PENGARUH GUIDED IMAGERY TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA Made Oka Ari Kamayani 1), Ni Made Dian Sulistiowati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., Warditiani, N. K.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI TERPENOID. DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

3 Percobaan dan Hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Jurusan Farmasi Fakultas Matemátika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB III METODE PENELITIAN

UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETIL ASETAT RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PURIFIKASI ANTOSIANIN DARI EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN MENGGUNAKAN SOLID PHASE EXTRACTION TERMODIFIKASI

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Warditiani, N. K. 1, Indrani, A.A.I. S. 1, Sari, N. A. P. P. 1, Swasti, I.A.S. 1, Dewi, N.P.A.K. 1, Widjaja I.N.K. 1, Wirasuta, I M.A.G.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-DIFENIL-1-PIKRIHIDRAZIL DAN PROFIL BIOAUTOGRAFI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.

PENENTUAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera scandens (L.) Moq.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB IV PROSEDUR KERJA

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut klasifikasi tanaman katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr): : Sauropus androgynus (L.) Merr

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODA

KATA PENGANTAR. berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

Transkripsi:

PERBANDINGAN KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI KOLOM VACUM EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK UNTUK MENDAPATKAN FRAKSI SAPONIN Ni Kadek Warditiani 1, Ni Made Pitri Susanti 1, Milawati...1278 PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP POSITIF PADA KADER MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN HIV & AIDS DARI IBU KE BAYI Desak Putu Yuli Kurniati 1), Lila Wulandari 2), Ni Komang Ekawati...1281 PROFIL NILAI FISIOLOGIS ANJING KINTAMANI BALI I Putu Gede Yudhi Arjentinia 1*), Putu Ayu Sisyawati Putriningsih...1288 PENGARUH GUIDED IMAGERY TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA Made Oka Ari Kamayani 1), Ni Made Dian Sulistiowati...1291 EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT GRACILARIA SP. DAN CAULERPA SP. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN N. L. Ari Yusasrini 1), Luh Putu T. Darmayanti 1) Ni Made Yusa...1297 EVALUASI SISTEM SURVEILANS JAPANESE ENCEPHALITIS DI PROVINSI BALI Komang Ayu Kartika Sari 1), Putu Cintya Denny Yuliyatni 2), Ida Bagus Wirakusuma...1305 PREDIKSI PARAMETER FARMAKOKINETIKA ATENOLOL PADA MANUSIA DARI BERBAGAI SPESIES SECARA IN SILICO Dewi. L. P. M. K. 1), Arisanti. C. I. S. 1) Irawan. I P. Y. B. 1), Wirasuta. I M. A. G....1312 OPTIMASI WAKTU PENGEMBANGAN GELLING AGENT HPMC DAN STABILITAS FISIKA GEL EKSTRAK MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) Wijayanti, N.P.A.D. 1), Astuti, K.W. 1), Dewantara, I.G.N.A. 1), Prasetia, I.G.N.J.A 1), Nesa, P.N.P.D. 1), Adhiningrat, D.N.P....1320 UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) PADA SEL KANKER PAYUDARA SECARA IN INVITRO DAN IN SILICO Sarasmita, M.A 1, Laksmiani, L.N.P...1327 IDENTIFIKASI ANTOSIANIN UMBI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI I Made Agus Gelgel Wirasuta 1*, Luh Putu Mirah Kusuma Dewi 1, Made Jelita Sugosha 2, Ni Luh Putu Vidya Paramita 1, I GustiAyu Made Srinadi 3, Ida Bagus Gede Dwidasmara 4, Ni Made Pitri Susanti...1333 Kuta, 29-30 Oktober 2015 xxix

