GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN TENTANG KEBIJAKAN INTEROPERABILITAS SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNlKASl DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KOMUNlKASl DAN INFORMATIKA TENTANG

DRAFT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR :.. TAHUN.. TENTANG PENGAMANAN PEMANFAATAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS PROTOKOL INTERNET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

~ DIREKTORATJENDERALP~S DAN TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

Firewall & WEB SERVICE

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 7 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG. PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN BLORA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 7 Tahun 2009 TENTANG PENDAYAGUNAAN WEBSITE DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH No. 7, 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

Teknik Informatika S1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK PROPINSI JAWA TIMUR

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA T E N T A N G

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

BAB II LANDASAN TEORI

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

W A L I K O T A B E K A S I

PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R ^ T A H U N K O M U N I K A S I D A L A M P R O S E S P E M E R I N T A H A N (E-GOVERNMENT)

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 6

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KETERBUKAAN

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG RUANG LINGKUP TUGAS ID-SIRTII

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 55 TAHUN 2015

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyelenggaraan. Sistem Informasi.

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN CILACAP

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10TAHUN2014 TENTANG KEBIJAKAN INTEROPERABILITAS SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa perkembangan teknologi informasi sudah sangat pesat dan telah berbagai macam bentuk dan tujuan sehingga basis data, aplikasi bahkan terhubung satu sama lainnya berbentuk kompleks; bahwa sistem informasi yang beragam dan tidak berstandar menimbulkan sulitnya interaksi data antar pusat informasi, baik yang ada di Satuan Perangkat Kerja Daerah, Badan Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; c. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan pelayanan publik yang efektif, efesien, transparan dan akuntabel, Pemerintah Daerah perlu menggunakan pendekatan terpadu, yakni mengintegrasikan semua sistem ke dalam suatu konsep e-government dengan standar interoperabilitas yang mengutamakan sistem terbuka dan dengan platform yang sama untuk membentuk satu sistem terintegrasi; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Interoperabilitas Sistem Informasi Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur; Mengingat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106);

-2-2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348); 10. Keputusan Presiden Nomor 137/P Tahun 2013 tentang Pengangkatan DR. H. Awang Faroek Ishak, MM, M.Si sebagai Gubernur Kalimantan Timur dan HM. Mukmin Faisyal HP, SH sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur Masa Jabatan Tahun 2013-2018; 11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41 Tahun 2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;

-3-12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 13. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 08 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 Nomor 08); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEBIJAKAN INTEROPERABILITAS SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah kemudian disebut SKPD adalah perangkat Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) sebagai pelaksana fungsi eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan. 3. Diskominfo adalah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur. 4. E-Government adalah semua hal yang terkait dengan upaya lembaga pemerintah dalam bekerja bersama-sama memanfaatkan teknologi telematika, sehingga mereka dapat menyediakan jasa layanan elektronik dan informasi yang akurat baik kepada individu maupun lingkungan usaha. 5. Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa markup serbaguna yang direkomendasikan W3C untuk mendeskripsikan berbagai macam data. XML menggunakan markup tags seperti halnya HTML namun penggunaannya tidak terbatas pada tampilan halaman web saja. 6. Framework Interoperabilitas adalah suatu koleksi akan spesifikasi bertujuan untuk memfasilitasi Antar-operabilitas sistem dan jasa atau layanan di dalamnya. 7. Hot Spot adalah tempat tersedianya akses internet untuk publik yang menggunakan teknologi wireless. 8. Indonesia-Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) adalah Tim yang ditugaskan Menteri untuk membantu pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet. 9. Internet Exchange Point adalah titik dimana ruting internet nasional berkumpul untuk saling berinterkoneksi.

