BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL ACTIVITY IN STUDENTS WITH PREMENSTRUAL SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROMA PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fisik terjadinya kematangan alat reproduksi, salah satunya adalah datangnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologik dan perubahan sosial. Sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10 13 tahun dan berakhir pada usia 18 22 tahun (Notoatdmojo, 2007). Menurut Badan Koordinasi Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) tahun 2011, jumlah remaja adalah 26,67% besarnya jumlah penduduk remaja akan mempengaruhi pembangunan dari aspek sosial, ekonomi, maupun demografi dimasa yang akan datang (BKKBN, 2011). Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, menyebutkan bahwa permasalahan wanita pada umumnya di Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan sindrom pramenstruasi (38,45%), masalah gizi yang berhubungan dengan anemia (20,3%), gangguan belajar (19,7%), gangguan psikologis (0,7%), serta masalah kegemukan (0,5%) (WHO, 2005). Sindrom pramenstruasi merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada remaja dan wanita usia pertengahan ditandai gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi pada fase luteal pada siklus menstruasi. Sindrom pramenstruasi ini akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi (Saryono, 2009). 1

2 Angka kejadian sindrom pramenstruasi di Indonesia adalah 70% 90% dan 2% 10 % mengalami gejala sindrom pramenstruasi berat (Adelina, 2010 cit Delfi Lutan, 2007). Gejala gejala sindrom pramenstruasi akan mengalami gangguan terhadap aktivitas sehari hari remaja putri hingga saat menstruasi berlangsung (Yane, 2011). Berdasarkan etiologi, faktor pemicu terjadinya sindrom pramenstruasi belum dapat disimpulkan dengan pasti. Penelitian menemukan sindrom pramenstruasi terjadi akibat ketidakseimbangan hormon esterogen dan hormon progesteron. Sesuai dengan QS yunus:57 yang artinya hai manusia sesungguhnya telah datang kepada mu pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh penyembuh bagi penyakit penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Olahraga mampu menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita. Wanita yang rajin berolahraga akan memiliki sistem jantung, pembuluh darah dan hormon yang baik, sehingga berdampak pada aliran darah ke organ reproduksi menjadi lebih baik. Jika hormon seimbang, maka kinerja pusat kontrol hormon reproduksi diotak pun bekerja dengan baik (Ifana Nashruna,dkk., 2012). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa defisiensi endofrin dalam tubuh dapat mengakibatkan sindrom pramenstruasi, namun dengan aktivitas fisik berupa olahraga dapat merangsang hormon endofrin keluar dan menimbulkan perasaan tenang saat sindrom pramenstruasi terjadi (Yane, 2010).

3 Dari hasil survey pendahuluan di SMAN 1 Sentolo, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah bahwa di SMA tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai kesehatan terutama tentang sindrom pramenstruasi dan menurut kepala sekolah masih banyak siswi yang belum mengetahui secara mendalam tentang aktivitas olahraga terhadap kejadian pramenstruasi, serta peneliti melakukan wawancara kepada siswi, dari 5 siswi yang diwawancarai 3 siswi mengatakan mereka mengeluh sakit payudara dan nyeri perut pada saat menstruasi datang, dan 2 siswi mengatakan tidak mengalami gejala sindrom pramenstruasi, serta 2 siswi melakukan olahraga disekolah saja, sedangkan 2 mengatakan tidak pernah melakukan olahraga baik disekolah maupun dirumah dan 1 siswi mengatakan melakukan olahraga rutin, oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Aktivitas Olahraga Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Siswi Kelas XI di SMAN 1 Sentolo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, didapatkan rumusan masalah yaitu Apakah ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara aktivitas olahraga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo. b. Mengetahui pola olahraga pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo. c. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas olahraga rutin dan tidak rutin dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi kelas XI di SMAN 1 Sentolo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang sindrom pramenstruasi serta pencegahannya pada remaja putri. 2. Bagi SMAN 1 Sentolo Hasil penelitian ini dapat sebagai acuan pihak sekolah untuk mengetahui seberapa jauh siswinya tentang aktivitas olahraga dan sindrom pramenstruasi sehingga kedepannya diharapkan pihak sekolah dapat melakukan penyuluhan kepada siswi SMAN 1 Sentolo.

