ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN ( )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL SUMBER DAN PENYEBAB REWORK PADA TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata rework dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Labuan Bajo,Flores-NTT, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah rework

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Tahapan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian.. 31

SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan yang ada. Meskipun rework tidak dapat sepenuhnya dihindari dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisis Permasalahan yang Dihadapi Pada Divisi Service

PENGATURAN RISIKO HUJAN DALAM KONTRAK SERTA DAMPAK DAN KENDALANYA PADAPROYEK KONSTRUKSI

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu: tahap perencanaan hingga pelaksanaan, yaitu:

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus

KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY

SHELLY ATMA DEVINTA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran

STUDI TENTANG PENGAJUAN TUNTUTAN (CLAIM) KONSTRUKSI

Sri Dewi Nurlaela Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Nuku, Halmahera Tengah

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ruko atau rumah toko adalah suatu proyek konstruksi yang pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat didalamnya yaitu owner, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

BAB V PENUTUP. Tabel 5.1. Indikator resiko dengan dampak tertinggi

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang

Transkripsi:

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu terjadi perubahan atau yang biasa disebut dengan change order. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada kontraktor yang berada di kota Surabaya. Bangunan yang diteliti adalah bangunan tinggi dengan ketinggian minimal 20 meter dan 4 lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan konstruksi apa yang sering menyebabkan terjadinya change order ditinjau dari frekuensi nya dan besaran nilai nya terhadap nilai kontrak disertai dengan faktor penyebab nya mulai dari faktor utama dan faktor secara global pada pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas dan finishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang sering mengakibatkan change order karena menunjukkan nilai frekuensi yang paling besar serta pada pekerjaan struktur atas dan finishing merupakan pekerjaan yang memiliki nilai besaran change order yang terbesar dan faktor perubahan desain merupakan faktor global yang mengakibatkan terjadinya change order pada semua pekerjaan kontsruksi mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas dan finishing. Kata kunci : change order 1. PENDAHULUAN Dalam setiap pelaksanaan proyek kontsruksi selalu muncul banyak masalah mulai dari awal, tengah, hingga akhir proyek. Salah satu permasalahan yang sering muncul yaitu : Change Order, baik itu merupakan permintaan dari pihak owner atau pun pihak kontraktor itu sendiri. Jarang sekali dalam suatu proyek konstruksi tidak terjadi perubahan sampai proyek tersebut selesai (Nunnaly, 1993). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya change order pada setiap pekerjaan konstruksi mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing serta nilai rata-rata frekuensi terjadinya change order dan besaran nilai change order terhadap nilai kontrak pekerjaan 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan beberapa referensi dari studi literatur dan penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang berada di kota Surabaya. Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu dilakukan pilot study untuk mengetahui apakah kuesioner sudah dapat dimengerti oleh responden. Kuesioner ini sendiri terdiri dari 5 bagian yaitu : 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21410064@john.petra.ac.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21410082@john.petra.ac.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Krsiten Petra, andi@petra.ac.id 1

