relatif rendah dan terkendali. Kelompok core mengalami inflasi bulanan sebesar 0,20% (mtm), menurun dibanding bulan sebelumnya (0,42%). Penurunan tekanan inflasi kelompok core sejalan dengan normalisasi tingkat permintaan masyarakat pasca mengalami lonjakan pada periode Natal dan Tahun Baru di akhir tahun 2016. Secara tahunan, inflasi core pada Februari 2017 tercatat sebesar 2,13% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 1,93%. Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi core bulan Februari 2017 terutama didorong oleh inflasi core non traded yang tercatat sebesar 0,23% (mtm). Sementara itu, inflasi core traded tercatat sebesar 0,16% (mtm). Secara tahunan, inflasi core non traded tercatat sebesar 1,34% (yoy), sementara inflasi core traded tercatat sebesar 3,21%. Peningkatan inflasi core non traded didorong oleh peningkatan harga tarif pulsa ponsel. Kenaikan tarip pulsa ponsel disebabkan dikarenakan operator jasa telekomunikasi bermaksud menutup biaya investasi setelah adanya kompetisi harga pada periode sebelumnya. Kenaikan tarif pulsa ponsel ini berlanjut dari sejak bulan Desember 2016. Adapun inflasi tarif pulsa ponsel pada bulan Februari 2017 sebesar 3,99% (mtm) dengan andil terhadap keseluruhan inflasi bulan Februari 2017 yaitu 0,06%. Sementara itu, inflasi core traded terutama disebabkan oleh peningkatan inflasi seng. Peningkatan inflasi seng seiring dengan tren positif harga seng dunia pada tahun 2016, sehingga menyebabkan kenaikan harga seng tertinggi sepanjang tahun berjalan 3. Peningkatan harga seng dunia disebabkan oleh kondisi defisit pasar seng dunia dimana akibat penutupan tambangtambang besar 4 dan pertambangan yang terbengkalai di China. Selain seng, inflasi core traded juga disebabkan oleh inflasi emas perhiasan yang harganya meningkat seiring dengan naiknya harga emas dunia. Adapun inflasi seng dan emas pada bulan Februari 2017 secara berturut-turut sebesar 3 Publikasi riset Standard Chartered Bank 4 Glencore dan Nyrstar 7

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agu-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agu-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia 3,57% (mtm) dan 2,91% (mtm), dengan andil masing-masing sebesar 0,03% dan 0,02% terhadap inflasi bulanan Februari 2017. Di sisi lain, laju inflasi kelompok core traded tertahan oleh deflasi yang terjadi pada harga gula pasir. Penurunan harga gula pasir didukung oleh ketersediaan ribuan ton stok gula pasir 5 dan kegiatan pasar murah. Gula pasir tercatat deflasi sebesar 3,69% (mtm), dengan andil deflasi sebesar 0,03% terhadap inflasi bulan Februari 2017. Selanjutnya, berlangsungnya apresiasi rupiah sepanjang Februari 2017 menahan gejolak pada kelompok core traded. Rupiah terapresiasi sebesar 0,17% (mtm) pada bulan Februari 2017. Grafik 9. Disagregasi Inflasi Core Bulanan mtm 1.40% 1.20% 1.00% 0.80% 0.60% 0.40% 0.20% -0.20% -0.40% -0.60% Core Core - Traded Core - Non Traded Tabel 6. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dari Kelompok Core Komoditas mtm Andil mtm yoy Andil yoy TARIP PULSA PONSEL 3.99% 0.06% 20.75% 0.30% SENG 3.57% 0.03% 13.49% 0.10% EMAS PERHIASAN 11.47% 0.02% 12.82% 0.07% PARFUM 3.70% 0.01% 5.98% 0.02% TINDARUNG 4.59% 0.01% -5.11% -0.04% Tabel 7. Komoditas Utama Penyumbang Deflasi dari Kelompok Core Komoditas mtm Andil mtm yoy Andil yoy Gula Pasir -3.69% -0.03% 8.11% 0.07% Daun Gedi -13.96% -0.01% -17.13% -0.01% Cakalang Asap -2.18% -0.01% -2.18% -0.01% Jahe -16.03% -0.01% -63.93% -0.06% Lemon -2.06% -0.01% 22.19% 0.05% 5 Ketersediaan di Perum Bulog Divre Sulawesi Utara 8

