BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Induksi Elektromagnetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif tinggi menuju tempat yang relatif lebih rendah. Fluida cair pada tekanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Induksi Elektromagnetik

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

RANCANG BANGUN TURBIN PELTON UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Elektromagnetika. By : Mohamad Ramdhani


Universitas Medan Area

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

KONSTRUKSI GENERATOR DC

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

BAB II LANDASAN TEORI

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN AIR HASIL MODIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu sistem PLTA dan PLTMH, turbin air merupakan salah satu

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

PENGARUH KECEPATAN SUDUT TERHADAP EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL JENIS TUNGGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal, pompa sentrifugal terdiri dari sebuah impeller yang berputar di dalam sebuah rumah pompa (casing). Pada rumah pompa dihubungkan dengan saluran hisap dan saluran keluar. Sedangkan impeller terdiri dari sebuah cakram dan terdapat sudusudu, arah putaran sudu-sudu itu biasanya dibelokkan ke belakang terhadap arah putaran. Kerja dari pompa sentrifugal adalah sebagai berikut, daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeller didalam zat cair, maka zat cair yang ada di dalam impeller oleh dorongan sudu-sudu akan ikut berputar. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja terhadap zat cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair antara flens hisap dan flens keluar disebut head total pompa.

Gambar 2.1 Komponen utama pompa sentrifugal 2.1.2. Karakteristik Pompa Sentrifugal Grafik 2.1 Kurva karakteristik pompa sentrifugal (Sularso, 1980 : 10) Dari gambar terlihat bahwa kurva head kapasitas menjadi semakin curam pada pompa dengan harga ns yang semakin besar. Disini head pada kapasitas nol ( shut of head ) semakin tinggi pada n yang semakin besar. Kurva s daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama

dengan nol pada pompa sentrifugal dengan ns kecil. Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal umumnya berbentuk mendekati busur lingkaran. Harga efisiensinya hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah menjauhi harga optimumnya. 2.2. Turbin Francis 2.2.1. Definisi Turbin Francis Turbin francis adalah salah satu jenis turbin air yang paling sering digunakan sampai sekarang, turbin ini beroperasi dalam head range antara 10 sampai beberapa ratus meter dan fungsi utamanya adalah dalam memproduksi tenaga listrik. Memiliki vane antara 9 atau lebih, dimana air akan mengenai vane-vane tersebut dan mengelilinginya hingga dapat menyebabkannya berputar. Turbin francis bekerja dengan menggunakan proses tekanan lebih. Pada waktu air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu pengarah dan diubah sebagai kecepatan arus masuk, kemudian sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan di dalam sudu jalan. Adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin ini termasuk turbin reaksi aliran yang mengkombinasikan konsep aliran radial dan axial. Termasuk dalam turbin reaksi yang berarti kerja fluida dalam hal ini air mengubah tekanan dan bergerak memasuki turbin dan memberikan energi.

Inlet dari turbin francis berbentuk spiral (rumah keong) yang menyebabkan air bergerak tangensial memasuki daun baling-baling runner (penggerak turbin), aliran radial ini mengenai runner dan menyebabkan runner ini berputar. Turbin francis dioperasikan dengan posisi poros vertikal atau horizontal. Gambar 2.2 Inlet Turbin Francis 2.2.2. Prinsip Kerja Turbin Francis Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut semuanya terendam didalam aliran air. Air dialirkan kedalam sebuah terusan atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk spiral (rumah keong). Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu pengarah dan sudu gerak. Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan c 0 dan energinya adalah

