BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntunan masyarakat akan layanan

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk memajukan bangsa dan negara didukung oleh. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta faktor ekonomi

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,7% hingga 66,7%. Keluhan tentang keluhan bahu juga sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam melakukan aktivitasnya sehari hari manusia harus bergerak,

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup. dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh secara biologis maupun psikologis sehat, dalam arti bahwa tubuh dapat

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering jumpai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia/human Development Index. disamping faktor pendidikan dan pendapatan (Depkes RI, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER SINISTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD Dr. HARJONO PONOROGO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern ini sangat. perlu melakukan sesuatu yang terlalu membebankan tubuh dan anggota

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER e / c Ca MAMAE DI RSUP. Dr SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RS. ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER E.C CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RST. dr. SOEDJONO MAGELANG

PENGARUH TERAPI MANIPULASI TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI BAHU PADA FROZEN SHOULDER. DI RST dr. SOEDJONO MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungannya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam memasuki era globalisasi, khususnya di bidang kesehatan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. individu untuk memenuhi kebutuhan gerak yang fungsional dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN CODMAN PENDULAR EXERCISE S

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat Tanggal Lahir : Serang, 08 Desember : Komp. Grya Gemilang Sakti II Blok A2 No.4

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVA SINISTRA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

LAMPIRAN SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Menurut WHO Sehat

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

EFEK PENAMBAHAN CONTRAC RELAX AND STRETCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, biologis,

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI OLEH : I NYOMAN WARTA NIM :

I Made Hartha Jaya Negara RSUP Sanglah Denpasar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak selektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan mudah. dalam beradaptasi terhadap lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

Transkripsi:

15 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan memiliki beberapa bidang sasaran, salah satu yang penting dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kualitas kehidupan, usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan manusia dan masyarakat serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan akan meningkatkan perilaku hidup sehat, sehingga tuntutan masyarakat akan layanan kesehatan akan meningkat pula. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif serta sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992). Untuk mewujudkan hal tersebut dituntut kerjasama dari semua pihak, serta kesadaran dari masyarakat sendiri untuk hidup sehat. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan juga harus terus ditingkatkan yang meliputi aspek peningkatan (promotif), aspek pencegahan (preventif), aspek penyembuhan (kuratif), serta aspek pemulihan dan pemeliharaan (rehabilitatif).

16 Bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia, akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan Negara (UU No.36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan). Pelayanan fisioterapi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh seorang fisioterapis yang memiliki pengetahuan dasar dan atau keterampilan melalui pendidikan formal, di bidang fisioterapi dan kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan upaya fisioterapi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik, mekanik), pelatihan fungsi komunikasi (KepMenKes.RI.No.517/MenKes/SKM/2008) Dalam melakukan aktivitas kita sehari hari, sangat memerlukan kondisi sehat anggota gerak atas (bahu). Kita mempergunakan anggota gerak atas tersebut antara lain untuk aktifitas makan, minum, membersihkan diri, mengenakan pakaian, mengendarai kendaraan,menyisir rambut,mengambil dompet dari saku celana belakang dan lain lain. Adapun gangguan persendian yang berupa keterbatasan gerak akan dapat mengakibatkan terganggunya fungsi anggota tubuh tersebut sehingga

17 berakibat terhalangnya sebagian kegiatan kita sehari-hari. Salah satu sendi pada ekstremitas atas yang sering mengalami gangguan adalah sendi bahu (Shoulder ). Frozen shoulder merupakan suatu istilah yang digunakan untuk semua gangguan pada sendi bahu yang berupa keterbatasan lingkup gerak sendi bahu ke segala arah baik secara aktif maupun pasif oleh karena adanya rasa nyeri yang dapat mengakibatkan gangguan aktivitas kerja sehari-hari (Appley, 2007) Dari penelitihan frozen shoulder biasanya terjadi pada usia 40-65 tahun sekitar 60% banyak mengenai wanita dibanding pria dan 10-20% kasus terjadi pada penderita diabetes militus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen shoulder (Sandor,2004). Penelitian dari Luine, et al (2004) dan Kennedy et al (2006) mendapatkan data kenaikan jumlah orang yang mengalami keluhan bahu rata-rata sebesar 6,9% hingga 26%, kenaikan setiap 1 bulan rata-rata sebesar 18,6% hingga 31%, kenaikan 4,7% hingga 46,7% setiap tahunnya dan kenaikan rata-rata untuk beberapa tahun sebesar 6,7% hingga 66,7%. Pada kondisi frozen shoulder terjadi masalah utama yang dialami oleh penderita yaitu adanya nyeri bahu dan bertambah nyeri saat digerakkan baik itu flexi, ektensi, abduksi, adduksi, endo rotasi dan ekso rotasi dan jika keterbatasan lingkup gerak sendi itu terutama kearah eksorotasi, abduksi dan endorotasi bahu ini menunjukkan pola yang spesifik yaitu pola kapsuler. Pola kapsuler sendi bahu yaitu dimana gerak eksorotasi paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerakan abduksi dan endorotasi atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerakan endorotasi (Kiery, 2004).

