BAB I PENDAHULUAN. terfasilitasi dari semua sudut kehidupannya. Fasilitas yang disediakan pun dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara service

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SPA THERAPIS

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dapat diklasifikasikan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan dimana semakin mudahnya mobilitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Bandung Jumlah Wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tinjauan Terhadap Objek Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

Kegiatan Belajar 1: Mengkonstruksi Industri Pariwisata

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja. Hasil kajian World Economic Forum (WEF) terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Globalisasi, tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB V PENUTUP. Penilitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Electronic word of mouth

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis restoran dan kafe hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT IZIN USAHA KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang serba mudah dan canggih ini manusia sangat terfasilitasi dari semua sudut kehidupannya. Fasilitas yang disediakan pun dapat dengan mudah ditemukan dan didapatkan di berbagai tempat untuk mendukung pergerakan manusia. Namun, persaingan yang kian ketat dalam masa ini bukan hanya terjadi dalam setiap individu, namun juga kelompok bahkan antar negara. Persaingan yang terjadi pun bukan hanya dalam satu bidang, namun juga terjadi dalam segala bidang, salah satunya adalah persaingan dalam pariwisata. Kepariwisataan Indonesia memiliki daya saing yang cukup baik dan membanggakan bila dibandingkan dengan Negara lainnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah wisatawan. Setiap tahunnya, Indonesia sendiri memiliki peningkatan dalam jumlah kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Berikut tabel yang menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Devisa Tahun /orang (US $) Mancanegara (juta US $) Per Kunjungan Per Hari 2007 5.505.759 970,98 107,70 5,345.98 2008 6.234.497 1.178,54 137,38 7,347.60 2009 6.323.730 995,93 129,57 6,297.99 2010 7.002.944 1.085,75 135,01 7,603.45

2 Tahun Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Pengeluaran /orang (US $) Per Kunjungan Per Hari Devisa (juta US $) 2011 7.649.731 1.118,26 142,69 8,554.39 2012*) 7.277.496 Data Belum Tersedia Keterangan : Angka sementara Januari - November Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia, 2013 Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya ada kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2012. Pada tahun 2011 jumlah wisatawan mancanegara juga meningkat, menjadi 7.649.731 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7.002.944. Hal ini merupakan prestasi baik yang berhasil dicapai oleh Indonesia berkat peranan pemerintah swasta dan masyarakat Indonesia. Indonesia, merupakan Negara di Asia Pasifik yang memiliki jutaan potensi menarik di setiap daerahnya. Dimulai dari keindahan alamnya, kekayaan budaya, dan ragam kreativitas yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia adalah budaya perawatan dan kesehatan tradisional spa Indonesia. Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009, ada 13 sektor usaha pariwisata, yaitu : (1) Daya Tarik Wisata, (2) Kawasan Pariwisata, (3) Jasa Transportasi Wisata, (4) Jasa Perjalanan Wisata, (5) Jasa Makanan dan Minuman, (6) Penyediaan Akomodasi, (7) Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, (8) Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran, (9) Jasa Informasi Pariwisata, (10) Jasa Konsultan Pariwisata, (11) Jasa Pramu Wisata, (12) Wisata Tirta, (13) Spa. Dan sektor spa merupakan salah satu industri pariwisata yang memiliki potensi cemerlang.

