BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik


BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Adapun tujuan perancangan rumah susun dan Pasar adalah sbb: 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kurang mampu akan tempat tinggal yang aman dan nyaman yang ditunjang pula dengan fasilitasfasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mewadahi aktivitas sehari-hari. 2. Memecahkan permasalahan perencanaan arsitektural terkait dengan hemat energi dalam desain bangunan yang dihasilkan. Sasaran perancangan dari bangunan rumah susun dan pasar ini adalah menghasilkan sebuah bangunan multifungsi yang hemat energi dalam pengoperasiannya dengan memanfaatkan potensi alam seperti cahaya matahari ataupun arah angin ke bangunan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Laporan Tugas Akhir 141

V.1.2. Konsep Perancangan Perencanaan untuk rusun dan pasar didasarkan pada pemanfataan alam (cahaya matahari dan angin) sebagai salah satu daya dukung bangunan guna menghemat energi. Selain itu, penempatan ruang didasarkan pada jenis kegiatan yang terjadi didalamnya sehingga ruang dengan jenis kegiatan yang berbeda tidak berada dalam satu massa. V.2. Konsep Program V.2.1. Kebutuhan Luasan Ruang Kebutuhan luasan ruang didasarkan pada : Kegiatan yang terjadi dalam bangunan Kapasitas yang ditampung Peralatan yang diperlukan Sirkulasi dan kenyamanan orang dalam bangunan. Berdasarkan hal-hal tersebut didapat : Luas Rusun : 10.059,1 m² Luas Pasar : 2.777,64 m² Luas Fasilitas Penunjang : 514,9 m² Luas Service : 198,64 m² Sirkulasi 20% : 2.293,05 m² + Total Luas Bangunan : 16.227,53 m² Laporan Tugas Akhir 142

Luas tapak 6500 m² dengan KDB 40 % (3900 m²) dan KLB 4 (26.000 m²). Ketinggian maksimum 12 lantai. Luasan dasar yang direncanakan : Pasar = 1764 m² Rusun = 1920 m² Pos Jaga : 4 x 4 m = 16 m² Total Luas Lantai Dasar = 1764 m² + 1920 m² + 16 m² = 3700 m² < 3900 Total luas dasar yang terpakai 3806 m², sisanya digunakan untuk parkir, taman dan area hijau. Adapun perbandingan antara rentable area terhadap fasilitas sosial, umum dan sirkulasi pada tapak adalah sebagai berikut : Rentable area : Kios : 48 kios x 6 m² = 288 m² Lapak : 18 lapak x 4 m² = 72 m² Retail : 8 unit x 16 m² = 128 m² Rusun : 10.296 m² Jadi rentable area = 10.784 m² Parkir : Rusun = 795.6 m² Pasar = 400 m² Jadi, total area parkir = 1195.6 m² Sirkulasi kendaraan = 1461 m² Fasilitas sosial = 160 m² Fasilitas umum = 2406 m² Laporan Tugas Akhir 143

Service = 196 m² Taman + Penghijauan = 593.4 m² V.2.2. Integritas dengan Lingkungan Bangunan pasar dan rusun didesain untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan cara memperbanyak ruang terbuka hijau sehingga dapat dicapai aspek berkelanjutan dalam lingkungan tersebut. Gambar 28. Siteplan V.2.3. Perancangan Tapak Pencapaian dan Sirkulasi Pencapaian ke tapak dipengaruhi oleh beberapa hal : Kemudahan pencapaian Keamanan dan kelancaran lalu lintas di sekitar tapak Frekuensi pengunjung menuju tapak. Laporan Tugas Akhir 144

Berdasarkan hal-hal tersebut maka pencapaian ketapak direncanakan : Gambar 29. Pencapaian ke Tapak Mobil in & out rusun Mobil in pasar Mobil out Pencapaian diatas mempertimbangkan efisiensi pencapaian ketapak serta pemisahan jalur kendaraan masuk dan keluar antara rusun dan pasar sehingga kegiatan antar keduanya tidak saling mengganggu. Sirkulasi kendaraan dalam tapak menggunakan pola sirkulasi mengelilingi tapak dengan pertimbangan kemudahan pencapaian.selain itu, tipe ini juga berfungsi sebagai pemisah antara bangunan yang satu dengan yang lain. Sedangkan untuk kekurangannya dalam kebisingan dapat diatasi dengan menggunakan buffer antara jalan dengan bangunan. Untuk jalan yang cross antara manusia dengan kendaraan dapat diatasi dengan ramp untuk sirkulasi manusia. Laporan Tugas Akhir 145

