DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34

dokumen-dokumen yang mirip
Mohammad Akram Ardi 1, Angga Rusdinar 2, Nur Andini 3

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

BAB II Tinjauan Pustaka

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Maret hingga Agustus. Kondisi ini didukung oleh suhu rata-rata 21 0 C 36 0 C dan

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB II TEORI PENUNJANG

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Karakteristik Spesifikasi

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang hampir memasuki setiap bidang yang berkenaan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jepang menggunakan berbagai jenis karakter untuk sistem

Pencocokan Citra Digital

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA PERBANDINGAN KOMPRESI 2 GAMBAR TIFF DAN BMP MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET. Oleh: FIRU AL FARIZI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Blind Steganalysis pada Citra Digital dengan Metode Jaringan Saraf Tiruan

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi) Makalah Gelombang Yudha Arie Wibowo

Transkripsi:

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation... 9 Tabel 4. Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sistem... 37 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangt berkembang pesat, dari perkembangan inilah manusia dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan teknologi digital. Sejak kemunculan gambar digital tahun 190, terutama munculnya apikasi komputer dalam memproses gambar digital di tahun 1960 membuat proses pengolahan gambar digital atau citra digital semakin mudah dan efisien. Fungsi atau operasi utama pengolahan citra adalah mampu menghasilkan informasi dari objek berupa citra digital sehingga dapat mengenali karakteristik atau pola untuk bisa diolah lebih lanjut dan mendapatkan informasi secara otomatis. Dengan aplikasi seperti Google Earth kita dapat melihat beberapa bagian permukaan bumi yang tersusun dari citra citra resolusi tinggi (quickbird, ikonos, geo-eye) serta resolusi citra menengah (landsat, aster, spot). Dari kemudahan mengakses arsip citra dan dokumen inilah kita dapat melihat kerusakan lingkungan yang terjadi di permukaan bumi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas wilayah perairan laut lebih dari 75% dengan 17.500 pulau dan garis pantai sekitar 81.000 km. Daerah pantai merupakan daerah yang spesifik, karena berada diantara dua pengaruh yaitu daratan dan lautan. Perubahan garis pantai merupakan salah satu dinamisasi yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (akresi). Abrasi merupakan proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh erosi arus dan hantaman gelombang laut dan/pasang surut laut yang merusak sekitarnya. Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai aka semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam [1]. 1

Pada tugas akhir ini dibuat suatu sistem deteksi garis pantai melalui citra digital yang diambil dari Google Earth, kemudian digunakan untuk mendeteksi perubahan garis pantai yang terjadi dengan mengambil nilai Hue dari ruang HSV dan diekstraksi ciri menggunakan metode Discrite Wavelet Transform. Proses klasifikasi menggunakan Neural Network Backpropagation yang implementasinya dilakukan dalam program Matlab. Pada penelitian sebelumnya metode wavelet neural network backpropagation ini dapat mendeteksi illegal logging dengan akurasi mencapai 100% dengan mengunakan segmentasi kovesional Nurul et al (009), dan Indra bayy et al (011) menggunakan metode wavelet neural network backpropagation dalam memprediksi curah hujan di wilayah Makassar dengan tingkat keakuratan mencapai 74,79%. Wavelet merupakan Alat bantu matematis yang mampu melakukan dekomposisi terhadap fungsi secara terhirarkhi. Wavelet dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah model atau citra asli kedalam suatu fungsi matematis tanpa memperhatikan bentuk dari model merupakan citra, kurva, atau sebuah bidang. Jaringan Saraf Tiruan (Neural Network) adalah pemrosesan suatu informasi (data latih) yang terinspirasi oleh sistem syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi dimana terdiri dari unit-unit pemroses terkecil yang disebut neuron. 1. Tujuan Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Merancang suatu sistem deteksi laju perubahan garis pantai pada citra digital dengan menggunakan metode Wavelet Neural Network. Dapat mendeteksi perubahan garis pantai dengan nilai keakuratan mencapai minimal 85% terhadap data identifikasi manual. 3. Penilaian parameter MSE terhadap hasil pelatihan data latih

1.3 Rumusan Masalah Pada Tugas Akhir ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, diantaranya: 1. Bagaimana proses segmentasi pada data citra garis pantai. Bagaimana proses Wavelet Neural Network dapat melatih data yang telah di segmentasikan. 3. Bagaimana proses pengujian sistem Neural Network yang dibuat 1.4 Batasan Masalah 1. Teknik deteksi menggunakan metode Neural Network Backpropagation.. Jenis wavelet yang digunakan adalah DWT (Discrite Wavelet Transform) dengan mother wavelet Haar level 1. 3. Citra yang diambil dari Google Earth Pro pada ketinggian 500 meter. 4. Citra dalam kondisi yang terbaik, diambil siang hari dan tidak tertutup awan. 5. Citra yang diambil merupakan kondisi garis pantai dalam keadaan surut. 6. Citra gambar pada ukuran 51 pixel x 56 pixel (citra data uji) dan 18 pixel x 18 pixel (citra data latih). 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah : 1. Studi literatur, dengan mempelajari buku-buku referensi yang berkenaan dengan obyek terkait dan melalui situs internet yang mendukung dalam penulisan tugas akhir ini. 3