3 Hal ini didukung dengan pernyataan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, yang menjelaskan bahwa industri spa di Indonesia termasuk tiga Negara di kawasan Asia yang memiliki perkembangan industri spa yang cukup meningkat. Pengusaha spa yang tergabung dalam Asosiasi Spa Indonesia (ASPI) bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga berusaha membangun persepsi yang tepat tentang spa dengan dikeluarkannya tata cara pendaftaran usaha pariwisata spa dalam Peraturan Menteri No.PM.97/HK.501/MKP/2010 dan standarisasi industri spa. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam mengembangkan dan mempromosikan industri spa di Indonesia. Bahan baku rempah-rempah yang memadai, sistem industri yang baik, dan karasteristik yang khas merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia. Spa di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas yang tidak dapat ditemui di Negara lain, seperti yang dapat dilihat dari data berikut. TABEL 1.2 PERBEDAAN ANTARA SPA BUDAYA BARAT DAN SPA TRADISIONAL INDONESIA NO JENIS PERAWATAN 1. Produk perawatan 2. Filosofi SPA TRADISIONAL INDONESIA Diambil dari ekstrak tanaman/rempah-rempah asli asal Indonesia (tropis) Perawatan tradisional Indonesia yang mengacu pada rasa ikhlas, mengabdi, dan sabar. Sebelum melakukan pijat diiringi doa dan transfer energi baik dari terapis ke klien SPA INTERNASIONAL Diambil dari tanaman daerah subtropis Konsep Barat yang mengacu pada profesionalisme dan tepat waktu. Tanpa merasa ada ikatan dan tidak mengutamakan transfer energi baik dari terapis ke klien 3. Jenis pijatan Javanese massage, Balinese massage Swedish massage, French massage

4 NO JENIS PERAWATAN SPA TRADISIONAL SPA INDONESIA INTERNASIONAL 4. Jenis perawatan Lulur, boreh Body exfoliating, masker 5. Terapi olah fisik Tari-tarian tradisional, pencak Aerobik, Pilates, yoga, silat fitness 6. Terapi jiwa Semedi, nembang, tapa Meditasi, reiki, water ngambang shiatsu 7. Gaya diet Diet food combining, Puasa Senin-Kamis, puasa diet Dr. Atkins, water mutih detox 8. Terapi air Mandi rempah, mandi bunga Thalassotheraphy, hot 9. Tempat-tempat pemandian bersejarah Taman Sari, Langenharjo 10. Asal aromaterapi Tumbuh-tumbuhan Indonesia Sumber : Pendidikan Spa Terapis, LPPMS, 2009 spring theraphy Baden Baden, Jerman;Bath, Inggris Tumbuh-tumbuhan Subtropis/Eropa Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas kebudayaan spa tersendiri, yaitu kekayaan tradisi dan budaya yang khas penuh dengan kearifan lokal. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia pun menjadikan Indonesia bisa menghasilkan minyak esensial asli Indonesia yang berkualitas. Hal inilah yang menjadikan perkembangan industri spa di Indonesia potensial dan menjanjikan. Perkembangan industri spa yang cemerlang ini terjadi di berbagai provinsi dan kota besar yang ada di Indonesia. Kota, sebagai ibukota provinsi Jawa Barat memiliki magnet tersendiri sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia. Berbagai jenis wisata pun dapat ditemui di Kota, yaitu wisata belanja, wisata kuliner, wisata heritage dan bangunan bersejarah, wisata pantai, wisata hiburan, dan wisata spa. Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata di Kota, jumlah spa pun semakin bertambah banyak, lokasinya pun tersebar luas, mulai dari pusat kota hingga ke pinggiran Kota. Dengan demikian kehadiran

5 wisata spa di Kota, semakin melengkapi konsep Kota sebagai one stop recreation, yang memiliki tiap aspek pariwisata. Kota adalah destinasi pariwisata yang menawarkan kesejukan dan ketenangan dalam beriwisata spa, dan munculnya spa-spa berkualitas di Kota yang tidak kalah bersaing dengan spa-spa lainnya yang menjadikan industri spa di Kota semakin menjanjikan. Dan berikut daftar spa di Kota yang telah memiliki izin resmi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota. TABEL 1.3 DAFTAR SPA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 No Nama Spa Kategori Spa 1. Martha Tilaar Saloon and Spa Day and Destination Spa 2. Roger s Saloon and Spa Day Spa 3. Zen Family Spa and Reflexology Day and Destination Spa 4. Everyday Spa Day Spa 5. Selaras Spa Day Spa 6. The Lammars Spa Day and Destination Spa 7. Amaia Spa Day and DEstination Spa 8. Lemongrass Spa Day and Destination Spa 9. Bali Heaven Spa Day Spa 10. Jadul Village Spa Day and Destination Spa 11. Kembang Spa Day and Destination Spa 12. Mariaty s Spa Day and Destination Spa Sumber :Diolah dari berbagai sumber, 2013 Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa terdapat 12 spa di Kota pada tahun 2012 yang terdiri dari dua kategori, yaitu Day Spa dan Destination Spa. Menurut Louise Jumarani (2009:25), Day Spa merupakan spa yang menyediakan berbagai fasilitas pelayanan spa professional atas dasar harian dan berlokasi di

