Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik adalah diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Kita tahu bahwa

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PEROLEHAN SUARA PARPOL ISLAM PADA PEMILU Triono. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Pelajaran dari Kasus Pansus Bank Century

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan partai politik di dalam suatu negara (sistem politik), memiliki

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan

Parpol Islam dan yang berbasis massa Islam, tak lagi terlihat menyuarakan Islam, bahkan seakan menghindar untuk diidentikkan dengan Islam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian akan berkecimpung dalam dunia politik. 2 Peranan figur

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

Migrasi Aktivis ke Kekuasaan Politik. Oleh Tata Mustasya

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Demokrasi dalam sistem politik Indonesia merupakan sebuah keniscayaan

I PENDAHULUAN. yang lebih berorientasi pada kekuasaan yang berkembang di kalangan elit politik.

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

JAKARTA, 5 MEI 2013

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. internasional, nasional, dan lokal. Ini tidak lepas dari masuk dan dianutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

MEDIA SURVEI NASIONAL

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

PENDAHULUAN. politik (parpol). Sayangnya, hingga saat ini parpol-parpol di Indonesia belum

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

RILIS SURVEI NASIONAL 2012 STAGNASI PERILAKU PEMILIH: FENOMENA PARTAI POLITIK MATI SURI

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena menjadi poros penting dalam proses demokrasi. Partai politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA SYARIKAT ISLAM BANJARNEGARA DALAM PILKADA KABUPATEN BANJARNEGARA 2017

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. melihat demokratis tidaknya suatu negara. Walau pada saat yang lain, pemilu

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

Transkripsi:

http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/ini-alasan-partai-islam-terseok-seok/49944 Jumat, 21 Februari 2014 10:24 Politik Aliran Pemilu 2014 Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok Yasin Mohammad. Partai politik Islam selalu terseok setiap kali pemilu. Tingkat elektabilitas partai berideologi Islam tidak pernah melebihi partai nasionalis. Mengacu pada sejarah, basis politik aliran Islam di Indonesia sejak era 1950-an terbelah menjadi Islam reformis/modernis. Kemudian itu menjelma pada Partai Masyumi dan Islam tradisionalis terpusat pada Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Direktur Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad, potret sejarah partai politik Islam terus berkembang dan berinovasi sesuai konteks zamannya. Setelah terpusat pada PPP, pada masa reformasi muncul parpol Islam yang merupakan bagian dari investasi politik sebuah paham aliran, katanya dalam rilis yang diterima SP di Jakarta, Jumat (21/2). Lahirnya PAN, kata dia, adalah investasi politik dari organisasi Muhammadiyah. Begitu pula munculnya PKB sebagai investasi di bidang politik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sementara PPP sendiri mencoba menyatukan para ulama dengan kembali ke rumah Ka bah. Pada masa awal reformasi, parpol Islam terutama PKB dan PAN merengkuh suara yang sangat menjanjikan, karena dukungan penuh dari organisasi keagamaan di belakangnya. PAN dengan Muhammadiyah menjadi partai yang mampu mewarnai perpolitikan Indonesia di masa reformasi. Sosok Amien Rais turut serta menyumbang besar kebesaran PAN. Kemudian PKB juga meraih sukses besar atas dukungan basis Nahdlotul Ulama (NU) dengan sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai tokohnya. PPP juga masih kokoh dengan basis dukungan loyalis yang terpusat pada tokoh-tokoh dan kyai-kyai di daerah. 1

Namun, perlahan dan pasti ketiga parpol Islam yaitu PAN, PKB, dan PPP yang nota bene memiliki basis dukungan yang besar dalam beberapa hajatan pesta demokrasi, cenderung mengalami penurunan dukungannya, katanya. Dukungan terhadap ketiga parpol Islam tersebut tergerus oleh peran partai nasionalis seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, PDI-P, NasDem, Partai Hanura, dan Partai Gerindra disamping juga perpecahan internal di dalam PAN, PKB, dan PPP yang tidak bisa dibendung. Kenapa parpol berbasis Islam layu dan tidak bisa berkembang? Situasi yang terjadi pada PAN, PKB, dan PPP saat ini, kata Yasin, ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, terpecah belah dan mengalami kebingungan. PAN, PKB, dan PPP dalam posisi kehilangan arah akibat perpecahan internal yang diciptakannya sendiri, katanya. Hasil survei LSIN yang dirilis pada 1 Desember 2013 menunjukkan elektabilitas partai politik Islam berselisih sangat jauh dengan partai politik nasionalis. Elektabilitas PAN sebesar 5,0%, kemudian PKB 4,5%, dan PPP 4,1%. Berbanding jauh dengan parpol berbasis nasionalis. Mari kita lihat prospek partai-partai Islam pada Pemilu 2014 ini. 1. Partai Amanat Nasional (PAN) PAN adalah partai Islam yang muncul di masa reformasi dibidani oleh kader-kader Muhammadiyah, dan Muhammadiyah kemudian mewakafkan tokohnya yaitu Amien Rais untuk mengelola dan membesarkan PAN. Di bawah komando Amien Rais dan dukungn Muhammadiyah PAN menjadi partai besar di awal masa reformasi. Namun tahun demi tahun elektabilitas PAN layu, dimulai sejak Amien Rais tidak lagi menduduki jabatan ketua Umum. Perpecahan internal PAN sumber awal dari penyebab PAN saat ini yang berjalan tertatih-tatih dalam panggung politik. 2

