BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana (Zakiah, 2015). ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam

Corresponding Abstract. Keywords: high school chemistry lab module, problem based learning, science process skill

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar dihasilkan dari upaya pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SILABUS. : 1 : Dini Rohmawati, M.Sc.

PENERAPAN PRINSIP GREEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SILABUS. : 2 : Dini Rohmawati, M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Tatap Muka Ke-9) 1. Identitas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Program Studi : Pendidikan Kimia/Kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan dan teori saja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar I Terintegrasi Pendekatan Inkuiri

Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI di MAN 1 Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUUAN. aspek organisasi atau pribadi (Djamarah, 2006). menyertai perubahan tersebut Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED

BABH ^ TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulimi Berbasis Kompetensi (KBK) adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS

2015 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2011). Berdasarkan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional, oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan haruslah dilakukan

Jurnal Redox. Vol.6, No.1 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan era keterbukaan bagi negara-negara di dunia. Peluang dan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan institusi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang ada didalamnya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sehingga dapat membentuk generasi-generasi yang dapat bersaing di

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang inovatif berbasis kontekstual banyak diperlukan dalam pengajaran kmia untuk menyelaraskan

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, K., Amri,S., dan Elisah,T., (2011), Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Perintis Pustaka, Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 (penjelasan pada Lampiran 1), yang didalamnya

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan rumus dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum) untuk mencari jawaban atas apa, mengapa dan bagaimana (Zakiah, 2015). ilmu kimia tumbuh dan berkembang melalui eksperimen..., sehingga dalam pembelajaran kimia di sekolah perlu dilakukan pendekatan yang berbasis eksperimen (Kurniawati & Wahyuningrum, 2011). Jahro (2009) mendeskripsikan bahwa metode praktikum merupakan salah satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri fakta yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman terhadap materi kimia yang dipelajarinya. Mempelajari ilmu pengetahuan alam perlu adanya panduan yang berisi petunjuk praktikum, prosedur praktikum, lembar pengamatan, alat dan zat, lembar observasi kegiatan praktikum yang disebut juga penuntun praktikum. Penuntun praktikum sebagai buku ajar yang berisi pedoman untuk melakukan kegiatan praktikum di laboratorium yang bertujuan agar terciptanya kegiatan praktikum yang optimal (Tuysuz, 2010). Observasi yang dilakukan peneliti di laboratorium kimia dasar di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) menunjukkan bahwa 1

2 masih terdapat kekurangan penuntun praktikum kimia yang harus dikembangkan diantaranya yaitu : 1. Ada beberapa percobaan pada penuntun praktikum yang tidak sesuai dengan silabus materi kimia dasar II di UMTS. 2. Penuntun paktikum hanya berisi prosedur kerja sehingga mahasiswa hanya mengikuti apa yang diperintahkan. 3. Mahasiswa tidak tertantang untuk bereksperimen karena penuntun tersebut tidak menarik dan monoton. 4. Penuntun praktikum tidak memiliki referensi atau daftar pustaka, sebaiknya dicantumkan. 5. Tidak terdapat pertanyaan tentang hasil percobaan yang telah dilakukan. 6. Tidak adanya aturan keselamatan dalam praktikum, hal tersebut sangat penting untuk dipahami dan dipatuhi sebelum melakukan praktikum di laboratorium karena setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum harus diteliti sedemikian rupa untuk melihat berbagai kemungkinan terdapat hal yang membahayakan. Berdasarkan kekurangan penuntun di atas maka penulis ingin mengembangkan penuntun praktikum yang lebih lengkap, misalnya dengan dicantumkannya aturan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang / hari (Sunarto, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia UNY). Oleh karena itu seyogyanya K3 melekat pada setiap

3 pelaksanaan praktikum. Referensi atau daftar pustaka penting dicantumkan agar praktikan memiliki acuan dalam setiap praktikum. Berdasarkan kurikulum prodi pendidikan kimia adapun deskripsi silabus mata kuliah praktikum kimia dasar II di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) yaitu mempelajari sifat fisika larutan, reaksi-reaksi kimia, kinetika kimia, titrasi asam basa, identifikasi karbohidrat, identifikasi protein, identifikasi lemak dan esterifikasi. Sedangkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti ada 10 judul praktikum kimia dasar II yang dilakukan yaitu reaksi-reaksi kimia, kinetika kimia, titrasi asam basa, adsorbsi larutan, redoks, kesetimbangan kimia, uji hidrolisa disakarida, identifikasi protein, identifikasi lemak dan esterifikasi. Dapat dilihat sudah ada keterkaitan antara silabus dengan judul paktikum kimia dasar II di UMTS namun masih ada judul praktikum yang harus dikembangkan dan diperbaiki lagi agar sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS. Model pembelajaran yang tepat digunakan untuk menghasilkan pembelajaran bermakna dalam praktikum yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) atau PBL. Esensi PBL ialah menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Artinya pembelajaran berbasis masalah mengajarkan mahasiswa untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan suatu permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menghasilkan pengetahuan yang baru (Desi Rosmalinda, 2013).

4 Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan Research and Development yang lebih dikenal dengan R&D yaitu suatu proses yang dipakai untuk untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan oleh Borg & Gall (1983) dan menggunakan model ADDIE, yang diadaptasi dari Lee & Owens Model ini terdiri atas beberapa tahap pengembangan, yaitu Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi). Beberapa penelitian terkait yang mendasari perlunya penuntun praktikum kimia yaitu penelitian oleh Iis Siti Jahro (2008) berjudul Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi CHEMO- ENTREPRENEURSHIP Pada Praktikum oleh Sri wahyuni (2009), Dedy Wijayanto (2013) Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Berbasis Inquiry Terbimbing, Indah Nofiana (2013) Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inquiry Terbimbing Kelas X, Munika (2013) Pengembangan Petunjuk Praktikum Larutan Asam Basa Berbasis Inquiry. Hasil penelitiannya menunjukkan buku penuntun perlu dikembangkan dan layak digunakan. Bertolak dari uraian di atas, kegiatan praktikum pada umumnya dilaksanakan hanya sekedar melaksanakan prosedur tertulis dalam penuntun praktikum meskipun setiap percobaan selalu disertai dengan kegiatan pelaporan sehingga mahasiswa kurang tertantang untuk melakukan eksperimen. Berbeda halnya jika kegiatan praktikum disertai dengan penuntun praktikum yang disusun secara sistematis dan menarik maka dari itu peneliti berharap dapat mengembangkan dan

5 menyempurnakan penuntun praktikum yang sudah ada agar dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa sehingga penulis bermaksud melakukan pengembangan penuntun praktikum yang berjudul Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Dasar II Terintegrasi Problem Based Learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi Problem Based Learning (PBL) yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) 2. Materi yang layak dipraktikumkan sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS. 3. Pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu dibuat batasan masalah agar tidak terlalu luas, adapun batasan masalah yaitu : 1. Penelitian dibatasi dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II yang sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS.

6 2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 3. Penelitian dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) TA.2016/2017 semester IV. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II di UMTS? 2. Bagaimana mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II UMTS? 3. Bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa? 1.5 Tujuan Masalah Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis penuntun praktikum kimia dasar II UMTS. 2. Untuk mengembangkan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL yang sesuai dengan silabus kimia dasar II di UMTS. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa.

7 1.6 Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu : 1. Bagi mahasiswa, dengan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II terintegrasi PBL ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keaktifan dan keterampilan mahasiswadalam bereksperimen. 2. Bagi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, tindakan pengembangan penuntun praktikum kimia dasar II diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran kimia. 3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun praktikum kimia yang sesuai, menarik dan dapat dipergunakan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.