5 3. Bagi profesi perawat Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan faktor faktor yang berkaitan dengan sindrom pramenstruasi khususnya olahraga sehingga dapat diimplementasikan oleh pasien. 4. Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman dan juga menerapkan ilmu yang dimiliki peneliti sehingga dapat memberikan edukasi untuk klien pada waktu yang akan datang. E. Keaslian penelitian 1. Ifana Nasruna, dkk (2012), melakukan penelitian dengan judul Hubungan aktivitas olahraga dan obesitas dengan kejadian sindrom pramenstruasi di Desa Pucangmiliran Tulung Agung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan aktivitas olahraga dan obesitas dengan kejadian sindrom pramenstruasi di Desa Pucangmiliran Tulung Agung. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian Cross sectional, variabel yang di gunakan variabel independen : Hubungan aktivitas olahraga dan obesitas, variabel dependen : kejadian sindrom pramenstruasi, dan analisa yang digunakan analisa bivariat : uji Chi Square, analisa multivariat : uji Regresi Logistil. Hasil penelitian ini adalah Hasil uji bivariat membuktikan bahwa aktivitas olahraga berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi ( pvalue 0.008 ), dan obesitas berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi (pvalue

6 0.044 ) sedangkan pada uji multivariat membuktikan bahwa aktivitas olahraga (0.004) dan obesitas (0.020) dengan variabel kejadian sindrom pramenstruasi Phitung > ptabel adapun variabel yang paling dominan kejadian sindrom pramenstrusi adalah aktivitas olahraga dengan pvalue 0.004, kesimpulannya ada hubungan antara aktivitas olahraga dan obesitas dengan kejadian sindrom pramenstruasi di desa Puncangmiliran Tulung Klaten. 2. Tri lestari ( 2013) melakukan penelitian dengan judul Hubungan aktivitas olahraga remaja dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi di MAN 1 Bukit Tinggi 2013. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan aktivitas olahraga remaja dengan kejadian sindrom premenstruasi pada siswi di MAN 1 Bukit Tinggi 2013. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan metode analitik dengan desain penelitian Cross sectional, variabel yang di gunakan variabel independen : Hubungan aktivitas olahraga, variabel dependen : kejadian sindrom pramenstruasi, dan analisa yang digunakan analisa univariat dan analisa bivariat : uji Chi Square, Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswi di MAN 1 memiliki kebiasaan berolahraga yang tidak teratur sebanyak 78,7% (48 siswi) dan siswi yang memiliki kebiasaan berolahraga secara teratur sebanyak 21,3% (13 siswi). Dari 13 siswi yang memiliki kebiasaan berolahraga secara teratur, 8 siswi melakukan olahraga maraton sedangkan 3 orang jalan pagi dan 2 orang berenang sedangkan siswi yang memiliki kebiasaan berolahraga yang tidak teratur hanya

7 melakukan olahraga disekolah saja seperti basket, volly dan badminton. siswi yang melakukan olahraga secara tidak teratur mengalami sindrom pramenstruasi ringan sebanyak 60,7% (37 siswi) dan yang mengalami PMS beratsebanyak 18% (11 siswi) sedangkan siswi yang melakukan olahraga secara teratur mengalami sindrom pramenstruasi ringan 4,9% (3 siswi), hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,000 berarti p value 0,05sehingga Ha diterima artinya ada hubungan. 3. Yane Tambing (2012), melakukan penelitian dengan judul aktivitas fisik dan sindrom pramenstruasi pada remaja. Metode yang digunakan adalah Observasional (case control study). Variabel yang di gunakan variabel independen : Aktivitas fisik, variabel dependen : Sindrom pramenstruasi. Analisa yang digunakan Analisa univariat : distribusi frekuensi, Analisa bivariat : uji Chi Square, Analisa multivariate : regresi logistik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari hasil multivariate menunjukkan adanya hubungan yang bermakna baik secara statistik maupun secara praktis antara aktivitas fisik dan sindrom pramenstruasi. Remaja yang aktivitasnya rendah beresiko 4,59 kali ( Cl 1.97 10.70 ) mengalami sindrom pramenstruasi dibandingkan remaja yang aktivitas fisiknya tinggi setelah mempertimbangkan faktor stres. Kesimpulannya adalah aktivitas fisik yang rendah meningkatkan resiko kejadian sindrom pramenstruasi. Perbedaan dengan penelitian yaitu akan dilakukan terletak pada judul, tujuan, karakteristik subjek, lokasi, waktu, serta metode penelitian,

8 variabel bebas yaitu aktivitas olahraga, Dalam penelitian ini aktivitas olahraga diamati frekuensi olahraga.