Gambar 30. Pola Sirkulasi mengelilingi tapak Berikut sirkulasi dalam tapak yang direncanakan : Gambar 31. Sirkulasi dalam tapak Sirkulasi Manusia Sirkulasi kendaraan Perencanaan mempertimbangkan keefisienan sirkulasi dan waktu pencapaian. Laporan Tugas Akhir 146

Parkir Parkir direncanakan menggunakan parkiran semi basement, basement dan parkiran pada ruang luar. Parkiran direncanakan menggunakan sistem parkir pool parkir agar parkiran terpisah dengan bangunan namun dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Gambar 32. Sistem pool parkir Berikut alternatif peletakan parkir pada tapak : Gambar 33. Peletakan Parkir Parkir Pasar Parkir Rusun Pola peletakan parkir diatas mempertimbangkan efisiensi waktu pencapaian ke bangunan, serta pemaksimalan lahan untuk penghijauan. Laporan Tugas Akhir 147

Parkir terbagi menjadi parkir untuk rusun dan pasar agar penghuni rusun tidak harus berebut parker dengan pengguna pasar. Adapun rusun terbagi menjadi parker basement dan semi basement. Perincian parkir adalah sebagai berikut : Parkir motor Rusun 125 motor Pasar 140 motor Parkir mobil Rusun 25 mobil Pasar 28 mobil Zoning Penentuan zoning mempertimbangkan : Pencapaian ke tapak Sirkulasi dan pencapaian ke tapak Aktivitas lingkungan/ land use lingkungan Potensi di sekitar tapak yang menunjang, karakter proyek. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada : Gambar 34. Penzoningan tapak Laporan Tugas Akhir 148

Perencanaan diatas dipengaruhi efisiensi pencapaian area servis oleh area lainnya dan segi penempatan ruang terhadap kebisingan yang ada. Gubahan Massa Massa bangunan menggunakan massa majemuk dengan pertimbangan adanya pengelompokan aktivitas, bentuk massa yang lebih terorganisir dan mudah dikembangkan, serta terciptanya lahan terbuka untuk penghijauan. Bentuk bangunan mengambil bentuk dasar segi empat dengan pertimbangan mudah dalam pengembangan dan berdasarkan peletakan bangunan terhadap orientasi matahari dan arah angin. V.2.4. Bangunan Pencapaian dan Sirkulasi Sistem pencapaian menggunakan sistem pencapaian langsung dengan pertimbangan fungsi bangunan (rusun dan pasar) memerlukan sistem pencapaian yang jelas dan langsung mengarah kebangunan yang dituju. Gambar 35. Sistem Pencapaian Langsung Laporan Tugas Akhir 149

Sedangkan untuk pola sirkulasi menggunakan pola sirkulasi menyebar untuk area luar bangunan dan pola sirkulasi melalui ruang untuk bagian dalam bangunan. Berikut perencanaan sirkulasi bangunan luar tapak : Penghubung sirkulasi horizontal menggunakan sistem koridor double koridor dikarenakan keterbatasan lahan yang ada, namun pada bagian tengah bangunan diberi void agar cahaya dan udara dapat masuk kedalam bangunan. Gambar 38. Tipe koridor Sedangkan untuk penghubung sirkulasi vertikal menggunakan kombinasi tangga dan lift. Tangga dengan pertimbangan hemat energi dan merupakan syarat wajib dalam bangunan bertingkat, sedangkan lift berdasarkan faktor kenyamanan dan efisiensi dalam pencapaian. Laporan Tugas Akhir 150

