BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia ini. Dalam Perang Dunia II ini ada sebuah fenomena 1 yang

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK IDNONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama yang sanggup meniru bangsa-bangsa Eropa dalam perkembangan Industri, hukum bahkan kemiliteran. Majunya perkembangan industri membuat Jepang semakin maju dalam bidang kemiliteran, terutama dalam pengadaan alat-alat canggih peperangan. Sepanjang sejarah, Jepang adalah negara yang terisolasi dari semua negara-negara utama dunia. Untuk dua abad lebih, dari tahun 1638 sampai dengan 1868 Jepang hampir sempurna terasing dari kontak dunia luar. Selain itu, Jepang juga merupakan bangsa Asia pertama yang mampu mengalahkan bangsa Eropa dalam Perang Dunia I dengan menggunakan senjata teknologi modern yaitu ketika Jepang mengalahkan Rusia dari tahun 1904 sampai dengan tahun 1905. Akan tetapi, usaha-usaha peniruan kepada negara-negara Eropa membuat Jepang menjadi terjerumus kepada kesalahan-kesalahan yang sama, yaitu dengan mengadakan petualangan militer dalam membentuk daerah jajahan. Petualangan-petualangan militer tersebut telah menjerumuskan Jepang ke dalam Perang Dunia II. Peperangan Iwo jima yang terjadi sekitar 19 Februari 1945 sampai dengan 26 Maret 1945 dan sering juga disebut dengan Operasi Detasemen merupakan buntut pertempuran antara Jepang dan Amerika Serikat. Jepang yang pada saat itu terang -terangan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dengan menyerang Pearl

Harbor yang merupakan pangkalan angkatan laut terbesar Amerika Serikat di Pasifik. Jepang yang mabuk kejayaan juga menyerang pangkalan angkatan udara Amerika Serikat di Filipina. Kemudian, Jepang juga menguasai Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma serta Hindia Belanda yang kaya akan minyak yang sebelumnya dikuasai oleh pihak Amerika Serikat. Penyerangan secara terangterangan ini membuat Jepang dan Amerika Serikat ikut andil dalam Perang Dunia II. Jepang dan Amerika Serikat yang berseteru masing-masing bergabung kepada blok-blok yang juga ikut andil dalam terjadinya Perang Dunia II. Jepang masuk ke dalam anggota Blok Poros bersama Jerman dan Italia. Sedangkan, Amerika Serikat ikut bergabung dalam keanggotaaan Blok Sekutu. Amerika Serikat yang secara terang-terangan diserang oleh pihak Jepang tidak tinggal diam saja. Amerika Serikat dengan gencarnya kembali menyerang pihak Jepang. Setelah melewati berbagai pertempuran, pada hari-hari terakhir Perang Dunia II Jepang mulai terdesak atas serangan Amerika Serikat. Tentara Amerika Serikat dalam menaklukan Jepang memilih Pulau Iwo Jima sebagai pulau Jepang pertama yang akan ditaklukkan karena dianggap strategis dalam menjatuhkan korban peperangan dipihak Jepang. Jepang yang juga merasa terdesak atas penaklukan Iwo Jima melakukan pertahanan-pertahanan agar Jepang tidak dikuasai oleh Amerika Serikat dengan melakukan strategi pertahan dan perjuangan yang begitu luar biasa. Tentara Jepang yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan tentara Amerika Serikat mampu menimbulkan korban yang begitu banyak dipihak Amerika Serikat. Jatuhnya jumlah korban besar yang ada dipihak Amerika Serikat tidak terjadi

begitu saja. Hal ini disebabkan oleh semangat juang tentara Jepang serta strategistrategi perang yang direncanakan sedemikian rupa oleh tentara dan ketua-ketua perang Jepang. Baik menggunakan strategi perang modern maupun strategi perang tradisional kuno yang merupakan warisan leluhur masyakat Jepang dari zaman Keshogunan Tokugawa. Oleh karena latar belakang tersebutlah, penulis memlih judul STRATEGI PERANG JEPANG DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA IWO JIMA DENGAN PIHAK AMERIKA SERIKAT karena sangat menarik untuk diteliti. 1.2 Perumusan Masalah Di dalam peperangan kemenangan tidak hanya dicapai karena adanya teknologi canggih alat perang, selain banyaknya bala tentara yang cakap juga diperlukan strategi-strategi penyerangan dan pertahanan agar semuanya berjalan lancar. Jepang yang ikut andil dalam Perang Dunia II dan mulai terdesak akibat serangan Amerika Serikat ke Pulau Iwo Jima merencanakan strategi agar dapat bertahan. Pada bulan Mei 1944, Jenderal Tojo memanggil Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi ke kantor Perdana Menteri Jepang. Hal ini dimaksudkan sebagai pengangkatan Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi sebagai Komandan Pasukan di Iwo Jima. Letnan Jenderal Kuribayashi merupakan pensiunan seorang samurai dan perwira yang telah lama bertugas dengan pengalaman 30 tahun yang memuaskan, Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi juga telah lama menghabiskan waktu di Amerika