PERBANDINGAN KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI KOLOM VACUM EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK UNTUK MENDAPATKAN FRAKSI SAPONIN Ni Kadek Warditiani1, Ni Made Pitri Susanti1, Milawati1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Badung Telp/Fax: 0361 703837 Korespondensi: kadek.warditiani@gmail.com ABSTRAK Ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) telah terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Berdasarkan hasil skrining tokimia ekstrak tersebut mengandung senyawa saponin, terpenoid, avonoid. Untuk mengetahui aktivitas farmakologi masing-masing senyawa, maka perlu dilakukan pemisahan dari setiap senyawa yang terkandung di dalam ektrak tersebut. Dilakukan fraksinasi senyawa saponin dari ekstrak etanol daun katuk dengan menggunakan metode kromatogra kolom dan kromatogra kolom vakum. Selanjutnya dilakukan identi kasi kandungan saponin dalam fraksi yang diperoleh. Berdasarkan hasil pemisahan, pemisahan dengan menggunakan kromatogra vakum tidak dapat memisahkan senyawa saponin. Hal ini disebabkan karena senyawa saponin masih tertambat dalam fase diam (silika gel) dari kromatogra kolom vakum. Pemisahan dengan menggunakan kolom kromatogra mampu memisahkan senyawa saponin dari ekstrak etanol daun katuk karena berdasarkan hasil uji terdapat fraksi yang mampu terbentuk busa. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi tersebut mengandung saponin. Kata kunci: kromatogra kolom, kromatogra kolom vakum, saponin, ekstrak etanol daun katuk 1. PENDAHULUAN Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang secara empiris digunakan oleh masyarakat. Daun katuk dimanfaatkan sebagai sayuran dan olahan minuman. Manfaat dari olahan daun katuk adalah untuk meningkatkan produksi telur dengan menurunkan kandungan kolesterol di dalam telur.[1] Manfaat lainnya dari daun katuk adalah untuk mengatasi diabetes, konstipasi, gout dan hipertensi.[2] Ekstrak etanol daun katuk mampu berperan sebagai antidislipidemia melalui penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL dalam darah serta meningkatkan kadar HDL dalam darah tikus jantan galur Wistar.[3] Ekstrak etanol 90% daun katuk mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid.[4] Metabolit sekunder saponin, polifenol dan terpenoid memiliki potensi sebagai inhibitor enzim pankreas lipase. Penghambatan enzim lipase pankreas oleh saponin menyebabkan terjadinya penurunan berat badan dan penurunan jumlah jaringan adiposa pada tikus uji. Hal tersebut juga menyebabkan terjadinya peningkatan ekskresi triasilgliserol melalui feses.[5] Berdasarkan hal tersebut maka ingin dilakukan pemisahan senyawa saponin dari ekstrak etanol 90% daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) dengan menggunakan teknik kromatografi. 2. TUJUAN Untuk mengetahui metode pemisahan senyawa saponin dari ekstrak etanol 90% dau katuk. Sehingga akan diperoleh metode yang tepat unuk dilakukan penelitian lebih lanjut. 3. MATERIAL DAN METODE Bahan Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) yang diperoleh dari daerah Kulonprogo Yogyakarta, etanol teknis, metanol p.a., kloroform p.a., silika GF 254, plat silika GF 254, aquadest, glass wool, pereaksi dragendroff, pereaksi mayer, pereaksi wagner, kloroform, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, HCl 2N, aseton P, asam borat P, asam oksalat P, dan eter P. 1278 Kuta, 29-30 Oktober 2015

Metode Ekstrak etanol 90% daun katuk dibuat dengan metode maserasi. Ekstrak yang terkumpul diuapkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian dilakukan pemisahan dengan KLT untuk mengidentikasi adanya senyawa saponin di dalam ekstrak. Kemudian dilanjutkan pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom lambat dan kromatografi kolom vakum. Masing-masing fraksi dikonfirmasi dengan uji tinggi busa untuk mengetahui adanya kandungan saponin. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk daun katuk diekstraksi dengan metode maserasi selama 24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 90%. Kemudian dilakukan remaserasi dengan pelarut yang sama selama 24 jam. Hasil ekstraksi tersebut kemudian digabungkan, selanjutnya dilakukan penghilangan pelarut dengan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Identifikasi kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun katuk dilakukan untuk memastikan adanya senyawa saponin sehingga dapat dilanjutkan dengan pemisahan senyawa tersebut. Hasil menunjukkan bahwa di dalam ekstrak etanol daun katuk mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid. Penentuan fase gerak yang sesuai untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam ekstrak etanol daun katuk dilakukan dengan menggunakan metode KLT (kromatografi lapis tipis). Hasil menunjukkan bahwa fase gerak kloroform:metanol sesuai digunakan untuk memisahkan senyawa saponin. Kemudian dilakukan pemisahan dengan menggunakan kromatografi yaitu kromatografi kolom dan kromatografi kolom vakum. Fase gerakyang digunakan untuk pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom adalah fase gerak dengan perbandingan kloroform:metanol (9:1 sampai 1:9). Cruz dkk. (2008) menggunakan fase gerak campuran kloroform:metanol dengan gradien perbandingan 10:0 sampai 0:10 dapat digunakan untuk memisahkan senyawa triterpenoid.[6] Saponin merupakan senyawa golongan triterpenoid glikosida[7], sehingga dipilih fase gerak dengan perbandingan tersebut. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan 20 fraksi. Fraksi ditampung setiap 10 ml. Kemudian dilakukan juga pemisahan dengan kromatografi kolom vakum, fase gerak yang digunakan adalah kloroform:metanol (9:1 sampai 1:9). Fraksi yang akan diperoleh sebanyak 9. Dilakukan identifikasi kandungan senyawa triterpenoid dengan menggunakan teknik KLT yang kemudian disemprot dengan vanilin asam sulfat. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa pemisahan dengan kromatografi kolom menunjukkan bahwa fraksi no 11 sampai 20 mengandung senyawa tetriterpenoid yang ditandai dengan adanya spot berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan hasil identifikasi dengan kromatografi kolom vakum diketahui bahwa tidak dijumpai adanya senyawa triterpenoid. Kemudian fraksi 11-20 (hasil pemisahan dengan kromatografi kolom) diskrining kandungan senyawa kimia, dimana hasilnya tampak pada tabel 1 Tabel 1. Skrining Senyawa Metabolit Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk No 1 Alkaloid 2 Sterol dan Triterpenoid 3 Hasil Uji Fraksi Uji Fitokimia F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18 F19 F20 5 Saponin Tanin dan Polifenol Glikosida 6 Flavoniod 7 Minyak atsiri 4 Kuta, 29-30 Oktober 2015 1279

