Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG KOLOSTRUM DI PUSKESMAS BAHU MANADO. Nensy Ratnawati Sukari Sefti Rompas Yolanda B.

Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN BERAT BADAN BERDASARKAN JENIS KONSUMSI SUSU PADA BAYI UMUR 6 BULAN DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 OLEH ELHANOUM BERUTU NIM:

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

Anestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Erlina Hadi Nur Pratiwi*), Auly Tarmaly**), Rosalina***)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Transkripsi:

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Novita Kurniawati *) Yuliaji Siswanto, S.KM., M.Kes (Epid) **) Ari Widyaningsih, S.SiT **) *)Mahasiswa Prodi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **)Dosen STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Komposisi gizi ASI yang paling baik adalah pada tiga hari pertama setelah lahir yang dinamakan kolostrum. Masih banyaknya ibu yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada 33 ibu hamil TM III di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Kuesioner dipergunakan untuk pengumpulan data yang telah diuji dengan teknik korelasi product moment dan Alpha Cronbach. Hasil penelitian di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang didapatkan data bahwa sebagian besar pengetahuan ibu hamil TM III tentang kolostrum dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (48,5 %) dan sebagian besar mempunyai sikap yang negatif terhadap kolostrum yaitu sebanyak 18 responden (54,5 %). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di harapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan berperan dalam meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi. Memberikan konseling pendidikan kesehatan pada ibu dengan melibatkan keluarga dan masyarakat agar mendukung ibu menyusui untuk memberikan kolostrum pada bayinya. Kata kunci : Pengetahuan, sikap, kolostrum 1

The Description Knowledge and Attitude of Mothers Toward Giving Colostrum in Babies at Leyangan Village, East Ungaran, Semarang Regency ABSTRACT Nutritional composition of breast milk is best on the first three days after birth, named colostrum. Many mothers still do not give colostrum to the baby because of several things, including the low level of mathers' education dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum. The purpose of this study is to describe the knowledge and attitude of mothers towards giving colostrum in babies at Leyangan village, East Ungaran, Semarang regency. This study was a descriptive study with "cross-sectional" on 33 third trimester pregnant women in Leyangan vilagge, East Ungaran, Semarang regency. The questionnaire used for data collection has been tested with correlation technique "product moment" and "Alpha Cronbach". The results in Leyangan vilagge, East Ungaran, Semarang regency showed that most of the third trimester pregnant women had knowledge about colostrum in the poor category as many as 16 respondents (48,5%) and most of the respondents had a negative attitude about colostrum as many as 18 respondents (54,5%). Based on the results of research conducted in expected health professionals, particularly midwives play a role in improving the provision of colostrum to the baby. Provide health education in the mother by involving families and communities to support breastfeeding mothers to give colostrum to the baby. Keyword : knowledge, attitude, colostrum 2

PENDAHULUAN Indikator utama dalam upaya pembangunan kesehatan adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang diantaranya adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Menurut hasil penelitian yang ada, penyebab angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berperan penting terutama pemberian gizi pada bayi. (Depkes, 2008). Perbaikan gizi pada bayi diupayakan dengan pemberian ASI. Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah bagi bayi karena mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi. Pemberian ASI sampai bayi berumur enam bulan disebut dengan ASI Eksklusif. Selanjutnya ASI diteruskan hingga anak berusia dua tahun. Pemberian ASI secara dini mempunyai efek keberhasilan kelangsungan ASI dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan adanya antibodi yang penting dalam kolostrum dan ASI melindungi bayi baru lahir (Roesli, 2004). Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli gizi di seluruh dunia. Tidak satupun susu formula dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi, seperti yang diperoleh dari kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan selama beberapa hari pertama setelah kelahiran. Air Susu Ibu adalah makanan yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Komposisi gizi ASI yang paling baik adalah pada tiga hari pertama setelah lahir yang dinamakan kolostrum (Widjaja, 2005). Standard Internasional World Health Organitation (WHO) merekomendasikan, semua bayi perlu mendapat kolostrum (Ibu menyusui satu jam pertama) untuk melawan infeksi yang diperkirakan menyelamatkan satu juta nyawa bayi. Lebih dari 90% ibu-ibu membuang kolostrum dan memberikan makanan padat dini. Pembuangan kolostrum tersebut menyebabkan kematian neonatus sebesar 30,56% (lebih kurang 12% dari AKB) (Hananto, 2003). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (2007) di Indonesia hanya 4% bayi mendapat ASI dalam satu jam pertama, hampir semua bayi (96,5%) di Indonesia pernah mendapatkan ASI dan sebanyak 8% bayi baru lahir mendapat kolostrum setelah melahirkan dalam 1 jam dan 53% bayi mendapat kolostrum pada hari pertama. Masih banyaknya ibu yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah, pengalaman yang kurang, petugas tidak berperan aktif, sosial budaya dan tradisi turun-temurun, beberapa faktor inilah yang mendukung timbulnya anggapan bahwa kolostrum adalah kotoran yang harus dibuang dan baru bisa diberikan setelah susu berwarna putih. Akibatnya, para ibu tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Sehingga bayi akan rentan terhadap berbagai macam penyakit diantaranya adalah infeksi, diare, pneumoni, radang otak dan kanker yang selanjutnya akan mengakibatkan kematian pada bayi. Mengingat sangat pentingnya kolostrum, maka pengetahuan ibu tentang kolostrum bagi bayi baru lahir sangat diperlukan (Suradi, 2004). Pengetahuan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Sikap akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus tadi (Notoatmodjo, 2007), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan pengetahuan yang baik tentang kolostrum maka akan timbul stimulus berupa sikap untuk memberikan kolostrum pada bayinya kelak saat persalinan. Hasil wawancara terhadap 10 orang ibu hamil di BPM Ny. Jarmini, Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil banyak yang belum mengetahui manfaat dan kandungan yang ada dalam 3