V.3. Konsep Perancangan Bangunan V.3.1. Proses Desain Orientasi desain massa terarah berdasarkan orientasi dari matahari dan arah angin. Orientasi matahari dijadikan sebagai dasar dalam desain bangunan untuk mencegah panas pada dinding yang lebar. Sedangkan arah angin, dengan sistem cross ventilation membantu pengurangan panas dengan membawa panas keluar ruangan seiring dengan pengalirannya sehingga massa bangunan terasa lebih nyaman. Berdasarkan kedua aspek tersebut direncanakan bentuk massa sebagai berikut : Gambar 39. Bentuk Masssa Bangunan dibuat dengan bentuk langsing sehingga cahaya dan angin dapat menembus hampir ke setiap bagian bangunan. V.3.2. Facade Bangunan Facade bangunan direncanakan untuk mengaplikasikan arsitektur tropis sebagai penyelesaian arsitektural yang mencerminkan bangunan Laporan Tugas Akhir 151

hemat energi. Bangunan akan dibuat dengan pemanfaatan teritisan untuk mengurangi panas serta air hujan disertai dengan bukaan untuk memaksimalkan cahaya maupun udara yang masuk ke bangunan. Konsep bentuk bangunan direncanakan menonjolkan kesan dinamis dan merespon aksis tapak untuk mencegah terjadinya suatu desain bangunan yang terkesan kaku. Konsep hubungan antar ruang dibuat agar massa dengan kegiatan sejenis (sesama rusun) menjadi satu kesatuan yang terikat dengan konektor. Hubungan ini juga dimaksudkan sebagai upaya penghematan energi dalam pengoperasian jumlah lift dan operasionalnya. V.3.3. Perancangan Bangunan Organisasi Ruang Laporan Tugas Akhir 152

Hubungan Ruang Rusun Laporan Tugas Akhir 153

Hubungan Ruang Pasar Laporan Tugas Akhir 154

Modul Bangunan Modul yang dipakai dalam perancangan kali ini adalah modul 600 cm dan 840 cm yang merupakan kelipatan dari 30 cm. Pemilihan modul mempertimbangkan efisiensi ruang agar semua ruang dapat berfungsi dengan baik dan mempermudah dalam perletakan perabotan. Struktur Bangunan Pondasi yang akan digunakan untuk sub-structure adalah pondasi bore pile agar getaran yang dihasilkan kecil dan tidak mengganggu lingkungan sekitar. Upper structure menggunakan sistem struktur rangka dengan pertimbangan fleksibilitas dalam penataan ruang dan faktor biaya (bangunan disediakan bagi kelas menengah kebawah). Bahan konstruksi untuk struktur menggunakan beton bertulang dengan pertimbangan mudah didapat, fleksibel dan tahan api. Selain itu tidak memerlukan energi yang besar dalam pembuatannya dan dapat digunakan kembali (sebagai bahan urugan atau reklamasi tanah) bila masa pakai telah habis tanpa mengeluarkan energi dalam prosesnya. Laporan Tugas Akhir 155

Material Pemilihan material mempertimbangkan keunggulan dan energi yang terkandung didalamnya sehingga penggunaan material mendukung penghematan energi di dalam bangunan. Berdasarkan kelebihan, kekurangan serta kecocokan bahan untuk digunakan pada proyek (untuk masyarakat menengah ke bawah) maka : Dinding : precast untuk rusun dan batu bata bakar untuk pasar Material penutup eksterior : batu alam yang dikombinasikan dengan kaca. Atap : genteng yang dikombinasikan dengan dak beton pada area-area tertentu (contoh : tempar reservoir atas) untuk rusun dan kombinasi zinkalum dan fiber untuk pasar. Kusen : kayu Plafon : gypsum board Penutup lantai : keramik. Utilitas Pencahayaan Sebisa mungkin digunakan pencahayaan alami pada siang hari yang dimaksimalkan dengan penggunaan bukaan-bukaan dan penerapan sistem reflektor untuk memantulkan cahaya yang masuk kedalam ruang. Sedangkan pencahayaan buatan sebisa mungkin hanya Laporan Tugas Akhir 156

