I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki banyak variasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

I. PENDAHULUAN. diminati orang (Widiastoety dkk, 2010). Tingginya minat akan bunga anggrek

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum

BAB I PENDAHULUAN. yang produknya digunakan sebagai bahan baku industri serta sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JENIS SENYAWA ORGANIK SUPLEMEN PADA MEDIUM KNUDSON C UNTUK PERTUMBUHAN PROTOCORM LIKE BODIES DENDROBIUM BERTACONG BLUE X DENDROBIUM UNDULATUM

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang megabiodiversity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

STUDI PENGECAMBAHAN BIJI DAN PERTUMBUHAN SEEDLING ANGGREK DENDROBIUM HIBRIDA IN VITRO : PENGARUH MEDIA DASAR, EKSTRAK TOMAT DAN ARANG AKTIF.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

Substitusi Medium Sintetik dengan Pupuk Daun, Air Kelapa dan Ekstrak Nabati pada Subkultur Anggrek Cattleya pastoral Innocence secara In Vitro

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek tanah merupakan salah satu tumbuhan dari famili Orchidaceae yang

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang tergolong ke dalam famili Orchidaceae

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb. tanaman anggrek Dendrobium antennatum selama 10 minggu setelah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

PENGARUH BENZILADENIN DAN VITAMIN B TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGREK DENDROBIUM

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Kultur Jaringan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan,

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bunga adalah salah satu komponen aspek estetika yang merupakan bagian dari hidup manusia. Salah satu bunga yang telah menarik perhatian adalah anggrek. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dalam Kingdom Plantae, anggrek diwakili oleh sekitar 750 genera yang terdiri dari 25.000 30.000 spesies. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat keragaman anggrek yang sangat tinggi yang diperkirakan ada sekitar 5.000 spesies. Dengan demikian, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang maju di dunia penganggrekan bila ditunjang dengan pemuliaan tanaman dan teknologi perbanyakan yang baik (Yusnita, 2010). Badan Pusat Statistik (2015), menyebutkan bahwa produksi anggrek nasional tahun 2010 2014 mengalami kenaikan. Walaupun demikian, di Lampung, selama empat tahun terakhir produksi anggrek terus mengalami penurunan. Produksi yang semula 206.954 anggrek pada tahun 2009 menjadi 71.914 anggrek pada tahun 2014. Rendahnya produksi anggrek pada umumnya disebabkan oleh kurang tersedianya bibit bermutu, budidaya yang kurang efisien, dan penanganan pascapanen yang kurang baik (Widiastoety, 2001).

2 Anggrek Cattleya merupakan salah satu jenis anggrek yang potensial untuk dikembangkan. Seiring semakin banyaknya permintaan, berbagai upaya budidaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Cattleya. Anggrek Cattleya banyak disukai karena pada umumnya memiliki diameter bunga yang cukup besar 10 16 cm, memiliki labellum (lidah bunga) yang besar dengan beragam warna (Widiastoety, 2005). Secara konvensional, perbanyakan anggrek umumnya dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan pemisahan anakan atau keiki, dan setek batang. Cara ini relatif mudah, tetapi lambat untuk membuat suatu populasi anggrek baru yang cukup banyak. Selain secara vegetatif, anggrek juga dapat diperbanyak secara generatif. Perbanyakan secara generatif melibatkan penyerbukan bunga, fertilisasi dan terbentuknya embrio dalam biji. Kebanyakan anggrek mempunyai biji yang sulit berkecambah dalam keadaan alami dan normal karena ukurannya sangat kecil dan hanya dikelilingi oleh sel-sel testa tanpa cadangan makanan. Oleh karena itu, untuk perbanyakan melalui biji diperlukan perbanyakan secara in vitro (Gunawan, 2005). Kultur jaringan memerlukan biaya yang cukup besar. Dalam kultur anggrek in vitro, seedling anggrek ditanam dalam media agar-agar yang aseptik dengan suplai energi hara makro dan hara mikro serta zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Salah satu solusi untuk menyiasati mahalnya media berbahan kimia adalah penggunaan pupuk daun yang mengandung hara makro dan hara mikro lengkap. Berbagai merk dagang pupuk NPK tersedia di pasaran dengan harga yang relatif