kolostrum sehingga tidak mau memberikan ASI pada bayinya setelah melahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi di Desa Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang. Diharapkan dengan penelitian ini, ibu menyusui mengerti tentang manfaat pemberian kolostrum sehingga dapat memotivasi ibu menyusui untuk memberikan kolostrum. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif, dengan melihat suatu gambaran peristiwa yang terjadi (Notoatmodjo, 2010). dengan menggunkan metode pendekatan cross sectional Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III di Desa Leyangan, Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang pada tanggal 5-11 Februari 2015 yang berjumlah 33 orang. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu mengambil keseluruhan sampel dari jumlah populasi, maa sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 orang. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah degan cara membagi lembar kuesioner yang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Anlisis Data Penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk menggambarkan tiap variabel dengan menggunakan tabel frekuensi (Sugiyono, 2009). Uji analisis univariat ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Karakteristik Responden. Frekuensi Persentase (%) Umur < 20 tahun 8 24,3 20-30 tahun 21 63,6 > 30 tahun 4 12,1 Pendidikan SMP 7 21,2 SMA 21 63,6 PT 5 15,2 Pekerjaan IRT 11 33,3 Wiraswasta 6 18,2 Karyawan 14 42,4 PNS/TNI/ 2 6,1 POLRI Berdasarkan table 1 diketahui bahwa : - Sebagian besar responden berumur antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 21 responden (63,6%) dan sebagian kecil responden mempunyai umur > 30 tahun yaitu sebanyak 4 responden (12,1%). - Sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 21 responden (63,6%) dan sebagian kecil perguruan tinggi (PT) yaitu sebanyak 5 responden (15,2%). - Sebagain besar responden bekerja sebagai karyawan yaitu sebanyak 14 responden (42,4%) dan sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI yaitu sebanyak 2 responden (6,1%). Tabel 2 Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi Frekuensi Persentase (%) Pengetahuan Baik 6 18,2 Cukup 11 33,3 Kurang 16 48,5 Sikap Positif 15 45,5 Negatif 18 54,5 4

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa : - Sebagian besar pengetahuan responden tentang kolostrum dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (48,5%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kolostrum yaitu sebanyak 6 responden (18,2%). - Sebagian besar responden mempunyai sikap negatif terhadap perilaku pemberian kolostrum yaitu sebanyak 18 responden (54,5%) dan sebagian kecil responden mempunyai sikap positif terhadap perilaku pemberian kolostrum yaitu sebanyak 15 responden (45,5%) PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden terhadap kolostrum dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (48,5%). Pengetahuan yang kurang pada sebagian besar responden tersebut dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki oleh responden dalam menjawab kuesioner tentang kolostrum yang diberikan peneliti meliputi: pengertian, komposisi dan kandungan dalam kolostrum, tujuan pemberian kolostrum dan manfaat kolostum. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa terdapat 30,3% responden tidak mengetahui pengertian kolostrum yaitu cairan yang berwarna kekuningan adalah cairan yang dikeluarkan oleh payudara ibu pada hari pertama sampai hari ke tiga setelah persalinan. Sedangkan sebagian responden 51,5% mempunyai pengetahuan yang kurang tentang komposisi dan kandungan dalam kolostrum yaitu Kandungan mineral dalam ASI yang berwarna kuning kadarnya lebih tinggi dibandingkan dengan ASI yang diproduksi lebih dari 14 hari dan sebanyak 51,5% ibu hamil tidak mengetahui tujuan pemberian kolostrum yaitu dengan menyatakan salah bahwa Lemak dalam ASI yang berwarna kuning lebih banyak mengandung kolestrol sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolestrol, serta sebanyak 54,5% responden tidak mengetahui manfaat pemberian kolostrum dengan menyatakan bahwa ASI yang berwarna kuning itu kotor sehingga akan menyebabkan infeksi dan ASI yang berwarna kuning dapat mengakibatkan infeksi pada bayi karena kolostrum tidak bersih dan tidak baik bagi bayi. Masih banyaknya ibu yang tidak memberikan kolostrum pada bayinya kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah, pengalaman yang kurang, petugas tidak berperan aktif, sosial budaya dan tradisi turun-temurun, beberapa faktor inilah yang mendukung timbulnya anggapan bahwa kolostrum adalah kotoran yang harus dibuang dan baru bisa diberikan setelah susu berwarna putih. Akibatnya, para ibu tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Sehingga bayi akan rentan terhadap berbagai macam penyakit diantaranya adalah infeksi, diare, pneumoni, radang otak dan kanker yang selanjutnya akan mengakibatkan kematian pada bayi. Mengingat sangat pentingnya kolostrum, maka pengetahuan ibu tentang kolostrum bagi bayi baru lahir sangat diperlukan (Suradi, 2004). Gambaran Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif terhadap kolostrum yaitu sebanyak 18 responden (54,5%). Sikap negatif pada sebagian besar responden tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan peneliti kepada responden terhadap pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 39,4% responden 5

