BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN,

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga didirikan atas dasar Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendidikan dan Olahraga merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melali Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan pemuda dan olahraga berdasarkan azas otonomi dan bertugas pembantuan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga secara umum bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pendidikan baik mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), sampai Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) di Kabupaten Karanganyar. 22

23 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar beralamat di Jalan Lawu Komplek Perkantoran Cangakan Karanganyar, akan tetapi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar sehingga mempermudah operasional kegiatan di bidang pendidikan baik informal maupun non formal. 2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar mempunyai Visi dan Misi yaitu: a. Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1) Terwujudnya masyarakat yang cerdas, berbudi luhur dan berdaya saing tinggi. b. Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1) Terwujudnya ketersediaan, keterjangkauan, dan kesetaraan akses pendidikan. 2) Mewujudkan masyarakat yang cerdas, trampil, dan berkompetensi. 3) Mewujudkan akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan. 4) Melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah, olahraga, iman dan taqwa. 5) Mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing.

24 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 tahun 2009 Pasal 4 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari: Gambar 3.1 Struktur Organisasi BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGANYAR KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Sub Bagian Perencanaan Sub bagian Keuangan Sub Bagian Umum dan Perlengkapan BIDANG PENDIDIKAN USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH BIDANG PEMUDA DAN OLAHRAGA BIDANG PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal Seksi Sarana Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Infomal Seksi Sekolah Dasar Seksi Sekolah Mengengah Pertama Seksi Sarana Pendidikan Dasar Seksi Pendidikan SMA Seksi Pendidikan SMK Seksi Sarana Pendidikan Menengah Seksi Pemuda Seksi Olahraga Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Seksi Tenaga Administrasi dan Fungsional UPT Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga a. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan berdasarkan atas otonomi dan tugas pembantuan.

25 Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tugas Kabupaten Karanganyar 1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga yang meliputi pendidikan anak usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga, yang meliputi pendidikan usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 3) Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan pemuda dan olahraga, yang meliputi pendidikan usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 4) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Sekretariat Memiliki tugas pokok yaitu memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan

26 Olahraga, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Selain itu sekretariat mempunyai fungsi antara lain: 1) Penyusunan rencana di bidang urusan surat menyurat, ekspedisi, ketatalaksanaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 2) Pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 3) Pengelolaan keuangan dan administrasi keuangan serta perlengkapan. Sekretariat mempunyai 3 subbagian, yaitu: 1) Subbagian Perencanaan Bertugas untuk menyusun rencana urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan program kegiatan dinas. 2) Subbagian Keuangan Bertugas untuk menyiapkan proses pencairan dana, pengelolaan administrasi keuangan, melakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan dan membuat laporan program kegiatan dinas. 3) Subbagian Umum dan Perlengkapan Bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang, melakukan inventarisasi barang, hubungan masyarakat dan keprotokolan dinas. c. Bidang pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di

27 Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal juga mempunyai fungsi yaitu: 1) Penyusunan rencana kegiatan di bidang pembangunan pendidikan sekolah, pemuda dan olahraga. 2) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga. 3) Pengendalian dan penilaian pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 2) Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal Bertugas untuk mengelola urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan non formal dan informal. 3) Seksi Sarana Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

28 d. Bidang Pendidikan Dasar Memiliki tugas pokok untuk membantu pelaksanaan tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di bidang pendidikan dasar dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan Dasar juga mempunyai fungsi antara lain : 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan dasar. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan dasar. 3) Melaksanakan pemetaan akreditasi sekolah 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan dasar. Bidang Pendidikan Dasar terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Sekolah Dasar Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah dasar. 2) Seksi Sekolah Menengah Pertama Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah pertama.

29 3) Seksi Sarana Pendidikan Dasar Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana pendidikan dasar. e. Bidang Pendidikan Menengah Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dibidang pendidikan menengah dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan Menengah memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan menengah. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan menengah. 3) Melaksanakan pemetaan akreditasi sekolah 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan menengah. 5) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pendidikan Menengah terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Atas Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah atas.

30 2) Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah kejuruan. 3) Seksi Sarana Pendidikan Menengah Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana pendidikan menengah. f. Bidang Pemuda dan Olahraga Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dibidang pemuda dan olahraga dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pemuda dan Olahraga memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pemuda dan olahraga. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pemuda dan olahraga. 3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pemuda dan olahraga. 4) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pemuda dan Olahraga terdiri dari 2 seksi, yaitu: 1) Seksi Pemuda

31 Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang kepemudaan. 2) Seksi Olahraga Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang olahraga. g. Bidan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dibidang pendidikan dan tenaga kependidikan dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan dan tenaga kependidikan. 3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan dan tenaga kependidikan. 4) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan anak usia dini.