3 murah. Pupuk NPK saja yang ditambah pada media kurang menunjang pertumbuhan tanaman. Untuk memenuhinya, diperlukan asupan vitamin dan ZPT dari bahan addenda yang dapat diperoleh dari bahan-bahan organik seperti ekstrak tomat, ekstrak nanas, ekstrak wortel, dan bubur pisang ambon. Penggunaan bahan addenda organik dan pupuk NPK selain ekonomis, harganya murah dan mudah diperoleh. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan berikut. 1. Berapakah konsentrasi Growmore 32:10:10 (2 g/l atau 3 g/l) yang menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro terbaik? 2. Bahan addenda manakah (nanas, pisang ambon, tomat, atau wortel) yang menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro terbaik? 3. Apakah terdapat interaksi antara konsentrasi Growmore (32:10:10) dengan bahan addenda dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui konsentrasi Growmore yang menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro terbaik. 2. Mengetahui bahan addenda yang menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro terbaik.

4 3. Mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara konsentrasi Growmore dan bahan addenda dalam menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya hibrida in vitro terbaik. 1.3 Landasan Teori Dalam rangka menyusun penjelasan teoritis terhadap pertanyaan yang telah dikemukaan, penulis menggunakan landasan teori sebagai berikut. Media kultur jaringan penting dalam suksesnya pelaksanaan kultur jaringan. Komponen utama penyusun media kultur adalah unsur hara makro dan mikro esensial. Pupuk daun memenuhi kriteria tersebut. Namun, hara esensial saja tidak cukup untuk pertumbuhan tanaman. Penambahan vitamin, asam amino, zat pengatur tumbuh (ZPT) yang terkandung dalam bahan organik yang ditambahkan dalam media kultur dapat memberikan hasil lebih baik dibandingkan komposisi yang hanya terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Beberapa contoh organik kompleks alamiah yaitu ekstrak tomat, ekstrak wortel, ekstrak nanas dan bubur pisang ambon (Sandra, 2013). Tiga unsur hara esensial yg diperlukan tanaman dalam jumlah banyak yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Nitrogen merupakan penyusun semua protein (asamasam amino dan enzim), klorofil, penyusun koenzim, asam-asam nukleat, dan hormon seperti sitokinin dan auksin; fosfor memiliki peran dalam transfer energi sebagai penyusun ATP, penyusun beberapa protein, koenzim, dan asam nukleat; dan kalium berperan sebagai aktivator enzim dalam berbagai proses, translokasi karbohidrat, sintesis protein dan pati (Hanafiah, 2005).

5 Wortel mengandung pigmen karotenoid dengan kadar yang cukup tinggi (Paul dan Palmer, 1975), mengandung vitamin A, senyawa karoten (pro-vitamin A), β- karoten, dan zat pengatur tumbuh IAA (Cahyono, 2002). Nanas mengandung vitamin A, B1, dan C, selain itu juga mengandung fosfor dan zat besi (Winarni, 2012). Pisang ambon mengandung adalah vitamin A, B1, B2, B6, dan C (Pratomo, 2013). Pisang juga diperkaya dengan auksin dan giberelin (Arditti dan Ernst, 1992). Tomat mengandung sejumlah senyawa bioaktif, seperti vitamin C, glikoalkaloid, dan karotenoid (β-karoten dan likopen) (Rosati et al., 2000). Syaputri (2009) melaporkan bahwa media dasar Growmore (32:10:10) 2 g/l dan arang aktif 2 g/l dengan penambahan pisang ambon 0; 50; 100; dan150 g/l, media yang ditambah 100 g/l pisang ambon menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Dendrobium terbaik. Selain itu, Larassati (2011) melaporkan bahwa penggunaan media dasar Growmore (32:10:10) 2 g/l yang ditambahkan bubur pisang ambon 100 g/l memberikan hasil pertumbuhan seedling anggrek Dendrobium lebih baik dibandingkan dengan pemberian bubur pisang muli, janten, atau tanduk. Hasil penelitian Septiana (2012) menyatakan bahwa media dasar Growmore (32:10:10) 2 g/l dengan penambahan addenda organik (tomat, kentang, tauge, atau pisang ambon) menghasilkan rata-rata pertumbuhan seedling Dendrobium dengan hasil yang lebih baik dari media dasar ½ MS dengan penambahan addenda yang sama. Ginting (2012) melaporkan bahwa pemberian ekstrak wortel 50 ml/l dan 100 ml/l yang dikombinasikan dengan air kelapa menghasilkan pertumbuhan tunas dan