6 tengah kota atau daerah yang mudah dijangkau, dan Destination Spa yang menyediakan perawatan spa dengan tujuan khusus meningkatkan kualitas kesehatan dan berlokasi didekat destinasi pariwisata. Dan salah satu spa dengan perpaduan Day Spa dengan Destination Spa adalah Kembang Spa. Kembang Spa merupakan spa dengan perpaduan unsur budaya Jawa, Bali, dan Parahyangan yang kental dengan teknik spa tradisional Indonesia. Kembang Spa adalah salah satu spa yang banyak dikunjungi turis, baik itu turis mancanegara ataupun lokal, karena lokasinya yang berdekatan dengan hotelhotel tempat menginap wisatawan dan tujuan wisata yang ada disekitarnya, namun juga memiliki pemandangan yang indah. Kembang Spa menawarkan paket-paket perawatan spa yang bertujuan untuk kecantikan, kesehatan, serta ketenangan jiwa dan pikiran dengan konsep tradisional Jawa dan Bali. Tabel 1.4 berikut merupakan jasa perawatan yang ditawarkan oleh Kembang Spa. TABEL 1.4 JASA PERAWATAN SPA YANG ADA DI KEMBANG SPA No. Jasa Perawatan Spa 1. Traditional Massage and Herbal Hot Stone Therapy 2. Balinese Massage 3. Traditional Massage 4. Full Body Reflexy 5. Foot and Hand Reflexy 6. Kembang Spa Body Scrub/Lulur 7. Herbal Bath & Milk Bath 8. Body Steam 9. Kembang Spa Massage Package 10. Kembang Spa Wellness Package 11. Kembang Spa Beautiful Package Sumber : Kembang Spa, 2013 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa Kembang Spa memiliki beragam jasa perawatan spa yang menarik dan khas Indonesia. Dengan tagline Kembang Spa

7 yaitu Wellness Destination, pengunjung dapat merasakan wisata kesehatan yang sesungguhnya. Tabel 1.5 berikut adalah jumlah kunjungan Kembang Spa. TABEL 1.5 JUMLAH PENGUNJUNG KEMBANG SPA BANDUNG TAHUN 2011-2012 No. 2011 Total 1. Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 216 188 197 193 236 241 225 223 212 220 2151 2012 Total 2. Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 230 212 202 225 216 160 202 198 198 204 1647 Sumber :Sales & Marketing Kembang Spa, 2012 Tabel 1.5 di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pengunjung pengguna jasa spa di Kembang Spa dari periode tahun 2011 sampai tahun 2012. Penurunan yang mencapai 504 pengunjung bukan tanpa sebab. Menurut Marketing Manager Kembang Spa, jumlah pengunjung Kembang Spa memang cenderung menurun dan tidak stabil setiap bulannya. Perkembangan spa di Kota yang terus meningkat, menjadikan setiap pelaku di bisnis jasa spa harus mampu memberikan dan meningkatkan kualitas yang diberikan, baik itu dari kualitas produk yang dimiliki maupun kualitas pelayanannya dalam menciptakan kepuasan pengunjung. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