1. Kuesioner bagian 1 (Satu) berisi tentang data diri responden seperti : nama, jabatan, dan lama pengalaman kerja di bidang konstruksi dan pada bagian ini juga dibuat beberapa pertanyaan seputar data perusahaan seperti : nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor telepon perusahaan. 2. Kuesioner bagian 2 (Dua) berisi pendahuluan tentang change order. Pada bagian ini dibuat 2 (Dua) pertanyaan seputar change order yaitu apakah proyek anda pernah mengalami change order dan berapa nilai kontrak bangunan yang biasanya dikerjakan. 3. Kuesioner bagian 3 (Tiga) para responden diminta untuk memberi tanda silang (x) pada setiap faktor-faktor penyebab change order pada tahapan pekerjaan pondasi, struktur Bawah, struktur atas dan finishing. 4. Kuesioner bagian 4 (Empat) para responden diminta untuk mengisi nilai frekuensi terjadinya change order pada tahapan pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dengan menggunakan skala frekuensi mulai dari 1 (Tidak Pernah) sampai dengan 6 (Selalu). 5. Kuesioner bagian 5 (Lima) para responden diminta untuk mengisi persentase nilai besaran Change order terhadap nilai kontrak pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dengan menggunakan range nilai 0%; 0.1-5 %; 5.1-10%; 10.1-20%; 20.1-30%; > 30%; dan tidak tahu. pilot study dilakukan kepada 3 (Tiga) kontraktor di Surabaya. Setelah dilakukan pilot study dengan menerima berbagai masukan dari responden akhirnya terjadi perubahan pada faktor penyebab change order yang semula 82 (Delapan Puluh Dua) faktor menjadi 34 (Tiga Puluh Empat) faktor saja sehingga untuk final kuesioner yang dipakai adalah 34 (Tiga Puluh Empat) faktor. 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Informasi Umum Objek Penelitian Informasi ini berisi data tentang lamanya pengalaman kerja responden di bidang konstruksi mulai dari < 5 tahun, 5 10 tahun, dan > 10 tahun seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1. > 10 Tahun, 13% < 5 Tahun, 63% 5-10 Tahun, 24% Gambar 1. Pengalaman Responden Dari data responden yang ada mayoritas pernah menangani proyek yang memiliki nilai kontrak bangunan > 150 milyar sedangkan minoritas pernah menangani proyek bangunan dengan nilai kontrak 2

sebesar 1-50 milyar, 50 100 milyar dan 100 150 milyar rupiah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. > 150 46.30% 1-50 31.48% 100-150 12.96% 50-100 9.26% Gambar 2. Besar Nilai Kontrak Bangunan yang Pernah Ditangani Responden 3.2. Analisa Frekuensi Terjadinya Change Order di Setiap Tahapan Pekerjaan Penelitian ini menggunakan analisa nilai mean pada setiap pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa untuk semua tahapan pekerjaan sering terjadi change order mulai dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas serta. Namun, dapat dicermati bahwa untuk pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang paling sering terjadi change order dibandingkan dengan pekerjaan yang lain karena memiliki nilai mean yang paling besar yaitu 4.72 hal ini karena pada pekerjaan finishing seringkali terjadi perubahan desain karena permintaan owner. Tabel 1. Nilai Mean untuk Setiap Tahapan Pekerjaan TAHAPAN PEKERJAAN FINISHING STRUKTUR ATAS STRUKTUR BAWAH PONDASI Mean Ranking 4.72 1 3.52 2 3.33 3 3.04 4 3.3. Analisa Besaran Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan Hasil analisa data dari besaran nilai change order terhadap nilai kontrak pekerjaan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa persentase besaran nilai change order terbesar terletak pada pekerjaan struktur atas dan finishing dengan persentase besaran nilai change order sebesar 10.1% - 20%, untuk pekerjaan struktur bawah mempunyai besaran nilai change order adalah sebesar 5.1% - 10% sedangkan untuk pekerjaan yang mempunyai besaran nilai change order terhadap nilai kontrak pekerjaan paling kecil yaitu pekerjaan pondasi dengan nilai change order sebesar 0.1% - 5% dari nilai kontrak pekerjaan. 3