32 2) Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan sekolah menengah. 3) Seksi Tenaga Administrasi dan Fungsional Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang tenaga administrasi dan fungsional. h. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Memiliki tugas pokok mengelola urusan pemerintah daerah yang di bidang pendidikan anak usia dini baik formal dan informal, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. B. Pembahasan 1. Penetapan Alokasi dan Penyaluran Dana BOSDA dari APBD Sekolah Negeri dan Swasta Tahun Anggaran 2014-2015 pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Proses Penetapan Alokasi Dana BOSDA dari APBD a. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar melakukan pengumpulan dan verifikasi data jumlah siswa tiap sekolah berdasarkan data yang telah dikirim oleh sekolah. b. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar melakukan rekonsiliasi jumlah data siswa tiap sekolah.

33 c. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar membuat Alokasi Dana BOS Daerah. d. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar menetapkan Alokasi Anggaran BOS Daerah mengenai jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah dana. e. Alokasi dana BOS tiap daerah dalam satu tahun anggara ditetapkan berdasarkan data jumlah siswa tahun pelajaran yang sedang berjalan ditambahkan dengan proyeksi pertambahan jumlah siswa tahun pelajaran baru. f. Alokasi Dana BOS Daerah untuk tahun 2014, tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2014 didasarkan jumlah siswa tahun pelajaran 2013-2014, sedangkan periode Juli-Desember 2014 didasarkan pada data siswa tahun pelajaran 2014-2015. g. Alokasi Dana BOS Daerah untuk tahun 2015, tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2015 didasarkan jumlah siswa tahun pelajaran 2014-2015, sedangkan periode Juli-Desember 2015 didasarkan pada data siswa tahun pelajaran 2015-2016. h. Melakukan pembinaan terhadap sekolah pengelolaan dana pelaporan dana BOS Daerah.

34 Tabel 3.1. Besar biaya dana BOSDA dari APBD berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan Tahun Anggaran 2014-2015 Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/MTS SMA / SMALB / MA SMK Anggaran 100.000/siswa/tahun 307.500/siswa/tahun 774.000/siswa/tahun 1.300.000/siswa/tahun Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah Tabel 3.2. Jumlah siswa penerima dana BOSDA dari APBD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2014 Jenjang Pendidikan Semester I Semester II SD/SDLB/MI 67.961 67.896 SMP/SMPLB/MTS 37.341 37.373 SMA / SMALB / MA 11.439 12.102 SMK 6.152 6.684 Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah

35 Tabel 3.3. Jumlah siswa penerima dana BOSDA dari APBD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2015 Jenjang Pendidikan Semester I Semester II SD/SDLB/MI 80.920 81.175 SMP/SMPLB/MTS 37.738 38.502 SMA / SMALB / MA 11.544 12.920 SMK 14.020 16.086 Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah 2. Prosedur Pencairan Dana BOSDA di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar a. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Negeri Dengan Dana Kurang Dari Rp 15.000.000,00 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (2) Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD (3) Bendahara Pengeluaran-SKPD (4) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (5) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) (6) Bank Fungsi ini bertugas mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Memverifikasi kelengkapan data, menerbitkan Surat

36 Permintaan Membayar (SPM), dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). b) Fungsi pemeriksa intern Fungsi yang melaksanakan pemeriksaan intern terdiri atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) (2) Bendahara Pengeluaran-SKPD (3) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (4) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Bertugas untuk mencocokkan dan memverifikasi kesesuaian data dengan yang sudah di tetapkan. c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi tingkat sekolah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD selaku pejabat yang membantu Pengguna Anggaran. d) Fungsi kas Bank Jateng sebagai fungsi kas karena Bank Jateng ditunjuk sebagai pengelola kas daerah Kabupaten Karanganyar. Dana BOSDA ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang terkait a) SPP-TU Dokumen Surat Permintaan Pembayaran Tambah Uang(SPP-TU) adalah dokumen yang digunakan untuk meminta tambahan uang.

