I. PENDAHULUAN. sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP PUKULAN FOREHAND TENISMEJA. (Jurnal Skripsi) Oleh HELI HARMOKO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang sehat, terampil, kuat dan bermoral.pelaksanaan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan modifikasi raket sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan watak. Banyak dijumpai penyelenggaraan pendidikan jasmani di

BAB I PENDAHULUAN. Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak. di masyarakat luas,terutama di sekolah. Hal ini bukan hanya di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

I. PENDAHULUAN. kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

I. PENDAHULUAN. banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Sandra Irani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditemukan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB II PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA DAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL. mengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi kita.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan tenismeja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat luas, terutama masyarakat sekolah termasuk perguruan tinggi. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh masuknya cabang ini dalam kurikulum di sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di dalam ruangan dengan peralatan yang relatif murah, serta tidak membutuhkan tempat yang luas. Tenismeja dapat dimainkan dan dinikmati oleh semua anggota keluarga dan memberi gerak badan serta hiburan kepada pemainpemain pada semua tingkat usia, dan termasuk juga mereka yang cacat jasmaninya. Menurut Johnny Leach: Tenismeja memanglah merupakan olahraga yang sungguh-sungguh internasional sifatnya yang dimainkan dibanyak negara dari pada olahraga lain. Olahraga tenismeja di Indonesia merupakan bagian dari salah satu cabang olahraga permainan yang belum dapat mengimbangi prestasi dunia, baik di tingkat Asia maupun di tingkat Internasional. Oleh karena usaha untuk meningkatkan hasil belajar (keterampilan bermain) tenismeja adalah sangat penting baik ditingkat sekolah, club atau perkumpulan- perkumpulan tenismeja yang lainnya.

2 Melalui olahraga tenismeja secara khusus akan memperoleh manfaat dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena di dalam permainan tenismeja terkandung nilai-nilai pedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui olahraga ini juga dapat mendidik siswa untuk rajin, tekun, ulet, disiplin dan bertanggung jawab. Salah satu cara meningkatkan hasil belajar tenismeja dalam permainan tenismeja adalah dengan cara memilih dan menggunakan metode yang tepat di dalam mengajar tenismeja. Dalam proses belajar tenismeja merupakan sasaran pokok dalam penelitian, terutama yang menyangkut masalah perbedaan pembelajaran pukulan forehand dengan metode bagian dan keseluruhan. lni bukan berarti bahwa kemampuan dalam tenismeja tidak hanya ditentukan oleh metode belajar saja, tetapi masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran gerak yang tepat. Cara-cara atau metode yang sering digunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar ialah: (1) metode keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode drill, (4) metode pemecahan masalah, (5) pendekatan ketepatan dan (6) pendekatan kecepatan. Dalam hal ini penulis memilih hasil belajar keterampilan pukulan forehand dalam tenismeja dengan menggunakan metode bagian dan keseluruhan sebagai pilihan yang tepat untuk meningkatkan pukulan forehand dalam tenismeja, karena cara memukul bola yang baik dan benar akan menentukan pengembangan permainan itu sendiri.

3 Banyaknya metode pembelajaran keterampilan gerak dasar menuntut seorang guru harus cermat dalam memilih dan menentukan metode mengajar. Metode mengajar bagian dan keseluruhan merupakan metode mengajar gerak yang memiliki karakteristik yang berbeda. Penerapan metode pembelajaran tersebut di dasarkan pada jenis keterampilan yang dipelajari memiliki unsur gerakan yang sulit atau sederhana. Selain itu, keberadaan siswa juga merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan dalam menerapkan metode pembelajaran, apakah siswa telah memiliki keterampilan yang baik ataukah belum. Metode keseluruhan dan bagian merupakan metode yang dapat diterapakan untuk meningktakan keterampilan gerak termasuk pukulan forehand dalam tenismeja. Kedua metode tersebut masing-masing memiliki 4 ciri dan penekanan yang berbeda, sehingga belum diketahui pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pukulan forehand dalam tenismeja. Khusus mata pelajaran tenismeja perlu mendapat perhatian khusus dimana dalam pelaksanaan pembelajaran tenismeja yang diberikan oleh guru di sekolah mungkin hanya memperhatikan penguasaan gerak dasar keterampilanketerampilan saja tetapi harus juga didukung oleh metode pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien sekaligus menyenangkan. Berdasarkan penilaian hasil belajar yang penulis lakukan pada saat penelitian pendahuluan dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar pukulan forehand dalam tenismeja di SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat, rata-rata nilai yang diraih tidak mencapai standar ketuntasan sekolah. Dari 40 siswa, yang mendapatkan nilai 65 ke atas atau dinyatakan tuntas hanya sebesar 26 %,

