BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian


BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. Susilawati & Dwi Seftihani (2014) mengungkapkan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. satunya yang terpenting adalah keuangan (Kusuma, 2008). Dewasa ini tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal menitik beratkan pada pemerintah daerah. Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kepemerintahaan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan teori perlu berimplikasi pada praktik. Oleh karena itu antara teori dan praktik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era reformasi yang diikuti dengan diberlakukannya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah merupakan suatu tuntutan yang perlu direspon oleh

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia pasca reformasi tahun 1998 telah menimbulkan tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB 1 LATARBELAKANG. adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai organisasi tertinggi dalam sebuah negara bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan terkendali. Efektivitas, efisiensi dan pengendalian dapat terwujud melalui penggunaan informasi yang berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang berkualitas sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan peningkatan kinerja organisasi. Disamping itu dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, masalah-masalah yang timbul semakin banyak dan kompleks sehingga sulit bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat, apalagi bila informasi yang tersedia tidak berkualitas yaitu informasi yang tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan tidak memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Pihak manajemen sangat membutuhkan informasi-informasi yang berkualitas guna menghasilkan keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi organisasi. Salah satu informasi yang dibutuhkan manajemen adalah informasi mengenai keuangan yang tertuang melalui laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen atau subsistem dari suatu organisasi yang mempunyai tanggungjawab dalam menyiapkan informasi keuangan guna membantu manajemen dalam pembuatan keputusan. 1

Sebagai sebuah subsistem organisasi, sistem informasi akuntansi melalui beberapa proses aktivitas manajemen, yaitu berupa mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak internal maupun eksternal organisasi. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan cara yang tepat dalam mengolah data informasi menjadi lebih efektif, efisien dan terkendali. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer telah menggantikan cara lama dalam mengolah data informasi yang masih tradisional atau manual. Pada sistem manual, mengolah data atau informasi menjadi lebih lama dan mahal karena terkendala pada waktu, tenaga, dan biaya yang dibutuhkan. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer ditandai dengan berkembangnya teknologi komputer. Pengolahan data yang menjadi lebih cepat, tepat, dan tidak mengenal lelah merupakan dampak dari perkembangan teknologi komputer. Dengan berkembangnya pengolahan data, berkembang pula informasi yang dapat dihasilkan dari akuntansi dan berkembang pula pemakai-pemakai informasi tersebut (Hartono, 1997). Lembaga atau instansi pemerintahan merupakan salah satu badan yang juga mengolah dan memproses sistem informasi keuangan baik untuk penerimaan maupun pengeluaran kas yang tidak lepas dari penggunaan sistem informasi akuntansi. Banyak lembaga atau instansi pemerintahan yang memakai sistem informasi akuntansi dalam operasinya namun kualitas sistem informasi akuntansi yang tersedia belum memuaskan, seperti pemakai yang tidak mengerti cara 2

mengoperasikan sistem tersebut sehingga kualitas informasi yang dihasilkan tidak maksimal, sistem informasi yang ada tidak sesuai dengan sistem yang beroperasi, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan sistem informasi lebih besar daripada manfaat yang didapat, sistem yang dibuat tidak sesuai dengan ukuran lembaga atau instansi pemerintahan tersebut, seperti lembaga atau instansi pemerintahan yang besar namun menggunakan sistem informasi yang sangat sederhana untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi, begitu juga sebaliknya lembaga atau instansi pemerintahan yang kecil namun menggunakan sistem informasi yang sangat canggih, badan tersebut akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membuat sistem informasi yang canggih dimana sebenarnya dengan sistem informasi yang lebih sederhana juga dapat memenuhi kebutuhan sistem informasinya. Dalam pengelolaan keuangan lembaga atau instansi pemerintahan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar 3

Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Tujuan penting reformasi akuntansi ini adalah akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah. Akuntabilitas dan transparansi tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan pemerintah yang dilakukan aparatur pemerintah berjalan dengan baik. Hal tersebut seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintahan, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah daerah. Selain itu, maraknya globalisasi yang menuntut daya saing di setiap negara juga menuntut daya saing di setiap pemerintah daerah, dimana daya saing pemerintah daerah ini diharapkan akan mampu tercapai melalui peningkatan kemandirian pemerintahan. Dengan bergulirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, merupakan payung hukum Pemerintah daerah yang antara lain 4

adalah mengenai pola-pola aplikasi pertanggungjawaban keuangan daerah, yang sangat terkait dengan reformasi regulasi keuangan negara. Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia sekarang ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik baik di pusat maupun di daerah, akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003), Fenomena tersebut menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah semakin menguat, berkenaan dengan hal tersebut penciptaan akuntabilitas publik harus dilaksanakan dalam sistem dan standar akuntansi pemerintahan untuk dapat menciptakan Good Governance. Good Governance sering diartikan sebagai pemerintahan yang baik dengan menyelenggarakan manajemen pembangunan yang bertanggungjawab dan sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, dan menjalankan disiplin anggaran. Yang terjadi di Indonesia, laporan keuangan negara maupun badan usaha tidak dapat dijadikan sebagai pegangan untuk mengetahui dan mengantisipasi keadaan dan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan (Anwar Nasution, 2009) bahkan tidak berkualitasnya informasi akuntansi yang dihasilkan membuat laporan keuangan kehilangan nilai kepercayaannya. 5

Permasalahan yang muncul akibat dari tidak berkualitasnya informasi akuntansi kerap terjadi di sektor pemerintahan. Didi Widayadi (2007) sebagai Ketua BPKP saat itu, menyatakan bahwa selama tiga tahun berturut-turut Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) mendapatkan opini disclaimer. Kondisi tersebut berlanjut sehingga berimplikasi pada kurangnya kemampuan pemerintah Indonesia untuk mengintegrasikan aset dan kekayaan negara, dan berdampak buruk pada penerimaan negara dan menimbulkan pemborosan anggaran negara. Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik. Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus ditingkatkan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan adalah suatu cerminan untuk dapat mengetahui apakah suatu pemerintahan telah berjalan dengan baik, sehingga pemerintah diharuskan untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dimana laporan keuangan yang dihasilkan telah memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. (Wati, 2014) Laporan keuangan yang berkualitas hanya dihasilkan melalui penerapan sistem informasi akuntansi yang berkualitas pula. Informasi tersebut harus mendukung kebutuhan informasi dari manajemen. Sistem informasi akuntansi dibangun untuk menyediakan informasi yang digunakan untuk operasi dan pengambilan keputusan (Wilkinson, 1989). Menurut Susanto (2008), sistem informasi akuntansi merupakan integrasi dari subsistem baik fisik maupun yang saling berhubungan dan bekerja sama satu 6

sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi keuangan menjadi informasi keuangan. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), dan BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) di Kabupaten Langkat. 1.2 Identifikasi Masalah Berkaitan dengan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis dapat menentukan pokok permasalahan yang akan dibahas, adapun identifikasi permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Apakah implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat? 2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat? 3. Apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat? 4. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat? 7

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh implementasi standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat. 2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat. 4. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada BKD, BAPPEDA, dan BPKAD di Kab. Langkat. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis 1) Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai masalah yang akan diteliti yaitu Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi pada BKD, BAPPEDA dan BPKAD di Kab. Langkat. 8

2) Penelitian yang dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan program studi S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan akan membantu menambah wawasan mengenai masalah yang dibahas dan juga dapat berguna sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Badan yang Menjadi Objek Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi objek yang diteliti untuk menilai sudah sejauh mana kualitas sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh badan tersebut. 9