BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. minim, khususnya di wilayah luar Jawa. Hal tersebut terjadi karena setelah krisis pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sengit antara perusahaan. Banyak inovasi-inovasi baru yang ditemukan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi dan produksi nasional yang rendah. negara yag yang barangkali memiliki tren yang meningkat.

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit,

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir

BAB I PENDAHULUAN. Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi dengan teknologi yang serba canggih serta informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan pada perekonomian global, terjadi beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu terpuruknya kegiatan ekonomi yang disebabkan banyaknya perusahaanperusahaan di Indonesia yang mengalami kebangkrutan. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah yang besar dan secara bersamaan sehingga permintaan akan dollar meningkat, ditambah lagi dengan banyak terjadinya bencana alam yang mengakibatkan nilai tukar rupiah yang semakin lemah. Dalam kondisi seperti ini, suatu perusahaan diharapkan secara cepat dan tepat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan untuk memperbaiki situasi. Beberapa perusahaan publik di Indonesia ada yang tetap dapat meraih keuntungan dalam kondisi ini dan terdapat pula sebagian perusahaan mengalami kebangkrutan atau financial distress. Suatu prediksi keuangan dalam suatu perusahaan pada umumnya dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan, seperti investor, kreditor, auditor, pemerintah dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal tersebut biasanya bereaksi terhadap sinyal kebangkrutan seperti pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan dari bank dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress yang dialami perusahaan. 1

Dengan diketahui financial distress yang dialami oleh perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, yaitu dengan dengan cara menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubung dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan (M. Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2000). Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai baik pada periode yang lalu maupun periode yang sedang berjalan. Tingkat kesehatan perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatnya dan untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan. Analisis keuangan biasanya dilakukan dalam bentuk rasio-rasio. Foster (1986) menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dengan model rasio keuangan yaitu : 1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu 2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan 3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan 4. Untuk mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (financial distress). 2

Penelitian yang paling populer mengenai prediksi kebangkrutan adalah penelitian yang dilakukan oleh Altman, 1968 (dalam penelitian Luciana dan Kristaji, 2003) menyebutkan bahwa Altman melakukan analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Working Capital to Asset, Retained Earnings to Total Assets, Earning Before Interest and Tax to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Debt, Sales to Total Assets. Dalam perkembangannya, model Altman mengalami beberapa perubahan. Karena hanya memasukan perusahaan manufaktur saja dan tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang, sehingga pada tahun 1984 Altman melakukan revisi dengan mengembangkan model prediksinya yang baru dengan nilai koefisien dan Z-score yang berbeda. Kemudian dengan seiring berjalannya waktu dan penyesuian dengan berbagai jenis perusahaan, Altman (dalam Ayu Suci Ramadhani, 2009) kemudian memodifikasi prediksinya agar dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur. Dalam model Altman modifikasi ini, Altman mengeliminasi variable X5 (Sales to Total Assets) yang disebabkan karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran asset yang berbeda-beda (Altman, 1999). Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, salah satu aspek dalam perkembangan itu adalah aspek properti. Ini dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan properti di Indonesia yang dapat dilihat sampai saat ini, sektor ini diprediksi masih akan terus berkembang. Namun berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD), pada tahun 2007-2008 terdapat penurunan return saham pada perusahaan property & real estate, yakni dari dari 0,92 pada tahun 2007 menjadi -0,63 pada tahun 2008. Hal ini dipertimbangkan mengingat return saham merupakan salah satu faktor yang dapat menumjukkan 3

perusahan bangkrut atau tidak bangkrut (Foster, 1986). Selain itu, gejolak krisis ekonomi pada tahun 2008 menyebabkan penurunan harga dan volume saham sehingga pertumbuhan sektor property & real estate jatuh pada tahun 2008. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan property & real estate banyak mengalami kesulitan keuangan dan kebangkrutan. Berkembangnya berbagai macam model dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan, serta banyaknya perusahaan-perusahaan properti yang muncul ditengahtengah situasi ekonomi di Indonesia yang masih labil, maka penulis tertarik untuk menguji prediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia menggunakan model Altman modifikasi dan Internal Growth Rate dan membandingkan kedua model tersebut dengan model Altman Z- Score, Springate, dan Groever. Perbandingan model Altman Z-Score dengan model Altman Modifikasi yang merupakan model terbaru dari model Altman itu sendiri bertujuan untuk melihat hasil keakuratan prediksi kebangkrutan perusahaan. Perbandingan prediksi kebangkrutan model Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate dengan Altman Z-Score, Springate, dan Groever bertujuan untuk mengetahui model manakah yang yang memprediksi kebangkrutan lebih tinggi. Penelitian yang menguji serta membandingkan metode Altman Z-score, Springate dan Groever pada perusahaan property & real estate sebelumnya telah dilakukan oleh Wilsa (2009). Hasil penelitian Wilsa (2009) menunjukkan model Springate mencapai persentase kebangkrutan tertinggi yakni 66,67% sampai 88,89%, diikuti oleh model Altman Z-Score yakni 44,44% sampai 66,67% dan model Groever memiliki persentase prediksi terendah yakni 0% sampai 55.56%. Penelitian financial distress juga dilakukan oleh Ayu S. Ramadhani (2009) yang melakukan penelitian 4

