BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pendatang kemudian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan pemasaran semakin kompetitif sehingga mendesak pemasar

I PENDAHULUAN. Latar Belakang tahun

BAB I PENDAHULUAN. ketat khususnya untuk industri dalam kategori yang sejenis. Kelangsungan hidup

Judul : Pengaruh Brand Equity, Brand Trust, Brand Preference,

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. evaluatif, analitis dan selalu mempertimbangkan semua informasi atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

PENDAHULUAN. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam. kuat dengan konsumen (Swasta, 2000: 234).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 dari jenis kopi tersebut ada

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini perilaku konsumen erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sewaktu-waktu dapat beralih pada produk lain. Dalam hal ini, komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

BAB I LATAR BELAKANG. dilakukan oleh Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) yang berfokus pada sepatu

Giat Riyadi B

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Kinerja Atribut Produk serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial pasti selalu melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (IFC), Brazil merupakan negara

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR GAMBAR... xxv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

RINGKASAN EKSEKUTIF. SARLAN SIANTURI, Analisis Ekuitas Merek Kopi Bubuk di Kota Bogor. Di bawah bimbingan ANNY RATNAWATI dan MD. DJAMALUDIN.

BAB I PENDAHULUAN. produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAP

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern, baik. tujuan finansial dan nonfinansial (Shimp, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

ABSTRAK. Kata Kunci : brand trust, brand reliability, brand intentions, loyalitas konsumen. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih

ABSTRACT. Keywords : Advertising on Television Media, Brand Awareness, Luwak White Coffee. vi Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. terstandarlisasi namun sesuai dengan kemampuan. Merek itu sendiri adalah sebuah. dan seterusnya (Tjiptono, Chandra, Adriana, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. ketat, khususnya pada perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk

BAB 1 PENDAHULUAN. implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL TIPE PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI TEH DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian. Manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

Teori, Kuesioner dan Analisis Data Pemasaran dan Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha saat ini menyebabkan banyak produk baru

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan. kebutuhan. Namun ada alasan atau faktor- faktor lain yang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan pun bermacam-macam, tetapi untuk mendapatkan laba, perusahaan. status konsumen dapat berubah menjadi pelanggan.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, dan pembahasan mengenai identifikasi perbandingan respon konsumen terhadap merek kopi putih pendatang awal dan pendatang kemudian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan respon konsumen terhadap merek kopi putih pendatang awal yakni Luwak White Koffie dan pendatang kemudian (Kopiko White Coffee, ABC White Coffee, dan Kapal Api Grande White Coffee) berdasarkan model hierarchy of effect. Merek pendatang awal yakni Luwak White Koffie unggul di setiap tahapan dalam keseluruhan tahapan hirarki. Pada tahap pertama dalam model hierarchy of effect yakni tahap kesadaran, merek kopi putih pendatang awal yakni Luwak White Koffie merupakan merek yang paling banyak diingat oleh responden dibandingkan merek pendatang kemudian yakni Kopiko White Coffee, ABC White Coffee, dan Kapal Api Grande White Coffee. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Kardes dan Kalyanaram (1992) yang menyatakan bahwa kuatnya atribut merek dari pendatang awal di mana merek tersebut diingat lebih baik daripada merek pendatang kemudian dan penelitian dari Carpenter dan Nakamoto (1989) yang menunjukkan bahwa keunggulan pendatang awal berasal dari aspek kognitif di mana merek pendatang awal membantu mengatur serangkaian kombinasi nilai atribut di pasar di mana konsumen tidak memiliki preferensi yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, besarnya responden yang mengingat merek 68

Luwak White Koffie tidak sejalan dengan pengenalan merek tersebut melalui bantuan gambar kemasan di mana hanya sekitar setengah responden yang dapat mengenali kemasan, sisanya salah mengenali kemasan dan bahkan beberapa tidak mampu mengenali kemasan Luwak White Koffie dengan benar. Pada tahap pengetahuan terhadap merek yang diingat responden, merek Luwak White Koffie memiliki skor terbobot tertimbang tertinggi dengan kata lain merek tersebut merupakan merek yang paling dipahami oleh responden dibandingkan dengan merek-merek kopi putih yang lain. Hasil temuan penelitian pada tahap selanjutnya yakni tahap kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian menunjukkan konsistensi urutan merek di mana merek kopi putih pendatang awal yakni Luwak White Koffie unggul di setiap tahapan diikuti oleh merek pendatang kemudian secara berurutan yakni merek Kopiko White Coffee, Kapal Api Grande White Coffee, dan ABC White Coffee. Temuan pada tahap afektif tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Alpert dan Kamins (1995), penelitian dari Wardayanti (2006) yang menunjukkan bahwa merek pendatang awal memiliki keunggulan konsumen dalam hal memori, sikap, dan preferensi konsumen terhadap merek pendatang awal dibandingkan merek pendatang kemudian dan hasil penelitian Carpenter dan Nakamoto (1989) yang menunjukkan keuntungan pendatang awal berasal dari pembelajaran konsumen terhadap merek dan bentuk preferensi mereka. Hasil temuan tersebut menunjukkan adanya konsistensi urutan yang juga sejalan dengan temuan dalam tahapan pengetahuan merek di mana urutan merek yang paling dipahami konsisten dengan empat tahapan lain dalam model 69

