PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRACT. Keywords: scheduling, Campbell Dudek Smith,makespan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Sistem Perencanaan dan Penjadwalan Produksi di PT. Bondi Syad Mulia

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha

Penjadwalan Produksi Garment Menggunakan Algoritma Heuristic Pour

Analisis Dan Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Pada PT. Muliaglass Container

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PERBAIKAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI N JOB M MACHINE PADA PERUSAHAAN PT. POLIDAYAGUNA PERKASA

ANALISIS PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDECK SMITH, PALMER DAN DANNENBRING DI UD. ANGGUN RAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING


BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini, pertumbuhan perdagangan secara

ANALISA PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AMPBELL DUDECK SMITH, PALMER, DAN DANNENBRING DI PT.LOKA REFRAKTORIS SURABAYA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: penjadwalan produksi, algoritma CDS, waktu produksi, efisiensi produksi. iii. Universitas Kristen Maranatha

Hasil Perhitungan Penjadwalan Dengan Metode FCFS. yang terlambat, waktu penyelesaian rata-rata 48,2 hari,dan utilitas 9%.

PENJADWALAN PRODUKSI DEPARTEMEN WEAVING Di PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: scheduling machines, CDS rule, makespan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Penjadwalan, Campbell, Dudek, and Smith, make to order, makespan, idle time, dan first-come first serve.

BAB II LANDASAN TEORI

Indeks Produksi Industri Sedang Besar

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENJADWALAN FLOW SHOP N JOB M MESIN DENGAN METODE FIRST COME FIRST SERVED (FCFS), EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN ALGORITMA HEURISTIK POUR

OPTIMASI PENGELOLAAN PARIWISATA DI DIY DENGAN MENGGUNAKAN METODE Campbell Dudeck Smith (CDS)

OPTIMALISASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT. PROGRESS DIECAST

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMA HEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY MALANG)

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Algoritma Jadwal Aktif, Job Shop. Jurusan Tehnik Industri UPN Veteran Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah

PENJADWALAN OPTIMAL TIPE PRODUKSI FLOWSHOP DUA TAHAP MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND DENGAN MEMPERHATIKAN WAKTU TRANSPORTASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENJADWALAN PRODUKSI BEEF DENGAN MENGGUNAKAN METODE CDS DAN HEURISTIK PALMER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

PENJADWALAN PRODUK PAINTED DI PT. X DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MEMINIMASI MEAN FLOW TIME

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PD SALANDO MENGGUNAKAN ALGORITMA CAMPBELL, DUDEK, SMITH (CDS) DAN NAWAZ, ENSCORE, HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

SKRIPSI. Oleh : PRIM PRASASTI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat,

