BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classrom Action Reserch)

III. METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti ( dilakukan oleh guru yang

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan (Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

BAB III METODE PENELITIAN. mengujicobakan suatu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Examples Non

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subang Kecamatan Pagaden Kebupaten Subang Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang sebelas topik utama, jenis penelitian, tempat dan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penilitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerjasama dengan guru Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Metro.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

Jumlah siswa sebanyak 26 anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki, 12 anak. dilakukan untuk mempermudah dan mengaktifkan mereka dalam bekerja sama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub-sub yang berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kejadian terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, menurut Suharjono (dalam Arikunto, 2009:18) Penelitian Tindakan adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti (dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan kepada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran, jadi penelitian tindakan yaitu suatu tindakan untuk mengatasi/memecahkan masalah secara berulang-ulang dengan penuh penghayatan dan apa adanya. Penelitian ini juga dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Pemilihan metode ini didasarkan pendapat bahwa penelitian tindakan mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dikelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa, (Hopkins, 1993: 34). Penelitian tindakan bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti dan tingkat kejenuhan sudah tidak terjadi, peningkatan menjadi tolok ukur berhasilnya atau tidak berhasilnya siklus-siklus tersebut. Penelitian ini dilakukan

56 secara kolaboratif antara peneliti dan mitra sejawat. Kegiatan perencanaan awal dimulai dengan cara melakukan pengamatan dan mendiskusikan serta melakukan tindakan. Pada tahap refleksi yaitu tahap menganalisis hasil pengamatan dan tindakan. Permasalahan yang biasanya timbul perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang atau perbaikan sehingga pada akhirnya pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Tindakan Kelas 3.2.1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung pada bulan Agustus - Oktober Tahun Pelajaran 2013-2014. 3.2.2 Tempat Penelitian Tindakan Kelas Setiap penelitian pasti mempunyai tempat penelitian, yaitu lokasi dimana penelitian itu dilaksanakan. Adapun lokasi yang dijadikan pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini berlokasi di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung. 3.3 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian adalah Guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung, pada ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014. Penelitian ini

57 dibantu oleh observer yang merupakan teman sejawat di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung 2. Objek dalam penelitian tindakan kelas adalah (1) Aktivitas belajar, (2) TPS pada standar kompetensi (SK) 3.4 Operasional Tindakan Suatu penelitian harus jelas secara spisifik dari apa yang diteliti. Dalam operasional tindakan kelas ini akan dijelaskan secara terperinci dari apa yang diteliti: 3.4.1 Aktivitas Belajar Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang mencakup tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi baik secara individu maupun kelompok, hingga pada tahap penutup. Aktivitas siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi. Data diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi yang berpedoman pada lembar pengamatan atau lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang diamati meliputi enam aspek perilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran: (1) interaksi siswa selama proses pembelajaran dalam kelompok; (2) keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat; (3) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; (4) motivasi dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran;

58 (5) interaksi antar siswa selama kegiatan proses belajar mengajar (diskusi kelas); dan (6) hubungan siswa dengan guru selama proses pembelajaran; jumlah indikator yang menerangkan masing-masing aspek tersebut sejumlah tiga indikator. Jadi total indikator aktivitas yang diamati sebanyak 18 indikator, yaitu: (1) berdiskusi memecahkan masalah; (2) bekerjasama mengerjakan tugas/latihan yang diberikan; (3) bertanggung jawab terhadap kelompoknya; (4) bahasa yang digunakan logis; (5) penyampaian pendapat atau pertanyaan tidak terbata-bata; (6) bertanya atau berpendapat sesuai dengan materi pembelajaran; (7) memperhatikan petunjuk guru; (8) mengikuti petunjuk guru; (9) memahami petunjuk guru; (10) menyelesaikan tugas kelompok atau latihan yang diberikan; (11) semangat dalam mengikuti pelajaran; (12) menggunakan buku referensi; (13) berinteraksi dengan temannya secara baik; (14) menghargai pendapat teman; (15) memberi tanggapan positif terhadap pendapat teman; (16) menjawab pertanyaan yang diberikan guru; (17) melakukan perintah guru; dan (18) mendengarkan pendapat/penjelasan guru. Ketentuan penilaian atau pemberian skor dan pengkategorian aktivitas siswa adalah sebagai berikut. 1) Ketentuan pemberian skor. - Jika terdapat tiga indikator perilaku dalam satu aspek dilakukan siswa maka pada aspek tersebut diberi skor 4. - Jika terdapat hanya dua indikator perilaku dalam satu aspek dilakukan siswa maka pada aspek tersebut diberi skor 3. - Jika terdapat hanya satu indikator perilaku dalam satu aspek dilakukan siswa maka pada aspek tersebut diberi skor 2.

