PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Peubah-peubah yang Berpengaruh terhadap Persepsi Remaja tentang Gaya Pengasuhan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja juga merupakan priode yang penting, dimana pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan pengaruh orangtua dalam setiap pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

Perkembangan Sepanjang Hayat

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, [terhubung berkala]. [3 April 2009]. 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebut seseorang yang pergi dari kampung halamannya untuk menetap serta

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka. kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Semua ini membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah remaja usia tahun di Indonesia menurut data SUPAS 2005 yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari aspek fisik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

Program Kesehatan Peduli Remaja PERTEMUAN 11 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Dalam situasi demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia sebagai mahluk sosial akan mencapai kesempurnaannya melalui proses sosialisasi. Proses ini dimulai sejak masa kanak-kanak dan akan terus berlanjut sepanjang kehidupan melalui peran-peran yang dimainkannya sesuai dengan tahap perkembangan kehidupan secara berkesinambungan. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama tempat anak berinteraksi. Orang tua sebagai kepala keluarga sangat berperan dalam pembentukan dasar-dasar kepribadian, karena orang tua merupakan model identifikasi bagi anak-anaknya. Pengaruh keluarga terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadian sangat besar artinya karena banyak aspek dalam keluarga yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak. Remaja sebagai individu merupakan sumberdaya manusia yang memiliki potensi untuk berkembang dan menjadi pelaku dalam pembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu masa remaja merupakan masa yang penting di dalam perkembangan individu karena pada masa ini remaja mengalami perubahan yang mendasar dalam hal pubertas, kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan peralihan peran-peran yang baru di dalam masyarakat. Ketiga hal ini menunjuk pada perubahan biologis, kognitif dan sosial (Steinberg 1993). Perkembangan psikososial pada remaja tidak semata-mata terjadi dengan sendirinya, akan tetapi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di lingkungan kehidupan remaja. Lingkungan yang mempengaruhi sangat beragam dimulai dari lingkungan yang paling dekat sampai kepada lingkungan yang lebih jauh jangkauannya dan lingkungan tersebut membentuk suatu sistem yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Terdapat empat struktur dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu sistem mikro, sistem meso, sistem ekso dan sistem makro. Sistem mikro merujuk pada aktivitas dan hubungan dengan orang-orang yang memiliki arti bagi perkembangan individu dalam situasi

2 utama seperti keluarga, sekolah, media, peer group atau masyarakat. Sistem meso terdiri dari ikatan dan interrelasi diantara dua orang atau lebih orang-orang yang ada pada sistem mikro, seperti keluarga dan sekolah atau keluarga dan peer group. Sistem ekso merujuk pada pekerjaan orang tua, lembaga pemerintah kota dan jaringan dukungan sosial orang tua, sedangkan sistem makro terdiri dari masyarakat tempat individu berkembang dan sistem budaya yang merujuk pada sistem kepercayaan, gaya hidup dan opini, serta pola pertukaran sosial. Walaupun perubahan dasar yang terjadi pada remaja sifatnya umum berlaku pada semua remaja, akan tetapi perubahan tersebut terjadi dipengaruhi oleh konteks sosial yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya dan tempat serta waktu yang berbeda pula. Elemen yang paling penting sebagai situasi sosial yang berpengaruh terhadap perkembangan remaja adalah keluarga, kelompok teman sebaya, sekolah dan pekerjaan. Keluarga merupakan lingkungan awal tempat anak remaja mulai belajar bersosialisasi, belajar dari dirinya berinteraksi dan mengembangkan perilaku sosial yang lebih matang. Dalam proses ini interaksi dan relasi emosional yang terjalin antara orang tua dan anak akan berpengaruh terhadap harapan-harapan dan perilaku yang akan dimunculkan anak dalam relasi sosialnya dengan orang lain di lingkungannya. Hubungan yang terbentuk antara keluarga dan anak merupakan suatu yang khas dan akan memberikan pengaruh kepada perkembangan anak. Hubungan ini secara umum tercakup dalam pola pengasuhan. Menurut Sunarti (2004), pengasuhan dapat diartikan sebagai implementasi serangkaian keputusan yang dilakukan orang tua atau orang dewasa kepada anak, sehingga memungkinkan anak menjadi bertanggungjawab, menjadi anggota masyarakat yang baik dan memiliki karakter baik. Pengasuhan juga menyangkut aspek manajerial, berkaitan dengan kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan serta mengontrol atau mengevaluasi semua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor lain yang merupakan sistem yang mempengaruhi perkembangan psikososial remaja adalah media. Bandura (1970) dalam Social Learning Model menyatakan bahwa remaja akan menampilkan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat kepada mereka untuk menampilkan perilaku tertentu.