37 Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan apabila tidak habis, harus disetorkan kembali kepada kas daerah. b) SPM-TU Dokumen Surat Permintaan Membayar Tambah Uang (SPM-TU) adalah dokumen lanjutan atas proses pengajuan SPP-TU. SPM-TU dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang ditetapkan dan didukung dengan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan. c) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank. d) SPJ-TU Dokumen Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran Tambah Uang (SPJ- TU) adalah dokumen untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang kepada kepala SKPD. 3) Bagan alir (flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri kurang dari Rp 15.000.000,00.

Bagan Alir 3.1. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Negeri Kurang Dari Rp 15.000.000,00 38

39 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Dengan Dana Kurang Dari Rp 15.000.000,00: (1) Setelah dilakukan penetapan anggaran dana bantuan BOSDA. Sekolah negeri yang diwakili oleh Bendahara pengeluaran Pembantu-SKPD mengajukan SPP-TU kepada Bendahara Pengeluaran SKPD. (2) Bendahara Pengeluaran SKPD kemudian mencocokkan SPP-TU dari Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD dengan DPA-SKPD untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-SKPD. (3) PPK-SKPD menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD. (4) PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam Register SPP- TU. (5) PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU. (6) Jika kelengkapan SPP-TU dinyatakan lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (7) Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-TU kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (8) PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU ke dalam Register Penerbitan SPM-TU.

40 (9) PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU ke dalam Register Penolakan SPP-TU. (10) PPK-SKPD memberikan SPM-TU kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk diteliti dan ditandatangani kemudian SPM-TU diserahkan kepada PPKD. (11) PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (12) PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam Register SPM-TU (13) PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU. (14) Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan sah. PPKD menyiapkan dokumen SP2D untuk diterbitkan SP2D. (15) Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (16) PPKD mencatat penerbitan SP2D ke dalam Register Penerbitan SP2D. (17) PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D dalam Register Penolakan SPM-TU (18) PPKD memberikan SP2D kepada Bank Jateng dan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD untuk pencairan dana.

41 (19) Setelah dana dicairkan oleh bendahara pengeluaran pembantu dan telah digunakan maka bendahara pengeluaran pembantu selanjutnya membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ). (20) Setelah membuat SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD memberikan SPJ tersebut kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD untuk dicatat, direkap di BKU dan ditandatangani. b. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Negeri Dengan Dana Lebih Dari Rp 15.000.000,00 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (2) Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD (3) Bendahara Pengeluaran-SKPD (4) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (5) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) (6) Bank Fungsi ini bertugas mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Memverifikasi kelengkapan data, menerbitkan Surat Permintaan Membayar (SPM), dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

42 b) Fungsi pemeriksa intern Fungsi yang melaksanakan pemeriksaan intern terdiri atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) (2) Bendahara Pengeluaran-SKPD (3) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (4) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Bertugas untuk mencocokkan dan memverifikasi kesesuaian data dengan yang sudah di tetapkan. c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi tingkat sekolah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD mencatat data yang dicairkan ke BKU. d) Fungsi kas Bank Jateng sebagai fungsi kas karena Bank Jateng ditunjuk sebagai pengelola kas daerah Kabupaten Karanganyar. Dana BOSDA ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang digunakan a) SPP-LS Dokumen Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang digunakan untuk meminta tambahan uang. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-LS ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan apabila tidak habis, harus disetorkan kembali kepada kas daerah.

43 b) SPM-LS Dokumen Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS) adalah dokumen lanjutan atas proses pengajuan SPP-LS. SPM-LS dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang ditetapkan dan didukung dengan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan. c) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank dan dikirim ke pihak ketiga untuk pembayaran. 3) Bagan alir (flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri lebih dari Rp 15.000.000,00.

Bagan Alir 3.1. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Negeri Lebih Dari Rp 15.000.000,00 44

45 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Dengan Dana Kurang Dari Rp 15.000.000,00: (1) Setelah dilakukan penetapan anggaran dana bantuan BOSDA. Sekolah negeri yang diwakili oleh Bendahara pengeluaran Pembantu-SKPD mengajukan SPP-LS kepada Bendahara Pengeluaran SKPD. (2) Bendahara Pengeluaran SKPD kemudian mencocokkan SPP-LS dari Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-SKPD. (3) PPKD-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan Oleh Bendahara Pengeluaran SKPD (4) PPKD-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam Register SPP- LS. (5) PPK-SKPD meneliti dan memverifikasi kelengkapan dokumen SPP-LS. (6) Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap dan sah, PPK- SKPD menyiapkan SPM-LS untuk ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (7) Jika kelengkapan SPP-LS dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPK- SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan SPP-LS kepada Bendahara Pengeluaran SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (8) PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam Register SPM-LS.

