TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

dokumen-dokumen yang mirip
TABEL 4-4. MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

ContohPenilaianPROPER: PengelolaanLimbahB3Kegiatan Pertambangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kriteria Proper terdiri dari dua bagian yaitu: a. kriteria penilaian ketaatan; dan b. kriteria penilaian lebih dari ketaatan (beyond compliance).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKPD : DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DKI JAKARTA DATA : Rincian Program dan Kegiatan TAHUN : 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka

PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

APLIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Potong Hewan yang telah dibangun merupakan satu-satunya RPH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2005 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2005 TENTANG

Widya Anantya, ST, M.EnvMan

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

SUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS

IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

KUESIONER PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 09 TH. 2010

LAMPIRAN Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 65 TAHUN 1999

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANJARBARU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

INDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB IV HASIL. dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1) Pemeriksaan kualitas udara ambien/udara luar. 2) Pemeriksaan air limbah (efluen).

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Transkripsi:

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI TOLOK UKUR METODE HIDUP 1. Penurunan Kualitas Air permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas UPK Aktifitas Kantin Pergub DKI No 122 Tahun 2005 tentang Air Limbah Domestik di. ph = 6-9 Nilai Permanganat (KMnO 4 ) < 85 mg/l TSS < 50 mg/l Amoniak (NH3) < 10 mg/l Minyak &Lemak <10 mg/l Deterjen < 2 mg/l BOD < 50 mg/l COD < 80 mg/l Memenuhi baku mutu limbah cair Untuk memanfaatkan air limbah untuk penyiraman taman, sesuai ketentuan Pemda DKI A. yang telah dilakukan antara lain: 1. Pembersihan drainase secara rutin 2. Melarang pencucian mobil di halaman parkir dan gedung parkir 3. Menyediakan dua buah STP untuk Sujudi dan Adyatma B. yang akan dilakukan antara lain: 1. Memperbaiki kinerja STP khususnya STP 2 agar kualitas air limbah hasil olehan STP memenuhi baku mutu kualitas air limbah cair dimestik. Ada dua STP: 1. STP-1 di belakang Sujudi. 2. STP-2 di belakang / Adyatma Selama operasional Kemenkes. Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI Pengawas : Sudin Tata Air Adm. GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-23

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP 2. Melanjutkan pengolahan air limbah di 2 unit STP yang telah ada dan memanfaatkan 20 % untuk penyiraman taman. 3. Melakukan pemeriksaan harian kondisi bak penampungan limbah bila ada kotoran bersihkan, hal ini agar aliran air limbah dapat lancar ke proses STP. 4. Membersihkan grease trap dari lemak. Apabila terlalu lama maka lemak akan mengeras. Dan bisa menyebabkan bau, jika pemakaian atau kapasitas air limbah besar maka bisa kita lakukan pengangkutan lemak secara harian. Direktorat Penyehatan Lingkungan, Ditjen P2PL Instutusi dilapori : BPTSP,, Dinas Tata Air Provinsi DKI, Walikota, GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-24

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP 5. Melakukan pengangkutan lumpur setahun sekali atau dua kali tergantung beban limbah. 6. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pompa, pompa submersible, gearbox, penambahan pelumas pada bearing kita lakukan rutin 3 bulan sekali. 7. Pengecekan air limbah ke BPLH tiap 3 bulan sekali. 8. Pengurusan izin IPAL ke BPTSP, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Ditjen P2PL 2. Timbulan limbah Padat Non B3 (sampah) Aktifitas Kantor Aktifitas Kantin Limbah Padat Non- B3 tertampung pada TPS Limbah padat Non- B3 diangkut ke TPA setiap 2 hari.. Mencegah dan meminimalisasi terjadinya timbulan sampah agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan di lingkungan Kemenkes, serta Melanjutkan pengelolan sampah yang telah berjalan yaitu : Menerapkan pengelolaan sampah melalui pendekatan 3R (reduce, reuse dan dilakukan di lokasi TPS. dilakukan selama aktifitas kantor Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-25

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP masyarakat sekitar Kemenkes. recycle) sesuai Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Sampah. Mengumpulkan limbah padat Non-B3 seperti bekas kemasan berbahan baku kertas/dus dan kertaskertas tak terpakai, dikumpulkan di gudang sebelum dijual ke pengumpul barang bekas sehingga dapat diolah kembali (recycle), Bekas kertas kerja tak terpakai namun memuat informasi penting akan dihancurkan terlebih dulu dengan mesin penghancur kertas (paper shradder) untuk kemudian dikumpulkan dalam kantong plastik dan dijual ke pengumpul barang bekas sehingga dapat diolah Kemenkes. Pengawas : Sudin Kebersihan Instutusi dilapori : BPTSP,, GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-26

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP kembali (recycle), Bekas kemasan-kemasan berbahan baku plastik, alumunium foil, mika dll, dikumpulkan di gudang sebelum dijual ke pengumpul barang bekas sehingga dapat diolah kembali (recycle) Sampah domestik pengunjung dan tenaga kerja dari kegiatan perdagangan, dikumpulkan dalam bak sampah dan ditempatkan di TPS limbah Non-B3 sebelum diangkut oleh ke TPA Bantar Gebang. Dinas Kebersihan, Walikota, Pengangkutan sampah oleh pihak ketiga yang memiliki izin dari dinas kebersihan/gubernur GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-27