Tabel 2. Persentase Besaran Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan (%) Persentase Besaran Nilai Change Order Terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan (%) Pondasi Struktur Bawah Struktur Atas Finishing 0% 0.00%* 0.00% 1.85% 0.00% 0.1%-5% 44.44% 29.63% 22.22% 9.26% 5.1%-10% 12.96% 35.19% 29.63% 18.52% 10.1%-20% 11.11% 18.52% 31.48% 25.93% 20.1%-30% 14.81% 3.70% 1.85% 24.07% >30% 1.85% 1.85% 1.85% 12.96% Tidak tahu 14.81% 11.11% 11.11% 9.26% *Jumlah Responden Dalam Persentase. 3.4. Analisa Faktor Penyebab Change Order 3.4.1. Analisa Faktor Utama Penyebab Change Order pada Setiap Pekerjaan Konstruksi 3.4.1.1. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Pondasi Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan pondasi terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu : 1. Faktor alam yang tak terduga (70.37%) 2. Perubahan desain (53.70%) 3.4.1.2. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Struktur Bawah Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan struktur bawah terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu 1. Perubahan desain (53.70%) 2. Faktor alam yang tak terduga (51.85%) 3.4.1.3. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Struktur Atas Dari hasil analisa didapatkan bahwa pada pekerjaan struktur atas terdapat 2 (Dua) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu: 1. Perubahan desain (53.70%) 2. Penambahan scope pekerjaan (53.70%) 3.4.1.4. Faktor Utama Penyebab Change Order pada Pekerjaan Finishing Dari hasil analisa data didapatkan bahwa pada pekerjaan finishing terdapat 5 (Lima) faktor utama penyebab terjadinya change order seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor-faktor tersebut yaitu: 1. Pengurangan scope pekerjaan (79.63%) 2. Penambahan scope pekerjaan (72.22%) 3. Owner/konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain kontrak dan klarifikasi (70.37%) 4. Perubahan desain (66.67%) 5. Material yang tidak tersedia di pasaran (62.96%) 3.4.2. Analisa Faktor Penyebab Change Order Secara Global pada Pekerjaan Konstruksi Hasil analisa faktor-faktor penyebab change order secara global pada pekerjaan konstruksi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. terdapat 1 (Satu) faktor yaitu faktor perubahan desain. Faktor ini menyerang ke semua pekerjaan baik itu dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas serta finishing. Hal ini dikarenakan pada pekerjaan konstruksi hampir pasti ditemui adanya perubahan-perubahan baik itu perubahan dari skala yang kecil maupun skala yang besar. Perubahan desain ini sendiri terjadi karena 4