3 Melalui modeling di luar keluarganya, remaja berperilaku, mengenakan pakaian dan berbicara menurut hal-hal yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Remaja akan mencari otonomi, identitas dan melakukan sosialisasi melalui media karena media dapat menyediakan berbagai informasi yang berhubungan dengan jenis kelamin, peranan gender, hubungan antar individu dan sebagainya yang akan membantu mereka untuk berhubungan dengan subkultur yang berlaku di kalangan remaja. Mereka mempercayai media sebagai alat yang dapat merefleksikan kehidupan di dalam dunia yang nyata (Newton 1995; Chapin 2000). Berbagai studi telah dilakukan untuk melihat pengaruh media terhadap perkembangan psikososial remaja. Terdapat bukti bahwa media dapat memberikan pengaruh yang positif (misalkan meningkatnya perilaku prososial) maupun yang negatif berupa munculnya perilaku kekerasan, penyalahgunaan obat-obatan, gangguan makan, sampai pada menurunnya prestasi akademik remaja di sekolah. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Departemen Sosial (2006) menemukan fakta bahwa terdapat sejumlah 2.815.393 orang anak terlantar, 182.406 orang anak korban tindak kekerasan, 228.851 orang anak nakal, 144.889 orang anak jalanan, 359.995 orang korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), 267.981 keluarga yang bermasalah sosial psikologis, 6.969.602 keluarga rentan dan 8.581 orang penyandang HIV/AIDS. Hasil Susenas tahun 2005 menunjukkan bahwa penduduk Kota Bandung berjumlah 2.270.970 orang (penduduk perempuan 1.135.485 orang dan penduduk laki-laki 1.135.485 orang). Apabila dilihat dari kelompok umur, penduduk Kota Bandung yang berusia 15 sampai 19 tahun berjumlah 192.159 orang (perempuan 97.050 orang dan laki-laki 95.109 orang). Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 4.336 jiwa anak terlantar, sebanyak 220 jiwa anak nakal, sebanyak 4.000 jiwa anak jalanan dan sebanyak 242 orang korban penyalahgunaan napza. Jumlah remaja yang tertampung di 25 Sekolah Menengah Umum Negeri sebanyak 27.389 orang dan di 107 sekolah Swasta sebanyak 39.674 orang (BPS Kota Bandung 2006). Data ini menunjukkan bahwa penduduk Kota Bandung yang berada pada golongan usia remaja berpotensi untuk mengalami permasalahan psikososial. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penelitian mengenai pengaruh

4 paparan media dan pola pengasuhan terhadap perkembangan psikososial remaja layak untuk dilakukan di Kota Bandung. Masalah Penelitian Di dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, remaja lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, baik itu keluarga maupun kelompok sebayanya (peer-group). Pandangan Bandura dalam Social Learning Theory menyatakan bahwa remaja akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakatnya (Bandura 1970). Mereka akan mencontoh peran-peran yang ada di masyarakatnya, baik secara langsung atau tidak langsung melalui media, berupa media cetak maupun elektronik (video, televisi, internet). Peran-peran modeling dalam media yang terpapar secara berulang-ulang oleh remaja akan diadopsi olehnya sebagai perilakunya, terlepas dari negatif atau positif sifat materi yang terpapar tersebut. Pengaruh media terhadap perkembangan psikososial remaja sangat besar. Pengaruh positif media akan memperkuat perilaku remaja ke arah yang lebih sesuai dengan tahapan perkembangannya sebagai remaja. Sebaliknya, apabila pengaruh yang negatif terpapar oleh remaja tidak sedikit bukti yang menunjukkan akan berakibat pada penyimpangan perilaku, seperti misalnya penyalahgunaan obat-obatan, melakukan tindak kekerasan, perkosaan, kenakalan, gangguan makan dan bahkan prestasi akademik yang buruk. Pengasuhan orang tua terhadap remaja memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi perkembangannya. Menurut Evans (1989), dalam batasan Social Learning Theory yang telah dikemukakan Bandura, para orang tua akan mentransmisikan keterampilan, sikap, nilai-nilai dan kecenderungan emosionalnya melalui modeling. Transmisi ini dapat mengarah pada pembentukan baik karakter positif maupun negatif pada anak-anak. Melihat pengaruh pengasuhan orang tua dan paparan media terhadap perkembangan psikososial remaja seperti yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan penelitian adalah Sejauhmana gaya pengasuhan orang tua dan paparan media berpengaruh terhadap perkembangan psikososial remaja di Kota

5 Bandung?. Permasalahan penelitian tersebut dapat diuraikan dalam pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah dan peer group? 2. Bagaimanakah gaya pengasuhan orang tua, paparan media dan perkembangan psikososial remaja di Kota Bandung? 3. Apakah ada perbedaan paparan media, persepsi remaja terhadap gaya pengasuhan dan perkembangan psikososial remaja ditinjau dari karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, dan karakteristik sekolah? 4. Apakah karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah dan peer group berpengaruh terhadap gaya pengasuhan orang tua yang dipersepsi oleh remaja? 5. Apakah karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah dan peer group berpengaruh terhadap terpaparnya remaja pada media? 6. Apakah karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah, peer group, gaya pengasuhan yang dipersepsi remaja dan paparan media berpengaruh terhadap perkembangan psikososial remaja? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah dan peer group pada remaja. 2. Menganalisis paparan media, persepsi terhadap gaya pengasuhan dan perkembangan psikososial remaja ditinjau dari karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga dan karakteristik sekolah. 3. Mengkaji pengaruh karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah dan peer group terhadap paparan media. 4. Mengkaji pengaruh karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah, peer group dan paparan media terhadap persepsi remaja terhadap gaya pengasuhan.

6 5. Mengkaji pengaruh karakteristik individu remaja, karakteristik keluarga, karakteristik sekolah, peer group, gaya pengasuhan orang tua yang dipersepsi oleh remaja dan paparan media terhadap perkembangan psikososial remaja. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai pengaruh media dan gaya pengasuhan yang dipersepsi oleh remaja terhadap perkembangan psikososial remaja ditinjau dari sudut ekologi pengasuhan. Hasil penelitian diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Informasi dan Komunikasi dalam merumuskan kebijakan dan program-program pelayanan bagi pembentukan karakter remaja khususnya dan keluarga pada umumnya. 2. Masukan bagi para praktisi yang bekerja untuk membantu remaja dan keluarga yang bermasalah, seperti pekerja sosial, psikolog, guru, konselor dan lain-lain dalam mengembangkan program-program pelayanannya. 3. Bahan kajian pada penelitian selanjutnya mengenai gaya pengasuhan, paparan media dan perkembangan psikososial remaja.