BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. modal dapat memberikan imbal hasil berupa dividen atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

(Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian, pasar modal menjadi pilihan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. instrumen keuangan yang diminati. Minat yang cukup tinggi dari para investor

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

ABSTRAK. Katakunci: produktivitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, peringkat obligasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi). Bursa Efek

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh investor. Pasar modal juga termasuk dalam salah satu kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Alasannya

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wolk et al (2000) dalam Sari et al (2006), signaling theory menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan tetap bagi pemegangnya. Salah satu bentuk informasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tearney (2000) dalam Estiyanti dan Yasa (2012) menyatakan teori sinyal menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo. Penerbit obligasi adalah pihak yang membutuhkan dana atau debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pihak yang memberikan pinjaman atau kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini, maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi untuk memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya yang bersumber dari luar perusahaan. Obligasi diterbitkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kegiatan pendanaan perusahaan tersebut, untuk pengembangan usaha dan menutup hutang yang jatuh tempo (Setiawan dan Shanti, 2009). Obligasi menarik bagi investor karena obligasi memiliki beberapa kelebihan yang terkait keamanan dibandingkan dengan saham, yaitu: (1) volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi sehingga daya tarik saham berkurang, dan (2) obligasi menawarkan tingkat return yang positif dan memberikan income yang tetap (Purwaningsih, 2008). Meskipun obligasi merupakan salah satu bentuk investasi yang relatif lebih aman bila dibandingkan dengan investasi dalam saham, seorang investor sebaiknya harus mempertimbangkan 1

2 risikonya, yaitu default risk. Default risk adalah risiko di mana suatu emiten tidak mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya (pokok dan bunga hutang) atau mengalami gagal bayar. Menurut Manurung et al. (2007), obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, biasanya mendapatkan peringkat obligasi investment grade (level A), dikarenakan pemerintah dianggap akan mampu untuk melunasi kupon dan pokok hutang saat obligasi jatuh tempo, sedangkan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan (corporate bonds), terdapat default risk, yang bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan emiten. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka sebaiknya pemilik modal (investor) memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat obligasi memberikan informasi atau signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu emiten. Peringkat obligasi dapat mencerminkan keamanan dari suatu obligasi. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuannya dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman. Peringkat obligasi merupakan sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat tentang kondisi penerbit obligasi dan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Penentuan tingkat skala tersebut memperhitungkan beberapa variabel yang mempengaruhi pemeringkatan obligasi. Peringkat obligasi yang diumumkan ke publik dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor (Zuhrohtun dan Baridwan, 2005). Peringkat obligasi diberikan oleh lembaga yang independen, objektif, dan dapat dipercaya.

3 Pemeringkatan antara perusahaan satu dan lainnya tidak dilakukan serentak seluruh perusahaan melainkan secara terpisah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan dengan lembaga pemeringkat. Proses pemeringkatan obligasi dilakukan dengan menunjuk salah satu lembaga pemeringkat. Setelah ada kesepakatan antara emiten dan lembaga pemeringkat, pihak manajemen menyerahkan data yang dibutuhkan untuk proses pemeringkatan. Kemudian survei dan wawancara akan dilakukan terhadap pihak manajemen. Di Indonesia terdapat beberapa lembaga yang memberikan peringkat obligasi, antara lain PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. PEFINDO lebih mendominasi pasar karena lebih sering menerbitkan peringkat obligasi. Selain itu, PEFINDO juga menjalin kerja sama dengan lembaga pemeringkat di luar negeri yaitu Standard and Poor. Menurut Tandelilin (2001: 250-251), ada tiga komponen utama yang digunakan untuk menentukan peringkat obligasi. Pertama adalah kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Kedua adalah struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang. Ketiga adalah perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang tersebut bila terjadi likuidasi yang mempengaruhi hak-hak kreditur. Menurut Brigham dan Houston (2009:373), peringkat obligasi didasarkan pada faktor-faktor kualitatif maupun kuntitatif.

4 Adapun faktor-faktor akuntansi yang dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi seperti, likuiditas (Almilia dan Devi, 2007), profitabilitas (Raharja dan Sari, 2008), produktivitas (Magreta dan Nurmayanti, 2009), dan leverage (Raharja dan Sari, 2008). Faktorfaktor non-akuntansi seperti, umur obligasi (Andry,2005), jaminan (Magreta dan Nurmayanti, 2009), dan reputasi auditor juga diduga dapat berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan (Andry, 2005). Variabel-variabel tersebut dibagi ke dalam faktor akuntansi didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan, dan faktor non-akuntasi, dengan anggapan bahwa faktor non-akuntansi menggambarkan kondisi di luar perusahaan. Hal ini menjadi penting karena kandungan informasi akuntansi dan non-akuntansi merupakan acuan utama dalam mempertimbangkan bonafiditas prediksi peringkat obligasi. Beberapa variabel yang diduga dapat mempengaruhi peringkat obligasi mengacu pada model penelitian terdahulu antara lain Almilia dan Devi (2007), Susilowati dan Sumarto (2010), Nurmayanti (2009), Sejati (2010), Magreta dan Nurmayanti (2009), Raharja dan Sari (2008), dan Andry (2005). Likuiditas diduga dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Almilia dan Devi (2007) menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio merupakan variabel yang dominan untuk memprediksi peringkat obligasi. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto (2010) juga menyimpulkan