46 (9) PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS dalam Register Penolakan SPP-LS. (10) PPKD menerima SPM-LS yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (11) Kuasa Pengguna Anggaran meneliti kelengkapan dokumen dan menandatangani SPM-LS yang selanjutnya dikirim ke PPKD. (12) PPKD mencatat SPM-LS yang diterima ke dalam Register SPM-LS. (13) PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS. (14) Jika Kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap dan sah, PPKD menyiapkan SP2D-LS untuk diterbitkan SP2D. (15) Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-LS kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (16) PPKD mencatat penerbitan SP2D ke dalam Register Penerbitan SP2D. (17) PPKD mencatat penolakan Penerbitan SP2d ke dalam Register Penolakan SPM-LS. (18) SP2D dikirimkan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD dan Bank Jateng.

47 (19) SP2D yang dikirim ke Bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk dilakukan Registrasi SP2D dan mencatat penerimaan di BKU di sisi penerimaan. (20) SP2D yang dikirim ke Bank Jateng berfungsi sebagai surat perintah kepada bank untuk melakukan transfer ke rekening Pihak Ketiga. c. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Swasta dan Madrasah: 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah (3) Bupati Karanganyar (4) DPPKAD (5) Bank Jateng Berfungsi sebagai pejabat pengelola dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah di Kabupaten Karanganyar b) Fungsi pemeriksa intern Tim Anggaran pemerintah Daerah yang melaksanakan fungsi pemeriksaan intern yang bertugas memeriksa dan mempertimbangkan dokumen Berita Acara Verifikasi atas pengusulan dana bantuan BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah.

48 c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi dilakukan di DPPKAD selaku BUD yang menerbitkan SP2D yang selanjutnya mencatat atas penerbitan SP2D tersebut ke BKU d) Fungsi kas Bank Jateng bertindak sebagai fungsi kas karena lewat Bank Jateng dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah disalurkan ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang digunakan a) Berita Acara Verifikasi Dokumen berita Acara Verifikasi digunakan untuk mengajukan pertimbangan dana bantuan BOSDA kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah. b) Surat Keputusan TAPD Dokumen Surat Keputusan TAPD digunakan sebagai tidak lanjut dari persetujuan atas pengajuan dokumen Berita Acara verifikasi oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. c) Surat Keputusan Bupati Dokumen Surat Keputusan Bupati digunakan sebagai dasar pengajuan Surat Perintah Pencairan Dana SP2D di DPPKAD

49 d) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank untuk pencairan dana untuk Sekolah Swasta dan Madrasah. 3) Bagan alir ( flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Swasta. Bagan Alir 3.3. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Swasta

50 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Swasta dan Madrasah: (1) Sekolah Swasta/Madrasah calon penerima hibah dana BOSDA mengajukan usulan berupa data siswa. (2) Berdasarkan DPA Belanja Hibah dan data siswa penerima Belanja Hibah BOSDA. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga melakukan verifikasi data siswa dan membuat Berita Acara Verifikasi yang ajukan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) (3) TAPD menerima Berita Acara Verifikasi yang selanjutnya TAPD mempertimbangkan dana yang diajukan dengan anggaran daerah. (4) TAPD membuat Surat Keputusan TAPD dan Berita Acara Verifikasi sebagai dasar pengajuan kepada Bupati Karanganyar tentang Penetapan Penerimaan Hibah BOSDA. (5) Bupati Karanganyar menerima Surat Keputusan TAPD dan berita Acara Verifikasi kemudian memberikan keputusan atas dana yang diajukan dalam Berita Acara Verifikasi, kemudian Bupati Karanganyar menerbitkan Surat Keputusan Bupati. (6) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengambil Surat Keputusan Bupati. (7) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat Surat Permohonan Pencairan Dana dengan dokumen Nota Dinas. (8) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengirim Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas ke DPPKAD.

