BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan firman Allah dalam surat Al-Insaan ayat 1: berusaha menyelesaikannya, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa suatu

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan (dalam konteks menuntut ilmu) untuk kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda nabi: م ن أ ر ا د ال دن ی ا ف ع ل ی ھ ب ا ل ع ل م و م ن أ ر اد الا آخ ر ة ف ع ل ی ھ ب ال ع ل م و م ن أ ر اد ھ م ا ف ع ل ی ھ ب ال ع ل م Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu. (HR. Turmudzi) Dari hadist tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan sehingga kita diwajibkan menuntut ilmu yang berguna untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai berbagai macam keterampilan. Untuk itu, semua lembaga pendidikan memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam berbagai aspek. Lembaga pendidikan di harapkan mampu mewujudkan peranan yang efektif dalam menciptakan sumber daya manusia yang terampil, profesional, serta terus menerus memberikan

2 perhatian yang serius terhadap pendidikan dalam menghadapi kemajuan pengetahuan dan teknologi. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru. Guru berperan untuk membimbing siswa ke jalan yang benar. Firman Allah SWT dalam Surat An-Nahl ayat 125: 2 اد ع إ لى س ب يل ر ب ك ب الح ك م ة و ال م و ع ظ ة الح س ن ة و ج اد له م ب ال تي ه ي أ ح س ن إ ن ر ب ك ه و أ ع ل م بم ن ض ل ع ن س ب يل ه و ه و أ ع ل م ب ال م ه ت د ي ن Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan -mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-nya dan yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk Dalam penyelenggaraan pendidikan, guru merupakan pelaku yang menentukan arah pembinaan dan pengembangan pribadi peserta didik. 1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana Grup, 2012), hal. 1. 2 Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur an Al-Karim dan Terjemahnya (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002), hal. 383.

3 Diakui, peran guru sejauh ini masih memegang peran yang sangat menentukan di samping adanya faktor orang tua dan masyarakat. Di tangan gurulah kepribadian seseorang akan ditentukan menjadi baik atau buruk. 3 Dan dalam ajaran islam pendidik sangat dihargai kedudukannya. 4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujaadilah ayat 11: 5 ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Proses interaksi belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal. Salah satu ilmu pendidikan itu adalah kimia. Kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang perubahan struktur, sifat, dan energi yang menyertainya dan merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan dari pemberian mata pelajaran IPA kepada peserta didik adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. 6 Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam khususnya kimia dibutuhkan pemahaman yang tinggi dalam memahami konsep pelajaran kimia tersebut sehingga kondisi yang banyak dijumpai dalam pembelajaran kimia adalah kurangnya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari kimia dengan senang 3 Kusnadi, Profesi dan Etika Keguruan (Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2011), hal. 15. 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 61. 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Loc. Cit. hal. 793. 6 Paul Ginnis, Trik dan Taktik Mengajar (Jakarta: PT. Indexs, 2008), hal. 127.

4 hati, merasa terpaksa atau suatu kewajiban. Motivasi belajar merupakan modal pertama untuk menghadapi halangan atau kesulitan apapun yang akan menghadang ketika sedang belajar kimia. Di lapangan banyak di jumpai siswa yang merasa jenuh ketika akan mengikuti pelajaran kimia oleh karena itu guru hendaknya melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut. Adapun yang perlu dilakukan seorang guru adalah melakukan inovasi dalam pembelajaran. Inovasi yang dilakukan seorang guru dapat terkait pada suatu strategi, model maupun media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari salah satu guru bidang studi kimia di SMAN 1 Pangkalan Kuras bahwa siswa kurang tertarik pada pelajaran kimia yang bersifat abstrak sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih banyak menggunakan metode ceramah yang bersifat monoton atau berpusat pada guru. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari rendahnya nilai ulangan kimia siswa khususnya pada materi koloid, yaitu dari 30 siswa hanya 12 siswa (40%) yang mencapai KKM. Pokok bahasan koloid adalah bahasan yang tidak terlalu sulit namun siswa hanya cendrung menghafal saja sehingga mudah lupa saat diberikan latihan, untuk itu perlu pemahaman yang lebih agar materi koloid dapat dipahami lebih mudah dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu perlu suatu Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Toghether (NHT) dengan menggunakan Crossword puzzle. Model Pembelajaran

5 Kooperatif NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide dan mempertimbangkan ide dan jawaban yang tepat serta mendorong siswa meningkatkan semangat kerja sama mereka. 7 Strategi ini merupakan pembelajaran kelompok yang menggunakan nomor induk (kepala) sebagai identitas siswa, siswa berdiskusi dengan kelompoknya kemudian guru memanggil salah satu siswa untuk melaporkan hasil diskusi berdasarkan nomor. Dengan demikian siswa ikut aktif dalam proses belajar dan dapat bekerja sama untuk memahami pelajaran koloid. Strategi pembelajaran aktif adalah Crossword Puzzle (teka-teki silang) yang digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. 8 Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini selain ada unsur permainan juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi tekateki silang secara tidak sadar juga belajar kimia sehingga belajar menjadi menarik, kreatif dan menyenangkan tanpa adanya kejenuhan dan kebosanan serta memberi kesan mendalam disaat siswa belajar. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together dengan Menggunakan Crossword Puzzle di SMAN 1 Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. hal. 71. 7 Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo, 2008), hal. 59. 8 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),

6 B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami istilah yang dipakai dalam judul, maka merasa perlu mengemukakan penjelasan terhadap istilah-istilah tersebut yaitu: 1. Model pembelajaran kooperatif Number Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model ini juga mendorong siswa meningkatkan semangat kerjasama mereka. 9 2. Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, dimana strategi ini berupa tekateki silang. 10 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 11 4. Koloid adalah suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen, yang memiliki ukuran partikel terdispersi yang besarnya 1-100 nm. 12 9 Anita Lie, Loc.Cit. 10 Hisyam Zaini, Loc.Cit. 11 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 22. 12 Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 282.

7 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai berikut: a. Siswa beranggapan bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit. b. Kurangnya perhatian siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. c. Siswa cendrung menghafal tanpa memahami pelajaran kimia. d. Rendahnya hasil belajar siswa. e. Penerapan model pembelajaran kooperatif Number Heads Together (NHT) dengan menggunakan Crossword Puzzle (teka-teki silang) belum pernah diterapkan oleh guru yang bersangkutan. 2. Batasan Masalah Dari beberapa permasalahan di atas maka penelitian ini difokuskan pada Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together dengan Menggunakan Crossword Puzzle di SMAN 1 Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Apakah Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together dengan Menggunakan Crossword Puzzle dapat meningkat?

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together dengan Menggunakan Crossword Puzzle. 2. Manfaat penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: a. Bagi Guru 1) Dapat memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Kimia sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 2) Sebagai rujukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas lanjutan. b. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran kimia. 2) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga memperoleh hasil seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan dalam usaha menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Sebagai bahan informasi yang pada akhirnya dapat dijadikan evaluasi dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan (sekolah).

9 d. Bagi Peneliti 1) Dapat menambah wawasan dan mengembangkan profesionalitas, untuk meningkatkan model mengajar yang tepat dan dapat meningkatkan hasil belajar pada proses belajar mengajar nantinya. 2) Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.