18 Kapsulitis adhesiva ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif.ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tendonitis, infark miokard, diabetes mellitus, fraktur immobilisasi lama, atau redukulus servikalis. (Kuntono, 2004). Penyebab frozen shoulder tidak diketahui secara pasti, namun kemungkinan dapat disebabkan oleh trauma, immobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang memicu terjadinya perlengketan pada daerah bahu. Faktor kemungkinan yang lain adalah tendinitis, rupture rotator cuff, bursitis, diabetes mellitus, infark myokard dan peradangan sendi bahu kronis (William, 2003). Frozen shoulder juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu, immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena faktor immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya: tuberkulosis (TB paru), hemiparase, ischemic heart desease, bronkitis kronis dan diabetes militus (DM). Diduga ini merupakan respon autoimun karena rusaknya jaringan lokal (Appley, 2007). Fisioterapi sebagai bagian dari kesehatan memiliki beberapa intervensi yang dapat membantu kasus Frozen shoulder, Intervensi yang dimaksud antara lain dengan Mobilization, Exercise, infra red rays (IRR ), microwave diathermy (MWD), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Ultrasound (US) dan lain lain.

19 Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam melalui penelitian terhadap pasien-pasien yang mengalami keterbatasan gerak sendi bahu dan dipaparkan dalam skripsi dengan judul Intervensi Active Mobilization lebih baik dari pada Codman Pendular Exercise terhadap peningkatan lingkup gerak sendi pada Frozen shoulder pola kapsuler. B.Identifikasi Masalah Frozen shoulder pola kapsuler (capsulitis adhesiva) adalah suatu kondisi keterbatasan gerak pada sendi glenohumeralis oleh karena perlengketan jaringan yang pada awalnya terjadi tendinitis bicipitalis, kalsifikasi peritendinitis, inflamasi rotator cuff, fraktur atau kelainan dari ekstra artikular antara lain karena angina pectoris, diabetes mellitus dan spondilosis servikalis. kapsulitis adhesiva sendi glenohumeralis dapat menyebabkan patologi jaringan yang menyebabkan perlengketan pada kapsul dan menimbulkan spasme yang berakibat pada terbatasnya lingkup gerak sendi, kapsulitis adhesiva sendi glenohumeralis ini biasanya terjadi pada orang dewasa antara umur 40-60 tahun (Kissner, 2007). Dengan adanya proses peradangan pada rotator cuff dan kapsul sendi, sehingga terjadi oedema, vasospasme, dan fibrous pada kapsul sendi. Pada fase awal kapsul menjadi kontraktur serta hilangnya lipatan inferior kapsul sendi. Pada fase selanjutnya terjadi fibrosis kapsul sendi sehingga sinovial menebal dan hipovaskuler. Perubahan kapsul pada kasus capsulitis adhesiva sendi glenohumeralis karena adanya peningkatan fibroblastic collagen, hilangnya asam hialuronik serta meningkatnya sulfat

