BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Saran Rekonsoliasi Konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah

DINAMIKA KEBERADAAN KELOMPOK SUPORTER SEPAKBOLA DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bill Shankly, seorang manajer legendaris yang pernah menangani klub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

BAB VI PENUTUP. dengan JCI Chapter Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejarah rivalitas klub

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan,

KONFLIK ANTAR SUPORTER SEPAK BOLA MERUNTUHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena

PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor teknis dan non-teknis yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun konfik yang terjadi baik dari kubu PSSI dan Menpora. pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter.

PERATURAN UMUM FARMASI CUP 2017 BASKETBALL and FUTSAL COMPETITION

LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS

PENGARUH PESAN NON-VERBAL SUPORTER SEPAKBOLA TERHADAP SEMANGAT TIM SAAT BERTANDING

BAB I PENDAHULUAN. merakyat karena hampir bisa ditonton oleh semua golongan dan lapisan dalam

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun


VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Sport - Commercial - entertainment

BAB I PEBDAHULUAN. pula adanya persaingan dari produsen ataupun pengusaha dalam merebut

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

PIALA DUNIA DAN MATEMATIKA

BAB IV ANALISIS DATA. kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya. kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan politik sepak bola, ricuh LPI (Liga Primer Indonesia), hingga

]BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai dan kebanggaan tersediri. Mereka tidak segan-segan merubah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN MAKNA YEL-YEL BRIGATA CURVA SUD DI STADION MAGUWOHARJO SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. klub-klub sepakbola yang memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Pembinaan

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

PERATURAN UMUM DAN TEKNIS LIGA PPIA 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakatnya menggemari olahraga ini. Meskipun sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

PANDUAN KEGIATAN LIGA SEPAKBOLA REMAJA SINODE GMIM TAHUN 2016 DI WILAYAH TONDANO DUA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

Kreolisasi dalam Kultur Suporter Sepakbola (Mimikri, Hibriditas dan Glokalisasi Brigata Curva Sud PSS Sleman)

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kedudukan sosial. Banyak diantara insiden yang disulut oleh sebab-sebab

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

BAB I UMUM. Penegasan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. termasuk liga profesional ataupun pertandingan antar kampung (tarkam) hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

Pengaruh Terpaan Tweet Informasi Penjualan terhadap Motivasi Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

SEPAK BOLA 1. PERATURAN UMUM

TUGAS BROADCASTING. Sinopsis dan Naskah Film Pendek BOLA DI DADAKU

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Komplek Ruko JL. Ketampon No. 90, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam

BAB II DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN. Kelurahan Baciro. Teknik penarikan sampel menggunakan metode pengambilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN Suporter PSS Sleman yang terorganisir pada mulanya adalah hanya Slemania. Slemania tumbuh menjadi sebuah suporter yang menjadi kebanggaan para warga Sleman, pemain PSS Sleman, dan Menejemen PSS itu sendiri. Slemania telah berhasil menjadi wadah bagi para warga Sleman yang setia mendukung klub PSS. Dengan adanya Slemania, seluruh pendukung PSS Sleman menjadi lebih terorganisir daripada sebelumnya. Sebelum berdirinya Slemania, warga Sleman hanya menjadi sekedar penonton yang hanya menjadi penonton tanpa memberi dukungan moral maupun materi. Ketika Slemania tumbuh menjadi komunitas supporter yang besar dan menjadi satu-satunya supporter kepercayaan klub PSS Sleman warga Sleman, muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman. Kehadiran kelompok ini, sangat berbeda jauh dengan Slemania yang memiliki ciri khas kedaerahan, kelompok ini pada mulanya dimotori oleh komunitas yang bernama Ultras PSS 1976, yang kemudian mendeklarasikan nama baru yaitu Brigata Curva Sud. Pada saat itu, resmilah klub PSS Sleman, memiliki dua komunitas suporter yaitu Slemania dan Brigata Curva Sud. Latarbelakang mengapa bisa terjadi dualisme suporter di tubuh PSS Sleman, yang utama adalah masuknya pengaruh budaya Ultras italia kepada Brigata Curva 76