-4-10. Jaringan telekomunikasi berbasis Protokol Internet adalah jaringan telekomunikasi yang digunakan penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi dengan memanfaatkan protokol internet dalam melakukan kegiatan telekomunikasi. 11. Lingkungan Sistem adalah sekumpulan obyek-obyek di sekitar sistem yang mempunyai pengaruh relatif kecil terhadap obyek-obyek di dalam sistem. 12. Metadata adalah data mengenai data. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Jika data tersebut dalam bentuk teks, metadatanya biasanya berupa keterangan mengenai nama ruas (field), panjang field, dan tipe fieldnya: integer, character, date, dll. Untuk jenis data gambar (image), metadata mengandung informasi mengenai siapa pemotretnya, kapan pemotretannya, dan setting kamera pada saat dilakukan pemotretan. Satu lagi untuk jenis data berupa kumpulan file, metadatanya adalah nama-nama file, tipe file, dan nama pengelola (administrator) dari file- file tersebut. 13. Monitoring Jaringan adalah fasilitas pemantau dan pendeteksi pola (patfern) akses dan transaksi yang berpotensi mengganggu atau menyerang jaringan untuk tujuan memantau kondisi jaringan, memberikan peringatan dini (early warming) dan melakukan tindakan pencegahan (prevent). 14. Penyelenggara akses internet (Internet Service Provider/ISP) adalah penyelenggara jasa multimedia yang menyelenggarakan jasa akses internet kepada masyarakat. 15. Penyelenggara jasa interkoneksi internet (Network Access Point/NAP) adalah penyelenggara jasa multimedia yang menyelenggarakan jasa akses dan atau ruting kepada ISP untuk melakukan koneksi ke jaringan internet global. 16. Protokol Internet adalah sekumpulan protokol yang didefmisikan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). 17. Sistem adalah obyek-obyek atau elemen-elemen dalam satu ruang (space) yang bergerak (engage) dan berinteraksi satu dengan lainnya. Pergerakan obyek mempengaruhi obyek lainnya menurut aturan dalam sistem itu sendiri, sedemikian seterusnya sehingga kesatuan pergerakan seluruh obyek adalah perilaku (behavior) dari sistem itu sendiri. 18. Rekaman aktifitas transaksi koneksi (Log File) adalah suatu file yang mencatat akses pengguna pada saluran akses operator/ penyelenggara jasa akses berdasarkan alamat asal Protokol Internet (source), alamat tujuan (destination), jenis protokol yang digunakan, Port asal (source), Port tujuan (destination) dan waktu (time stamp) serta durasi terjadinya transaksi. 19. Sistem Informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia dimana obyekobyek di dalamnya adalah data dan algoritma. Algoritma membentuk perilaku sistem berdasarkan data yang diolah. Pada prakteknya data tersimpan dalam media penyimpanan seperti harddisk dan pemrosesan data dilakukan oleh perangkat keras komputer berdasarkan algoritma yang diberikan. Sedangkan algoritma adalah program (perangkat lunak) dan perintah dari pengguna sistem.

-5-20. SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah standar untuk bertukar pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau sebuah jalan untuk program yang berjalan pada suatu sistem operas! (OS) untuk berkomunikasi dengan program pada OS yang sama maupun berbeda dengan menggunakan HTTP dan XML sebagai mekanisme untuk pertukaran data. 21. WSDL (Web Services Description Language) adalah fromat XML yang diterbitkan untuk menerangkan Web Service. 22. JQuery adalah pustaka JavaScript kecil bersumber terbuka yang menekankan pada interaksi antara JavaScript dan HTML. 23. JSON singkatan dari JavaScript Object Notation (bahasa Indonesia: notasi objek JavaScript), adalah suatu format ringkas pertukaran data komputer. Formatnya berbasis teks dan terbaca manusia serta digunakan untuk merepresentasikan struktur data sederhana dan larik asosiatif (disebut objek). Format JSON sering digunakan untuk mentransmisikan data terstruktur melalui suatu koneksi jaringan pada suatu proses yang disebut serialisasi. Aplikasi utamanya adalah pada pemprograman aplikasi web AJAX dengan berperan sebagai alternatif terhadap penggunaan tradisional format XML. 24. Web Service adalah sistem software yang dirancang untuk mendukung interopabilitas mesin-ke-mesin yang dapat berinteraksi melalui jaringan. Web service memiliki antarmuka yang dijelaskan dalam format mesinprocessable (khusus WSDL). Sistem lain berinteraksi dengan Web service dalam cara ditentukan oleh deskripsi dengan menggunakan pesan SOAP, biasanya disampaikan menggunakan HTTP dengan serialisasi XML dalam hubungannya dengan Web lainnya yang terkait standar. BAB II ASAS, MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Kebijakan interoperabilitas sistem informasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dikembangkan berdasarkan asas iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, asas tanggung jawab negara, asas kesisteman dan percepatan, asas kebebasan berpikir, serta asas kebenaran ilmiah. Pasal 3 Kebijakan interoperabilitas sistem informasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ini dimaksudkan untuk mempermudah pemerintah dalam hal pengelolaan, pengaksesan data, sharing informasi dalam rangka memberikan pelayanan publik bagi masyarakat yang lebih efektif dan efesien dan menciptakan iklim berdemokrasi yang lebih baik. Pasal 4 Kebijakan interoperabilitas sistem informasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ini bertujuan untuk : a. menegaskan pentingnya faktor interoperabilitas dalam pemberdayagunaan teknologi informasi di sektor pemerintahan;