20 Glikosaminoglikans (GAGs.) Abnormal collagen terjadi dengan bersatunya fibril dan pre exiting serabut kolagen sehingga akan terjadi mekanikal blok pada gerakan collagen. Perlengketan antara serabut kolagen dan fibril akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut bagi kebebasan gerak collagen. Ekstensibilitas capsul tergantung pada kebebasan gerak serabut kolagen pada kapsul sendi sehingga dengan adanya abnormal cross link menyebabkan ekstensibilitas menurun. Menurunnya ekstansibilitas dan menurunnya gerak antar serabut kolagen dapat mengakibatkan meningkatkan viskositas matrik jaringan, yang pada akhirnya menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan terbatasnya lingkup gerak sendi glenohumeralis dan firm end feel (Irfan,2009). Menebalnya ligamen korakohumerale dan kontraktur serta fibrosis otot. subskapularis sehingga eksorotasi shoulder sangat terbatas. Keterbatasan gerak yang disebabkan oleh lesi kapsul sendi ini berpola capsular yaitu pasien akan mengalami gangguan gerak dengan pola eksorotasi lebih terbatas dibanding gerakan abduksi dan gerakan abduksi lebih terbatas di banding endorotasi Lingkup gerak sendi yang terbatas akibat capsulitis adhesiva sendi glenohumeralis ini dapat diketahui dengan pemeriksaan-pemeriksaan yaitu anamnesis, fungsi gerak dasar dan tes khusus. Pada anamnesis dapat diketahui dengan adanya nyeri pada bahu dan lengan atas, disertai kaku gerak ke segala arah. Selain itu juga dapat diketahui dengan adanya keluhan tangan yang tidak bisa ke belakang punggung, menyisir atau kegiatan tangan lainnya. Pemeriksaan fungsi gerak dasar terdiri dari tes cepat dan tes gerak pasif. Tes cepat dilakukan dengan gerak abduksi elevasi secara aktif, yang ditandai dengan adanya keterbatasan gerak skapulohumeral sehingga gerak akan

21 dikompensasi oleh gerak skapulotorakalis yang biasa disebut reverse scapulohumeral rhythm. Kompensasi tersebut menyebabkan overstretch karena peningkatan lingkup gerak sendi skapulothorakalis, hal tersebut juga membuat sendi acromioklavikular menjadi hipermobil. Tes gerak pasif, dilakukan dengan gerak glenohumeralis rotasi eksternal, abduksi dan rotasi internal. Hasil yang diperoleh ditandai dengan terbatasnya capsular pattern dimana rotasi eksternal lebih terbatas dari abduksi dan abduksi akan lebih terbatas dari pada rotasi internal. Tes khusus dilakukan dengan joint play movement, palpasi dan contact relax stretched test. Pada joint play movement test, gerak traksi dan translasi pada akhir lingkup gerak sendi dirasakan nyeri dan terbatas firm end feel. Pada palpasi ditandai dengan adanya spasme otot otot bahu, dan contract rileks stretched test yang terbatas serta nyeri sedikit berkurang pasca kontraksi. Salah satu parameter atau alat yang digunakan untuk mengukur lingkup gerak sendi pada sendi adalah goniometer. Goniometer universal merupakan alat yang paling umum digunakan untuk mengukur posisi dan lingkup gerak sendi pada hampir seluruh sendi dalam tubuh yang hasil pengukurannya dinyatakan dalam derajat. Dari uraian diatas diharapkan ada pengaruh intervensi Active Mobilization dan Codman Pendular Exercise terhadap peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) abduksi dan rotasi bahu pada penderita capsulitis adhesiva sendi glenohumeralis.

22 C.Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.Apakah intervensi Active Mobilization dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler? 2.Apakah intervensi Codman Pendular Exercise dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler? 3.Apakah intervensi Active Mobilization lebih baik dari pada Codman Pendular Exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler? D.Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum Untuk mengetahui intervensi Active Mobilization lebih baik dari pada Codman Pendular Exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler. 2.Tujuan Khusus a.untuk mengetahui apakah intervensi Active Mobilization dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler. b Untuk mengetahui apakah intervensi Codman Pendular Exercise dapat meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler.

23 E.Manfaat Penelitian 1.Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dalam pemilihan intervensi fisioterapis yaitu Active Mobilization dan Codman Pendular Exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler. 2.Bagi Prodi Fisioterapi Dapat memberikan masukan, wawasan dan pemahaman fisioterapi tentang intervensi Active Mobilization dan Codman Pendular Exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder.pola kapsuler. 3.Bagi peneliti Lebih mengetahui sejauh mana pengaruh Active Mobilization dan Codman Pendular Exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi pada frozen shoulder pola kapsuler.