Sud, Sehingga menimbulkan perbedaan model atau gaya suporter antara Slemania dan BCS. Ultras merupakan sebuah gaya atau model suporter sepakbola yang sangat berbeda dengan suporter di Indonesia. Perbedaan itu terletak dari performance atau penampilan mereka ketika berada di dalam stadion, maupun diluar stadion. Ultras dinilai sebagai sebuah model suporter yang memiliki banyak ritual dan aksi yang sangat totalitas jika dibandingkan dengan suporter di Indonesia, seperti menyanyikan chants selama 2 x 45 menit tanpa henti-henti, kemudian menyalakan kembang api atau flare, melemparkan gulungan kertas ke dalam arena lapangan ketika pertandingan akan berlangsung, dan melakukan koreografi-koreografi yang indah yang pada saat itu tidak pernah dilakukan oleh suporter-suporter di Indonesia salah satunya Slemania. Selain pengaruh Ultras yang menyebabkan perbedaan antara Slemania dan BCS, Perbedaan persepsi atau penilaian terhadap struktur kepengurusan juga menjadi penyebab terjadinya dualisme. Slemania dikenal sebagai sebuah suporter yang terstruktur dengan sangat rapih, mereka memiliki AD/ART yang mengatur bagaimana struktur kepengurusan dan periode kepengurusan. Struktur kepengurusan bagi Slemania merupakan sebuah gambaran bahwa Slemania sangat menjunjung tinggi peraturan, dengan adanya pengurus, maka para anggota lebih terstruktur dan dapat diatur atau dikoordinasikan dengan mudah. Sementara itu, BCS lebih memilih untuk tidak menggunakan struktur kepengurusan, mereka menggunakan forum yang rutin diadakan guna mengkoordinasikan segala urusan. Struktur kepengurusan dinilai 77

oleh BCS dapat menghalangi solidaritas antara masing-masing anggota, dan rawan untuk dimasuki oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan dari BCS guna kepentingan diluar sepakbola. Perbedaan model antara Slemania dan BCS, juga menimbulkan perbedaanperbedaan standard cara mendukung diantara keduanya, seperti, area mendukung di Stadion Maguwoharjo dan performance. Slemania yang notabennya sebagai komunitas suporter PSS Sleman pertama yang terorganisir berada di tribun utara, karena memang disitulah tempatnya untuk para pendukung PSS Sleman, sementara BCS yang juga sebagai pendukung PSS Sleman, lebih memilih berada di tribun selatan, karena tribun selatan merupakan sebagai sebuah identitas mereka bahwa BCS memiliki cara tersendiri dalam mendukung PSS Sleman, yaitu dengan ciri khas suporter Ultras. Ritual-ritual dan aksi-aksi yang dilakukan oleh BCS di tribun selatan dinilai oleh beberapa warga Sleman dan beberapa anggota Slemania, memiliki animo yang sangat meriah. Totalitas BCS di tribun selatan seperti menyanyikan chants 2x 45 menit, koreografi yang indah, telah menghipnotis warga Sleman, dan beberapa anggota Slemania. Performance dalam hal gaya berpakaian juga terdapat perbedaan diantara BCS dan Slemania, jika kita lihat Slemania lebih memilih untuk menyeragamkan pakaiannya dengan warna hijau dan dengan produk-produk seperti kaos, syal, buatan mereka sendiri, Sementara BCS, yang lebih bersifat modern ketimbang Slemania, karena selain menggunakan produk-produk buatan mereka sendiri seperti syal dan 78