Kantor Perwakilan Bank Indonesia II. PRAKIRAAN KE DEPAN DAN TANTANGAN PENGENDALIAN INFLASI Mencermati perkembangan inflasi pada bulan Januari-Februari, maka inflasi pada bulan Maret diperkirakan akan mengalami penurunan. Perkiraan menurunnya inflasi pada bulan Maret terutama bersumber dari perkiraan turunnya harga komoditas volatile food khususnya komoditas tomat sayur dan cabai rawit seiring dengan membaiknya pasokan dan distribusi akibat menurunnya curah hujan. Pada kelompok inti, tekanan diperkirakan relatif minimal dan menurun dibandingkan bulan Februari 2017. Hal tersebut dipengaruhi oleh lanjutan normalisasi tingkat permintaan dengan dukungan apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada kelompok administered prices yang disebabkan oleh kenaikan biaya tarif listrik 900 VA nonsubsidi pada bulan Maret. Tekanan inflasi kelompok administered prices pada bulan akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan demikian inflasi triwulan berjalan diperkirakan berada pada rentang 3,7-4,1% (yoy). Sementara itu, inflasi akhir tahun 2017 diperkirakan mendekati pada batas atas target inflasi 4±1% (yoy). Terdapat berbagai risiko yang dapat mendorong inflasi kenaikan tekanan inflasi Sulawesi Utara. Berbagai risiko yang akan dihadapi pada tahun 2017 antara lain yaitu penyesuaian tarif listrik selain tarif 900 VA nonsubsidi, kenaikan harga komoditas dunia khususnya harga minyak, depresiasi Rupiah akibat capital outflow seiring dengan rencana naiknya FFR, berlanjutnya kenaikan harga aneka rokok, dan penyesuaian harga BBM dalam kebijakan BBM satu harga yang rencananya pada April, Juli dan Oktober. Risiko lainnya yaitu wacana Pemerintah yang akan memberlakukan kewajiban menjual minyak goreng berlabel pada April yang berpotensi mendorong kenaikan harga minyak goreng. III. UPAYA TPID Upaya pengendalian inflasi semakin diperkuat guna menekan laju inflasi Sulawesi Utara. Pada Februari 2017, upaya pengendalian inflasi semakin ditingkatkan baik di level Provinsi maupun Kab/Kota. Agenda utama pengendalian inflasi pada Februari 2017 adalah perumusan dan pemantapan program kerja pengendalian inflasi tahun 2017 yang mengacu pada Roadmap pengendalian inflasi Sulawesi Utara yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus pengendalian inflasi pada tahun 2017 ditujukan pada pengendalian harga 6 komoditas utama volatile food yaitu beras, cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, cakalang (mewakili ikan tangkap) dan minyak goreng. Sementara itu, di sisi administered prices upaya koordinasi pengendalian inflasi difokuskan pada 4 komoditas utama yaitu angkutan dalam kota, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik. Di sisi inflasi inti, upaya menjaga ekspektasi masyarakat dilakukan melalui diseminasi dan strategi komunikasi yang efektif dan koordinatif. Berbagai terobosan juga akan dilakukan oleh TPID baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota untuk menjawab tantangan inflasi komoditas pangan strategis. Terobosan tersebut berupa pemantauan harga secara terintegrasi dan intensif dengan command center Pemkot Manado, menggalakan Urban Farming melalui Gerakan Rica Rumah, Gerakan Menanam Tomat (Granat), ASN Menanam, serta berbagai upaya diversifikasi pangan sebagai bentuk pengendalian utamanya dari sisi demand dalam jangka menengah panjang. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pencapaian target inflasi Sulawesi Utara pada 2017 yang diproyeksikan akan mendekati batas atas 4±1% (yoy). 9