permintaan dari owner itu sendiri dengan berbagai pertimbangan seperti ingin merubah fungsi bangunan, merubah ruang meeting menjadi ruang kerja karyawan pada proyek kantor, dll. Tabel 3. Faktor Penyebab Change Order pada Pekerjaan Konstruksi No. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PONDASI STRUKTUR BAWAH STRUKTUR ATAS FINISHING 1 Kesalahan dalam planning dan desain (gambar & spesifikasi) 48.15% 27.78% 33.33% 44.44% 2 Perubahan desain 53.70% 53.70% 53.70% 66.67% 3 Perubahan metode kerja 18.52% 48.15% 20.37% 31.48% 4 Kontrak yang kurang tegas 16.67% 31.48% 29.63% 50.00% 5 Penghentian kontrak sementara 16.67% 14.81% 20.37% 25.93% 6 Ketidaksesuaian antara gambar dan keadaan lapangan 44.44% 46.30% 35.19% 42.59% 7 Kurangnya pengetahuan tentang karakter material (desainer) 11.11% 14.81% 14.81% 44.44% 8 Penambahan scope pekerjaan 35.19% 40.74% 53.70% 79.63% 9 Pengurangan scope pekerjaan 31.48% 40.74% 42.59% 72.22% 10 Perubahan hukum/pemerintahan 18.52% 25.93% 27.78% 31.48% 11 Penambahan fasilitas untuk lingkungan penduduk 20.37% 27.78% 18.52% 24.07% 12 Jadwal proyek yang terlalu padat 20.37% 24.07% 20.37% 44.44% 13 Kurangnya informasi tentang keadaan lapangan 33.33% 38.89% 9.26% 31.48% 14 Material supply by owner terkirim tidak sesuai dengan spesifikasi 9.26% 18.52% 25.93% 50.00% 15 Material supply by contractor tidak sesuai dengan spesifikasi 5.56% 9.26% 9.26% 44.44% 16 Material / peralatan supply by owner terlambat 9.26% 18.52% 25.93% 37.04% 17 Material / peralatan supply by contractor terlambat 18.52% 18.52% 12.96% 40.74% 18 Buruknya alur informasi dari owner 35.19% 44.44% 40.74% 48.15% Owner / konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain 19 kontrak & klarifikasi 33.33% 40.74% 48.15% 70.37% 20 Percepatan pekerjaan oleh owner 11.11% 27.78% 37.04% 42.59% 21 Perlambatan pekerjaan oleh owner 14.81% 25.93% 37.04% 44.44% 22 Faktor alam yang tak terduga 70.37% 51.85% 14.81% 16.67% 23 Jumlah kerja lembur yang terlalu banyak 16.67% 18.52% 24.07% 33.33% 24 Kurangnya QA/QC 18.52% 22.22% 22.22% 33.33% 25 Kurang memadainya peralatan/perlengkapan 7.41% 27.78% 18.52% 37.04% 26 Kegagalan menyuplai tenaga kerja oleh Kontraktor 11.11% 20.37% 14.81% 37.04% 27 Kegagalan menyuplai tenaga kerja oleh Owner 11.11% 29.63% 22.22% 24.07% 28 Pembayaran Owner terlambat 31.48% 46.30% 48.15% 38.89% 29 Material yang tidak tersedia di pasar 12.96% 20.37% 24.07% 62.96% 30 Perselisihan antar pekerja 16.67% 18.52% 24.07% 24.07% 31 Perselisihan pekerja dengan kontraktor 7.41% 24.07% 11.11% 20.37% 32 Perselisihan antar pihak (owner, kontraktordan desain representatif) 29.63% 33.33% 33.33% 38.89% 33 Kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan 11.11% 33.33% 20.37% 29.63% 34 Faktor lain yang tak terduga : 1.85% 9.26% 3.70% 9.26% 5

4. KESIMPULAN 4.1 Frekuensi Terjadinya Change Order di Setiap Tahapan Konstruksi Pada keseluruhan tahapan pekerjaan konstruksi dari pekerjaan pondasi, struktur bawah, struktur atas, dan finishing dapat dikategorikan sering terjadi change order, dengan frekuensi yang paling sering terjadi change order pada pekerjaan finishing. 4.2 Besar Nilai Change Order terhadap Nilai Kontrak Pekerjaan Besar nilai change order terhadap nilai kontrak yang terbesar terdapat pada pekerjaan struktur atas dan finishing yaitu dengan besar nilai change order sebesar 10.1% - 20% dari nilai kontrak sedangkan untuk pekerjaan pondasi sebesar 0.1% - 5%, dari nilai kontrak dan untuk pekerjaan struktur bawah sebesar 5.1%-10% dari nilai kontrak. 4.3 Faktor-Faktor Utama Penyebab Change Order pada Setiap Pekerjaan Konstruksi Pada pekerjaan pondasi faktor utama yang menyebabkan change order adalah faktor alam yang tak terduga dan faktor perubahan desain. Pada pekerjaan struktur bawah faktor utama penyebab change order adalah faktor perubahan desain dan faktor alam yang tak terduga. Pada pekerjaan struktur atas faktor utama penyebab change order adalah faktor perubahan desain dan faktor penambahan scope pekerjaan. Pada pekerjaan finishing faktor utama penyebab change order adalah faktor penambahan scope pekerjaan, faktor pengurangan scope pekerjaan, faktor Owner/konsultan terlambat dalam menyetujui gambar, desain, kontrak dan klarifikasi, faktor perubahan desain dan faktor material tidak tersedia dipasaran. 5 DAFTAR REFERENSI Nunnally, S.W. (1993). Construction Methods and Management, third edition. Prentice Hall, New Jersey, 6