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FCFS, CDS DAN GUPTA Wongso Sugino 1) Herlina Abdullah 2) 1) 2) Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S. Parman No 1, Jakarta Email : 1) Wongso_sugino@yahoo.com, 2) Herlina_a@yahoo.com ABSTRACT Nowadays the scheduling system at PT Sutra Indah Utama performed manually and not using computing system. So the author would like to give suggestions that can be applied to production scheduling applications to determine overall production time or production time of each process. In this application, the company can see times comparison of production with the suggested method and the company method. PT Sutra Indah Utama is one of the companies that engaged in the manufacture of textile various types of fabrics with production systems pure Flowshop homage series. In the discussion here will discuss production scheduling from PT Sutra Indah Utama so it gets the maximum production scheduling. Therefore, the authors want to compare the time of company production with the suggested method. With CDS and Gupta proposed a method that may help to provide an alternative in production scheduling, which can accelerate the total production time or Makespan and maximizing the capacity of the machine optimally. Makespan is the total overall production time. CDS method faster than the Gupta method and the method the company, based on the results of the calculation of the average CDS method showed the result of the production time is short. Expected to be used and help to provide scheduling in PT Sutra Indah Utama. 1. Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu teknologi komputer pada saat ini, semakin menigkat untuk membantu mendukung kinerja manusia. Salah satunya adalah kebutuhan akan aplikasi yang mampu memberikan perhitungan penjadwalan produksi untuk mengetahui total waktu produksi atau makespan dan dapat memberikan perbandingan waktu produksi perusahaan dengan metode yang diusulkan untuk perusahaan PT Sutra Indah Utama. PT Sutra Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang berdiri sejak 9 Agustus 1986. PT Sutra Indah Utama memiliki pelanggan-pelanggan dari dalam domestik serta mancanegara. Begitu banyak permintaan dari pelanggan-pelanggan. Pemesanan dapat dilakukan setiap 2 minggu sebelum akhir bulan. Pemesanan diberhentikan setelah mencapai kapasitas produksi. Apabila sudah mencapai kapasitas produksi bulannya pemesan berikutnya tidak dapat memesan lagi dan dijadwalkan pada bulan berikutnya. Permasalahan yang umum sering terjadi pada peenjadwalan produksi, seperti tidak memaksimalkan kapasitas mesin secara baik, terjadi gangguan mesin, dan waktu produksi yang kurang efisien. Untuk penjadwalannya PT Sutra Indah Utama melakukan produksi pekerjaannya untuk pemesan yang terlebih dahulu melakukan pemesanannya akan diproduksi teerlebih dahulu. Hal ini dikhawatirkan bila ada pelanggan yang memesan dengan order cukup banyak dan pemesanan disaat akhir, jumlah produksi dikhawatirkan tidak maksimal. Salah satu solusi untuk permasalahan perusahaan tersebut adalah membuat perancangan aplikasi untuk penjadwalan produksi untuk membantu mengatasi permasalahan produksi seperti memaksimalkan waktu produksi dan dapat memberikan solusi untuk melakukan pekerjaan produksi yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Aplikasi yang dirancang ini untuk menghitung waktu produksi dan total keseluruhan total produksi. Dengan menghitung dari kapasitas tiap mesin dan banyaknya pesanan dari pelanggan-pelanggan, waktu produksi dapat diketahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan produksi tersebut, dapat mengetahui pekerjaan mana yang terlebih dahulu harus dikerjakan dan mengurangi waktu tunggu pada pekerjaan atau job berikutnya. 2. Penjadwalan Produksi Persoalan berapa banyak produk yang akan dihasilkan dan bilamana bagian-bagian dari produk tersebut akan diolah (bagian mana yang 16harus didahulukan dalam proses produksi dan bagian mana yang dapat (dibelakangkan). Banyaknya produk yang akan diproduksi ditentukan atas dasar ramalan penjualan atau pesanan (order) yang masuk[3]. Pada beberapa perusahaan, kegagalan atau kesalahan dalam menyusun penjadwalan produksi tidak hanya dapat mengacaukan usaha pengawasan produksinya, tetapi juga dapat 225

mempengaruhi hal-hal lain dalam perusahaan seperti jumlah produksi yang dihasilkan. Menurut Baker (1974), penjadwalan adalah alokasi sumber-sumber untuk melaksanakan sekumpulan tugas berdasarkan waktu. Pengertian ini membawa dua hal yang penting yaitu[2]: 1. Penjadwalan merupakan suatu fungsi pengambil keputusan, yaitu sebuah proses untuk membuat suatu jadwal. Dalam pemahaman ini, apa yang dipelajari dalam penjadwalan dapat mempengaruhi fungsi pengambil keputusan yang lain dan membawa pengaruh-pengaruh praktis. 2. Penjadwalan merupakan sekumpulan prinsip, model, teknik dan kesimpulan logis yang memberikan pemahaman terhadap fungsi penjadwalan. Jadi penjadwalan meliputi persoalan berapa banyak produk yang akan dihasilkan dan bilamana bagianbagian dari produk tersebut akan diolah (bagian mana yang harus didahulukan dalam proses produksi dan bagian mana yang dapat dibelakangkan). Banyaknya produk yang akan diproduksi ditentukan atas pesanan (order). Keputusan yang dibuat dalam penjadwalan meliputi pengurutan pekerjaan (sequencing), waktu mulai dan selesai pekerjaan (timing), urutan operasi pekerjaan (routing)[2]. 2.1. Klasifikasi Penjadwalan Produksi Macam-macam penjadwalan produksi berbeda-beda dari dasar kondisi yang mendasarinya yaitu[2]: 1. Berdasarkan mesin yang di gunakan dalam proses: a. Penjadwalan pada mesin tunggal(single machine) b. Penjadwalan pada mesin ak(m machine) 2. Berdasarkan pola aliran proses: a. Penjadwalan flowshop murni Gambar 1 Flowshop murni b. Penjadwalan flowshop umum Proses produksi dengan aliran FlowShop murni berarti proses produksi dengan aliran identik dari satu mesin ke mesin lain. Dan dalam prosesnya produk harus melewati tiap proses mesin secara berurutan dan hanya melewati satu kali proses dalam satu mesin. Flowshop umum proses produksi dengan aliran yang produksinya tidak perlu melalui proses sebelumnya. Penjadwalan jobshop adalah Proses produksi dengan aliran yang tidak searah, yang produksinya dari proses mesin 1 dapat langsung menuju proses mesin 3. Produksinya juga dapat kembali ke proses sebelumnya. Seperti dari proses mesim 3 dapat kembali ke proses mesin 1. Beberapa aturan-aturan prioritas sequencing yang umum antara lain[2]: 1. FCFS(First Come First Served) Pekerjaaan atau pemesanan yang terlbih dahulu memesan akan dikerjakan terlebih dahulu meskipun kuantitasnya banyak atau sedikit. 2. SPT(Shortest Processing Time) Pekerjaan atau pemesanan yang kuantitasnya tidak banyak akan dikerjakan terlebih dahulu dan mengerjakan order berikutnya dengan kuantitas yang lebih dikit atau waktu prosesnya yang lebih cepat. Tidak masalahkan pemesanan order yang baru datang dengan kuantitas yang lebih banyak. 3. EDD(Earliest Due Date) Orderan atau pemesanan yang batas waktu penyerahan yang paling (due date) awal diserahkan akan diprioritaskan terlebih dahulu tidak memprioritaskan kuantitas yang banyak atau sedikit. 4. Random Setiap pesanan atau orderan mempunyai kesempatan yang sama untuk dikerjakan secara dahalu. Karena proses pekerjaannya secara acak. 2.2. Penjadwalan Mesin Penjadwalan pada mesin terdapat beberapa jenis dalam penjadwalannya. Penjadwalan n (job) pada 1 mesin, Penjadwalan n (job) pada m mesin pararel, dan Penjadwalan n (job) pada m mesin seri[5]. 1.3. Penjadwalan n job pada 1 mesin c. Penjadwalan jobshop Gambar 2 Flowshop umum Pada kasus ini hanya terdapat satu mesin atau prosessor. Penjadwalan pada kasus ini yang bertujuan untuk meminimasi rata-rata keterlambatan atau waktu alir rata-rata karena makespan(waktu penyelesaian produksi) penjadwalan pada satu prosessor konstan besarannya[5]. Gambar 3 Jobshop Gambar 4 n job pada 1 mesin 226