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP 3. Timbulan Limbah padat B3 Aktifitas Kantor Pemelihar aan Genset Timbulan sampah B3 dapat ditampung pada TPS limbah B3 dan secara periodic diserahkan pada pihak pengolah limbah B3 yang memiliki izin mengolah B3. Mencegah dan meminimalisasi terjadinya timbulan sampah agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan di lingkungan Kemenkes, serta masyarakat sekitar Kemenkes. Melanjutkan pengelolaan yang telah berjalan dan menyempurnakan pengelolaan seperti : Mengumpulkan sampah domestik dari kegiatan kantor yang bersifat atau mengandung bahan beracun dan berbahaya antara lain lampu neon bekas, tinta catridge, bekas kemasan pestisida/bahan kimia pembersih, pecahan kaca, limbah elektronik, oli bekas dan sebagainya dalam drum/kantong plastik/karung dan diserahkan pada pengumpul limbah B3 yang berizin dari KLH. Pengoperasian TPS LB3 harus mendapatkan izin dari. Dilakukan di lokasi Gudang Limbah B3 dilakukan selama operasional perkantoran Kemenkes Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI Pengawas :. Dinas Kesehatan GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-28

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP Mengupulkan oli bekas dari hasil operasional dan pemeliharaan genset yang dihasilkan secara periodik. Oli bekas dikumpulkan dan ditampung dalam drum dan disimpan di gudang khusus (TPS LB3) Menyediakan TPS sampah B3 secara terpisah dari sampah non-b3 berupa bangunan tertutup dengan kapasitas ±1 m3 dan simpan dalam gudang limbah B3. Mengurus izin TPS limbah B3 Instutusi dilapori : BPTSP,, Dinas Kesehatan, Walikota GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-29

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP 4. Timbulan Limbah padat B3 medis (infeksius) Unit Pelayanan Kesehatan Timbulan sampah B3 medis dapat ditampung pada TPS limbah B3 dan secara periodic diserahkan pada pihak pengolah limbah B3 yang memiliki izin mengolah B3. Mencegah dan meminimalisasi terjadinya timbulan sampah agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan di lingkungan Kemenkes, serta masyarakat sekitar Kemenkes. Memperbaiki MOU dengan PT ARAH dalam pengelolaan limbah B3 infeksius terutama dalam jadwal dan frekwesi pengangkutal limbah B3 medis agar tidak terjadi penyimpanan limbah di lokasi UPK lebih dari 1 hari. Lokasi Unit Pelayanan Kesehatan dilakukan selama operasional perkantoran Kemenkes Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI Pengawas :. Dinas Kesehatan Instutusi dilapori : BPTSP, GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-30

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP, Dinas Kesehatan, Walikota 5. Penurunan Kualitas Udara Aktifitas Genset Tolok ukur dampak yang digunakan adalah Pergub DKI No.551/2001 tentang baku mutu kualitas udara. Mengendalikan dan meminimalisasi dampak penurunan kualitas udara di dalam dan sekitar Kemenkes. A. yang telah dilakukan antara lain: Perawatan tanaman, disekitar Kemenkes dilakukan di areal Kemenkes, area perparkiran, dilakukan selama operasional perkantoran Kemenkes Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-31

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP Melarang masuk kendaraan yang menghasilkan banyak asap buangan Genset dilengkapi dengan filter Meningkatkan potnisasi di dalam dan luar gedung Menyediakan area penghijauan 20 % dari luas lahan B. yang akan dilakukan antara lain: Menguji kelayakan genset (swapantau) untuk menghidari banyak gas buang Melakukan uji kualitas gas emisi genset secara berkala Mengurus Izin Genset di Dinas Perindustrian dan Energi Menghimbau kepada karyawan untuk Ruang Genset. Pengawas :. Sudin Perindustria n dan Energi Instutusi dilapori : BPTSP,, GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-32

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP melakukan uji emisi kendaraannya dan memasang stiker uji emisi pada kendaraannya Melakukan pemantauan kualitas udara setiap 6 bulan sekali Mengurus izin 4 unit genset Dinas Perindustria n dan Energi, Walikota 6. Peningkata n Air Larian Perkerasa n lahan di areal tanah Kemenkes Tolok ukur dampak ada tidaknya genangan air di halaman Kantor BPPSDM Kesehatan. Memperkecil air larian yang melimpas ke daerah di sekitar lokasi kegiatan dan juga sebagai rencana untuk konservasi air tanah A. yang telah dilakukan antara lain: Mengalokasikan taman sebagai ruang terbuka hijau sebagai resapan dengan luas ± 2.194 m 2 Pembersihan dan perawatan drainase mikro dilakukan di halaman Kemenkes. dilakukan selama operasional perkantoran Kemenkes Pelaksana: Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Kemenkes RI GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-33

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP Memberikan trap pada drainase mikro Perawatan tanaman sebagai media resapan air B. yang akan dilakukan antara lain: Mengurus izin penggunaan air tanah SIPA di BPTSP Provinsi DKI Kewajiban pembuatan sumur resapan sebanyak 164 unit dengan dimensi panjangxlebarxdlam:1m x1mx5m=5m3 (sesuai Pergub DKI No 68 Tahun 2008) Membangun kolam resapan selas 1 % dari luas areal Kemenkes (1%x22.674 m2=226,7 m2) Pengawas :. Sudin Tata Air Instutusi dilapori : BPTSP,, GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-34

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TOLOK UKUR METODE HIDUP Membangun lubang resapan biopori dengan volume 0,25 m3/unit. Jumlah yang dibuat adalah 8624 m2/20 m2 x3 unit=1.293 unit. Berkoordinasi dengan Pemda DKI dalam rangka pemenuhan kewajiban pembuatan sumur resapan, kolam resapan, sumur biopori dilokasi pengganti apabila tejadi keterbatasan lahan yang tidak memungkinkan dibuat dilokasi halaman Kemenkes. Dinas Tata Air Provinsi DKI, Walikota GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-35

BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP GAMBAR 4-1 PETA RKL GEDUNG KEMENTERIAN KESEHATAN RI HAL 4-36