- Jika tidak satupun indikator perilaku dalam satu aspek dilakukan siswa maka 59 pada aspek tersebut diberi skor 1. 2) Nilai aktivitas siswa diperoleh berdasarkan rumus Jumlah skor Nilai Aktivitas Siswa = X 100% Skor Maksimum 3) Pengkategorian aktivitas siswa: - bila nilai siswa 75,6, maka dikategorikan aktif. - bila 59,4 nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. - bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif 4) Adapun untuk mencari nilai rata-rata aktivitas siswa menggunakan rumus Nilai rerata = (Memes. 2001: 36). Nilai aktivitas setiap siswa Siswa 3.4.2 Proses Pembelajaran Think Pair Share 3.4.2.1 Definisi konseptual Think-Pair-Share dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa yang menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil yang memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan Aktivitas kepada orang lain

3.4.2.2 Operasional Tindakan 60 Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Think Pair Share terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan mengamati pelaksanaan diskusi pembelajaran PKn kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung sebagai upaya untuk meningkatkan sikap terhadap Aktivitas dimana siswa mengikuti langkah pembelajara Think-Pair- Share: 1) guru membagi siswa dalam kelompok berdua dan memberikan tugas kepada semua kelompok. 2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. 3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.4) kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berdua. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Selama pelaksanaan diskusi guru dibantu observer mengamati sikap Aktivitas dalam pembelajaran yang meliputi 8 aktivitas yaitu (1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, (2) mengajukan pertanyaan, (3) menjawab pertanyaan/mengemukakan pendapat, (4) berdiskusi dengan pasangan, (5) memperhatikan penjelasan teman, (6) mencatat hal-hal penting terhadap kelompok yang sedang presentasi, (7) menjawab pertanyaan kelompok lain dalam presentasi dan (8) menunjukkan peningkatan berkomentar terhadap apa yang didengar dengan kriteria. Siswa dikatakan aktivitasnya meningkat jika sudah melakukan minimal 6 dari 8 sikap Aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran.

3.4.3 Hasil Belajar Siswa 61 Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model Thin Pair Share diadakan tes pada setiap akhir siklus (post test) dengan rumus a. Hasil tes belajar jawaban benar NA = x 100% soal Keterangan: NA = Nilai tes belajar siswa b. Nilai rata-rata siswa Xna X = x 100% n Keterangan: Xn = Nilai rata-rata siswa pada siklus ke-n Xna = Jumlah nilai siswa pada siklus ke-n N = Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar 3. 5 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui siklus dan setiap siklus meliputi tahap-tahap yang secara garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian model action research yang dikembangkan oleh Hopkins yang meliputi empat tahapan (siklus) yaitu Perencanaan (Planing), Tindakan (Action) pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Menurut pendapat yang dikemukan oleh Arikunto (2009: 16) sebagai berikut:

62 1. Tahap Perencanaan yaitu penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Tahap Pelaksanaan yaitu: merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, dengan menggunakan tindakan kelas. 3. Tahap Pengamatan yaitu: kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat/ Observe. 4. Tahap Refleksi yaitu: merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali. 3.6 Prosedur Pelaksanaan PTK 1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran PKn kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung menggunakan model TPS sebagai upaya meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Adapun pengukuran keberhasilan penggunaan model pembelajaran TPS menggunakan kriteria Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) terdapat dilampiran. 2. Peningkatan perencanaan dan pelaksanaan, merupakan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar PKn di kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) a. Perencanaan Peningkatan pengelolaan kelas direncanakan menggunakan pendekatan iklim sosio-emosional (socioemotional climate approach). Menurut

63 pendekatan ini peran guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran kelas dengan mengembangkan iklim sosio emosional kelas yang positif melalui menciptakan hubungan interpersonal yang sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa. Dilakukan langkah dan alur pembelajaran Think Pair Share, dalam bentuk berfikir dan berbagi yang ditampilkan dalam bentuk diskusi dengan menyiapkan materi PKn sesuai yang ditugaskan guru. b. Pelaksanaan Guru dalam menerapkan pedekatan iklim sosio-emosional untuk pengelolaan kelas dengan ketentuan, guru menyampaikan pertanyaan, siswa berfikir secara individu, setiap siswa mendiskusikan hasil pemikirannya masing-masing dengan pasangan secara kelompok, siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas dan dengan dibantu guru melakukan refleksi atau pemecahan masalah yang telah didiskusikan c. Evaluasi Evaluasi tentang berfikir secara individu, mendiskusikan dengan pasangannya lalu berbagi jawaban dalam pengelolaan kelas melalui presentasi secara kelompok dilaksanakan dengan pengamatan dan membuat catatan tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Evaluasi terhadap Aktivitas belajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dilakukan dengan memberi tugas kepada seluruh siswa. Bagi siswa yang belum mencapai target minimal ditanya penyebabnya. Kemudian guru bersama observer mendiskusikan untuk merencanakan kegiatan refleksi. Adapun pengukuran keberhasilan pengelolaan kelas dalam

