BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masalah persaingan yang ketat baik dalam bidang politik, social, sosial dan budaya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk sebuah negara melakukan hal yang lebih baik lagi terutama untuk Negara

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

URAIAN sebelum perubahan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan kegiatan kenegaraan di Indonesia dilakukan oleh lembaga

TAPKIN (PENETAPAN KINERJA) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KOTA LANGSA TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DP2KBP3A KABUPATEN KEDIRI

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

3. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat terhadap Program keluarga Berencana yang responsive gender

KABUPATEN JEMBRANA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Penyediaan Jasa Surat Menyurat 360 Rp ,00 APBD (

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB II PROFIL BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMBPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ACEH TENGAH

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mahmudi (2010) pengertian anggaran yaitu, Budget (anggaran) ialah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

Evaluasi Hasil Renja SKPD Perangkat Daerah : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bima Periode Pelaksanaan: 2016

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat tersebut menyebabkan inisiatif dan prakarsa daerah cenderung

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk PEMERINTAH KOTA TANGERANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI SURAKARTA. (Studi Empiris di Surakarta Tahun Anggaran )

I. PENDAHULUAN. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

TABEL VI RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KABUPATEN DHARMASRYA RENCANA TAHUN 2016

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana 4 Paket Rp ,00 APBD (23/48/DPA/2014)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2018 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2014

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip

BAB I PENDAHULUAN. dan kota (Sulistyaningrum, 2008). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32

9. SKPD : BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salahsatu Negara yang sedang berkembang dan pada saat ini tengah menghadapi masalah persaingan yang ketat baik dalam bidang politik, social, sosial dan budaya, teknologi dan informasi, maupun dalam bidang ekonomoi. Negara dalam hal ini pemerintah dituntut untuk mampu mempertahankan dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan Negara agar telaksana dengan baik dan mencapai kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan Otonomi daerah di Indonesia tentang Pemerintahan Daerah berimplikasi pada perubahan dalam system pembuatan keputusan terkait dengan pengalokasian sumberdaya dalam pemerintah daerah. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan suatu tuntutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.pemerintahan yang baik ditandai dengan adanya pemerintahan yang akuntabel dan transparan.dalam mewujudkan hal tersebut, pemerintahan daerah sebagai subsistem pemerintah Negara dimaksudkan untuk mendayagunakan pengolahan sumber-sumber keuangan sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan pembangunan disetiap daerahnya.hal ini terjadi jika semua tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dapat direncanakan secara seksama dan teliti dengan adanya rencana kerja yang baik sebagai pedoman menjalani aktivitasnya. Perencanaan pada hakekatnya merupakan fungsi dasar dari manajemen,dimulai dengan perencanaan awal yang berlanjut pada pemrosesan dengan pengendalian dan pengawasan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penyusunan rencana kerja yang dimaksud mengandung konsekuensi bahwa rencana kerja, program dan kegiatan yang dilaksanakan pada suatu instansi harus bersifat terukur dan memperhitungkan ketersediaan anggaran.

Anggaran membantu seorang pimpinan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang akan diambil dan keputusan lainnya yang diperlukan. Anggaran juga membantu pimpinan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga dapat dilakukan koreksi dan pencegahan dimasa yang akan datang. Kegagalan dalam penanganan anggaran akan menghambat kelancaran kegiatan sehari-hari, oleh karena itu anggaran harus dikerjakan dengan teliti sesuai pada aturan yang telah ditetapkan sehingga dapat membantu pimpinan dalam melaksanakan fungsinya sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Salahsatu perencanaan yang sangat penting adalah penyusunan anggaran belanja daerah padapemerintahan daerah.oleh karena itu anggaran belanja daerah harus disusun dengan baik dan dipertimbangkan secara seksama dengan memperhatikan skala prioritas pembangunan.begitu pula dalam pelaksanaannya, harus terarah pada sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Anggaran belanja daerah yang disusun dalam satu tahun anggaran mencakup semua pengeluaran selama tahun anggaran yang dikeluarkan dari kas daerah dengan mengacu pada pelaksanaan yang harus berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat dicegah akan adanya tumpah tindih atau duplikasi pembiayaan yang dapat menimbulkan pemborosan dana. Tanpa anggaran efektivitas, efisiensi dan tujuan akan sulit tercapai. Indikator yang mempengaruhi penyusunan anggaran pada pemerintahan adalah UU No. 90 tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga sebagai pengganti PP no 21 tahun 2004 bahwa dalam rangka mengikuti dinamika perkembangan proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Berbasis kinerja, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga sehingga menjadi transparan dan akuntabel.

