1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas sumber daya manusia dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanakkanak sampai perguruan tinggi. Pendidikan yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberi bekal kemampuan membaca, menulis, berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan perkembangannya (Hamdani Al Qodri,2009). Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Diknas, 2006) Siswa SD kelas rendah terutama kelas II harus memiliki keterampilan menghitung sebagai salah satu kunci keberhasilan peserta didik dalam meraih kemajuan dan sebagai proses untuk pembelajaran selanjutnya. Kemampuan dasar berhitung yang dimiliki peserta didik akan mempermudah mereka mempelajari pelajaran matematika selanjutnya.
2 Operasi hitung dasar dalam matematika meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Operasi penjumlahan dan pengurangan merupakan operasi yang mendasari operasi-operasi yang lain. Perkalian merupakan operasi penjumlahan berulang, oleh karena itu dengan memahami konsep penjumlahan dengan baik maka akan memahami konsep perkalian juga dengan baik. Operasi hitung tersebut harus tertanam kuat pada peserta didik kelas rendah agar lebih mudah mempelajari pelajaran matematika selanjutnya. Pembelajaran matematika tidak hanya menciptakan peserta didik mampu berhitung, namun juga dapat membentuk sikap logis, kritis dan cermat, kreatif dan disiplin dalam kehidupan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum 2006 tersebut. Pengalaman di lapangan dan sejumlah data hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan hasil tes awal pembelajaran operasi perkalian hasil dua angka dengan penjumlahan berulang tanpa menggunakan media pembelajaran sebagai perantara yang dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2011 menunjukkan nilai hasil belajar masih mencapai KKM 65 itupun hanya 32,2 %. Rincian data tersebut antara lain: 10 peserta didik mampu menyelesaikan operasi perkalian dengan penjumlahan berulang namun cara menghitungnya masih dalam tahap hafalan hasil perkalian, 10 peserta didik mampu menyelesaikan namun belum mencapai KKM 65, dan 11 peserta didik yang mendapatkan nilai 0. Paparan data tersebut menjelaskan siswa kelas II SDN Pulorejo I Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang masih dalam ketegori penerimaan konsep matematika dengan memperhatikan contoh dari guru, namun untuk mengkonkritkan operasi berhitung terutama hitung perkalian masih rendah. Perkembangan kognitif peserta
3 didik kelas 2 yang masih berada pada tahap operasional konkrit yang belum mampu untuk diajak berfikir abstrak sehingga untuk menanamkan konsep belajar operasi pada mereka harus dijelaskan melalui benda nyata yang ada di sekitar mereka dan dapat dimanipulasi oleh mereka secara langsung, oleh sebab itu peneliti memilih media konkrit Tongfitna sebagai perantara penyampaian konsep operasi perkalian melalui kantong - kantong warna yang berisikan kerikil dengan jumlah tertentu untuk disusun menjadi perkalian dengan melalui penjumlahan berulang, dengan harapan peserta didik mampu menyelesaikannya dan mencapai KKM 65 dengan prosentase lebih dari 80 %. Pernyataan tersebut melatar belakangi peneliti memilih siswa kelas II SD dengan pertimbangan bahwa siswa SD kelas II perlu dipersiapkan untuk memasuki kelas tinggi sehingga perlu dipersiapkan untuk terampil dalam berhitung melalui media konkrit. Uraian situasi tersebut perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penggunaan Media Konkrit Tongfitna untuk Meningkatkan Hasil Belajar materi perkalian Matematika Pada Siswa kelas II SDN Pulorejo 1 Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas rumusan masalah dapat dirumuskan Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar operasi perkalian bilangan penjumlahan berulang yang hasilnya dua angka pada materi perkalian matematika melalui media konkrit tongfitna pada siswa kelas II SDN Pulorejo 1 Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang?
4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian ini untuk: Meningkatan hasil belajar operasi perkalian bilangan penjumlahan berulang yang hasilnya dua angka dengan mengunakan media konkrit Tongfitna pada siswa kelas II SDN Pulorejo 1 Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. 1.4 Manfaat Hasil Penelitian a. Bagi guru sekolah dasar Sebagai bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi guru untuk kegiatan pembelajaran yang akan direncanakan agar lebih efektif dan efisien yang memungkinkan penerapan model pembelajaran perkalian dengan memanfaatkan media konkrit Tongfitna selama keadaan sekolah memiliki karakteristik yang sama dengan kelas peneliti sehingga materi yang diajarkaan dapat diterima siswa dengan mudah dan maksimal. b. Bagi peneliti Sebagai pemenuhan Tugas Akhir serta menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti sehingga nantinya lebih memahami masalah-masalah yang ada di lingkungan kelas khususnya pokok bahasan perkalian di kelas II Sekolah Dasar. c. Bagi peserta didik Supaya peserta didik dapat membentuk sikap logis dan kritis dalam pembelajaran perkalian yang hasilnya dua angka serta siswa lebih senang
5 dalam kegiatan pembelajaran matematika sehingga akan lebih mudah dalam memahami suatu konsep dan menerima materi yang diajarkan. d. Bagi Peneliti lain Sebagai bahan masukan dan pertimbangan apabila ingin melakukan penilitian lain yang ada hubunganya dengan materi yang peneliti teliti. e. Bagi pembaca Sebagai bahan bacaan yang bersifat teoristis pada khasanah ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran matematika di SD yang memberikan sumber pengetahuan meningkatkan pemahaman serta wawasan pembaca. f. Bagi sekolah Sebagai dasar pengembangan profesi guru di SDN Pulorejo 1 Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Atas dasar pertimbangan keterbatasan waktu dan tenaga, dalam penelitian ini ruang lingkupnya antara lain: a. Peneliti hanya memusatkan pada peningkatan hasil belajar operasi perkalian bilangan dengan penjumlahan berulang yang hasilnya dua angka mata pelajaran matematika pada siswa kelas II dengan menggunakan media konkrit Tongfitna. b. Peneliti hanya terbatas pada peserta didik kelas II SDN Pulorejo 1 Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang Semester 2, dengan jumlah
6 peserta didik 31 peserta didik yaitu 20 peserta didik berjenis kelamin laki laki dan 11 peserta didik berjenis kelamin perempuan. 1.6 Definisi Istilah a. Menurut Setyo (1985) perkalian didefinisikan sebagai penjumlahan berulang dari suku-suku yang sama (setyo : 1985 dalam Hamdani al Qodri: 2009). b. Pembelajaran adalah suatu pemberian informasi dan aktifitas-aktifitas yang dirancang untuk memudahkan siswa atau peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pada hakikatnya pembelajaran ditandai oleh adanya serangkaian komunikasi atau interaksi di antara siswa-guru, guru-siswa, antar siswa yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (Punaji, 2003 dalam Hamdani Al Qodri: 2009). c. Media konkrit dalam penelitian ini adalah semua benda sekitar yang mampu dijadikan perantara untuk menumbuhkan sikap logis, kritis dan efektif siswa terhadap konsep operasi perkalian bilangan cacah ( Arief S Sadiman, dkk, 2010). d. Tongfitna dalam penelitian ini adalah singkatan dari media konkrit yang digunakan sebagai media pembelajaran berupa kantong berwarna (balon warna yang berisi kerikil) yang mempunyai aturan main sesuai dengan keingginan peneliti.