51 (9) DPPKAD menerima Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas. Dengan dasar Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas DPPKAD yang ditunjuk sebagai BUD membuat SP2D. (10) DPPKAD mencatat penerbitan SP2D tersebut ke dalam BKU. (11) DPPKAD mengirim SP2D ke Bank Jateng. (12) Bank Jateng menerima SP2D dari DPPKAD sebagai dasar pencairan dana yang untuk di transfer ke rekening masing-masing Sekolah Swasta dan Madrasah. 3. Evaluasi Kesesuaian Penerapan Prosedur Pencairan Dana BOSDA dengan Peraturan Pemerintah. Tabel 3.4. Kesesuaian Prosedur Pencairan Dana BOSDA Peraturan Penerapan Sesuai atau Tidak Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir a: Sekolah Negeri sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang dibantu oleh bendahara Sesuai Bendahara Pengeluaran pengeluaran pembantu SKPD Pembantu SKPD mengajukan membuat SPP-TU atau SPP- permintaan pembayaran LS menggunakan SPP TU dan SPP-LS

52 Peraturan Bupati Karanganyar Bendahara Pengeluaran Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir b: Pembantu SKPD menyimpan dan mengelola uang atas Bendahara Pengeluaran pencairan dana dan Pembantu SKPD menerima mempertanggungjawabkannya dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/atau pelimpahan UP dari bendahara Pengeluaran Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir d: Bendahara Pengeluaran SKPD menolak perintah membayar dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran apabila terdapat dokumen yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan Bendahara Pengeluaran SKPD mencocokkan dokumen SPP- TU dan SPP-LS dengan DPA- SKPD yang telah ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah Sesuai Peraturan Bupati Karanganyar Pejabat Penatausahaan Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir b: Keuangan SKPD meneliti kelengkapan dokumen yang

53 Pejabat Penatausahaan diajukan oleh Bendahara Keuangan SKPD meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP- GU, SPP-TU dan SPP-LS termasuk gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD apabila dokumen belum lengkap dan tidak sesuai ketentuan maka Pejabat Penatausahaan SKPD mengembalikan dokumen ke Bendahara Pengeluaran SKPD Pengeluaran. Peraturan Bupati Karanganyar Pejabat Penatausahaan Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal Keuangan SKPD setelah 13 Butir d: meneliti kelengkapan Pejabat Penatausahaan dokumen. Pejabat Keuangan SKPD menyiapkan Penatausahaan Keuangan SPM SKPD menerbitkan SPM-TU Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 11 Butir e: Kuasa Pengguna Anggaran menandatangani SPM-LS dan SPM-TU atau SPM-LS Kuasa Pengguna Anggaran menerima SPM-TU atau SPM- LS dari Pejabat Penatausahaan SKPD dan memverifikasi dokumen SPM-TU atau SPM- LS yang selanjutnya ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran Sesuai

54 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 PPKD menerima SPM-TU atau SPM-LS yang selanjutnya Sesuai Butir a.1: meneliti kelengkapan PPKD selaku BUD menyiapkan SP2D dokumen jika kelengkapan dokumen tidak memenuhi persyaratan yang berlaku maka SPM-TU atau SPM-LS di kembalikan ke Pejabat Penatausahaan Keuangan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.3: PPKD selaku BUD melakukan SKPD, apabila dokumen lengkap maka PPKD menerbitkan SP2D PPKD menerbitkan SP2D yang selanjutnya dikirim ke Bank Jateng untuk dilakukan pencairan dana ke rekening Sesuai pembayaran permintaan Pengguna berdasarkan pejabat Anggaran/Kuasa sekolah masing-masing atau ke pihak ketiga Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum daerah

55 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2014 Pasal 4: Pencairan dana BOSDA untuk sekolah negeri melalui mekanisme SPP LS kepada pihak ketiga dan Mekanisme SPP TU dengan ketentuan Batas Setor sisa dana TU paling lambat 3 bulan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 62 Butir ke 1: Mekanisme pengembalian sisa UP dan/atau TU dalam tahun anggaran berjalan melalui penyetoran pada Rekening Kas Umum Daerah. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 4: Pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dengan mekanisme SPP-TU dan SPP- LS. SPP-TU untuk permintaan dana kurang dari RP 15.000.000,00 dan SPP-LS untuk permintaan dana lebih dari Rp 15.000.000,00 apabila sisa dana yang tidak bisa ter SPJ kan maka Sekolah Negeri harus mengembalikan ke Kas Daerah Pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dan Madrasah Sesuai Sesuai Pencairan dana BOSDA untuk menggunakan mekanisme sekolah swasta dan madrasah pembayaran LS hibah dengan melalui pembayaran LS mekanisme cara sekolah mengirimkan jumlah calon penerima hibah