z 2 P0 c0. (2.1) (Fritz Dietzel, 1980 : 17). g 2. g 0 Aliran air yang keluar dari sudu pengarah dengan kecepatan c1 dan energinya adalah z 2 P1 c1 (2.2) (Fritz Dietzel, 1980 :17). g 2. g 1 Dalam mencapai kondisi seperti ini sebagian dari energi ketinggian H sudah dipakai. Karena sudu pengarah harus membentuk sudu tertentu dan penampang air bagian keluar lebih sempit daripada penampang masuknya. Maka menurut persamaan kontinuitas kecepatan air yang lewat sudu pengarah naik dari c 0 menjadi c 1. Dari u 1, c1 dan 1 segitiga kecepatan masuk bisa digambar, sehingga didapat w1 dan sudut masuk sudu jalan 1. Selain itu juga bisa diperoleh harga c 1 u dan u. Dengan penurunan tekanan selanjutnya maka sisa w 1 energi yang masih ada akan bekerja di sudu jalan. Karena penyempitan saluran keluar sudu jalan A 2 maka kecepatan air masuk w1 naik menjadi w 2 = V/A 2, yang sesuai dengan perbandingan A 1 : A 2. Sudu keluar 2 dipilih sedemikian rupa supaya 2 letaknya C 2 tegak lurus u 2. =90 0 dengan begitu Dengan demikian u C 2 = 0 dan air yang meninggalkan sudu jalan sudah tidak komponen besaran lagi, jadi energi air tersebut sudah habis digunakan. Kecepatan keluaran C2 sedapat mungkin dinaikkan, hal ini bisa terjadi dengan menurunkan tekanan didalam sudu jalan.

Gambar 2.3 Bagan sudu pengarah dan sudu jalan Turbin Francis (Fritz Dietzel, 1980 : 16) 2.2.3. Bagian-bagian Turbin Francis Bagian-bagian dari turbin francis dengan poros vertikal dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.4 Bagian-bagian Turbin Francis (Fritz Dietzel, 1980 : 45) 1. Roda jalan 2. Cincin labirin 3. Cincin labirin kontra 4. Cincin jat arang 5. Pipa kuras 6. Pengumpul minyak yang berputar 7. Blok bantalan 8. Bantalan penghantar 9. Saluran aliran kompensator 10. Bordes pelayanan 11. Poros turbin 12. Kopling 13. Poros hantar 14. Tabung penutup poros 15. Titik tangkap servomotor 16. Cincin pengatur 17. Tuas 18. Batang penggerak 19. Cincin hantaran 20. Roda penghantar 21. Tutup turbin 22. Tabung blok bantalan atas 23. Cincin penutup roda bantalan tengah 24. Cincin penutup roda pengarah 25. Daun sudu pengarah 26. Tutup turbin bawah atau cincin roda pengarah 27. Saluran udara pipa isap 28. Pipa isap 29. Rumah keong 30. Sudu penyangga 31. Cincin sudu penyangga

2.2.4. Karakteristik Turbin Francis a) Daya Air Daya yang masuk kedalam turbin francis adalah daya potensial air P = ρ.g.q.h (2.3) (Sularso, 2006 : 53) Dimana : P : daya hidrolis air (watt) ρ : massa jenis air (kg/m 3 ) g : percepatan gravitasi (m/dt 2 ) Q : laju aliran masa (m 3 /dt) H : head dari tinggi jatuh air (m) b) Daya keluar turbin Daya yang dikeluarkan oleh turbin adalah daya poros karena tujuan turbin adalah mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis. BHP = 2.. n. T 60 Dimana : BHP : daya mekanis (watt) n : kecepatan putar (rpm) T : Torsi (Nm) = F. s

c) Daya Listrik Daya poros yang dihasilkan turbin diubah oleh dinamo menjadi daya listrik P Listrik = V. I. cos φ.. (2.4) ( Siswoyo, 2008 : 94) P : daya listrik aktif V : tegangan (Volt) I : Arus Jangkar (Ampere) d) Efisiensi Turbin η T = ( ) ( ) 100% e) Efisiensi total η e = Plistrik x 100 % Pair f) Efisiensi Generator η G = Plistrik x 100 % Pair 2.3. Dinamo 2.3.1. Definisi Dinamo Dinamo adalah merupakan suatu mesin listrik yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam

kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator. 2.3.2. Klasifikasi Dinamo Dinamo sendiri ada dua jenis yaitu dinamo DC dan dinamo AC. Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). 2.3.3. Prinsip Kerja Dinamo Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Semakin cepat gerakan roda sepeda, semakin cepat magnet atau kumparan berputar. Semakin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.