5 bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan manufaktur. Burton et al. (2000) dalam Magreta dan Nurmayanti (2009) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, sedangkan dari hasil penelitian Magreta dan Nurmayanti (2009) menemukan bahwa profitabilitas, produktivitas, dan secure mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi. Hanya rasio likuiditas yang tidak mempengaruhi peringkat obligasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sejati (2010) juga menemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh Variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi perusahaan, yaitu profitabilitas. Almilia dan Devi (2007) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan manufaktur sedangkan Magreta dan Nurmayanti (2009) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan manufaktur. Variabel selanjutnya yang diduga dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi perusahaan adalah produktivitas. Menurut Horrigan (1966 dalam Raharja dan Sari, 2008) rasio produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap credit rating. Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Magreta dan Nurmayanti (2009) juga menemukan bahwa produktivitas berpengaruh dalam memprediksi

6 peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di PEFINDO. Leverage juga diduga dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi perusahaan. Raharja dan Sari (2008) menemukan bahwa leverage dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Burton et al., 2003 dalam Raharja dan Sari, 2008), sedangkan Magreta dan Nurmayanti (2009) menemukan bahwa leverage tidak dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Sementara itu, umur obligasi, jaminan, dan reputasi auditor juga diduga dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Menurut Andry (2005), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Almilia dan Devi (2007) menemukan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat. Joseph (2002) dalam Andry (2005) juga menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasipun akan membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Velury et al. (2003) dalam Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan dari semua perusahaan yang menerbitkan obligasi, hampir semuanya diaudit oleh KAP big four, sehingga laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four lebih berkualitas. Penelitian yang menggunakan faktor akuntansi dan non-akuntansi dilakukan oleh Andry (2005) yang terdiri dari growth, size, sinking fund, umur obligasi (maturity), jaminan (secure) serta reputasi

7 auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur obligasi (maturity), sinking fund, dan reputasi auditor memiliki pengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Penelitian ini bermaksud untuk melakukan pengujian apakah faktor-faktor akuntansi dan non-akuntansi yang terdiri dari likuiditas, profitabilitas, produktivitas, leverage, umur obligasi, jaminan, dan reputasi auditor digunakan oleh lembaga pemeringkat dalam menentukan peringkat obligasi perusahaan. Hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan atau pedoman yang dipublikasikan oleh lembaga pemeringkat dalam menentukan peringkat obligasi perusahaan. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi sangat bervariatif dan hasil pengujiannya tidak konsisten. Di Indonesia, penelitian mengenai peringkat obligasi masih jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan oleh adanya keterbatasan data obligasi serta pengetahuan yang dimiliki oleh para investor. Wansley et al. (1992 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006) juga menyatakan bahwa sebagian besar perdagangan obligasi dilakukan melalui pasar negosiasi (over the counter market) dan secara historis tidak terdapat informasi harga yang tersedia pada saat penerbitan atau saat penjualan. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali faktor-faktor akuntansi yang diwakili oleh rasio keuangan seperti likuiditas, profitabilitas, produktivitas, dan leverage serta faktor-faktor nonakuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan, dan reputasi

8 auditor. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan obligasi yang diperingkat oleh PEFINDO periode tahun 2005-2011. Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena ruang lingkup perusahaan manufaktur sangat luas dan pada umumnya perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling dominan di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikembangkan di atas, dapat di lihat bahwa terdapat banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi baik faktor-faktor akuntansi maupun faktor-faktor non-akuntansi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 3. Apakah produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 5. Apakah umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan?

9 6. Apakah jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 7. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh produktivitas 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi perusahaan. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh umur obligasi 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh jaminan terhadap peringkat obligasi perusahaan. 7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh reputasi auditor

10 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademik maupun manfaat praktik. 1. Manfaat akademik Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang faktor-faktor akuntansi dan non-akuntansi yang dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya tentang prediksi peringkat obligasi perusahaan. 2. Manfaat praktik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan penerbit obligasi, yaitu dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor akuntansi maupun faktor-faktor nonakuntansi yang dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi investor, yaitu untuk menjadi masukan dalam mempertimbangkan keputusan investasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga pemeringkat, yaitu agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meberikan peringkat obligasi.

11 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori (teori signal, obligasi, peringkat obligasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi), pengembangan hipotesis, dan model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran, jenis data dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian serta saran yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.