Semua anggaran idealnya bertujuan untuk meminimalkan biaya (pengeluaran) dan memaksimalkan laba (keuntungan).salah satu bentuk yang ada dalam perusahaan adalah anggaran operasi, anggaran terhadap perencanaan aktivitas operasi dapat dituangkan dalam bentuk anggaran operasional dan anggaran biaya operasi yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan utama dari operasi perusahaan. Penyusunan anggaran yang komprehensif dapat mempermudah diadakan evaluasi atas hasil pelaksanaan yaitu dengan melaporkan hasil pelaksanaan yang yang sudah diputuskan yang kemudian akan dibandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan anggaran yang dilakukan tidak lepas dari peranan pemerintah agar suatu kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan lembaga pemerintah untuk melakukan kegiatan tersebut. Negara Indonesia telah banyak membentuk lembaga-lembaga yang diantara memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Salah satunya yaitu lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang mempunyai tugas pokok yang membantu Pemerintah dalam menyelenggarakan dan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu di bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. Pemerintah Daerah menekankan prinsip-prinsip pemenuhan hak-hak masyarakat, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Salah satu urusan Pemerintah Daerah adalah Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.Oleh karena itu di daerah diperlukan lembaga yang mengurusi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.Pentingnya lembaga yang mengurusi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana didasarkan atas pertimbangan dan masalah antara lain :

Merupakan urusan wajib pemerintah. Masih ada kesenjangan pemanfaatan hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki (Kesenjangan Gender) Perlunya perhatian khusus terhadap anak-anak, kasus traficking dan kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Pariaman berdasarkan hasil sensus penduduk 2015, dan rendahnya kualitas penduduk (terutama pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan), persebaran dan mobilitas penduduk termasuk data dan informasi kependudukan. Selain itu, berbagai kebijakan pembangunan kependudukan masih banyak yang belum sinkron satu sama lain sehingga diperlukan adanya upaya penyerasian kebijakan lebih lanjut. Untuk itu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana melakukan kegiatan atau program untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul yang berkaitan dengan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, adapun kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, yaitu dengan pembinaan ke sejumlah sekolah di kota Pariaman dengan tujuan untuk mencapai Pengembangan Kota Layak Anak. 2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, yaitu dengan memfasilitasi perempuan dan anak korban tindak kekerasan serta pembinaannya. 3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan, yaitu dengan pembinaan dan perlombaan Desa Program Terpadu, memfasilitasi Organisasi Dharma Wanita ( DW ) dan memfasilitasi Gabungan Organisasi Wanita ( GOW ).

4. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Anak, yaitu dengan pemberdayaan lembaga yang berbasis gender dan memfasilitasi Pengembangan Forum Anak Dalam Rangka Hari Anak Nasional, sehingga terlaksananya peringatan Hari anak Nasional dan terfasilitasinya kegiatan forum anak. 5. Program Keluarga Berencana, yaitu dengan penyediaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan alkon bagi keluarga Miskin, Pelayanan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi), Pembinaan Keluarga Berencana, sehingga terlaksananya kegiatan pembinaan dan pelayanan KB Bagi Kartu Keluarga Miskin melalui Manunggal KB-KES, tersedianya Pelayanan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada masyarakat tentan g kependudukan dan KB serta terlaksananya Hari Keluarga Nasional (Harganas). 6. Program Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu dengan pembinaan dan temu kreatifitas remaja serta orientasi bagi karang taruna dan saka kencana sehingga ada beberapa peserta yang bias dijadikan utusan provinsi. 7. Program Pelayanan Kontrasepsi, yaitu dengan pelayanan pemasangan konstrasepsi KB sehingga meminimalisir meningkatnya jumlah penduduk dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 8. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang mandiri, yaitu dengan pengelolaan data dan informasi program Keluarga Berencana, 9. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling, yaitu dengan pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling. Dari semua kegiatan atau program diatas maka memerlukan biaya dan menyerap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk meningkatkan kualitas pelayanan