4 sedangkan yang belum tuntas sebesar 74 %. Siswa dinyatakan tuntas atau berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jika mencapai nilai 65 dan dinyatakan belum tuntas atau remedial jika mendapatkan nilai kurang dari 65. Hasil temuan awal menunjukkan bahwa letak kesalahan atau kesulitan gerak yang dialami siswa adalah pada tahap pelaksanaan, terutama deskriptor gerakan sikap berdiri, posisi kaki, mengambil bola dititik tertinggi, bola tepat mengenai bagian tengah bet, pukul dengan kuat dan terarah. Penulis mengidentifikasi penyebab masih rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai pukulan forehand ialah pada perkenaan bola saat memukul tidak tepat pada permukaan tengah bet, belum bisa mengarahkan pukulan forehand memantul ke meja lawan, masih kaku cara pegangan pukulan forehand dan penyelesaian akhir yang kurang efektif. Metode belajar yang dipakai monoton atau tidak ada variasi membuat proses pembelajaran membosankan, hal ini terlihat pada saat penulis melakukan penelitian pendahuluan. Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa agar tercapainya keberhasilan pembelajaran. Metode yang dipilih harus dapat memberdayakan siswa agar lebih banyak bergerak untuk mencoba gerak dasar forehand dan berlatih secara berulang-ulang. Dengan harapan proses pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti berasumsi bahwa metode pembelajaran bagian

5 dan metode keseluruhan dapat diterapkan dalam upaya memperbaiki pukulan forehand. Metode bagian cara penyampainnya dilakukan secara bertahap yaitu dengan jalan membagi-bagikan materi pelajaran menjadi bagian yang lebih kecil atau sederhana. Metode bagian dipergunakan untuk mempelajarai materi pelajaran yang luas dan kompleks agar dapat dibagi-bagi menjadi beberapa unit, supaya dapat mempermudah mempelajarinya. Sedangkan metode keseluruhan dapat dipakai untuk mempelajari suatu keterampilan gerak, cara pendekatan dalam mengajar dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerak, kepada siswa diajarkan semua unsur rangkaian gerak secara keseluruhan sekaligus dan dipraktikan secara keseluruhan sekaligus. Proses pembelajaran di awali dengan penanaman konsep secara keseluruhan, sampai konsep tersebut dipahami benar barulah dialihkan ke dalam bagian yang lebih sederhana. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pemilihan metode tersebut apakah tepat dan terdapat perbedaan dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa pada mata pelajaran tenismeja khususnya pada pukulan forehand. Sehingga penulis mengambil judul penelitian Pengaruh Metode Pembelajaran Bagian dan Keseluruhan Terhadap Pukulan Forehand Dalam Tenismeja. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Masih perlunya pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk proses belajar gerak dasar pada mata pelajaran tenismeja. 2. Kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai gerak dasar pukulan forehand pada bermain tenismeja 3. Siswa rata-rata mengalami kesulitan saat memukul bola tidak tepat mengenai permukaan tengah bet sehingga hasil pukulan belum baik. 4. Siswa rata-rata belum bisa mengarahkan pukulan forehand memantul ke meja lawan. 5. Sebagian siswa masih kaku cara pegangan pukulan forehand. 6. Sebagian besar siswa belum pernah bermain tenismeja secara rutin, padahal permainan ini memerlukan rutinitas bermain yang kontinue agar dapat bermain dengan baik. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah menggunakan dua metode yaitu bagian dan keseluruhan untuk meningkatkan gerak dasar pukulan forehand dalam tenismeja, dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013.

7 D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan yang signifikan dari metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap peningkatan pukulan forehand tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode pembelajaran bagian terhadap peningkatan pukulan forehand tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode pembelajaran keseluruhan terhadap peningkatan pukulan forehand tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat Tahun pelajaran 2012/2013? 4. Manakah dari kedua jenis metode pembelajaran ini yang lebih meningkatkan pukulan forehand dalam tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan umum a. Untuk membuktikan adakah perbedaan yang signifikan dari metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap peningkatan pukulan

8 forehand tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013. b. Untuk membuktikan adakah pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap peningkatan pukulan forehand dalam tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap peningkatan pukulan forehand dalam tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013. b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap peningkatan pukulan forehand dalam tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013. c. Untuk mengetahui metode pembelajaran mana yang lebih meningkatkan pukulan forehand dalam tenismeja pada siswa kelas VII SMPN 1 Lumbok Seminung Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013.

9 F. Manfaat Peneiltian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Peneliti Untuk mendapatkan data yang empiris mengenai perbedaan dan pengaruh metode pembelajaran bagian dan keseluruhan terhadap pukulan forehand tenismeja. 2. Siswa Untuk dapat meningkatkan hasil belajar pukulan forehand dalam keterampilan bermain tenismeja. 3. Guru Bahan informasi kepada guru Pendidikan Jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan keterampilan bermain tenismeja, khususnya pukulan forehand. 4. Kepala sekolah Sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kurikulum Pendidikan Jasmani khususnya di sekolah.