8 pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-ofmouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Kepuasan memang menjadi tolak ukur perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, namun dengan berkembangnya industri spa di Kota dengan konsep dan pasar yang saling bersaing, setiap perusahaan spa harus mampu menciptakan konsumen yang tidak hanya puas, namun dapat menjadikan konsumen datang kembali serta merekomendasikan perusahaan kepada teman dan kerabatnya dan hal inilah yang disebut dengan behavioral intention. Behavioral Intention merupakan intensi atau niat berperilaku konsumen salah satunya menyangkut repurchase intention dan perilaku word-of-mouth (giving recommendation). Repurchase terjadi pada saat konsumen membeli kembali produk atau jasa pada perusahaan yang sama untuk untuk kedua kalinya atau lebih, dan alasan utama untuk membeli lagi dipicu oleh pengalaman pelanggan terhadap produk atau jasa. Gambar 1.1 berikut merupakan hasil pra penelitian tentang jumlah intensitas kunjungan konsumen di Kembang Spa (kuesioner terlampir). Sumber : Pra penelitian, Maret 2013 GAMBAR 1.1

9 INTENSITAS JUMLAH KUNJUNGAN KEMBANG SPA BANDUNG Gambar 1.1 di atas menunjukkan hasil pra penelitian mengenai intensitas kunjungan konsumen di Kembang Spa. Pra penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013 dengan jumlah 75 orang yang berkunjung ke Kembang Spa. Berdasarkan hasil survei dapat dilihat bahwa jumlah konsumen yang pernah melakukan pembelian ulang lebih dari satu kali berjumlah 17 orang, sementara yang sudah melakukan kunjungan lebih dari dua kali hanya 8 orang, dan sisanya adalah konsumen yang baru melakukan kunjungan pertama kali. Dapat dilihat bahwa pembelian dan kunjungan ulang konsumen masih sangat rendah hanya 11 persen dari 100 persen jumlah pengunjung Kembang Spa, kebanyakan konsumen yang datang adalah konsumen yang memang pertama kali datang ke Kembang Spa. Sementara perilaku word-of-mouth atau giving recommendation merupakan salah satu elemen penting dalam perusahaan untuk mengetahui pendapat mereka tentang jasa dan produk yang digunakan. Word-of-mouth jelas sangat menguntungkan karena dengan terciptanya perilaku tersebut, dengan sendirinya konsumen yang datang akan merekomendasikan Kembang Spa kepada orang lain dengan sukarela tanpa harus dibayar oleh perusahaan. Dan berikut Gambar 1.2 adalah survei mengenai sumber informasi yang didapatkan konsumen terhadap Kembang Spa.

10 19% 13% Media Iklan/Promosi Internet 45% 23% Itinerary Tour Rekomendasi Teman/Keluarga Sumber :Pra Penelitian, Maret 2013 GAMBAR 1.2 SUMBER INFORMASI PENGUNJUNG KEMBANG SPA BANDUNG Gambar 1.2 di atas dapat dilihat sumber informasi yang diperoleh konsumen mengenai sumber informasi konsumen yang berkunjung ke Kembang Spa. Sebanyak 10 orang atau 13 persen konsumen mendapatkan informasi tentang Kembang Spa melalui media iklan seperti, brosur, banner, dan kupon voucher, kemudian 23 persen konsumen mendapatkan informasi melalui fasilitas media sosial dan search engine di internet yang terhubung pada situs jejaring sosial dan blog di internet yang berisi informasi tentang Kembang Spa, dan 45 persen konsumen mandapatkan informasi melalui itenarary tour & travel yang mereka gunakan. Sumber informasi melalui teman dan keluarga sebesar 19 persen. Hal tersebut tentu menjelaskan bahwa rekomendasi dari konsumen Kembang Spa masih rendah. Menurut Sales & Marketing Kembang Spa, motivasi tamu yang berkunjung ke Kembang Spa adalah untuk mencari ketenangan dan untuk merilekskan tubuh dan pikiran, serta ingin merasakan suasana spa tradisional yang berasal dari suara, wangi, serta teknik dan gerakan spa. Para tamu yang berkunjung kembali juga mengatakan bahwa niat mereka untuk berkunjung ke

