ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

dokumen-dokumen yang mirip
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

ANALISIS SALURAN, MARGIN, DAN EFISIENSI PEMASARAN ITIK LOKAL PEDAGING MARKETING CHANNEL, MARGIN, AND EFFICIENCY ANALYSIS OF LOCAL BROILER DUCK

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POLA SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN AYAM BURAS (Studi Kasus pada Peternakan Ayam Buras Jimmy s Farm, Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

KAJIAN POLA SALURAN DAN EFISIENSI PEMASARAN AYAM SENTUL

Analisis Saluran dan Margin Pemasaran... Aditya Fauzi Alamsyah ANALISIS SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN SAPI POTONG DI PASAR HEWAN TANJUNGSARI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

Distribusi Penjualan Telur Itik.Agnes Debora Hutabarat

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG DENGAN PENDEKATAN STRUKTUR, PERILAKU DAN TAMPILAN PASAR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAPI POTONG DI PASAR HEWAN DESA SUKA KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MARJIN TATANIAGA AYAM BROILER DARI HULU KE HILIR DI PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH JURNAL. Oleh : SAPTA BAYU PUTRA NPM

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang

Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

IV. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI

BAB III MATERI DAN METODE

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

SKRIPSI OLEH: LIZA MEUTHIA DE SHAH SEP AGRIBISNIS

Analisis Tataniaga Kambing Di Pasar Hewan Wlingi Kabupaten Blitar

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

ANALISIS PEMASARAN BIJI JAMBU METE DI KABUPATEN ALOR TESIS

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TATANIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw) DI DESA SIGEBLOG, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI.

SALURAN, MARGIN DAN KEUNTUNGAN LEMBAGA PEMASARAN SAPI POTONG DARI KABUPATEN BONE KE KOTA MAKASSAR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

Kontribusi Usaha Kerbau pada Petani Sawah.Lalita Dhaniarthi KONTRIBUSI USAHA KERBAU PADA PETANI SAWAH DI KECAMATAN CISEWU KABUPATEN GARUT

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

Rendahnya share harga yang diterima distribusi marjin pemasaran, lembaga. petani ini disebabkan karena harga pemasaran yang memperoleh keuntungan

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI

ANALISIS RANTAI PASOK DAGING SAPI DARI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN CIAWITALI SAMPAI KONSUMEN AKHIR DI KOTA GARUT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS TATANIAGA PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN

PEMASARAN KERBAU RAWA DI WILAYAH BANUA ENAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS MARGIN PEMASARAN SAPI BALI PADA KELOMPOK TANI RAMAH LINGKUNGAN DI DESA GALUNG KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

SEBARAN POPULASI DAN POTENSI KERBAU MOA DI PULAU MOA KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

MARKETING ANALYSIS OF SMALL AND LARGE BROILER FARMING ON SINAR SARANA SENTOSA PARTNERSHIP SCHEME AT MALANG REGENCY

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

Transkripsi:

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) THE ANALYSIS OF MARKETING CHANNEL AND MARGIN ON BUFFALO (A Case Study in the Bungbulang District Garut Regency) Muhammad Iqbal Adhi Perdana *, Anita Fitriani **, Dadi Suryadi ** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: iqbal.adhiperdana@gmail.com ABSTRAK Penelitian mengenai Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Kerbau (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) dilaksanakan sejak tanggal 23 Juni 2015 hingga 6 Juli 2015. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis bentuk saluran pemasaran, besar persentase margin, biaya, keuntungan dan besar bagian harga (farmer share) yang diterima peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut pada berbagai saluran berdasarkan klasifikasi umur dan jenis kelamin kerbau. Data dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode penelitian studi kasus melalui wawancara kepada para pelaku pemasaran (peternak dan pedagang pengumpul). Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran kerbau yang terdapat di Kecamatan Bungbulang terdiri dari 25 bentuk. Besarnya persentase margin, biaya dan keuntungan tataniaga kerbau pada klasifikasi jantan dewasa adalah sebesar 44,44%-100%, 13,06%-65,31% dan 41,16%-86,94%; betina dewasa 33,33%-100%, 20,00%-51,61% dan 29,41%-80,00%; jantan muda (jajalon) 50,00%-100%, 12,00%-64,00% dan 45,33%-88%; betina muda (danten) 100%, 16,00%- 17,00% dan 83,00%-84,00%; gudel jantan 100%, 17% dan 83%; gudel betina 33,33%-66,67%, 27,27%-80,00% dan 34,38%-65,63%. Besar bagian harga yang diterima oleh peternak kerbau (farmer share) pada saluran pemasaran jantan dewasa 88,89%-95,24%; betina dewasa 85,00%- 94,94%; jantan muda (jajalon) 90,91%-94,74%; betina muda (danten) 90,00%-94,44%; gudel jantan 92,31%; gudel betina 72,73%-76,92%. Kata Kunci: Kerbau, saluran pemasaran, margin pemasaran dan farmer share ABSTRACT Research on the Analysis of Marketing Channel and Margin on Buffalo (A Case Study in the Bungbulang District Garut Regency) has been started since 23 th June 2015 until 6 th July 2015. The purpose of the study is to analyze the forms of marketing channels, a large percentage of the margin, costs, profits and farmer share received by buffalo farmers in the Bungbulang district, Garut regency on various channels based on buffalo age and gender classification. Data were analyzed using quantitative and qualitative analysis using the case study method through interviews to the performers of marketing channel (farmers and traders). The results showed that the buffalo marketing channels in Bungbulang districts consists of 25 forms. The percentage of margin, costs and profits buffalo trading system on the classification of adult males is 44,44%-100%, 13,06%-65,31% and 41,16%-86,94%; adult female 33,33%- 100%, 20,00%-51,61% and 29,41%-80,00%; male youth (jajalon) 50,00%-100%, 12,00%- 64,00% and 45,33%-88%; young females (danten) 100%, 16,00%-17,00% and 83,00%- Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1

84,00%; male gudel 100%, 17% and 83%; female gudel 33,33%-66,67%, 27,27%-80,00% and 34,38%-65,63%. Farmer share in adult male marketing channels 88,89% -95,24%; adult females 85,00% -94,94%; male youth (jajalon) 90,91% -94,74%; young females (danten) 90,00% -94,44%; male gudel 92,31%; female gudel 72,73% -76,92%. Keywords: Buffalo, marketing channel, marketing margin and farmer share PENDAHULUAN Kerbau merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang memiliki cukup banyak potensi. Kerbau dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga kerja, penghasil daging, kulit dan juga menghasilkan pupuk organik. Produk-produk dari kerbau ini dapat dijadikan sebagai pengganti dari produk sapi. Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi dalam sektor peternakan. Jenis ternak yang cukup berpotensi di Kabupaten Garut adalah kerbau. Menurut data BPS Kabupaten Garut Tahun 2013 jumlah kerbau di Kabupaten Garut menempati peringkat kedua terbanyak di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 14.754 ekor. Kecamatan Bungbulang menempati urutan nomor satu dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Garut dengan jumlah kerbau terbanyak, yaitu dengan jumlah 1.729 ekor. Secara umum, hasil observasi awal mengenai peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang menunjukan bahwa rata-rata para peternak kerbau merupakan para petani yang bekerja di area persawahan. Kerbau masih banyak digunakan di daerah ini karena banyak sawah-sawah di Kecamatan Bungbulang yang memiliki luas petak sawah yang cukup sempit, bentuk yang tidak simetris dan kontur tanah yang berbukit-bukit, karena hal-hal tersebut para peternak lebih memilih menggunakan kerbau untuk membajak sawah dibanding menggunakan traktor. Para peternak di daerah Kecamatan Bungbulang tidak menjadikan usaha kerbau sebagai sumber penghasilan utama melainkan hanya sebagai usaha sampingan atau sebagai hewan peliharaan. Terdapat 844 peternak kerbau yang tersebar di 13 desa di Kecamatan Bungbulang dengan skala kepemilikan kerbau per peternak yaitu 2 : 1 yang tersebar di 13 desa atau kelurahan. Penyebaran populasi kerbau dan peternak kerbau dapat dilihat pada Tabel 1. Para peternak kerbau di Kecamatan Bungbulang memiliki kesulitan untuk menjual kerbau hidup, karena jarak yang cukup jauh dari perkotaan dan peternak tidak memiliki alat transportasi yang memadai untuk mengangkut ternak. Untuk menyalurkan ternak, peternak membutuhkan para pelaku pemasaran untuk membantu menjual kerbau tersebut kepada konsumen. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2

Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang diperlukan sebagai cara untuk menjual kerbau kepada para konsumen. Sistem pemasaran yang baik akan memudahkan penyaluran kerbau hingga kerbau bisa sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang baik. Dalam alur pemasaran akan ada pelaku pemasaran yang terlibat didalamnya. Semakin banyak pelaku pemasaran yang terlibat dalam kegiatan ini semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan dalam proses kegiatan pemasaran. yang dikeluarkan oleh para pelaku pemasaran akan berpengaruh terhadap selisih harga yang diterima oleh peternak terhadap harga yang dikeluarkan oleh konsumen. Dalam situasi penentuan harga seorang peternak memiliki bargaining power yang lemah, sebaliknya seorang konsumen memiliki bargaining power yang kuat. Bargaining power adalah kekuatan dalam tawar menawar. Kekuatan tawar menawar ini ditentukan berdasarkan pengaruh kondisi pasar, pada komoditi agribisnis seperti kerbau kondisi pasar yang terbentuk adalah pasar oligopsoni. Kondisi ini menyebabkan pedagang ternak memiliki kemampuan yang besar untuk menentukan dan mempengaruhi penawaran harga dari kerbau. Dalam kondisi seperti ini seorang peternak akan menjadi seorang price taker yaitu, kondisi dimana peternak sebagai produsen secara relatif tidak memiliki kemampuan untuk menentukan dan mempengaruhi harga produk, sebaliknya pedagang akan menjadi seorang price setter atau penentu harga produk. Hal ini menarik bagi penulis karena kegiatan pemasaran dinilai sebagai faktor kunci dalam menyalurkan kerbau hidup yang dimiliki para peternak melalui pelaku pemasaran hingga kerbau sampai ke tangan konsumen. Meninjau dari informasi yang didapat mengenai potensipotensi dari kerbau, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kerbau ditinjau dari segi ekonomi yaitu mengenai Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Kerbau di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah saluran pemasaran peternak kerbau yang berlokasi di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan pelaku pemasaran yang terkait dan berperan untuk menyalurkan kerbau dari produsen hingga sampai ke konsumen. Pelaku Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3

pemasaran yang diteliti adalah peternak kerbau, pedagang besar, dan yang berada di Kabupaten Garut. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian (kasus) tertentu saja (Paturochman, 2012). Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada pertimbangan bahwa menurut data dari Dinas Peternakan dan BPS Kabupaten Garut bahwa Kecamatan Bungbulang memiliki populasi kerbau yang cukup tingi yaitu, sekitar 1.729 ekor. Pertimbangan lain untuk penentuan lokasi adalah bahwa peternak di Kecamatan Bungbulang terbuka untuk memberikan informasi yang berguna bagi penelitian. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara yang mendalam pada para pelaku pemasaran kerbau, yaitu peternak, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan dan BPS Kabupaten Garut. Teknik Penentuan Informan Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak dan pelaku pemasaran yang terlibat dalam alur pemasaran kerbau di wilayah Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara snowball, yaitu pengambilan sampel yang dimulai dari seorang objek, kemudian secara berantai makin lama makin banyak (Paturochman, 2012). Kecamatan Bungbulang dipilih sebagai wilayah penelitian dengan alasan kecamatan ini memiliki populasi kerbau tertinggi diantara seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. Penentuan para pelaku pemasaran yang akan di wawancarai adalah para pelaku pemasaran yang melakukan transaksi jual beli dalam kurun waktu 16 bulan terakhir terhitung mulai Bulan Januari tahun 2014 hingga Bulan Mei tahun 2015. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4