-6- b. menetapkan standard acuan bersama yang akan dipergunakan dalam pembangunan dan implementasi interoperabilitas antar sistem di sektor pemerintahan; c. menetapkan pembentukan Tim Interoperabilitas yang bertugas merumuskan, menyusun dan mensosialisakan standard acuan bersama interoperabilitas antar sistem di sektor pemerintahan; d. menetapkan masa kerja Tim Interoperabilitas; e. mewajibkan kepada seluruh instansi untuk dapat bekerjasama dan dapat menyediakan data atau informasi yang diperlukan oleh Tim Interoperabiltas dalam penyusunan standard acuan interoperabilitas; dan f. mewajibkan kepada seluruh intansi untuk menjadikan hasil Tim Interoperabilitas sebagai acuan dasar dalam pertukaran data atau informasi antar sistem dalam sektor pemerintahan secara nasional; Pasal 5 Ruang lingkup Kebijakan Interoperabilitas Sistem Informasi ini meliputi : a. Interoperabilitas pada sistem informasi Government to Government (G2G); dan b. Interoperabilitas dengan memanfaatkan format dokumen terbuka; BAB III KEBIJAKAN Pasal 6 Kebijakan interoperabilitas sistem informasi pemerintahan adalah : a. setiap instansi yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib memiliki skema data pada sistem informasi yang dimilikinya dalam rangka untuk kemudahan interoperabilitas dan teknologinya ditentukan oleh gugus tugas untuk interoperabilitas terkait dengan tupoksinya; b. skema data sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dikoordinasikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika dalam suatu gugus tugas inter institusi; c. SKPD dan Kabupaten/Kota dapat menyesuaikan atau mengacu pada skema data yang teknologinya ditentukan oleh gugus tugas (sesuai rujukan ketentuan Internasional) dari masing-masing instansi terkait; d. peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkaitan interoperabilitas harus mengacu dan selaras dengan peraturan dan kebijakan nasional tentang e-government; e. jenis data yang terbuka dan tertutup akan ditentukan oleh gugus tugas; f. transaksi data untuk interoperabilitas dilakukan dalam format terbuka yang teknologinya ditentukan oleh gugus tugas;