56 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 53 Ayat 1 Butir e: dana BOSDA dan selanjutnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat Berita Acara Verifikasi untuk selanjutnya diajukan ke TAPD dan Bupati Karanganyar untuk mendapatkan persetujuan Dengan anggaran 2014-2015 belanja di atas Rp 15.000.000,00 menggunakan Sesuai Pengajuan dilaksanakan pelaksanaan SPP-LS untuk pengadaan mekanis SPP-LS. barang/jasa oleh pihak ketiga yang nilainya di atas Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) Berdasarkan Tabel 3.4. Kesesuaian Prosedur Pencairan Dana BOSDA di atas informasi diperoleh dari wawancara langsung dengan Bapak Agus Pruwitanto selaku pegawai di Bidang Keuangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. Untuk mendukung kevalidan bukti prosedur pencairan dana BOSDA di Dinas

57 Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar periode 2014-2015 yang telah disajikan di atas. Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat diketahui sebelas poin tentang pencairan dana BOSDA yang tertuang dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 yang meliputi pembuatan SPP, menyimpan dana dan mempertanggungjawabkan dana, mencocokkan dokumen dengan dana yang telah ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah, penerbitan SPM, pengesahan SPM, penerbitan SP2D, pengiriman SP2D untuk pencairan dana, mekanisme pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dan pengembalian sisa dana, mekanisme pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah, dan batasan dana untuk pencairan dana BOSDA untuk mekanisme LS. Sistem pencairan dana BOSDA dengan sumber dana dari APBD memiliki dasar hukum meliputi Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 15 tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penatausahaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Bagi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Tahap pertama pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SPP. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau

58 menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA dimulai dari penerbitan SPP yang di buat oleh sekolah negeri. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: sekolah negeri mengajukan SPP dari sekolah negeri dan UPT Jadi jelas bahwa penerbitan SPP dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang sesuai tugasnya Kuasa Pengguna Anggaran dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk membuat dokumen SPP untuk pencairan dana BOSDA. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir a Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan SPP-LS. Tahap kedua pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SPM. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA dimulai dari penerbitan SPP setelah itu penerbitan SPM yang di buat oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: sekolah negeri mengajukan SPP dari sekolah negeri dan UPT ke bendahara pengeluaran skpd dan selanjutnya di berikan kepada ppk skpd untuk tahap penerbitan SPM dan ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran Jadi jelas bahwa penerbitan SPM dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan SKPD yang telah dicocokkan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati

59 Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir b Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS termasuk gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran, Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir d Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD menyiapkan SPM, dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 11 Butir e Kuasa Pengguna Anggaran menandatangani SPM-LS dan SPM-TU. Tahap ketiga pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SP2D. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA setelah terbit SPM dan ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran di ajukan ke PPKD untuk penerbitan SP2D. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: kuasa pengguna anggaran mengirikan SPM ke PPKD untuk penerbitan SP2D Jadi jelas bahwa penerbitan SP2D dilakukan oleh PPKD yang dikirim oleh Kuasa Pengguna Anggaran. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.1 PPKD selaku BUD menyiapkan SP2D. Tahap keempat pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah melakukan pembayaran. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau

60 menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA setelah terbit SP2D melakukan pencairan dana di Bank Daerah. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: SP2D terbit dari DPPKAD setelah itu sekolah mencairkan dana BOSDA di Bank Jateng Jadi jelas bahwa setelah terbit SP2D sekolah negeri mencairkan dana BOSDA di Bank Daerah. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.3 PPKD selaku BUD melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum daerah. Tahap ke empat mekanisme pencairan dan apabila ada sisa dana yang di minta. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau mekanisme penyaluran dana untuk Sekolah Negeri menggunakan TU dan LS dan Sekolah Swasta dan Madrasah menggunakan mekanisme LS menjelaskan jika terjadi sisa dana yang tidak ter SPJ kan maka harus di setor ke kas daerah. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: melalui spp- tu terus untuk anggara belanja di atas 20 juta itu melalui mekanisme ls. jadi yang negeri itu menggunakan tu dan ls. dan sisa dana yang tidak ter spj kan disetor ke kas daerah Jadi jelas mekanisme untuk sekolah negeri menggunakan SPP-LS dan TU, untuk Sekolah Swasta menggunakan mekanisme LS. Jika terjadi sisa dana harus di setorkan kembali ke rekening kas daerah. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun

61 2016 Pasal 4 Pencairan dana BOSDA untuk sekolah negeri melalui mekanisme SPP LS kepada pihak ketiga dan Mekanisme SPP TU dengan ketentuan Batas Setor sisa dana TU paling lambat 3 bulan, Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 4 pencairan dana BOSDA untuk sekolah swasta dan madrasah melalui mekanisme pembayaran LS dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 62 Butir ke 1 Mekanisme pengembalian sisa UP dan/atau TU dalam tahun anggaran berjalan melalui penyetoran pada Rekening Kas Umum Daerah. Batasan untuk menggunakan mekanisme TU atau LS untuk Sekolah Negeri. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau mekanisme TU digunakan untuk penggunaan dana kurang dari Rp 20.000.000,00 dan mekanisme LS digunakan untuk penggunaan dana lebih dari Rp 20.000.000,00. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: melalui spp-tu terus untuk anggaran belanja di atas 20 juta itu melalui mekanisme ls Penjelasan dari Bapak Agus Pruwitanto yang menjelaskan batas minimal pengajuan SPP-LS adalah Rp 20.000.000,00 itu telah sesuai dengan Surat Edaran Nomor 900/344.23 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016. Akan tetapi penulis ingin mengevaluasi dari prosedur pengelolaan di tahun anggaran 2014-2015 yang dimana batas minimal pengajuan SPP-LS untuk pihak ketiga adalah Rp 15.000.000,00 yang telah tercantum pada Peraturan Bupati Karanganyar

62 Nomor 71 tahun 2014 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Oleh karena itu penulis melakukan pengambilan sampel 10 SPP- LS yang di ajukan di tahun anggaran 2015 sebagai berikut: Tabel 3.5. Kesesuaian Pengajuan SPP-LS Pihak Yang Mengajukan Jumlah Pembayaran Sesuai Tidak SPP-LS Yang Diminta Sesuai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Rp 26.960.000,00 SMP N 1 Karangpandan Rp 26.500.000,00 SMP N 2 Karangpandan Rp 22.350.000,00 SMP N 1 Matesih Rp 35.650.000,00 SMP N 2 Matesih Rp 22.455.000,00 SMP N 1 Karanganyar Rp 18.950.000,00 SMP N 2 Karanganyar Rp 20.750.000,00 SMA N Karangpandan Rp 45.675.000,00 SMA N 1 Karanganyar Rp 50.250.000,00 SMP N 1 Jaten Rp 21.547.000,00 Berdasarkan sampel yang diambil oleh penulis, untuk pengajuan SPP-LS tahun 2015 sudah sesuai dengan peraturan mengenai penggunaan mekanisme LS Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 53 Ayat 1 Butir e Pengajuan SPP-LS dilaksanakan untuk pelaksanaan

63 pengadaan barang/jasa oleh pihak ketiga yang nilainya di atas Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah). C. Kelebihan dan Kelemahan Pengalokasian Dana BOSDA dan Prosedur Pencairan Dana Berdasarkan hasil pembahasan mengenai tata cara pengalokasian dana BOSDA dan prosedur pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2014-2015, maka terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain adalah: 1. Kelebihan a. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar memegang peran penting dalam penetapan alokasi dana BOSDA pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tahun 2014-2015. Maka kemungkinan kecil untuk sekolah memanipulasi jumlah penerima dana bantuan BOSDA. b. Adanya pemisahan fungsi tugas yang jelas saat melakukan prosedur pencairan dana BOSDA. c. Adanya kontrol yang baik setiap pergantian wewenang untuk mengecek kelengkapan dokumen yang digunakan dan memverifikasi data apakah usah benar atau belum dan untuk dana BOSDA telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. d. Runtutan pembuatan bukti pencairan dana sudah sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014.

64 2. Kelemahan a. Tidak adanya pengarsipan dokumen untuk BOSDA di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. b. Sumber daya manusia yang menangani pencairan dana BOSDA di Sekolah Negeri/Swasta maupun UPT masih kurang memadai. Sumber daya manusia yang kurang memadai mengakibatkan kurang efektifnya proses pencairan dana BOSDA yang mengakibatkan harus beberapa kali melakukan perbaikan dokumen yang digunakan saat pencairan dana BOSDA.