Berdasarkan tabel 1, senyawa saponin terdapat pada fraksi no 15, 16 dan 17. Hal ini menunjukkan bahwa saponin mampu terpisah pada fase gerak dengan perbandingan kloroform:mtanol = 3:7. Saponin dapat diekstraksi menggunakan pelarut benzene, etil asetat, kloroform, metanol dan air.[7,8] Dari uji skrining fitokimia terdapat 3 fraksi yang dihasilkan adanya kandungan saponin dengan terbentuknya busa konstan setinggi 1-10 cm dan busa tidak hilang setelah diteteskan HCl 2N.[9] Sedangkan pemisahan dengan kolom vakum tidak mampu memisahkan senyawa saponin. Hal tersebut mungkin disebabkan waktu kontak antara saponin dengan fase gerak kloroform:metanol sangat cepat seningga senyawa saponin masih tertambat di dalam silika GF354. 4. KESIMPULAN Senyawa saponin yang terkandung dalam ekstrak etanol daun katuk dapat dipisahkan dengan kromatografi kolon dengan perbandingan fase gerak kloroform:metanol (7:3) 5. UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Grand Hibah Penelitian Dosen Muda tahun 2014. 6. REFERENSI Santoso U, Setianto J, Suteky T, Effect of Sauropus androgynus (Katuk) Extract on Egg Production and Lipid Metabolism in Layers, Asian-Aust. J. Anim. Sci. 2005; 18(3) : 364-369 Wang PH dan Lee SS, Active chemical constituents from Sauropus androgynus, J.Chin.Chem.Soc. 1997; 44(2): 145-149 Warditiani NK., Susanti NMP, Widjaja INK, Budiman INA, Ethanol Extracts of Sauropus androgynus (L) Merr, Activity Antihyperlipidemia of High Fat Diet-Fed Rats, Proceeding The International Conference Pharmaceutical Care, New Development of Pharmaceutical Care in a Pharmacogenetic and Pharmacogenomic Approach, 2014; 20-24 Susanti, N.M.P., Budiman, I.N.A, Warditiani, N.K. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.), Jurnal Farmasi Udayana, 2014; 3(1): 83-86 L. K. Han, Y. Kimura,M. Kawashima et al., Anti obesity effect in rodent of dietary teasaponins, a lipase inhibitor, International Journal of Obesity, vol. 25, no. 10, pp. 1459 1464, 2001 Cruz, J. F. R., M. Zhu., A. D. Kinghorn., dan C. D. Wu. 2008. Antimicrobial Constituent of Thompson Seedless Raisins (Vitis vinifera) Againts Selected Oral Pathogenesis. Phytochemistry Letters. 1:151-154. Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Edisi Pertama. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Sharma, V dan R.Paliwal. 2013. Isolation and Characterization of Saponin from Moringa Oleifera (Moringaceae) Pods. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(1):179-183 Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1280 Kuta, 29-30 Oktober 2015