2.4. Penjadwalan n job pada m mesin Pararel Pada kasus ini ditemukan adanya sejumlah job yang harus ditugaskan untuk melewati mesin-mesin yang disusun secara paralel. Pada permasalahan ini setiap job hanya perlu memasuki salah satu mesin atau prosessor saja. Disini diperlukan adanya suatu urutan pengerjaan yang paling optimal, dan prosessor mana yang mengerjakan job tersebut[5]. Gambar 5 n job pada m mesin pararel 2.5. Penjadwalan n job pada m mesin Seri Pada lingkup ini terdapat sejumlah job yang harus melewati mesin yang disusun secara seri. Terdapat job yang harus melewati lebih dari satu mesin secara berurutan untuk menjadi suatu produk akhir yang dikehendaki. Tujuan penjadwalan dalam kondisi ini adalah meminimasi waktu alir rata-rata, meminimasi waktu menganggur mesin, dan waktu job untuk menunggu diproses[5]. Gambar 6 n job pada m mesin seri 3. Pemilihan Metode Penjadwalan Produksi Pemilihan metode yang akan dipilih dan dibahas adalah metode heuristik CDS(campbel, Dudek, Smith) dan metode heuristik Gupta. Karena pada sistem produksi PT Sutra Indah Utama adalah berjenis flow shop dan n job pada mesin m seri. Untuk itu penulisa akan membahas tentang metode CDS dan Gupta. 3.1. Metode CDS Metode CDS (Campbel, Dudek, Smith) ditemukan pada tahun 1970. CDS merupakan singkatan dari Campbell, Dudek, and Smith. Pengolahan data menggunakan metode n job m machine atau metode CDS pada mesin seri dengan memperhatikan kaidah aturan Johnson dapat diterapkan disini. Disini dikondisikan sejumlah n job harus memasuki m machine yang disusun secara seri. Digunakan untuk menyelesaikan n job di m mesin. Barangkali metode heuristic yang paling signifikan sekali untuk problem persesuaian adalah CDS[4]. Kekuatannya terletak pada menggunakan aturan di dalam model heuristic karena heuristic CDS ini menggunakan aturan johnson, yang mengembangkan heuristic permasalahan pada m mesin diselesaikan dengan cara mengkombinasi dan dikelompokan menjadi 2 mesin[4]. Algoritma CDS berkaitan dengan penggunaan multi tahap aturan Johnson terhadap masalah baru. CDS telah mengkaji algoritma secara luas sekali dan mengkaji kinerjanya. Mereka telah menemukan bahwa algoritma CDS pada umumnya lebih efektif, baik untuk masalah kecil maupun besar. Di samping itu, waktu yang diperlukan untuk memperhitungkan adalah aturan yang sama seperti aturan Johnson[4]. Metode CDS ini menghasilkan sejumlah urutan pengerjaan, dengan jumlah iterasi sebanyak k. Urutan pengerjaan ini diperoleh dengan melakukan aturan mesin kombinasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah mengkombinasi[4]: Jika ada M mesin: 1. Data tiap waktu proses masing-masing job dalam tiap mesin. Untuk lebih memudahkan tampilkan data tersebut ke dalam format tabel. 2. Hitung banyak interaksi k= m-1 pada mesin seri. (m=jumlah mesin) 3. Bandingkan waktu di setiap mesin, dengan aturan kombinasi sebagai berikut: A. Bandingkan waktu proses di mesin pertama dengan waktu proses pada mesin terakhir. Bandingkan waktu proses M1 dengan Mm B. Jumlahkan antara waktu proses di mesin 1, m e s i n 2 dan bandingkan dengan mesin m, mesin m-1 C. Gabungkan waktu proses pada mesin selanjutnya mesin 1,2,3 dan bandingkan dengan mesin m, m-1, m-2. Lalu urutkan waktu yang terkceil sampai terbesar berdasarkan aturan Johnson. D. Lakukan langkah aturan kombinasi mesin hingga iterasi ke k. 4. Gunakan aturan Johnson untuk menempatkan pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Dari urutan-urutan pengerjaan yang diperoleh, hitung nilai makespan masing-masing urutan. Langkah-langkah tersebut merupakan pengembangan aturan kaidah Johnson untuk mengembangkan metode CDS. Tiap jumlah mesin akan dikelompokan agar menjadi 2 yaitu t1 waktu pada mesin 1 dan t2 waktu pada mesin 2, lalu bandingkan dengan mesin 1 dan mesin 2. Jika mesin 1 lebih kecil waktunya tulis diawal dan jika mesin 2 tulis dibelakang atau sebelah kanan. Sehingga pemecahan masalah untuk jumlah mesin yang ak pemecahan seperti 2 mesin[4]. 227