6 akar anggrek Cattleya Blc. Mount Hood Mary yang baik. Sesylia (2012), menambahkan bahwa pemberian ekstrak wortel 100 ml/l yang ditambahkan air kelapa 200 ml/l pada media dasar MS menghasilkan pertumbuhan anggrek Cattleya Blc. Mount Hood Mary terbaik. Penelitian yang dilaporkan oleh Syammiah (2006) menyatakan bahwa pemberian addenda organik berupa 5% ekstrak tomat pada media dasar Knudson C menghasilkan pertumbuhan tunas protocorm like bodies (PLBs) Dendrobium terbaik diantara addenda organik lainnya yaitu 15% air kelapa, 7,5% bubur pisang, 0,2 % ekstrak ragi, 15% ekstrak kentang, dan 5% ekstrak lidah buaya. Penelitian Mercuriani (2009) melaporkan bahwa penambahan tomat 100 g/l dalam media dasar NP (New Phalaenopsis) dan 150 ml/l air kelapa dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan serta efisiensi pembentukan embrio responsif tertinggi. 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap rumusan masalah. Anggrek Cattleya merupakan salah satu genus populer di dunia karena keindahannya. Oleh karena keindahannya, memungkinkan permintaan anggrek Cattleya meningkat. Cara efektif untuk memperbanyak anggrek dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat adalah teknik perbanyakan secara in vitro. Teknik in vitro merupakan teknik perbanyakan yang efektif karena perbanyakan anggrek sulit dilakukan secara konvensional. Selain itu, pertumbuhan vegetatif

7 anggrek tergolong lambat sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk memacu pertumbuhannya. Perbanyakan secara in vitro tidak terlepas dari media apa yang akan digunakan untuk perbanyakan. Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro, terutama mengandung tiga elemen esensial dasar untuk pertumbuhan yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif, fosfor untuk inisiasi akar dan pendewasaan tanaman, dan kalium untuk memperkuat tubuh tanaman dan memperlancar metabolisme. Selain membutuhkan unsur-unsur esensial untuk pertumbuhannya, anggrek juga memerlukan zat-zat yang mendukung pertumbuhan. Media yang digunakan juga harus diperkaya dengan ZPT dan vitamin yang dapat diperoleh dari addenda organik seperti nanas, pisang ambon, tomat, dan wortel. Setiap addenda organik memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek, hal ini tergantung dari kandungan yang dimiliki addenda tersebut. Kandungankandungan yang dimiliki oleh addenda organik akan diserap oleh tanaman yang kemudian akan terlibat dalam metabolisme tanaman. Dengan kandungan NPK lengkap pada pupuk daun yang ditambah asupan hara dari addenda organik, diharapkan metabolisme tanaman semakin baik yang akan tercermin pada pertumbuhan jumlah tunas, tinggi seedling, bobot basah, jumlah akar, dan panjang akar.

8 1.5 Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Penggunaan pupuk lengkap Growmore (32:10:10) pada konsentrasi 3 g/l lebih baik daripada 2g/l terhadap pertumbuhan seedling anggrek Cattleya in vitro. 2. Pemberian bahan addenda tomat menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya in vitro lebih baik dibandingkan dengan bahan addenda nanas, pisang ambon, dan wortel. 3. Terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk lengkap Growmore (32:10:10) dan bahan addenda dalam menghasilkan pertumbuhan seedling anggrek Cattleya in vitro.