BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. metode observasi dan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. MATERI DAN METODE

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik wawancara semi

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif eksploratif dengan metode survey dan teknik wawancara semi terstruktur (semi-structural interview) melalui pendekatan PEA ( Participatory Ethnobotany Apprasial) yakni kegiatan yang melibatkan partisipasi peneliti dan masyarakat dalam penelitian. Selanjutnya tumbuhan sebagai obat keputihan diuji daya hambatnya terhadap jamur Candida albicans. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian etnobotani tumbuhan berpotensi obat keputihan dilakukan pada bulan Maret sampai April 2012 yang bertempat di 3 desa yaitu Desa Kamal, Desa Banyuajuh dan Desa Gili Timur Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura. Alasan pemilihan tiga desa tersebut adalah berdasarkan survey pendahuluan ditemukan 70 % masyarakat di setiap desa masih menggunakan tumbuhan sebagai obat keputihan dan masih membuat ramuan sebagai obat keputihan. Penelitian mikrobiologi dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dalam bentuk uji secara In Vitro melalui difusi padat dengan metode Kirby-Bauer. 35

36 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang responden termasuk informan kunci dari tiga desa yaitu Desa Kamal, Desa Banyuajuh dan Desa Gili Timur. Informan kunci (key informant) merupakan seseorang yang dianggap memahami tumbuhan obat secara luas atau orang yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan pertimbangan khusus, yakni sampel adalah seseorang yang memahami tentang tumbuhan obat untuk keputihan meliputi penjual jamu atau obat tradisional Madura, dukun beranak serta masyarakat sekitar yang memahami tentang tumbuhan obat untuk keputihan. Penetapan sampel dibagi menjadi 3 golongan, yakni: a) Pembuat dan penjual (komersial) tumbuhan obat berjumlah 4 responden b) Pembuat dikonsumsi sendiri ( non komersial) berjumlah 54 responden, dan c) Dukun beranak (memberikan saran) berjumlah 2 responden. Penetapan sampel juga dibantu oleh sesepuh yang memahami tumbuhan obat setiap desa Adapun responden yang diwawancarai pada penelitian ini yang mewakili ke tiga desa tersebut yaitu, 60 orang responden termasuk 10 informan kunci. 25 orang untuk desa Kamal termasuk 5 informan kunci yang terdiri dari golongan a (komersial) 2 orang, golongan b (non komersial) 2 orang dan golongan c (dukun beranak) 1 orang, 15 orang desa Banyuajuh termasuk 3 informan kunci yang terdiri dari golongan a 2 orang dan golongan b 1 orang, dan 20 orang desa Gili

37 timur termasuk 2 informan kunci yang terdiri dari golongan a 1 orang dan golongan c 1 orang. 3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat Penelitian 3.4.1.1 Penelitian Etnobotani Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Camera digital EasyShare C743, pedoman wawancara serta peralatan tulis. 3.4.1.2 Penelitian Mikrobiologi Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunsen, pengaduk kaca, timbangan analitik, penggaris, hot plate, oven, Laminar air flow (LAF), botol flakon, pinset, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, rak tabung reaksi, gelas ukur, blue tip, yellow tip, mikro pipet, autoklaf, inkubator, jarum oose, kapas, kain kasa dan aluminium foil. 3.4.2 Bahan Penelitian 3.4.2.1 Penelitian Etnobotani Bahan penelitian yang digunakan adalah semua jenis tumbuhan berpotensi obat keputihan, yang digunakan oleh masyarakat Desa Kamal, Desa Banyuajuh dan Desa Gili Timur Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura.

38 3.4.2.2 Penelitian Mikrobiologi Bahan penelitian yang digunakan adalah daun sirih (Piper bettle L.), delima putih (Punica granatum L.), pinang (Areca catechu L.), jamur C. albicans, kertas cakram ( Whatman), plastik wrap, tissue, kentang, dextrose, media Potato Dextrose Agar (PDA), aquades dan alkohol 70 %. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui desa yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian dan penentuan informan kunci atau key informant. Informant kunci merupakan orang yang lebih memahami tumbuhan sebagai obat serta membuat/meracik jamu dibandingkan dengan pengetahuan masyarakat lokal tentang tumbuhan obat. Untuk pemilihan lokasi penelitian terlebih dahulu harus mengetahui bahwa masyarakat desa tersebut masih menggunakan tumbuhan sebagai obat tradisional untuk keputihan. 3.5.2 Survey Etnobotani Menurut Manjang (2000) dalam Adfa (2005), su rvey etnobotani meliputi survey lapangan, wawancara dan pengambilan sampel. Untuk mengetahui kearifan masyarakat di Kecamatan Kamal terhadap tumbuhan obat tradisional untuk keputihan, maka dilakukan wawancara dengan penduduk etnik Madura di Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, baik berupa nama lokal tumbuhan,