pendidikan, sosial, keagamaan dan kesehatan serta penanggulangan dari masalah-masalah yang timbul jika tidak ada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB). Berdasarkan uraian diatas maka prosedur dalam penyusunan, penetapan, pelaksanaan dan pelaporan anggaranbelanja daerah sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk melakukan praktek kerja lapangan/magang dan penelitian mengenai penyusunan terhadap anggarannya yang selanjutnya disusun dalam Laporan Tugas Akhir. Untuk itu penulis mengambil judul PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN PADA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA (BP2KB) KOTA PARIAMAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas maka masalah yang dirumuskan penulis difokuskan pada Bagaimana prosedur penyusunan anggaran yang ditetapkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pelaksanaan magang yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur penyusunan anggaran yang ditetapkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman. 1.4 Manfaat Penulisan Hasil dari tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi : a. Bagi Penulis Bagi Penulis manfaat penulisan tugas akhir ini dapat meningkatkan keterampilan, menambah wawasan, meningkatkan ilmu yang diperoleh dibangku perkulian serta

meningkatkan keahlian dibidang praktek, memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa DIII Akuntansi untuk mengikuti magang yang merupakan mata kuliah wajib pada Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, dan untuk menulis laporan tugas akhir sebagai prasyarat ujian kompre. b. Bagi Pemerintah Daerah Bagi Pemerintah Daerah manfaat penulisan tugas akhir ini adalah untuk sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pembuat kebijakan dalam prosedur penyusunan anggaran pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. c. Bagi Pembaca Bagi Pembaca manfaat penulisan tugas akhir ini terutama di lingkungan perguruan tinggi penulis berharap hasil tugas akhir yang sangat terbatas ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sumber atau titik tolak juga sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan referensi bagi mahasiswa khususnya Program Studi Akuntansi. 1.5 Tempat dan Waktu Magang Adapun tempat magang yang digunakan untuk penelitian adalah pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman. Dengan waktu pelaksanaan selama 40 (empat puluh) hari kerja yakni mulai dari tanggal 4 Januari 2016 sampai dengan selesai 26 Februari 2016. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Dalam penulisan tugas akhir yang berjudul Prosedur Penyusunan Anggaran pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Ko ta Pariaman dapat dibagi menjadi V (lima) bab, dengan susunan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Pada bab ini diuraikan secara umum latar belakang, perumusan masalah, tujuan magang, manfaat magang, tempat dan waktu magang serta sistematika pembuatan laporan magang. BAB II : Landasan teori Pada bab ini diuraikan secara singkat tentang landasan teori yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan. Dalam hal ini, teori yang digunakan adalah, anggaran pemerintah, anggaran belanja infrastruktur, dan pencatatan belanja daerah dilihat dari sisi akuntansi dan menurut keuangan Negara. BAB III : Gambaran Umum Perusahaan Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum mengenai sejarah singkat Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman; visi dan misi; tugas pokok dan fungsi; tujuan dan ruang lingkup kegiatan; serta struktur organisasi pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman. BAB IV: Uraian dan Pembahasan Masalah

Bab ini menjelaskan tentang uraian dan pembahasan mengenai prosedur penyusunan anggaran pada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pariaman. BAB V:Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil peninjauan yang telah dilakukan tentang prosedur penyusunan anggaran beserta pencacatatan pengeluaran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan guna perbaikan dan perubahan untuk masa yang akan datang. Dalam bagian ini merupakan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan maupun pendapat serta saran dari hasil yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.