. Tahap Eksperimen, yaitu tahapan dimana dilakukan percobaan dalam membuat sistem untuk mendeteksi terjadinya laju abrasi garis pantai dari data sampel tahunan. 3. Tahap Uji dan Analisis, yaitu dilakukan pengujian terhadap hasil yang didapatkan sehingga sesuai dengan harapan serta melakukan analisis dari sistem yang dibuat. 4. Diskusi dengan pembimbing mengenai hasil analisis data-data yang diperoleh dari hasil studi literatur. Selain itu berguna untuk mendiskusikan pemecahan masalah atas kesulitan yang dihadapi. 5. Melakukan perancangan sistem pada Matlab 6. Melakukan pengujian sistem dan analisis terhadap hasil uji penelitian yang dilakukan. 7. Pengambilan kesimpulan terhadap hasil analisis dan pembuatan laporan Tugas akhir dari seluruh kegiatan penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini dibagi dalam beberapa topik bahasan yang disusun secara sistematis sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, tujuan, perumusan dan batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Bab ini membahas tentang teori dasar yang mendukung dan melandasi penulisan skripsi, yaitu tentang konsep dasar perubahan garis pantai, citra HSV, DWT (Discrite Wavelet Transform) dan Neural Network Backpropagation. 4

BAB III PEMODELAN SISTEM Bab ini membahas mengenai blok diagram, flow chart, dan proses desain serta perancangan sistem pembuatan data latih citra, klasifikasi citra, dan analisis perubahan garis pantai dari pengolahan citra yang dilakukan. BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dijalaskan tentang analisis sistem wavelet neural network dan perhitungan akhir dari perubahan garis pantai yang telah identifikasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada akhir bab ini menjelaskan tetang kesimpulan dari tugas akhir yang telah dibuat dan saran untuk penelitian selanjutnya mengenai sistem deteksi perubahan garis pantai. 5

BAB II DASAR TEORI.1 Perubahan Garis Pantai Garis pantai merupakan garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dengan posisinya yang tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut yang terjadi. [1]. Gambar.1 Batasan Garis Pantai Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan baik secara lambat maupun cepat, yang tergantung pada topografi, sifat sifat gelombang laut dan angin. Ada beberapa faktor utama yang memicu perubahan garis pantai adalah [] : Faktor Hidro-Oseanografi : Perubahan garis pantai akibat proses germofologi yang berlebihan seperti gelombang, arus, dan pasut yang terjadi. Faktor Antropogenik : Perubahan garis pantai akibat aktivitas manusia Perubahan garis pantai tersebut pada umumnya menimbulkan proses litorasi, abrasi, erosi dan akresi (sedimentasi). 6

Proses litoral merupakan proses yang terjadi daerah pantai akibat interaksi factor hidro-oseanografi dan antropogenik yang berdampak pada morfologi daerah pantai sehingga terjadi perpindahan sedimen pantai yang menuju atau meninggalkan pantai atau arah perpindahannya bergantung dari arah arus sejajar pantai. Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Akresi atau sedimentasi merupakan pendangkalan atau penambahan daratan pantai akibat pengendepan sedimen yang dibawa oleh air laut. Akresi dapat merugikan masyarakat pesisir, selain mempengaruhi ketidakstabilan garis pantai, akresi juga dapat menyebabkan pendangkalan muara sungai tempat lalu lintas perahu perahu nelayang yang hendak melaut [3].. Image Processing Image (Citra) merupakan istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memiliki peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Gambar memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, setiap detail gambar memiliki nilai tertentu yang tidak dapat dimiliki oleh informasi secara tekstual...1 Tahap Image Processing Dalam pengolalahan image ada beberapa tahapan penting. Gambar. merupakan tahapan dalam pengolahan image processing [5]. Gambar. Tahap tahap image processing 7

1. Akuisisi Citra Merupakan Merupakan proses untuk mengambil data citra digital dalam suatu media perangkat.. Pre-processing Merupakan tahap awal untuk perbaikan citra seperti peningkatan kualitas, noise reduction, image restoration, dan transformation image. 3. Segmentasi Bertujuan untuk mempartisi citra menjadi bagian-bagian pokok yang mengandung informasi penting, misalnya pada pemisahan objek dan latar belakang. 4. Representasi dan deskripsi Representasi proses dimana mencari koordinat sesuai dengan luasan dan parameter yang telah ditentukan. dekripsi citra merupakan seleksi ciri dan ekstrasi ciri (Feature Extraction and Selection), dimana seleksi ciri bertujuan untuk memilih informasi kuantitatif dari ciri yang ada, dan dapat membedakan kelas-kelas objek dengan baik, sedangkan ektrasi ciri mempunyai tujuan untuk mengukur besaran kuantitatif ciri setiap piksel. 5. Pengenalan dan Interprestasi Bertujuan untuk memberi label atau hasil identifikasi dari suatu citra 6. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan bertujuan untuk memandu operasi dari masing-masing modull proses dan mengkontrol interaksi... Format Warna Model HSV (Hue Saturation Value) menunjukkan ruang warna dalam bentuk tiga komponen utama yaitu hue, saturation, dan value(atau disebut juga brightness). Hue adalah sudut 0 sampai 360 derajat, dimana 0 adalah merah, 60 derajat adalah kuning, 10 derajat adalah hijau, 180 derajat adalah cyan, 40 derajat adalah biru, dan 300 derajat adalah magenta. Hue menunjukkan jenis warna (seperti merah, biru, atau kuning) atau corak warna yaitu tempat warna tersebeut ditemukan 8