Metode Analisis Untuk menjawab permasalahan pertama, yaitu bentuk saluran pemasaran kerbau, dilakukan penelusuran pemindahan produk dari peternak hingga tiba di tangan konsumen, dianalisis secara deskriptif. Menjawab permasalahan kedua, yaitu menghitung besarnya persentase margin, biaya dan keuntungan parsial dan total pada berbagai pemasaran kerbau dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Hamid (1972) sebagai berikut : 1. Margin Tataniaga Parsial = Harga Jual Harga Beli 2. Margin Tataniaga Total = Harga Eceran Harga pada Produsen 3. Persentase Margin Tataniaga Parsial = Margin Tataniaga Parsial / Margin Tataniaga Total x 100% 4. Tataniaga = Margin Tataniaga Tataniaga 5. Persentase Tataniaga Parsial = Tataniaga Parsial / Tataniaga Total x 100% 6. Persentase Tataniaga Parsial = Tataniaga Parsial / Tataniaga Total x 100% 7. Persentase Tataniaga Total = tataniaga Total / Margin Tataniaga Total x 100% 8. Persentase Tataniaga Total = Tataniaga Total / Margin Tataniaga Total x 100% Menjawab permasalah yang ketiga, yaitu menghitung bagian harga (farmer share) yang diterima oleh produsen dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Hamid (1972) sebagai berikut : Lp= [(He-M)/He] 100% Keterangan : Lp = Bagian harga yang diterima produsen M = Margin Total (Rp) He = Harga Eceran (Rp) Jika Lp > 50%, pemasaran dapat dikatakan efisien Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Informan Tingkat umur Informan berkisar antara 34-75 tahun. Tingkat umur akan mempengaruhi produktivitas seseorang dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Badan Pusat Statistik penduduk dengan umur produktif adalah masyarakat yang berusia 15-64 tahun. No Informan Umur 15-64 tahun >64 tahun 1 P.Pengumpul I 2 P.Pengumpul II 3 P.Pengumpul III 4 P.Pengumpul IV 5 P.Pengumpul V Jumlah 4 1 Tingkat Pendidikan Informan Tingkat pendidikan dari informan sendiri bervariasi mulai dari SD hingga SMA. Menurut Mubyarto (1994), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usaha akan semakin baik. Tingkat Pendidikan No Informan Tidak Pergurua SD SMP SMA Sekolah n Tinggi 1 P.Pengumpul 1 2 P.Pengumpul 2 3 P.Pengumpul 3 4 P.Pengumpul 4 5 P.Pengumpul 5 Jumlah 1 3 0 1 0 Pengalaman Usaha Pengalaman informan dalam menggeluti usaha jual beli kerbau terlihat bervariasi mulai dari 6 33 tahun. Menurut Soeharjo dan Patong (1973), pengalaman yang lebih lama akan membuat peternak dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

No Informan Pengalaman Usaha <10 tahun 10-20 tahun >20 tahun 1 P.Pengumpul I 2 P.Pengumpul II 3 P.Pengumpul III 4 P.Pengumpul IV 5 P.Pengumpul V Jumlah 1 2 2 Pelaku Pemasaran Para pelaku pemasaran yang terlibat didalam proses pemasaran kerbau dari Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut adalah pedagang pengumpul. Banyaknya pedagang pengumpul yang terlibat didalam proses saluran pemasaran kerbau dari Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut terdiri dari lima orang. Peran dari pedagang pengumpul sangat vital dalam proses pemasaran kerbau, yaitu sebagai lembaga yang berperan sebagai penyalur kerbau dari tangan peternak hingga sampai ke tangan konsumen. Alur Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XIV ke konsumen I melalui pedagang pengumpul I dan III. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak VI ke konsumen II melalui pedagang pengumpul II dan III. Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak VII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul III. Saluran 4 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XX ke konsumen II melalui pedagang pengumpul IV. Saluran 5 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XVI ke konsumen II melalui pedagang pengumpul IV. Saluran 6 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XXI ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V. Saluran 7 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan dewasa dari peternak XVII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7

Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa No 1 2 Saluran Pemasaran Saluran 1 Margin P.Pengumpul I 55,56 48,39 57,05 P. Pengumpul III 44,44 51,61 42,95 Saluran 2 P.Pengumpul II 55,56 34,69 58,84 P.Pengumpul III 44,44 65,31 41,16 Margin Tataniaga Total Total Total 20,81 82,78 13,61 86,39 3 Saluran 3 20 80 4 Saluran 4 22,5 77,5 5 Saluran 5 14,75 85,25 6 Saluran 6 15,67 84,33 7 Saluran 7 13,06 86,94 Bagian Harga yang diterima Peternak (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Dewasa Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak XIV 89,29 Efisien 2 Peternak VI 89,89 Efisien 3 Peternak VII 94,94 Efisien 4 Peternak XX 95,24 Efisien 5 Peternak XVI 92,24 Efisien 6 Peternak XXI 88,89 Efisien 7 Peternak XVII 89,29 Efisien Alur Pemasaran Kerbau Betina Dewasa di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Kerbau Betina Dewasa Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak IV ke konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan III. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XIII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan III. Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XVIII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul I. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8