-7- BABIV STANDAR ACUAN Pasal 7 (1) Standarisasi dalam interoperabilitas bukanlah penyeragaman penggunaan perangkat keras ataupun perangkat lunak yang akan dipergunakan. (2) Standarisasi dalam interoperabilitas lebih mengarah pada Standarisasi format data-data yang akan dipertukarkan. Pasal 8 (1) Data dapat dipertukarkan terlepas dari platform yang dipergunakan di setiap intansi pengguna (platform independen). (2) Pertukaran data dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai macam protokol pertukaran data yang tersedia. (3) Pemrosesan data yang dipertukarkan dapat dilakukan secara otomatis. (4) Pengelolaan data lebih fleksible, lebih cost efektif dan tidak perlu mempergunakan perangkat yang proprietary. BAB V KELEMBAGAAN Pasal 9 (1) Kelembagaan yang menangani interoperabilitas disebut Tim Khusus Interoperabilitas yang terdiri atas unsur Perwakilan Gugus Tugas Instansi Penyedia dan Pengguna Data. (2) Kelembagaan Tim Khusus Interoperabilitas di bawah koordinasi Dinas Komunikasi dan Informatika. (3) Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi : a. mewujudkan kemampuan interoperabilitas antar sistem informasi di sektor SKPD dan pemerintah Kabupaten/Kota; b. menggali lebih detail kebutuhan (requirement) dasar dalam pembangunan interoperabiltas antar sistem informasi di sektor pemerintahan secara nasional; c. menyusun pola atau kerangka dasar (framework) dalam pembangunan interoperabiltas antar sistem informasi; d. menetapkan pola pemetaan data dan informasi yang harus dipenuhi oleh setiap SKPD dan Pemerintah Kabupaten/Kota; e. menetapkan skala prioritas berikut dengan jadwal implementasi interoperabilitas antar sistem informasi yang terkait; f. menetapkan standard acuan pertukaran data antar sistem informasi secara bertahap berdasarkan skala prioritas; dan g. melakukan sosialisasi yang intensif dan cost efektif perihal interoperabilitas dan acuan standard yang harus diikuti kepada seluruh instansi pemerintah khususnya dan masyarakat pada umumnya guna terwujudnya kemampuan interoperabilitas antar sistem informasi di sektor;

-8- Pasal 10 (1) Perwakilan Gugus Tugas Instansi Penyedia dan Pengguna Data sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Tim Khusus Interoperabilitas berfungsi mengembangkan, melaksanakan, mengawasi dan memfasilitasi pemetaan data dan informasi di instansi masing-masing. (2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perwakilan Gugus Tugas Instansi Penyedia dan Pengguna Data bertanggungjawab dalam berbagai pengembangan sistem informasi dan mendayagunakannya untuk memenuhi kebutuhan instansi masing-masing. BAB VI SUMBER DAYA Pasal 11 (1) Setiap instansi pemerintah pusat dan daerah wajib menyediakan sumber daya untuk mendukung implementasi interoperabilitas sistem informasi sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. (2) Sumber daya interoperabilitas sistem informasi terdiri atas keahlian, kepakaran, kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, kekayaan intelektual dan informasi, serta sarana dan prasarana interoperabilitas sistem informasi. (3) Setiap unsur kelembagaan interoperabilitas sistem informasi bertanggung jawab meningkatkan secara terus menerus daya guna dan nilai guna sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Pasal 12 (1) Dalam peningkatan keahlian, kepakaran, kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, setiap unsur kelembagaan interoperabilitas sistem informasi bertanggung jawab mengembangkan struktur dan strata keahlian, jenjang karier sumber daya manusia, serta menerapkan sistem penghargaan dan sanksi yang adil di lingkungannya sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan interoperabilitas sistem informasi. (2) Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, organisasi profesi wajib menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 13 Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan interoperabilitas sistem informasi merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

-9- Pasal 14 (1) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib mengalokasikan anggaran sebesar jumlah tertentu yang cukup memadai untuk memacu akselerasi penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan interoperabilitas sistem informasi. (2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk membiayai pelaksanaan fungsi dan peran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a. (3) Sebagai pelaksanaan Peraturan Gubernur ini akan dibentuk Tim Pengawasan Interoperabilitas Sistem Informasi dengan Keputusan Gubernur. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Diundangkan di Samarinda pada tanggal 24 April 2014 Pit. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, ttd DR. H. RUSMADI Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 21 April 2014 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, ttd DR. H. AWANG FAROEK ISHAK BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 NOMOR 10. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH PROV. KALTIM KEPALA BIflO HUKUM, PEMBINA TINGKAT I NIP. 19620527 198503 1 006