dalam spectrum warna. Merah, kuning dan ungu adalah kata kata yang menunjukkan Hue..3 Wavelet.3.1 Pengertian Wavelet Wavelet merupakan alat Bantu matematis untuk melakukan dekomposisi suatu sinyal seperti citra menjadi komponen-komponen frekuensi yang berbeda, sehingga masing-masing komponen tersebut dapat dipelajari dengan menggunakan skala resolusi yang sesuai[6]. Tahap pertama analisis wavelet adalah menentukan tipe wavelet, yang disebut dengan mother wavelet. Setelah dilakukan pemilihan mother wavelet, selanjutnya membentuk basis wavelet yang akan digunakan untuk mentransformasikan sinyal. Transformasi wavelet dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu transformasi wavelet kontinu (continue wavelet transformasi) dan diskrit (disrete wavelet transform) [7]..3. Transformasi Wavelet Diskrit fungsi wavelet penganalisis untuk transformasi wavelet diskrit dapat didefinisikan sebagai : ψj,k(x) = j/ ψ( j x k) ; j,k Z (.4) dengan : Z = mengkondisikan nilai j dan k dalam nilai integer j k = parameter frekuensi atau skala = parameter waktu atau lokasi ruang berdasarkan fungsi di atas, representasi fungsi sinyal f(t) L (R) dalam domain wavelet diskrit didefinisikan sebagai : f(t) = Σ a j,k ψ j,k(t)...(.5) a j,k ini dibentuk oleh inner produk antara fungsi wavelet induk dengan f(t) : 9

a j,k = (ψ j,k f(t)).(.6) sehingga f(t) dapat dinyatakan dengan : f(t) = Σ ((ψ j,k f(t)) ψ j,k (t) (.7) barisan koefisien a j,k pada persamaan (.5) merupak dicrete wavelet transform (DWT) dari fungsi f(t), sehingga f(t) pada persamaan (.7) disebut sebagai inverse DWT. DWT terdiri dari pasangan transformasi yang bersifat kebalikan (reversible), yaitu transformasi wavelet diskrit maju (forward DWT) dan transformasi wavelet balik (inverse DWT). Karena bersifat multiresolusi, maka DWT dapat dilakukan sesuai dengan keinginan kita. Pada umumnya, suatu sinyal seperti suara, ditransformasikan dengan transformasi wavelet diskrit satu dimensi (DWT 1D). Sedangkan untuk pengolahan citra digunakan transformasi wavelet diskrit dua dimensi (DWT D), masingmasing dengan skala yang disesuaikan dengan keinginan pemakai. Hasil analisis terhadap data citra pada skala dan resolusi tertentu akan menghasilkan subbandsubband detail citra (subband horizontal, subband vertikal dan subband diagonal ) serta pendekatan citra pada resolusi tersebut. Adapun jenis filter yang digunakan adalah lowpass filter dan highpass filter [7]..3..1 Dekomposisi Citra Pada Transformasi Wavelet Pada tahap ini dilakukan proses dekomposisi data citra, yang dimulai dengan melakukan dekomposisi terhadap baris dari citra input dan selanjutnya dilakukan operasi dekomposisi terhadap kolom dari tahap pertama. Cara kerja transformasi wavelet maju dapat digambarkan sebagai berikut : 10

H 1 H 1 D j,d H 0 D j,h C j+1 H 1 D j,v H 0 H 0 C j Operasi pada Baris Operasi pada kolom Gambar.3 Transformasi Wavelet Dekomposisi Citra masukan diasumsikan memiliki resolusi j+1. Blok H 0 melambangkan filter pelolos rendah (lowpass fiter), sedangkan H1 melambangkan filter pelolos tinggi (highpass filter) langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan operasi konvolusi terhadap baris-baris citra dan selanjutnya didownsampling dengan factor langkah berikutnya adalah melakukan opersi konvolusi kembali terhadap kolomkolom pada koefisien citra keluaran dari langkah pertama [6]..3.. Rekonstruksi Citra Pada Transformasi Wavelet Transformasi ini merupakan kebalikan dari transformasi wavelet dekomposisi. Pada tahap ini dilakukan proses rekontruksi dengan arah yang berlawanan dari proses sebelumnya, yaitu dengan proses upsampling dari pemfilteran dengan koefisien-koefisien filter balik. Proses upsampling dilakukan untuk mengembalikan dan menggabungkan sinyal seperti semula. Proses ini dilakukan dengan menyisipkan sebuah kolom berharga nol diantara setiap kolom dan melakukan konvolusi pada setiap baris dengan sebuah filter satu dimensi [6]. 11