Saluran 4 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak X ke konsumen I melalui pedagang pengumpul III. Saluran 5 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak II ke konsumen I melalui pedagang pengumpul III. Saluran 6 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak VII ke konsumen I melalui pedagang pengumpul III. Saluran 7 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak VIII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul IV. Saluran 8 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak IX ke konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan IV. Saluran 9 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XVI ke konsumen II melalui pedagang pengumpul IV. Saluran 10 merupakan saluran pemasaran kerbau betina dewasa dari peternak XII ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V. Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Kerbau Betina Dewasa No 1 2 Saluran Pemasaran Margin Saluran 1 P.Pengumpul I 33,33 48,39 29,41 P. Pengumpul III 66,67 29,41 70,59 Saluran 2 P.Pengumpul I 50 48,39 50,46 P. Pengumpul III 50 51,61 49,54 Margin Tataniaga Total Total Total 20,67 79,33 22,14 77,86 3 Saluran 3 37,5 62,5 4 Saluran 4 24,62 75,38 5 Saluran 5 22,86 77,14 6 Saluran 6 20 80 7 Saluran 7 22,86 77,14 8 Saluran 8 20 80 9 Saluran 9 20,51 79,49 10 Saluran 10 36,15 63,85 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9

Bagian Harga yang diterima Peternak (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau Betina Dewasa Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak IV 85,00 Efisien 2 Peternak XIII 90,28 Efisien 3 Peternak XVIII 94,94 Efisien 4 Peternak X 94,86 Efisien 5 Peternak II 94,89 Efisien 6 Peternak VII 94,94 Efisien 7 Peternak XIII 94,89 Efisien 8 Peternak IX 94,94 Efisien 9 Peternak XVI 94,90 Efisien 10 Peternak XII 94,86 Efisien Alur Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan muda (jajalon) dari peternak XXII ke konsumen VI melalui pedagang pengumpul IV. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau jantan muda (jajalon) dari peternak V ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V dan III. Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) Margin Tataniaga Total Margin No Saluran Pemasaran Total Total 1 Saluran 1 12 88 2 Saluran 2 P.Pengumpul V 50 36 54,67 25 75 P.Pengumpul III 50 64 45,33 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10

Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak XXII 94,74 Efisien 2 Peternak V 90,91 Efisien Alur Pemasaran Betina Muda (Danten) di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Kerbau Betina Muda (Danten) Saluran 1 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak XV ke konsumen V melalui pedagang pengumpul II. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak XIX ke konsumen IV melalui pedagang pengumpul II. Saluran 3 merupakan saluran pemasaran kerbau betina muda (danten) dari peternak XI ke konsumen II melalui pedagang pengumpul III. Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Kerbau Jantan Muda (Jajalon) No Margin Margin Tataniaga Total Saluran Pemasaran Total Total 1 Saluran 1 17 83 2 Saluran 2 17 83 3 Saluran 3 16 84 Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Kerbau Betina Muda (Danten) Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak XV 94,44 Efisien 2 Peternak XIX 94,12 Efisien 3 Peternak XI 90,00 Efisien Alur Pemasaran Gudel Jantan di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Gudel Jantan Saluran 1 merupakan saluran pemasaran gudel jantan dari peternak III ke konsumen III melalui pedagang pengumpul II. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 11

Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Gudel Jantan No Margin Margin Tataniaga Total Saluran Pemasaran Total Total 1 Saluran 1 17 83 Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Gudel Jantan Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak III 92,31 Efisien Alur Pemasaran Gudel Betina di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut Saluran Pemasaran Gudel Betina Saluran 1 merupakan saluran pemasaran gudel betina dari peternak I ke konsumen II melalui pedagang pengumpul I dan III. Saluran 2 merupakan saluran pemasaran gudel betina dari peternak I ke konsumen II melalui pedagang pengumpul V dan III. Besar Persentase Margin, dan Tataniaga Parsial dan Total pada Saluran Pemasaran Gudel Jantan No 1 No 2 Saluran Pemasaran Saluran 1 Margin P.Pengumpul I 33,33 27,27 34,38 P.Pengumpul III 66,67 72,73 65,63 Saluran Pemasaran Saluran 2 Margin P.Pengumpul V 33,33 20 35,38 P.Pengumpul III 66,67 80 64,62 Margin Tataniaga Total Total Total 14,67 85,33 Margin Tataniaga Total Total Total 13,33 86,67 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 12

Bagian Harga yang diterima Produsen (Farmer Share) pada Saluran Pemasaran Gudel Betina Saluran Produsen Farmer Share Keterangan 1 Peternak I 76,92 Efisien 2 Peternak I 72,73 Efisien SIMPULAN 1. Bentuk saluran pemasaran kerbau di Kecamatan Bungbulang terbagi ke dalam 6 klasifikasi ternak berdasarkan umur dan jenis kelamin dan terdiri dari 25 jumlah saluran dan terdiri dari 2 tipe tingkat saluran, yaitu saluran pemasaran tingkat 1 sebanyak 18 saluran dan saluran pemasaran tingkat 2 sebanyak 7 saluran. 2. Besarnya persentase dari margin, biaya dan keuntungan tataniaga dari setiap klasifikasi kerbau pada tiap saluran pemasaran berbeda-beda, yakni: pada klasifikasi jantan dewasa sebesar 44,44%-100%, 13,06%-65,31% dan 41,16%-86,94%; pada klasifikasi betina dewasa sebesar 33,33%-100%, 20,00%-51,61% dan 29,41%- 80,00%; pada klasifikasi jantan muda (jajalon) sebesar 50,00%-100%, 12,00%- 64,00% dan 45,33%-88%; pada klasifikasi betina muda (danten) sebesar 100%, 16,00%-17,00% dan 83,00%-84,00%; pada klasifikasi gudel jantan sebesar 100%, 17% dan 83%; pada klasifikasi gudel betina sebesar 33,33%-66,67%, 27,27%-80,00% dan 34,38%-65,63%. 3. Besar bagian harga yang diterima oleh peternak kerbau (farmer share) di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, yakni: pada saluran pemasaran jantan dewasa 88,89%- 95,24%; pada saluran betina dewasa 85,00%-94,94%; pada saluran pemasaran jantan muda (jajalon) 90,91%-94,74%; pada saluran pemasaran betina muda (danten) 90,00%-94,44%; pada saluran pemasaran gudel jantan 92,31; pada saluran pemasaran gudel betina 72,73%-76,92%. SARAN Peternak kerbau yang berada di Kecamatan Bungbulang umumnya adalah para petani yang memiliki penghasilan utama dari bertani, mereka beternak kerbau selain sebagai tenaga kerja adalah sebagai usaha sampingan atau tabungan untuk dijual saat peternak membutuhkan dana. Kerbau yang akan dijual akan diberi harga berdasarkan perkiraan bobot karkas ataupun bobot hidup dari kerbau tersebut, peternak harus memperhatikan tata cara pemeliharaan kerbau Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 13

dengan baik agar kerbau memiliki bobot yang cukup, sehat dan tidak cacat saat akan dijual. Peternak dapat mengembangbiakkan kerbau untuk meningkatkan populasi, dengan ini peternak dapat secara rutin melakukan jual beli kerbau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan sebaiknya peternak memilih saluran dengan tingkat efisiensi yang paling tinggi. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Anita Fitriani, S.Pt., M.Sc. dan bapak Prof. Dr. Ir. Dadi Suryadi, Ms. selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2016. Istilah-Istilah. www.bps.go.id/index.php/istilah/index?istilah_page=4 (diakses 2 Maret 2016, jam 19:30 WIB) Hamid, A. K. 1972. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makasar. 12, 133-134, 137 dan 142. Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. PT. Pustaka LP3ES. Indonesia, Jakarta. 180-184. Paturochman, M. 2012. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. UNPAD PRESS. Bandung. 39-45. Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 14