hierarchy of effect. Dengan kata lain merek yang disukai, dipilih, diyakini, dan dibeli oleh responden adalah merek yang dipahami oleh mereka. Temuan penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kotler dan Keller (2012:502) yang menyatakan bahwa sebelum seseorang mengembangkan keinginan pada suatu produk, terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu produk. Terdapat sedikit perbedaan temuan penelitian dalam tahapan preferensi dan pembelian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara merek Kopiko White Coffee dan Kapal Api Grande White Coffee. Artinya, responden memiliki tingkat preferensi dan pembelian yang sama terhadap kedua merek tersebut. 5.2 Keterbatasan Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan karena beberapa hal, adapun beberapa keterbatasan penelitian ini antara lain: a. Pengumpulan data melalui instrumen kuesioner kepada responden harus dilakukan sendiri oleh penulis dan tidak dapat diwakilkan atau disebar begitu saja bahkan melalui internet yang banyak dilakukan oleh periset akhir-akhir ini, mengingat beberapa pertanyaan yang harus penulis tanyakan langsung kepada responden seperti tingkat keahlian tenaga kerja dan merek kopi putih yang paling diingat oleh responden secara spontan. Selain itu, penulis juga harus mendampingi mereka pada saat melakukan pengisian kuesioner untuk memberi arahan dikarenakan beberapa pertanyaan berhubungan dengan pertanyaan terbuka yang penulis tanyakan 70

di awal. Oleh sebab itu, pengumpulan kuesioner memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar tiga minggu karena penulis harus mendampingi responden satu per satu. b. Tidak semua orang minum kopi putih dalam kemasan instan, oleh sebab itu penulis harus bertanya kepada siapapun yang penulis temui apakah mereka pernah minum kopi putih dan jika iya maka orang tersebut memenuhi kriteria sebagai calon responden penelitian ini. Untuk selanjutnya, penulis harus menanyakan kesediaan mereka untuk menjadi responden dan jika bersedia maka mereka layak untuk dijadikan responden penelitian ini. c. Tidak sedikit responden yang enggan untuk meluangkan waktu mengingat mereka berasal dari berbagai latar belakang tingkat keahlian tenaga kerja, sehingga penulis harus pandai membaca waktu luang calon responden agar mereka bersedia mengisi kuesioner. 5.3 Implikasi Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan-perusahaan kopi putih terutama perusahaan dari objek penelitian ini yakni PT. Santos Jaya Abadi, PT. Java Prima Abadi, dan PT. Mayora Indah dalam mengidentifikasi respon konsumen berdasarkan model hierarchy of effect sehingga dapat membantu perusahaan untuk mengetahui di mana respon konsumen berada dalam tingkatan hirarki dalam model hierarchy of effect. PT. Java Prima Abadi selaku pemasar merek Luwak White Koffie sebagai merek kopi putih pendatang awal yang mendominasi keseluruhan tahap dalam 71

model hierarchy of effect hendaknya harus tetap berbenah diri agar merek mereka semakin kuat. Sebagaimana disampaikan oleh Simamora (2002:49-51) bahwa merek yang kuat memperoleh beberapa manfaat salah satunya loyalitas. Loyalitas konsumen menjadi penting sebab produk kopi instan ini merupakan produk dengan keterlibatan rendah (low involvement) sehingga konsumen dapat dengan mudah berpindah ke merek yang lain. Jika dilihat dari tahapan kesadaran, dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran melalui periklanan yang gencar dilakukan PT. Java Prima Abadi selaku pemasar merek Luwak White Koffie berhasil. Namun, kesadaran responden tidak sejalan dengan pengenalan merek melalui kemasan. Temuan ini beralasan sebab merek-merek pendatang kemudian memiliki kemasan yang hampir serupa meskipun tidak sama. Oleh sebab itu, penting bagi PT. Java Prima Abadi untuk meningkatkan informasi merek terutama melalui kemasan sehingga konsumen dapat mengenali dengan benar kemasan dari merek Luwak White Koffie ini, jika tidak konsumen bisa salah memilih kemasan dari merek kopi putih yang lain karena faktor kemiripan. Lebih lanjut, PT. Java Prima Abadi harus banyak memberikan informasi mengenai produk mereka untuk menumbuhkan pengetahuan konsumen sehingga diharapkan calon konsumen dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik, karena temuan penelitian menunjukkan bahwa merek yang disukai, dipilih, diyakini dan dibeli adalah merek yang paling mereka pahami. Berdasarkan temuan penelitian ini, merek pendatang kemudian yakni Kopiko White Coffee, ABC White Coffee, dan Kapal Api Grande White Coffee ternyata 72