kaos, mereka juga menggunakan pakaian-pakaianyang bermerek seperti adidas, dan mereka mewajibkan untuk semua yang berada di Tribun Selatan untuk menggunakan sepatu. Dualisme ini juga menimbulkan perbedaan antara keduanya mengenai respond an sikap dalam menanggapi isu yang telah terjadi, yaitu isu Sepak Bola Gajah, yang melibatkan PSS Sleman, dengan PSIS Semarang. PSSI menjatuhkan sanksi kepada seluruh pemain PSS Sleman, yang hal ini tentu menjadi pukulan terberat bagi suporter PSS Sleman, dan juga menejemen PSS Sleman. Sikap Slemania dalam menanggapi kasus ini, adalah mereka langsung membentuk tim investigasi untuk menguak siapa dalang dibalik Sepak Bola Gajah dan menyelamatkan nama baik para pemain yang terkena sanksi. Sikap mereka ini, terkesan ingin melakukan revolusi di dalam struktur kepengurusan menejemen PT PSS di masa kepemimpinan Pak Parji. Sementara itu BCS lebih memilih untuk memasrahkan kasus Sepak Bola Gajah ini kepada pihak Menejemen, dan mereka tetap fokus untuk memberikan dukungan moral kepada para pemain. Perbedaan-perbedaan antara Slemania dan BCS tak jarang menimbulkan benturan-benturan antara keduanya. Sikap sentiment satu sama lain, muncul ketika terjadi kesalahan interpretai Slemania, yang menganggap bahwa BCS ingin menggeser eksistensi Slemania sebagai suporter PSS Sleman. Padahal, interpretasi tersebut hanya tersebar ditataran para anggota, sedangkan para ketua maupun sesepuh masing-masing pihak tidak ada sikap sentiment satu sama lain, justru mereka 79

menjalin hubungan yang baik demi keberlangsungan PSS. Puncak konflik antara keduanya terjadi justru pada saat mereka sedang membela PSS Sleman yang sedang bertanding melawan Persepar Palangkjaraya di Stadion Maguwoharjo pada tanggal 3 Maret 2012,saat itu terjadi baku hantam antara oknum Slemania dan BCS. Peristiwa tersebut disinyalir sebagai salah satu bentuk kemarahan dari BCS yang selama ini dianggap sebagai suporter yang melenceng oleh Slemania. Untuk mengakomodir perbedaan-perbadaan antara Slemania dan BCS, keduanya bersepakat untuk membuat sebuah solusi dengan mengidentifikasikan apa permasalahan yang sebenarnya terjadi antara Slemania dan BCS. Keduanya sepakat untuk membentuk sebuah Memorandum of Understanding (MoU) guna meminimalisir adanya benturan kepentingan dan mencegah terjadinya konflik yang lebih besar antara keduanya. Isi dari MoU tersebut dinilai sebagai sebuah bentuk solusi yang sama-sama memberikan rasa puas terhadap keduanya. Selain MoU pihak Slemania juga memiliki cara untuk mengakomodir BCS dan Slemania dengan memiliki wacana untuk mengangkat anggota BCS untuk membantu di dalam struktur kepengurusan Slemania. Walaupun keduanya memiliki banyak perbedaan-perbedaan cara mendukung, tetapi mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin memberikan dukungan secara total, kepada PSS Sleman, baik dalam bentuk dukungan moral, maupun materi. Karena mereka sadar bahwa Slemania dan BCS merupakan salah satu faktor keberhasilan PSS Sleman. 80

Tabel 4.1: Slemania dan BCS Aspek Group Slemania BCS Tujuan Mendukung PSS Sleman. Mendukung PSS Sleman. Corak Suporter khas Kedaerahan. Mengadaptasi dari suporter Ultras Italia. Performance Berpakaian warna hijau. Menyanyikan chants/yelyel dalam bahasa Indonesia atau jawa. Bernyanyi dengan mengangkat-angkat syal ataupun menggerakan tangan. Berpakaian bebas, namun dominan hitam. Mewajibkan menggunakan sepatu di dalam stadion. Menyanyikan chants/yelyel dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa asing (Italia/Inggris). Bernyanyi dengan di iringi koreografi. Mengunakan kembang api ketika pertandingan akan berjalan. Melemparkan gulungan kertas kedalam pinggir stadion. Tribun Selatan Stadion Maguwoharjo Ruang Tribun Utara Stadion Maguwoharjo Alat Pengontrol Struktur kepengurusan Tidak memiliki struktur kepengurusan, akan tetapi memiliki Forum. Sumber: Data Primer 81