3.2. Algoritma Johnson s Prosedur Johson s digunakan terhadap pengalokasian dua mesin untuk suatu rangkaian proses produksi. Permasalah flow shop dengan 2 mesin tersebut dengan tujuan untuk meminimalisir jarak produki juga disebut dengan istilah Johnson s Problem. Hasil-hasil yang sebenarnya telah diperoleh melalui Johnson yang sekarang adalah menjadi dasar-dasar standar di dalam teori penjadwalan. Di dalam perumusan problem tersebut, pekerjaan j dikarakterisasikan melalui pemrosesan waktu t yang diperlukan pada mesin 1, dan t diperlukan pada mesin 2 sesudah operasi mesin 1 selesai. Adapun prosedur untuk menyelesaikan permasalahan dengan algoritma Jhonsons adalah sebagai berikut[4]: 1. Tentukan min (t1, t2) 2. Jika proses time yang minimum memerlukan mesin 1, job tersebut mendapat urutan pertama dari urutanurutan yang tersedia. 3. Jika proses time yang minimum terdapat pada mesin 2, job tersebut mendapat urutan terakhir dari urutanurutan yang tersedia. Contoh skema CDS[4]: Skema Algoritma CDS 3.3. Metode Gupta Metode heuristik ini dikemukakan oleh Gupta pada tahun 1972[1]. Metode Gupta biasanya digunakan dalam permasalan jumlah mesin yang lebih dari dua, karena metode ini menggabungkan waktu tiap proses pada mesin pertama dan berikutnya untuk mencari nilai yang paling minimal dan hanya dapat digunakan pada penjadwalan flow shop murni. Kelebihan metode ini adalah dalam menentukan penjadwalan hanya memusatkan pada satu kelompok mesin dan Kekurangan Heuristic Gupta hanya menyelesaikan masalah untuk lebih dari 2 mesin saja. Langkah-langkah pengerjaan untuk metode heuristik Gupta adalah[1]: 1. Tampilkan data waktu tiap job pada setiap mesin. 2. Jumlahkan waktu tiap proses mesin masing-masing job yang saling berurutan seperti: (P1+P2),(P2+P3),(P3+P4)...(P(m-1)+ Pm) M=total mesin proses. 3. Pilih nilai minimal dari penjumlahan-penjumlahan tersebut 4. Tentukan nilai ei: Jika Pi1 < pim maka ei = 1 Jika pi1 pim maka ei = -1 Pij= waktu job j pada mesin i 5. Hitung nilai si. si=ei/min(p1+p2,p2+p3,p3+p4,p4+p5,p5+pm...) 6. Urutkan nilai si dari masing masing job. Job dengan nilai si paling besar mendapat urutan pengerjaan pertama, dan selanjutnya, hingga urutan pengerjaan diakhiri dengan job dengan nilai si terkecil. 7. Dari urutan-urutan pengerjaan yang diperoleh, hitung nilai makespan masing-masing urutan. Gambar 7 Skema CDS 228