mempunyai respon yang negatif terhadap kolostrum dengan menyatakan bahwa sangat tidak setuju yaitu keluarga menyarankan untuk memberikan ASI yang berwarna kuning saat melahirkan nanti, 48,5% menyatakan tidak setuju bahwa mereka mendapat informasi dari tenaga kesehatan sehingga akan memberikan kolostrum dan 42,4% menyatakan tidak setuju bahwa tenaga kesehatan selalu mendorong dan memotivasi untuk memberikan kolostrum. 15,2% responden menyatakan setuju bahwa meraka akan membuang kolostrum karena dapat menyebabkan payudara bengkak serta 54,5% responden menyatakan sikap setuju bahwa kolostrum tidak baik bagi kesehatan bayi. Sikap merupakan proses merespon seseorang terhadap objek tertentu dan mengandung penilaian suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, atau mengambil keputusan positif atau negatif (Sobur, 2003). Newcomb dalam Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa terbentuknya sikap negatif maupun positif terhadap pemberian kolostrum ditentukan oleh berbagai faktor lain seperti pengalaman, fasilitas dan sosial budaya. Penelitian yang dilakukan oleh Mustakimaningsih (2009) menyatakan bahwa sikap ibu yang negatif terhadap pemberian kolostrum dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat. PENUTUP Kesimpulan Sebagian besar pengetahuan ibu hamil TM III tentang pemberian kolostrum pada bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (48,5%). Sebagian besar ibu hamil TM III mempunyai sikap yang negatif terhadap pemberian kolostrum pada bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 18 responden (54,5%). Saran Bagi ibu menyusui, diharapkan dapat menjadikan ibu lebih aktif lagi untuk mendapat informasi mengenai kolostrum dari membaca buku/ majalah yang jelas sumbernya atau juga bias dengan bertanya kepada tenaga kesehetahan supaya ibu mengerti tentang manfaat pemberian kolostrum sehingga dapat memotivasi ibu menyusui untuk memberikan kolostrum. Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan di harapkan berperan dalam meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir dengan cara pengaktifan IMD supaya merangsang keluarnya kolostrum, memberikan konseling pendidikan kesehatan tentang kolostrum dengan melibatkan keluarga serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mendukung ibu menyusui untuk memberikan kolostrum pada bayinya. DAFTAR PUSTAKA Alex, Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Depkes RI. (2008). Manajemen laktasi, Buku panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Depkes RI: Jakarta Direktorat Statistik dan Kependudukan. (2007). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Biro Pusat Statistik. http://www.datastatistikindonesia.c om /sdki Hananto Wiryo. (2003). Peningkatan gizi bayi,anak,ibu hamil dan menyusuidengan bahan makanan local. Jakarta: Sagung Seto Mustakimaningsing. (2009). Hubungan sikap ibu dan dukungan keluaraga dengan pemberian kolostrum di Desa Sukanalu. Notoatmodjo, (2005). Kesehatan masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta. 6

Notoatmodjo, (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta: Rineka Cipta. Roesli, U. (2004). Inisiasi menyusui dini. Jakarta: Pustaka Bunda. Sugiyono, (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung, Alfabeta. Suradi, R. (2004). Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia Widjadja. (2005). Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita. Jakarta: Kawan Pustaka. 7