dengan memggunakan model Altman, model Altman revisi, dan model Altman modifikasi dengan ukuran umur perusahaan sebagai variable penjelas. Hasil penelitian Ayu S. Ramadhani (2009) menunjukkan presentase prediksi kebangkrutan tertinggi diperoleh oleh model Altman. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur berskala kecil memiliki tingkat kebangkrutan yang tinggi dibanding perusahaan manufaktur berskala besar. Untuk perusahaan yang memiliki umur perusahaan dibawah 30 tahun, memiliki tingkat kebangkrutan yang lebih tinggi dibanding perusahaan manufaktur yang berumur diatas 30 tahun. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu salah satunya terdapat pada periode penelitian yakni menggunakan data dari tahun 2008-2012. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menggunakan data sebelum periode 2008-2012 sehingga dengan peneliti menggunakan data dari tahun 2008-2012 pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru. Selain itu terdapat penambahan variable yang digunakan penulis yaitu metode Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate sebagai metode pembanding dengan metode yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu metode Altman Z-Score, Springate dan Groever. Untuk objek penelitian yang digunakan penulis adalah sama dengan peneliti terdahulu yaitu perusahan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih meneliti perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. 5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KOMPARATIF PREDIKSI KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN MODIFIKASI, INTERNAL GROWTH RATE DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE, SRINGATE DAN GROEVER (Studi Perusahaan Property & Real Estate di BEI Tahun 2008-2012). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model prediksi Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Bagaimana model prediksi Altman Z-Score, Springate dan Groever dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)? 3. Bagaimana perbandingan model prediksi kebangkrutan Altman modifikasi dan Internal Growth Rate dengan model prediksi kebangkrutan Altman Z- Score, Springate dan Groever dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris prediksi kemungkinan kondisi financial distress serta membandingkan beberapa metode 6

penelitian financial distress pada perusahaan property & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rincian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prediksi model Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Untuk mengetahui prediksi Altman Z-Score, Springate dan Groever dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Untuk mengetahui perbandingan model prediksi Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate dengan model prediksi Altman Z-Score, Springate, dan Groever dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan property & real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.4 Manfaat Penelitian a. Peneliti Penelitian diharapkan dapat mampu melatih dan mempertajam pola pikir ilmiah dengan menerapkan teori yang telah diperoleh selama masa studi serta menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman, dan penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis tingkat kesehatan perusahaan dan menilai potensi kebangkrutan perusahaan yang sekiranya nanti dapat bermanfaat dalam dunia kerja. b. Perusahaan Dengan adanya penelitian ini, pihak manajemen dapat menggunakan gunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta dapat membuat perusahaan melakukan evaluasi kinerja 7

sehingga keuangan perusahaan tidak menurun dan tetap sehat bahkkan dapat menghindari financial distress. c. Investor Informasi adanya prediksi financial distress dapat memberi masukan bagi para investor dalam pertimbangan penanaman modal mereka, apakah meraka akan tetap menanamkan modal mereka atau menghentikan atau membatalkan penanaman modal mereka pada perusahaan. d. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca yang ingin lebih mengetahui tentang analisis prediksi financial distress dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin mengaplikasikan model yang akan dibentuk dalam penelitian ini untuk memprediksi terjadinya financial distress ataupun melakukan penelitian dalam bidang yang sama. 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah : 1. Penilitian ini fokus pada model prediksi kebangkrutan Altman Modifikasi, Internal Growth Rate, Altman Z-Score, Springate dan Groever serta perbandingan Altman Modifikasi dan Internal Growth Rate dengan model Altman Z-Score, Springate, dan Groever yang diterapkan perusahaan property & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan perusahaan property & real estate pada penelitian ini disebabkan karena sektor ini sedang berkembang di Indonesia. Namun berdasarkan Indonesian Capital Market Directory (ICMD), pada tahun 2007-2008 terdapat penurunan rata-rata return saham yakni dari dari 0,92 pada tahun 2007 menjadi -0,63 8

pada tahun 2008. Hal ini dipertimbangkan karena return saham merupakan salah satu faktor yang dapat menunjukkan perusahan bangkrut atau tidak bangkrut (Foster, 1986). Selain itu, gejolak krisis ekonomi pada tahun 2008 menyebabkan penurunan harga dan volume saham sehingga pertumbuhan sektor property & real estate jatuh pada tahun 2008 dan tahun 2011. 2. Periode penelitian dibatasi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2008-2012. Pembatasan periode penelitian selama 5 tahun karena peneliti ingin penelitian ini menjadi penelitian terbaru dengan melanjutkan periode beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian financial distress dibawah periode 2008-2012 pada perusahaan property & real estate. Selain itu, jangka periode 5 tahun (2008-2012) memberikan keleluasaan bagi peneliti dalam memenuhi salah satu kriteria sampel penelitian dimana ROE sampel yang dipilih harus mengalami penurunan 3 tahun bertutrut-turut. 1.6 Sistematika Penulisan Sebagai pedoman dalam penelitian ini dibuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas dasar-dasar atau teori-teori yang akan digunakan penulis didalam melakukan pembahasan yang telah dikemukakan. 9

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan prosedur penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, batasan penelitian, indentifikasi pembahasan, definisi operasional, teknik pengambilan sampel dan skala pengukuran. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasannya. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran atas penelitian yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 10