digunakan pada malam hari atau pada ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan stabil. Adapun lampu yang digunakan adalah lampu TL dengan pertimbangan hemat energi. Pengudaraan Terkait dengan topik hemat energi maka digunakan sistem pengudaraan alami didukung dengan sistem pengudaraan buatan berupa exhauster dan intake ventilator yang dipadukan. Elektrikal Listrik utama berasal dari PLN didukung dengan penggunaan solar panel dan genset bila terjadi mati listrik dari PLN. Adapun total kebutuhan listrik untuk rusun dan pasar = 1993,2Kw Cadangan listrik yang dipasok genset adalah 20% dari total kebutuhan listrik = 398,64 Kw Listrik yang dihasilkan solar panel = 57 KW Plumbing Sistem plumbing terdiri dari sistem air bersih dan air kotor. Sistem air bersih menggunakan sistem reservoir atas dikarenakan listrik yang digunakan untuk pompa (hanya menggunakan 1 pompa) lebih sedikit dibandingkan sistem reservoir bawah (menggunakan 2 pompa). Laporan Tugas Akhir 157

Adapun total kebutuhan air bersih = 705.300 liter Sistem air kotor dibagi menjadi kotoran padat dan kotoran cair. Air kotor padat disalurkan ke STP (sewage treatment plant) untuk diproses secara kimia sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Sedangkan Air kotor cair dimanfaatkan kembali untuk kloset (grey water) dan menyiram tanaman (air hujan). Sistem pembuangan sampah Sistem pembuangan sampah menggunakan bak penampungan sampah (dibuang pada tiap lantai), dikumpulkan pada tempat Laporan Tugas Akhir 158

penampungan sementara untuk diangkut ke bak penampungan utama oleh dinas kebersihan setempat menuju tempat pembuangan akhir. Sistem pengolahan sampah dikaitkan dengan prinsip sustainable yaitu reduce, reuse dan recycle sehingga pada tempat penampungan sampah dipisah menjadi sampah organik, sampah plastik, sampah kertas, dan sampah basah. Nantinya sampah akan dikelola berdasarkan jenisnya untuk dijual, dibuat kompos, atau lain-lain. Laporan Tugas Akhir 159

V.4. Penerapan Tema pada Bangunan Penerapan hemat energi pada bangunan rumah susun dan pasar adalah sebagai berikut : Pencahayaan Mengaplikasikan bukaan sebagai ventilasi cahaya untuk memaksimalkan cahaya yang masuk kedalam bangunan. Besar bukaan 20 % dari luas dinding keseluruhan. Contoh : Luas ruang : 4 x 4 = 16 m² Luas ventilasi cahaya ideal = 20% x 16 m² = 3,2 m² 1 jendela 2 jendela 2 m 2 m 4 m 4 m Alternatif dengan 1 jendela (2 x 1,2 m) atau dengan 2 jendela (1 x 1,2 m) Menggunakan skylight pada beberapa area yang tidak terjangkau oleh cahaya alami melalui bukaan. Foto 8. Skylight pada atap Laporan Tugas Akhir 160

Pengudaraan Menggunakan ventilasi dengan sistem cross ventilation agar udara dapat mengalir. Gambar 41. Cross ventilation Menggunakan ventilasi dan insulasi atap (menggunakan alumunium foil berlapis glass wool). Plafon dibuat tinggi agar memungkinkan udara bergerak bebas pada ruang kosong dan mengalami pendinginan. Laporan Tugas Akhir 161

Menggunakan pengudaraan buatan berupa exhauster yang memakai sedikit energi untuk mangalirkan udara dari luar kedalam. Material Mengunakan material dengan warna cerah agar dapat memantulkan sinar matahari. Menggunakan material alami yang meredam suhu seperti batu-batuan. Menggunakan bahan pelapis pada elemen bangunan untuk menahan sinar matahari seperti kaca film atau besi holow sebagai double skin. Mengurangi penggunaan beton yang boros dalam pembuatannya. Menggunakan penghijauan dan elemen air untuk menciptakan iklim mikro dan menyejukkan ruang dalam bangunan. Utilitas Membuat bak penampungan air hujan untuk digunakan sebagai air penyiram tanaman atau mencuci. Teknologi Mengaplikasikan photovoltaic sebagai salah satu sumber energi listrik guna mengurangi konsumsi energi listrik. Laporan Tugas Akhir 162