39 bagian atau organ tumbuhan yang digunakan, cara perolehan serta cara pemanfaatan. 3.6 Pengumpulan Data 3.6.1 Data Etnobotani Pengumpulan data tentang pemanfaatan tumbuhan berpotensi obat keputihan oleh masyarakat di Desa Kamal, Desa Banyuajuh dan Gili Timur Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang berpedoman pada daftar pertanyaan seperti: nama lokal tumbuhan, bagian yang dimanfaatkan, cara perolehan tumbuhan serta cara pemanfaatan. Setiap tumbuhan yang digunakan sebagai obat keputihan difoto dan data direkam menggunakan data rekam sebagaimana disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Perekam Data Hasil Penelitian Nama Tumbuhan Organ yang No Indonesia Ilmiah Lokal digunakan Cara perolehan Cara pemanfaatan Bahasa yang digunakan dalam wawancara adalah bahasa Madura dan bahasa Indonesia disesuaikan dengan kemampuan responden. Data yang didapatkan kemudian di hitung menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Persentase tingkat penggunaan jenis tumbuhan berpotensi obat keputihan Jenis tumbuhan = Responden yang menyebutkan suatu jenis tumbuhan X 100 % Total responden

40 2. Persentase organ tumbuhan berpotensi obat keputihan Organ tumbuhan jenis ( ) yang disebutkan responden Organ tumbuhan = Total seluruh organ tumbuhan yang disebutkan responden X 100 % 3. Persentase sumber perolehan tumbuhan berpotensi obat keputihan Sumber perolehan jenis ( ) yang disebutkan responden Sumber perolehan = Total seluruh sumber perolehan yang disebutkan responden X 100 % 3.6.2 Data Mikrobiologi Data uji daya hambat terhadap jamur C. albicans dilaksanakan sebagai berikut: mengukur diameter zona hambat dengan menggunakan penggaris. Diameter zona hambat ditunjukkan adanya zona radikal ataupun irradikal disekeliling kertas cakram, seperti gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Metode Kirby-Bauer (Sumber: Pratiwi, 2008)

41 3.7 Uji Daya Hambat terhadap Jamur Candida albicans 3.7.1 Preparasi Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu autoklaf, inkubator, spatula, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 100 ml, 50 ml, pipet mikro, blue tip, yellow tip, tabung bor dan jarum oose. Semua alat dibungkus dengan kertas dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C, tekanan 1 psi (per square inchi) selama 15 menit dan untuk alat yang tidak tahan terhadap panas disterilkan dengan alkohol 70%. 3.7.2 Pembuatan Media 1. Media Potato Dextrose Broth (PDB) Pembuatan media dilakukan dengan cara menimbang kentang sebanyak 20 gram, dextro 4 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml dalam beaker glass dipanaskan dan diaduk hingga homogen. Larutan PDB dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml dan menutupnya dengan kapas. Kemudian disterilisasai ke dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 psi. Membiarkan media tersebut selama 24 jam pada suhu kamar sebelum digunakan. 2. Media PDA Potato Dextrose Agar (PDA) Pembuatan media dilakukan dengan cara menimbang media Potato Dextrose Agar (PDA) sebanyak 19,5 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml dalam beaker glass 1000 ml sambil diaduk sampai homogen.