Telah terjadi perbedaan paham kebangsaan di internal PAN dan tidak bisa dikondisikan oleh pengurus hingga sekarang, tidak adanya titik temu antara petinggi Muhammadiyah dengan pengurus PAN, kata Yasin. Dampaknya, kader-kader PAN berpindah haluan ke parpol lain, baik kader nasionalis yang progresif maupun reformis modernis. Maka untuk memperbaiki elektabilitas PAN, kata Yasin, sebaiknya PAN kembali kepada awal berdirinya parpol dengan mengedepankan upaya menyatukan kembali kader-kader Muhammadiyah dan bersatu, sehingga menjadi alat perjuangan untuk sampai pada perjuangan reformasi sehingga menjadi partai yang progresif, modernis, dan dicintai rakyat sebagaimana era 1998. PAN juga harus memberikan posisi strategis terhadap kader-kader potensial Muhammadiyah untuk bersatu mengelola dan membesarkan PAN. Terakhir PAN juga harus kembali membuka diri terhadap kader-kader nasionalis yang progresif untuk mendongkrak elektabilitasnya, katanya. 2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Tren meneurunnya elektabiltas PKB juga dimulai dari perpecahan internal, sejak tidak di bawah kendali Gus Dur PKB terombang-ambing kadernya tercerai berai. Gus Dur dengan paham pluralisme mampu mendongkrak suara PKB pada awal berdirinya PKB. Selian itu, Gus Dur bersama PKB juga mendapatkan restu dari NU dan dukungan penuh dari kaum nahdliyin dengan jargonnya partai reformis, pro pada perubahan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan PKB sekarang yang cenderung eksklusif dengan hanya mengandalkan kader-kader NU dengan menutup diri dari kalangan semacam nasionalis dan Muhammadiyah atau lainnya. Ditambah lagi sistem keorganisasiannya yang keropos serta perseteruan dengan loyalis Gus Dur yang tidak kunjung membaik. 3

PKB juga tidak mampu memelihara dan membina para kyai-kyai NU yang selama ini membesarkan PKB bahkan cenderung tidak peduli karena dinilai loyalis Gus Dur. Dampaknya PKB menjadi parpol yang kehilangan arah dan berada dalam kebingungannya, langkah-langkah instan menjadi pilihan dengan merekrut tokoh nasional, artis, dan pebisnis untuk dijadikan alat dagangan politiknya. Ringkasnya, kata Yasin, elektabilitas PKB tidak mampu berkembang akibat sistem keorganisasin yang buruk dan perseteruan dengan loyalis Gus Dur. Maka, PKB sebaiknya sesegera mungkin meredam perpecahan internalnya dan kembali pada awal perjuangan PKB sebagaimana yang digariskan Gus Dur yaitu sebagai partai reformis, pluralis, yang pro pada perubahan dan kesejahteraan rakyat. Menyatukan kembali kyai-kyai NU membina dan memperhatikannya sehingga menyatukan kembali Nahdliyin hingga masyarakat bawah dan meneruskan perjuangan dan ajaran-ajaran Gus Dur dan NU. Menjaga trah Gus Dur adalah kunci dari mendongkrak elektabilitas PKB, kata dia. 3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Yasin mengatakan, PPP sebagai partai religius mengalami tren elektabilitas yang terus menurun karena buruknya sistem kaderisasi dan keorganisasin yang dibangunnya. PPP dahulu menjadi besar karena bersatunya kaum religius dari lintas organisasi keagamaan. Basis dukungan PPP terpecah sejak masa reformasi dengan lahirnya PKB, dan PAN, PPP kehilangan para tokoh-tokohnya sehingga elektabilitasnya hanya mengandalkan pada loyalis PPP pada masyarakat tingkat bawah. PPP didukung oleh para loyalisnya yang sangat fanatis, selain itu juga beberapa kyai juga memberikan andil besar menjaga suara PPP. Sayangnya, sistem kaderisasi dan keorganisasin PPP tidak berjalan dnegan baik, sehingga banyak kader-kader PPP menyeberang ke parpol lain, 4

katanya. PPP juga tidak mampu mengurus dan mengelola dengan baik terhadap tokoh-tokoh tua yang selama ini membesarkan PPP. Pengurus PPP tidak memiliki isu yang membumi, yang mampu menyatukan para kyai-kyai di tingkat bawah dan hanya mengandalkan para kader loyalis yang fanatis. Maka seiring dengan waktu kader-kader loyalis tergerus habis secara perlahan akibat usia udzur. PPP tidak mampu membangun sistem kaderisasi dan keorganisasin yang baik yang mampu menyatukan kembali para kyai-kyai dan loyalis untuk bersama-sama bersatu membesarkan PPP. Bahkan PPP hari ini malah mengikuti praktik politik instan dengan mengandalkan kader-kader comotan. Menyatukan kembali para kayai-kyai tradionalis dan kaum religius adalah langkah mendesak yang sangat dibutuhkan PPP untuk mendongkrak elektabilitasnya. PPP juga harus merombak total terhadap sistem kaderisasi dan keorganisasiannya dengan berupaya keras membangun kembali rumah yang sudah usang dan dianggap tidak menarik oleh publik. PPP sudah sepantasnya menjadi rumah kaum religius yang menyatukan berbagai paham aliran yang ada di Indonesia. Sebagaimana PPP di masa Orde Baru yang menjadi rumahnya para kaum religius muslim lintas organisasi keagamaan. [L-8] 5