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agu-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agu-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia LAMPIRAN Tabel 8. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi & Deflasi INFLASI DEFLASI No Komoditi Andil Andil No Komoditi Bulanan (%) Bulanan (%) 1 TOMAT SAYUR 0.88 1 CAKALANG/SISIK (0.04) 2 TARIP LISTRIK 0.13 2 GULA PASIR (0.03) 3 CABAI RAWIT 0.08 3 DAUN BAWANG (0.02) 4 TARIP PULSA PONSEL 0.06 4 MUJAIR (0.02) 5 ROKOK PUTIH 0.04 5 TELUR AYAM RAS (0.02) 6 CABAI MERAH 0.03 6 KEMBANG KOL (0.01) 7 SENG 0.03 7 MINYAK GORENG (0.01) 8 EMAS PERHIASAN 0.02 8 PISANG (0.01) 9 ANGKUTAN UDARA 0.01 9 ALPUKAT (0.01) 10 PARFUM 0.01 10 DAUN GEDI/BAWANG P (0.01) IHK, % yoy IHK, % mtm Tabel 9. Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Sulawesi Utara 2015 2016 2017 Des Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Feb Mar Tw II 2017 Real. SPH 6 Proy. Proy. Proy. Proy. 5.56 3.67 3.47 3.62 2.28 0.78 3.67 0.35 3.65 1.81 3.91 4.50 4.90 1.74 1.06 0.84-0.38-0.68 0.01 2.86-1.52 1.16 1.93-0.07 0.21 0.66 (Jun) 0.75 (Des) mtm 5.00% 4.00% Grafik 10. Inflasi Aktual vs Historis 4.28% yoy 1 8.00% Grafik 11. Disagregasi Inflasi Tahunan 3.00% 2.00% 1.00% -1.00% 1.16% 0.90% 0.14% 0.20% 0.12% -0.06% -0.69% Total Vol. Food Adm. Prices Core Realisasi Februari 2017 Rata-Rata Februari 2012-2016 6.00% 4.00% 2.00% -2.00% Total Vol Food Adm Prices Core 6 Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia sampai dengan minggu IV bulan Februari 2017 10

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tabel 10. Inflasi Disagregasi Lengkap Inflasi IHK 2015 2016 2017 Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Total mtm 1.74% -0.18% -0.82% -0.03% -0.87% 0.14% 1.06% 0.84% -0.38% -0.68% 0.01% 2.86% -1.52% 1.10% 1.16% Vol. Food mtm 7.25% -1.22% -1.63% 0.64% -2.77% 0.53% 4.93% 1.43% -2.48% -4.29% -0.81% 14.39% -9.48% 1.76% 4.28% Adm. Prices (AP) mtm 0.61% 1.05% -2.35% -0.36% -1.48% 0.26% 0.32% 1.69% 0.19% 0.11% 0.62% 0.14% 0.43% 2.45% 0.90% Core mtm 0.36% -0.25% 0.01% -0.15% -0.02% -0.03% 0.03% 0.34% 0.15% 0.27% 0.07% 0.10% 0.73% 0.42% 0.20% Core Traded mtm 1.06% -0.22% -0.16% -0.21% -0.17% 0.12% 0.49% 0.38% 0.13% 0.16% 0.24% 0.20% 1.31% 0.37% 0.16% Pangan mtm 2.54% -0.31% -0.21% -1.77% -0.53% 0.62% 1.03% 0.58% -0.25% 0.38% 0.03% 0.39% 2.98% 0.31% -0.69% Sandang mtm 0.41% 0.08% 0.09% 0.97% 0.14% -0.01% 0.35% 0.37% 0.06% 0.02% -0.25% 0.55% 0.56% 0.48% Papan mtm 0.77% -0.57% -0.53% 0.26% -0.26% -0.13% 0.34% 0.34% 0.28% 0.14% 0.17% 0.14% 0.66% 0.52% 0.49% Core Non-Traded mtm -0.14% -0.27% 0.13% -0.11% 0.08% -0.14% -0.30% 0.31% 0.17% 0.34% -0.05% 0.03% 0.30% 0.46% 0.23% AP Energi mtm 0.67% 1.94% -3.66% -0.51% -2.51% -0.15% 1.08% 0.75% 0.78% 0.45% 1.01% 0.05% 0.18% 3.03% 1.45% AP Non-Energi mtm 0.57% 0.36% -1.32% -0.24% -0.68% 0.57% -0.25% 2.40% -0.24% -0.15% 0.32% 0.21% 0.63% 2.01% 0.47% Total yoy 5.56% 6.12% 5.46% 4.90% 3.93% 3.09% 3.67% 3.47% 3.62% 2.28% 0.78% 3.67% 0.35% 1.63% 3.65% Vol. Food yoy 12.19% 16.17% 15.30% 15.11% 17.63% 12.26% 16.75% 17.52% 15.90% 8.57% 0.99% 15.55% -2.48% 0.46% 6.50% Adm. Prices yoy 5.93% 9.17% 7.32% 5.29% -1.26% -0.72% -1.23% -2.50% 0.21% 0.31% 0.60% 0.74% 0.56% 1.95% 5.34% Core yoy 3.34% 2.12% 1.95% 1.73% 1.84% 1.68% 1.45% 1.36% 1.16% 1.05% 0.78% 0.88% 1.25% 1.93% 2.13% Core Traded yoy 4.62% 3.34% 2.99% 2.75% 2.65% 2.43% 2.56% 2.51% 2.65% 2.40% 2.28% 2.03% 2.28% 2.89% 3.21% Pangan yoy 13.98% 11.36% 10.32% 8.13% 7.35% 7.51% 7.55% 6.64% 6.40% 6.19% 3.72% 2.46% 2.90% 3.54% 3.04% Sandang yoy 1.89% 1.51% 1.26% 2.43% 2.56% 2.03% 1.99% 2.23% 2.17% 2.12% 2.00% 2.24% 2.38% 2.87% 3.27% Papan yoy 0.36% -1.45% -1.60% -0.94% -0.44% -0.81% -0.37% -0.15% 0.37% 0.10% 1.07% 0.95% 0.84% 1.94% 2.99% Core Non-Traded yoy 2.42% 1.24% 1.21% 1.01% 1.27% 1.13% 0.66% 0.54% 0.09% 0.09% -0.30% 0.05% 0.49% 1.23% 1.34% AP Energi yoy 0.98% 6.16% 3.32% 0.50% -3.63% -4.11% -3.30% -2.81% -1.98% -1.47% -0.32% -0.25% -0.74% 0.33% 5.65% AP Non-Energi yoy 10.12% 11.67% 10.62% 9.29% 0.61% 1.98% 0.40% -2.27% 1.92% 1.71% 1.32% 1.50% 1.57% 3.24% 5.11% 11