42 Media PDA dituang ke dalam tabung reaksi 10 buah masing-masing 5 ml dan sisanya dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Kemudian di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C dengan tekanan 15 psi selama 15 menit. kemudian media PDA dalam tabung reaksi dimiringkan dan PDA dalam Erlenmeyer setelah tidak terlalu panas dimasukkan ke kulkas. 3.7.3 Peremajaan Biakan Jamur Biakan murni C. albicans diremajakan pada media PDA miring dengan cara mengambil jamur 1 oose lalu jarum oose yang mengandung C. albicans digoreskan secara aseptis pada PDA miring dengan mendekatkan media pada api bunsen. Kemudian PDA miring ditutup dengan kapas dan plastik wrap dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. 3.7.4 Cara Pembuatan Sampel Jamu Keputihan 1. Jamu Segar Tumbuhan (daun sirih, delima putih, pinang) dihaluskan, diperas untuk diambil sarinya. 2. Jamu Godog Tumbuhan (daun sirih, delima putih, pinang) ditambahkan air 2 gelas, direbus hingga tersisa 1 gelas. 3. Jamu Seduh Tumbuhan (daun sirih, delima putih, pinang) dikeringkan, dihaluskan hingga menjadi serbuk, diambil serbuk 2 sendok teh dan ditambahkan air 1 gelas.

43 4. Jamu Pil Tumbuhan (daun sirih, delima putih, pinang) dikeringkan, dihaluskan, ditambahkan air hangat secukupnya, diplintir, dikeringkan, diambil 7 butir pil (10 gram/butir) dilarutkan pada 10 ml aquades. 3.7.5 Uji Daya Hambat Tumbuhan Obat Keputihan terhadap Jamur Candida albicans Medium yang digunakan untuk uji aktivitas antifungi yaitu medium PDA yang telah ditanam biakan jamur Candida sebanyak 25 µl (homogenkan). Uji daya hambat aktivitas C. albicans dilakukan dengan Kirby-Bauer menggunakan kertas cakram. Kertas cakram dibuat dari kertas Whatman dan membuat bulatan dengan alat pelubang kertas cakram dengan diameter 6 mm. Secara aseptik, kertas cakram yang sudah disterilkan direndam selama 30 menit di dalam sampel tumbuhan obat keputihan dengan cara racikan yang berbeda sesuai cara pembuatan jamu oleh masyarakat Kecamatan Kamal. Kertas cakram diambil dengan menggunakan pinset steril dan diletakkan diatas medium uji aktivitas antifungi (medium PDA). Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Apabila ada potensi antibiotik, maka di sekitar kertas cakram akan terlihat zona hambat terhadap pertumbuhan jamur C. albicans. Potensi antibiotik diperoleh dengan mengukur diameter zona hambat di sekitar kertas cakram.

44 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Penelitian Etnobotani Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini merupakan analisis isi (content analysis) berdasarkan data pengetahuan responden terhadap tumbuhan sebagai obat keputihan. Data kualitatif didapat dari hasil wawancara masyarakat untuk mengetahui jenis tumbuhan, organ yang digunakan, sumber perolehan dan cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai obat keputihan. Sedangkan analisis kuantitatif mengetahui persentase dengan menggunakan Microsoft Office Excel berupa organ tumbuhan, sumber perolehan tumbuhan dan tingkat penggunaan jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat keputihan. 3.8.2 Penelitian Mikrobiologi Analisis data pada uji data hambat tumbuhan obat keputihan terhadap C. albicans adalah deskriptif kuantitatif berdasarkan zona hambat yang dihasilkan disekitar piper disk. Diameter zona hambat pertumbuhan jamur diukur dalam satuan mm dan dijadikan ukuran kuantitatif untuk ukuran zona hambat. Efektivitas dari bahan aktif, ditentukan oleh perbandingan diameter zona hambat dengan nilai standart. Potensi antibiotik nilai standart tersebut mengacu pada ketentun David Stout (2003), sebagaimana terangkum pada tabel 3.2 yaitu: Tabel 3.2 Potensi Antibiotik Nilai Standart Ketentuan David Stout Daerah hambat (mm) Potensi antibiotik 20 atau lebih Sangat kuat 10-20 Kuat 5-10 Sedang Kurang dari 5 Lemah

45 3.9 Diagram Kerja Studi pustaka Penentuan wilayah penelitian Studi pendahuluan (observasi awal) Informan kunci (key informant) Responden/ narasumber selain informan kunci Lokasi Pelaksanaan penelitian Pendekatan PEA (Participatory Ethnobotany Apprasial) Wawancara semi terstruktur (semi-structural interview) Data penelitian Analisis data Uji zona hambat difusi padat dengan metode Kirby-Bauer Kesimpulan Penyusunan laporan Gambar 3.2 Diagram Kerja Pelaksanaan Penelitian