Skema Algoritma Gupta Berdasarkan hasil pengujian bulan Oktober untuk metode FCFS, Gupta dan CDS, bahwa hasil perhitungan yang cukup singkat adalah perhitungan Gupta dan CDS. Perhitungan Gupta dan CDS mendadapatkan hasil yang sama. CDS 1 berbeda dengan CDS 2, CDS 3, CDS 4, CDS 5 dan CDS 6. Karena waktu produksi CDS 1 lebih lama dari CDS 2, CDS 3, CDS 4, CDS 5, CDS 6 dan Gupta. Tabel 2 waktu proses produksi bulan November. FCFS GUPTA CDS 1 CDS 2 CDS 3 CDS 4 CDS 5 CDS 6 693,407 685,087 668,433 674,767 Berdasarkan hasil pengujian bulan November untuk metode FCFS, Gupta dan CDS, bahwa hasil perhitungan yang cukup singkat adalah perhitungan CDS 1. Perhitungan CDS 2, CDS 3, CDS 4, CDS 5 dan CDS 6 mendadapatkan hasil yang sama. CDS 1 berbeda dengan CDS 2, CDS 3, CDS 4, CDS 5, CDS 6 dan Gupta. Karena waktu produksi CDS 1 lebih Cepat dari CDS 2, CDS 3, CDS 4, CDS 5, CDS 6, Gupta dan FCFS. Waktu produksti yang tercepat berikutnya adalah CDS 2 dengan total produksi 674,767. Total produksi CDS 1 adalah 668,433. 5. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan proses perhitungan adalah sebagai berikut: 1. Metode CDS dan Gupta memiliki waktu proses lebih cepat dibandingkan metode FCFS. 2. Metode CDS lebih cepat dari metode Gupta dan paling efektif karena CDS dapat menghasilkan beberapa iterasi penjadwalan. Gambar 8 Skema Gupta 4. Analisa Hasil Perhitungan Makespan Pengujian terhadap kinerja rancangan program yang telah dilakukan percobaan untuk mengetahui waktu proses produksi dari tiap-tiap metode yaitu FCFS, CDS dan Gupta dengan menggunakan data yang didapat pada bulan Oktober dan Novmber. Perbandingan waktu produksi tiap metode adalah sebagai berikut: FCFS 603,63 3 GUPT Tabel 1 waktu proses produksi bulan Oktober. A CDS 1 CDS 2 CDS 3 CDS 4 CDS 5 CDS 6 7 585,18 3 7 7 7 7 7 Saran yang diberikan untuk pengembangan program aplikasi ini adalah sebagai berikut: - Berikan penambahan metode penjadwalan produksi untuk membandingkan waktu produksi pada metode yang lainnya seperti Dannenbering dan Palmer. Sehingga dapat mempunyai alternatif penjadwalan yang lebih banyak. REFERENSI [1].Binus, thesis. 24 Agustus 2012, Hasil dan Pembahasan bab 4, http://thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2006-2-01077-tibab%204.pdf. [2].Dianal, Eddy, 24 Agustus 2012, TI bab 2, http://www.scribd.com/doc/94637672/jbptunikomppgdl-s1-2006-eddydianal-3158-bab-ii. [3].Library, Binus, 24 Agustus 2012 229

Pengertian Dasar Penjadwalan Teori, http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesis/bab2/2006-2-01100-ti%20bab%202.pdf. [4].Santoso, Budi, 27 Agustus 2012, Teori Penjadwalan, http://thesis.binus.ac.id/asli/bab2/2006-2-01052-tibab%202.pdf. Penulis Pertama : Wongso Sugino, mahasiswa jurusan Teknik Informatika Universitas Tarumanagara. Penulis Kedua : Herlina Abdullah, memperoleh gelar Sarjana Matematika, Program Studi ITB, lulus tahun 1992. Tahun 1998 memperoleh gelar Magister Matematika dari Program Studi Univ. Of Adelaide South Australia. 230