Serikat sebagai wakil atase. Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi berkata Amerika Serikat adalah negara terakhir di dunia yang perlu diperangi Jepang. Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi juga menulis surat kepada istri dan anakanaknya yang isinya meminta kepada keluarga untuk tidak menunggu kepulangannya. Segenap Jiwa dan raga dilakukannya agar Iwo Jima tidak direbut oleh pihak Amerika Serikat. Amerika Serikat memilih Iwo Jima sebagai tempat penaklukan pertama yang diserang dikarenakan posisi tentara Jepang yang strategis di pulau Iwo Jima, bunker yang saling terhubung, dan artileri yang tersembunyi, dan terowongan bawah tanah sejauh 18 km(11 mil). Selain itu, sebelumnya Amerika Serikat dibantu dengan tembakan meriam kapal-kapal perang dan Marinir Angkatan Udara yang sudah menembakai Iwo Jima sejak penyerangan dimulai. Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi mengatur pertahan kuno yang sudah ada ketika dia tiba di pulau Iwo Jima. Penduduk sipil dikirim ke daratan utama Jepang agar tidak ikut menghabiskan perbekalan makanan dan air yang terbatas. Kemudian, Pada saat pertempuran, tentara Jepang yang dikomandoi Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi mengharuskan tentara Jepang untuk membunuh 10 tentara pasukan Amerika Serikat sebelum mati. Dalam keadaan seperti itu, Jepang memegang strategi rela mati demi nusa dan bangsa sehingga menimbulkan kematian korban yang banyak di pasukan Amerika Serikat. Jepang dengan bala tentara berjumlah 20.700 orang dengan jumlah korban mati 20.000 dan tertangkap 216 orang berbanding terbalik dengan Amerika Serikat yang bala tentara sebanyak 100.000 orang dengan korban 20.000 orang tewas dan 6.821 orang tertangkap. Sedikitnya jumlah pasukan tentara Jepang tidak membuat Jepang

menerima kekalahan begitu saja, melainkan balik menyerang musuh dengan kewajiban membunuh 10 orang pasukan Amerika Serikat sebelum mati. Hal tersebut dikarenakan Jepang yang notabene dengan sebutan bangsa yang masyarakatnya terkenal dengan disiplin tinggi dan memegang teguh budaya leluhur mereka. Budaya leluhur yang diwariskan adalah falsafah bushidou yang secara harfiah berasal dari kata jepang Bu berarti senjata, Shi berarti orang (Bushi : Orang yang dipersenjatai atau dikenal sebagai prajurit), Dou yang artinya jalan. Sehingga makna bushidou dapat diartikan sebagai Jalan Prajurit dan bushidou yang menjadi karakter asal rakyat Jepang diterapkan di kalangan pasukan tentara yang bertempur di Iwo Jima tersebut. Dalam hal ini bushidou merupakan dasar terbentuknya semangat juang tentara Jepang yang bertempur di pulau Iwo Jima pada saat akhir Perang Dunia II. Semangat juang bushidou tersebut merupakan salah satu strategi pertahanan Jepang dalam melawan Amerika Serikat. Berikut adalah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang dapat menjawab masalah yang dimunculkan penulis: 1. Strategi apa yang digunakan Jepang hingga mampu menimbulkan korban yang banyak di pihak Amerika Serikat? 2. Bagaimana realitas semangat bushidou yang direalisasikan pada peperangan di pulau Iwo Jima? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam pembahasan skripsi ini dianggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup pembahasan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang

jauh sehingga masalah yang akan dikemukakan lebih terarah dalam penulisannya nanti. Dalam penulisan skripsi ini, ruang lingkup pembahasan di fokuskan pada strategi Perang Jepang baik berupa strategi perang tradisional kuno maupun strategi perang Jepang modern yang digunakan pada saat melawan Amerika Serikat dalam peperangan di Iwo Jima. Supaya pembahasan penulis dalam skripsi ini lebih jelas dan akurat maka penulis dalam BAB II menjelaskan juga tentang sejarah perang Jepang-Amerika serikat. Selain itu, di dalam BAB III akan diperdalam lagi strategi perang Jepang berdasarkan semangat bushidou, teknologi alat peperangan dan hari-hari peperangan di Iwo Jima. 1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka Pada tahun isolasi negara Jepang diremehkan atas teknologi canggih alat perangnya. Akan tetapi, setelah diadakannya Restorasi Meiji Jepang mampu mengungguli negara-negara Eropa dan hadir sebagai bangsa Asia pertama yang mampu mengalahkan Eropa. Masuknya Jepang sebagai pelaku negara yang ikut dalam Perang Dunia II, membuat Jepang berperang dengan pihak Amerika Serikat dan dihari-hari akhir Perang Dunia II membuat Jepang terdesak dalam melawan Amerika Serikat. Dalam perlawanan, Jepang melakukan strategi-strategi militer pertahanan. Menurut Scott Sigmund Gartner (1999) Strategi Militer adalah sebuah kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh organisasi militer untuk mengejar sasaran-

sasaran strategis militer yang diinginkan. Carl Von Clausewithz menyatakan bahwa strategi militer adalah tujuan yang ditentukan oleh politik dan perang adalah kesinambungan politik dengan cara militer. Strategi militer Jepang pada saat terjadinya peperangan Iwo Jima menggunakan strategi Perang modern yang dikombinasikan dengan strategi perang Jepang tradisional kuno yaitu falsafah bushidou dalam pembinaan pasukannya. Strategi perang adalah seni pengaturan pasukan (Maurice Matloff, 1996:1). 2. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berfikir dalam memecahkan masalah atau mensorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti menurut Nawawi dalam Sangidu (2007:4). Kerangka teori menurut Koentjaraningrat (1976:11), berfungsi sebagai pendorong proses berpikir dedukatif yang bergerak dari alam abstrak kealam kongkrit. Perlunya kerangka teori dalam penelitian agar dapat membuat sipeneliti menggunakan kerangka berpikir sehingga dalam penulisannya dapat terarah dan hal yang dibahas dapat dibatasi sehingga tidak meluas. Bangkitnya kemiliteran masyarakat Jepang dan bertambahnya teknologi Jepang yang mampu membuatnya keluar sebagai pemenang Perang Dunia ke II dalam melawan Rusia membuat Jepang semakin bersemangat dalam mencapai kemenangan dalam Perang Dunia ke II. Dalam berperang, tentara Jepang dengan pasukan armadanya yang kuat serta dengan peralatan perang dengan teknologi yang canggih tidak cukup untuk mencapai kemenangan, perlu juga mempunyai

strategi perlawanan dan pertahanan. Oleh karena itu, pembahasan mengenai strategi perang Jepang dalam peperangan Iwo Jima memerlukan pendekatan historis. Pendekatan historis adalah kajian logika terhadap peristiwa-peristiwa setelah peristiwa itu terjadi. Menurut Sumadi Suryabrata (1983:16) tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverivikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. 1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana hari-hari terakhir Perang Dunia ke II dimana Jepang termasuk ikut ambil andil dalam peperangan yang terjadi. 2. Untuk mengetahui perbandingan strategi yang dilakukan oleh pihak Jepang dan Amerika Serikat dalam peperangan Detasemen atau yang disebut juga dengan peperangan Iwo Jima. 2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat dan berguna bagi pihakpihak tertentu, yaitu: a. Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan mengenai hari-hari peperangan di Iwo Jima dalam Perang Dunia ke II. b. Bagi para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan mengenai perihal terjadinya peperangan di Pulau Iwo Jima antara Jepang dan Amerika Serikat dalam mempertahankan negaranya, sehingga diharapkan mampu memberikan dorongan dan semangat dalam membela negara. 1.6 Metode Dan Teknik Penelitian Metode adalah alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1976 : 30), bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan data. 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-buku dan referensi yang

berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Menurut Nasution (1996:14), beberapa aspek perlu dicari dan diteliti meliputi; masalah, teori, konsep dan penarikan kesimpulan. Dengan kata lain, studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini. Data yang diperoleh dari referensi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. 2. Teknik Penelitian Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan metode kepustakaan (Library Research) yang terbagi atas: a. Documentary Research Menghimpun data dari internet yang berhubungan dengan judul skripsi ini. b. Survey Book Menghimpun data dari berbagai macam literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data juga diambil dari buku-buku yang terdapat di Perpustakaan Umum, pemanfaatan buku-buku pribadi penulis dan Perpustakaan Daerah Medan, Sumatera Utara.