tidak cukup berhasil mengalahkan merek Luwak White Koffie sebagai pendatang awal untuk merek kopi putih instan dalam keseluruhan tahapan dalam model hierarchy of effect. Fakta ini sejalan dengan temuan penelitian ini yang menunjukkan bahwa posisi hirarki merek-merek pendatang kemudian ini selalu berada di bawah merek Luwak White Koffie. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan merek-merek pendatang kemudian dapat lebih unggul dibandingkan merek Luwak White Koffie sebagai pendatang awal. Produk kopi putih instan ini termasuk produk dengan keterlibatan rendah sehingga mudah untuk menarik konsumen berpindah merek. Artinya, penting bagi setiap perusahaan kopi putih pendatang kemudian ini yakni PT. Santos Jaya Abadi dan PT. Mayora Indah untuk terus memberikan informasi mengenai produk mereka kepada calon konsumen untuk meningkatkan kesadaran merek dan pengenalan merek mengingat temuan penelitian ini menunjukkan bahwa merek yang disukai, dipilih, diyakini dan dibeli adalah merek yang dipahami oleh konsumen. Selain itu, penting juga bagi masing-masing perusahaan untuk meningkatkan setiap tahapan dalam model hierarchy of effect dengan meniru upaya yang telah dilakukan oleh merek Luwak White Koffie misalnya dengan repetisi komunikasi pemasaran melalui periklanan yang terus-menerus dilakukan di berbagai media. 5.4 Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang direkomendasikan bagi pihak perusahaanperusahaan kopi putih sebagai berikut. 73

a. Temuan penelitian menunjukkan bahwa merek yang dikenal, disukai, dipilih, diyakini dan dibeli adalah merek yang dipahami oleh konsumen, oleh sebab itu penting dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kopi putih baik Luwak White Koffie sebagai pendatang awal maupun perusahaan pendatang kemudian yakni merek Kopiko White Coffee, ABC White Coffee, dan Kapal Api Grande White Coffee untuk memberikan banyak informasi mengenai produk mereka masing-masing. Perusahaanperusahaan tersebut dapat memilih salah satu atau beberapa bauran komunikasi pemasaran untuk memberikan informasi kepada calon pelanggan mengenai merek mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kapferer (2004) dalam (Tjiptono et al, 2008:352) yang mengingatkan bahwa merek itu ibaratnya peta. Dengan kata lain, penciptaan nilai bagi pelanggan bukan semata-semata dihasilkan dari nama merek, melainkan hasil aktifitas pemasaran dan komunikasi yang dilakukan perusahaan. Calon konsumen yang memiliki pengetahuan yang baik, dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan seperti kesadaran merek, pengenalan merek, pengingatan merek dan lebih lanjut mengarahkan konsumen pada tahap kesukaan, memilih, meyakini hingga melakukan pembelian berulang. b. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa tingginya kesadaran responden terhadap merek Luwak White Koffie tidak sejalan dengan tingginya pengenalan responden melalui kemasan, oleh sebab itu perusahaan PT. Java Prima Abadi yang memproduksi merek Luwak 74

White Koffie perlu memberikan informasi lebih mengenai kemasan merek kopi putih mereka yang membedakan dengan merek-merek kopi putih yang lain sebab merek-merek pendatang kemudian yang lain memiliki kemasan serupa meskipun tidak sama persis sehingga memudahkan konsumen mengenali merek ini. c. Bagi perusahaan merek-merek pendatang kemudian seperti Kopiko White Coffee, ABC White Coffee, dan Kapal Api Grande White Coffee dapat meningkatkan setiap tahapan dalam hirarki melalui tujuan komunikasi pemasaran tertentu untuk tahapan-tahapan yang berbeda dalam model hierarchy of effect, antara lain tujuan informatif untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan merek; tujuan persuasif untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian; atau tujuan pengingat untuk merangsang pembelian kembali sebagaimana yang disampaikan oleh Kotler dan Keller (2012: 526-527). Strategi harga dengan promosi penjualan seperti yang dilakukan oleh Kopiko White Coffee dan Kapal Api Grande White Coffee harus tetap dipertahankan mengingat tidak sedikit konsumen Indonesia yang sensitif harga, sehingga strategi ini dapat menjadi keunggulan kedua merek tersebut di mana merek Luwak White Koffie tidak memiliki strategi yang serupa. 75