64 pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Think Pair Share di kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung menggunakan kriteria pada lampiran. 3. Peningkatan Aktivitas pada pembelajaran PKn yaitu adanya peningkatan aktivitas dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Siswa dikatakan meningkat Aktivitasnya jika mampu melakukan aktivitas menganalisis budaya demokrasi. Adapun pengukuran aktivitas belajar PKn kelas V SD Negeri 1 Rajabasa jabasa Jaya Bandar Lampung menggunakan daftar pengamatan 4. Aktivitas belajar dalam penelitian adalah keberhasilan dalam meningkatkan Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus, dilihat dari kegiatan siswa untuk mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/ mengemukakan pendapat, berdiskusi dengan pasangannya, memperhatikan penjelasan teman dan mencatat hal-hal penting terhadap kelompok yang sedang presentasi, menjawab pertanyaan kelompok lain dalam presentasi menunjukan peningkatan berkomentar terhadap apa yang di dengar hingga tercapai indikator yang ditetapkan sebagai tolak ukur keberhasilan yaitu dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah. 5. Kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini bahwa pembelajaran yang berhasil perlu peran serta guru dalam proses pembelajaran, terutama dalam memimpin diskusi, agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran. Oleh karenanya diperlukan kemampuan guru untuk memimpin diskusi agar proses

65 pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share dalam rangka menumbuhkan kemampuan siswa dalam menemukan, dan memecahkan masalah dapat tumbuh dalam diri peserta didik. 6. Metode pendukung dalam melaksanakan proses pembelajaran antara lain: 1. Metode Ceramah, guna memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran. 2. Metode Penugasan, guna menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi 3.7 Tehnik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara tes dan non tes yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dan pada akhir setiap siklus. 1. Tes Jenis penilaian dengan teknik tes sebenarnya sudah sangat biasa digunakan dalam pembelajaran. Teknik tes ini mencakup tes lisan (oral test), tes tertulis (writen test), dan tes tindakan (action test), tes yang diberikan adalah tes awal dan tes akhir pada siklus. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep dan materi yang telah dikuasi oleh siswa yang hasilnya akan digunakan untuk menentukan keanggotaan kelompok. Tes akhir siklus dilakukan untuk menentukan belajar siswa dan penghargaan pada kelompok.

2. Non tes 66 Jenis penilaian dengan teknik non-tes sangat tepat diterapkan untuk memperoleh informasi tentang perkembangan kemampuan siswa secara menyeluruh. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik non-tes obsevasi yang dilakukan untuk mengtahui kegiatan pengajaran dan aktivitas siswa selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian perencanaan tindakan dengan pelaksanaan tindakan. Data diproleh dengan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Lembar observasi siswa diambil dari prilaku siswa, meliputi: mampu bekerjasama, keterampilan bertanya, keterampilan mengerjakan tugas di papan tulis. 3.8 Alat Pengumpulan Data Untuk mempermudah dalam pengumpulan data pada penelitian ini alat bantu yang digunakan: 1. Pedoman Observasi Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan mencari dan mencatat data tentang objek yang diteliti serta dampaknya dalam penelitian tindakan kelas. Adapun observasi dilakukan dalam penelitian, untuk mencatat data ada tidaknya perubahan perilaku peserta didik yang lebih baik dalam proses pembelajaran serta dampak dari tindakan yang dilakukan. Obsevasi dilakukan dengan menggunakan lembar catatan obsevasi yang telah disediakan, dilakukan oleh peneliti dan kolaborator pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun kisi-kisi untuk melakukan observasi sebagai berikut.

