BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Maka dari itu, sangat baik bagi anak untuk mendapat pengetahuan-pengetahuan baru yang penting bagi masa depannya. Anak memiliki potensi dalam setiap ranah perkembangannya. Salah satu aspek kemampuan dasar tersebut yaitu kemampuan kognitif yang memegang peranan penting dalam kehidupan anak, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Aspek perkembangan kognitif ini dapat diterapkan melalui bermain sambil belajar. Susanto (2011: 48) mengemukakan, Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Pengembangan kognitif pada anak usia dini, salah satunya melalui pengenalan matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Banyak hal disekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Johnson dan Myklebust (Abdurrahman, 2003: 252) mengemukakan, Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah memudahkan berpikir. Konsep yang paling sederhana dalam matematika yaitu mengenal bilangan. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sudaryanti (2006: 1) menyatakan, Bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda. Sedangkan Samsudin (2007: 16) berpendapat, B ilangan adalah 1
2 jumlah atau kuantitas anggota suatu himpunan benda yang tertentu atau hasil suatu jawaban dari pertanyaan yang menyangkut jumlah tertentu. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan adalah ukuran dari suatu himpunan yang menyangkut jumlah tertentu dan merupakan sesuatu yang abstrak, tidak dapat dilihat, ditulis, dibaca, dan dikatakan. Maka dari itu diperlukan adanya simbol untuk mewakili suatu bilangan, yang disebut dengan lambang bilangan atau angka. Observasi yang dilakukan pada tanggal 8-12 Januari 2016 di kelompok A RA Al Islam 2 Surakarta, peneliti menemukan adanya permasalahan, yaitu rendahnya kemampuan peserta didik tahun ajaran 2015/2016 dalam mengenal bilangan. Hal ini tercermin ketika peserta didik diminta membilang benda yang berjumlah 1-10 oleh guru. Dari 19 peserta didik, hanya 10,5% atau 2 anak yang mampu membilang dengan tepat, sedangkan 89,5% atau 17 anak masih kesulitan dalam membilang. Hal itu terjadi karena media pembelajaran yang kurang variatif. Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan mengenal bilangan pada anak, tidak menggunakan media yang menarik. Kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak hanya dengan menunjukkan lambang bilangan dan anak diminta untuk menyebutkan nama lambang bilangan yang dimaksud, serta meminta anak untuk menuliskan lambang bilangan tersebut. Media yang digunakan hanya dengan media poster gambar. Hal ini diperkuat dengan observasi awal yang dilakukan peneliti, dan ditemukan bahwa sebagian guru RA Al Islam 2 Surakarta belum menerapkan pembelajaran yang inovatif. Terbukti dengan penggunaan metode ceramah/konvensional sehingga minat anak dalam belajar khususnya mengenal bilangan masih terbilang kurang. Apabila masalah ini tidak segera mendapat solusi, maka sangat sulit untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Berbagai media dapat digunakan dalam mengenalkan bilangan pada anak. Gerlach dan Ely (Anitah, 2009: 123) berpendapat, Media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan
3 informasi lisan atau visual. Sedangkan Smaldino, Russel, Heinich dan Molenda (Anitah, 2009: 123-124) berpendapat, Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa latin medium yang berarti antara, media menunjuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa peran media sangatlah penting dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran untuk anak usia dini. Hal ini diperkuat dengan pendapat Eliyawati (2005: 104) bahwa, Peran media dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sangat penting mengingat perkembangan anak pada masa berpikir konkret. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mengenalkan bilangan pada anak adalah media lotto angka. Suryaningrum (2012: 2) mengemukakan, Lotto merupakan media visual yang mampu membantu anak dalam meningkatkan aspek perkembangan kognitif. Dengan menggunakan media lotto angka, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak akan semakin menarik, sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Berdasarkan uraian, pertimbangan dan permasalahan yang terjadi pada kelompok A RA Al Islam 2 Surakarta, penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan melalui Penggunaan Media Lotto Angka pada Anak Kelompok A RA Al Islam 2 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Apakah penggunaan media lotto angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak kelompok A RA Al Islam 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan
4 melalui penggunaan media lotto angka pada anak kelompok A RA Al Islam 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk: a. Acuan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media lotto angka dalam kemampuan mengenal bilangan pada anak. b. Memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran yang efektif di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Meningkatkan kemampuan keprofesionalan guru dalam upaya penyelesaian masalah kemampuan mengenal bilangan pada anak usia dini dengan menerapkan pembelajaran yang lebih inovatif, misalnya dengan penggunaan media lotto angka. 2) Adanya media lotto angka dapat memberi kemudahan untuk guru dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal bilangan. 3) Bertambahnya pengalaman guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang variatif khususnya penggunaan media lotto angka dalam pembelajaran mengenal bilangan. b. Bagi anak 1) Kemampuan mengenal bilangan pada anak dapat meningkat dari sebelumnya dengan penggunaan media lotto angka. 2) Mampu mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran mengenal bilangan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.
5 3) Pembelajaran mengenal bilangan yang dilakukan lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak dengan penggunaan media lotto angka. c. Bagi lembaga/sekolah 1) Meningkatnya efektivitas kegiatan pembelajaran mengenal bilangan dengan digunakannya media lotto angka. 2) Dengan meningkatnya kemampuan anak dalam mengenal bilangan, akan meningkat pula kredibilitas sekolah.