2. Dokumentasi 67 Digunakan untuk meliput aktivitas siswa yang berlangsung selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dilakukan. 3. Studi Literatur Alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian ini,studi literatur diperoleh melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi. 3.9 Langkah-langkah Penelitian 1. Rencana Tindakan Penelitia tindakan ini dilaksanakan pada bulan juli sampai bulan september tahun 2013 semester 1 pada siswa kelas V SDN Rajabasa Jaya Bandar Lampung dengan jumlah siswa 28 anak. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perncanaan ( planning), pelaksanaan (acting), pengamatan ( observing ), dan refleksi ( reflecting ). Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus. Hasil dari refleksi dari siklus sebelumnya yang telah dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan berikutnya. 2. Prosedur Pelaksanaan PTK 1. Perencanaan

68 Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubung dengan PTK yang di prakarsai seperti: penentuan sifat bawaan, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Tindakan ( acting ) Tindakan yaitu deskripsi kegiatan perlakuan yang akan digelar, skenario kerja perbaikan dan prosedur tindakan yang akan ditetapkan. Untuk itu tahapan tindakan hendaknya seesuai dengan panduan atau petunjuk kerja yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan pencatatan-pencatatan atas perubahan yang terjadi pada indikator yang diteliti. Kemukakan apa adanya terhadap perubahan yang terjadi terutama tentang indikator yang telah tercapai dan yang belum tercapai, dilengkapi dengan penjelasan atau keterangan yang diperlukan. 3. Observasi ( observing) Observasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang. Observasi ini dilakukan mulai dari permulaan hingga akhir tindakan, dan mencatat semua perubahan yang terjadi terhadap pencapaian indikator. 4. Refleksi ( reflecting ) Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisi terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan

69 yang akan digelar, personil yang dilibatkan,serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya. Guru, baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relavan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada indikator dan kriteria-kriteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya (pargito, 2011: 42-43) penelitian ini dilakukan selama tiga siklus. Penelitian tindakan lebih ditunjukan pada proses tindakan dan hasil. Artinya bahwa banyak data yang diproleh dari action tindakan dan hasil, seperti pada penelitian lainnya. Oleh karena itu penelitian ini dilaksakan melalui kegiatan yang dimulai dari perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (acting), hasil pengamatan (observe) dan refleksi.

70 Pelaksanaan Perencanaan Siklus I Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan yang direvisi Siklus II Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan yang direvisi Siklus III pengamatan Refleksi Gambar I. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Riset Aksi Model John Elliot 1991 (Pargito Th 2011 hal 36) 3.10 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah : (1) Analisis Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa. Data aktivitas siswa yang

71 akan dimunculkan adalah aktivitas yang relevan dengan keempat aspek kegiatan pembelajaran yang diamati. Tabel 3.1 Analisis Aktivitas Siswa No Nama Siswa 1 2 3 4... Aspek Aktivitas yang Diamati A B C D Skor Nilai Aktivitas Kategori Aktivitas yang diamati : A. Visual activities B. Oral activities C. Listening activities D. Mental activities Proses analisis untuk data aktivitas siswa adalah sebagai berikut. a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas. b) Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus: Nilai aktivitas siswa Jumlah skor x Skor maksimum 100% c) Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya) d) Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus Nilai rata-rata = nilai aktifitas setiap jumlah siswa siswa

72 Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, metode yang digunakan adalah pedoman Memes (2001: 36) sebagai berikut Bila nilai siswa 75,6, maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif. (2) Data tes hasil belajar siswa Data hasil belajar siswa berupa soal tes kemampuan hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda yang diambil tiap akhir siklus pembelajaran. Proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal. b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus: Skor yang diperoleh % Pencapaian Hasil Belajar x100% Skor maksimum c. Nilai hasil belajar siswa adalah: Nilai hasil belajar siswa per tes = % Hasil belajar siswa (dihilangkan % nya). d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus: Rata rata hasil belajar siswa nilai hasil belajar setiap Jumlah siswa siswa e. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum pada SDN I Rajabasa Jaya Bandar Lampung yaitu: Bila nilai siswa 60, maka dikatagorikan tuntas (T) Bila nilai siswa < 60, maka dikatagorikan belum tuntas (BT). Untuk kategori nilai rata-rata hasil belajar menggunakan Arikunto (2001: 245) yaitu:

Bila nilai siswa 66, maka dikategorikan baik. 73 Bila 55 nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka dikategorikan kurang baik. 3.11 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam rentang waktu 4 bulan sesuai dengan jadwal berikut : Tabel 3.2 Jadwal penelitian Tindakan Kelas No Jenis Kegiatan Juli Agustus September Oktober Siklus I 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Seminar Proposal x x 2 Persiapan Penelitian x 3 Penyusunan Instrumen x 4 Pelaksanaan PTK x x 5 Pengumpulan Data x x 6 Analisis Data x 7 Evaluasi dan Refleksi x Siklus II 1 Diskusi hasil siklus I x 2 Persiapan tindakan x 3 Pelaksanaan tindakan x 4 Pengumpulan data x x 5 Analisis data x 6 Evaluasi dan refleksi x 7 Penyusunan laporan x x 3.12 Indikator Keberhasilan Adapun indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1) Minimal 65 % siswa memperoleh nilai 60,00 ke atas 2) Minimal 70 % siswa aktif dalam pembelajaran.