11 Kembang Spa ialah menenangkan jiwa dan raga dari penatnya rutinitas seharihari, yang secara mudah dapat didapatkan, karena lokasinya yang mudah dijangkau dan pelayanannya yang ramah. Namun di era sekarang, dengan adanya perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi, telah mendorong dunia semakin horizontal. Komunikasi antara konsumen tidak lagi dapat dibatasi dan berlangsung secara real-time. Kualitas pelayanan pun harus bisa mengikuti zaman, konsep service tidak lagi mencukupi. Service yang berorientasi pada kepuasan pelanggan tidaklah cukup. Pelanggan pun tidak bisa dipahami hanya dengan aturan dan layanan saja. Jauh lebih dalam, pemasar harus bisa memahami apa yang menjadi anxiety dan desire mereka. Sebab itu, layanan membutuhkan dua hal, yakni konsistensi sekaligus fleksibilitas. Service dalam era ini disebut dengan Service with character (Hermawan Kartajaya,2010:199). Pelayanan yang menjiwai karakter perusahaan merupakan suatu elemen penting dalam membangun keberhasilan perusahaan. Pelayanan yang menjiwai karakter berfokus bukan terhadap permintaan konsumen, tetapi berfokus terhadap kebutuhan konsumen. Dan dalam pelaksanaanya perusahaan berfokus untuk memberikan pelayanan yang paling relevan dengan kebutuhan dan hasrat konsumen, yang menjadikan konsumen benar-benar merasa terbantu oleh perusahaan. Dan ini lah yang disebut dengan Service Quality with Character. Terdapat 6 Pillars of Character untuk mendiskripsikan apa itu karakter, yaitu trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring, dan citizenship

12 yang dikembangkan menjadi 18 prinsip Service Quality with Character dan implementasinya di Kembang Spa yang dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut. TABEL 1.6 IMPLEMENTASI SERVICE QUALITY WITH CHARACTER KEMBANG SPA BANDUNG Dimensi Character Trustworthiness Respect Responsibility Fairness Caring Citizenship Prinsip Service Quality with Character - Honest in Service - Serve in the right way and consistently - Serve with commitment - Make customer as a friend - Show Sincerity to customer - Create experiences and involve customers - Service script in natural way - Prevents service failure - Always ready to serve and make things done - Allow customer to know what they should know - Never let customers down - Avoid personal biases in serving customers - Show kindness in every service touch point - Consider customer s hidden needs in all service processes - Know what customer feels is good, able to serve it is great - Implement service ethically, live company s values - Spread the caring spirit to society - Encourage customers to be more environmental conscious Sumber :Sales & Merketing Kembang Spa, 2013 Implementasi Service Quality with Character di Kembang Spa Mengajarkan sikap jujur kepada terapis Menerapkan sistem harga yang transparan. Memberikan layanan sesuai dengan komitmen Kembang Spa sebagai Wellness Destination Spa. Memahami kebutuhan konsumen akan perawatan spa yang tepat. Memberikan pelayanan ramah dan sepenuh hati. Memberikan pelayanan khas Indonesia namun tetap beradaptasi dengan konsumen mancanegara. Terbuka dalam memberitahu produk dan teknik yang dipakai. Memonitor kondisi dan kesiapan karyawan/terapis. Menyebarkan keramahan dalam setiap diri terapis serta memberikan batasan yang jelas dalam memberikan pelayanan. Menjaga budaya dan memegang teguh etika perusahaan. Dengan menggunakan bahan dan produk natural dan aman bagi lingkungan. Kembang Spa secara tidak langsung mengajak konsumen mencintai alam. Tabel 1.6 di atas dapat dilihat apabila Kembang Spa memiliki keenam pilar Service Quality with Character tersebut dengan baik dan tepat dengan

13 harapan bahwa keenam pilar utama tersebut dapat menciptakan Customer Behavioral Intention terhadap Kembang Spa, yang kelak akan terus mampu bersaing dan menciptakan rekomendasi yang dilakukan konsumen sehingga akan tercipta loyalitas konsumen. Oleh sebab itu, penulis memilih untuk mengkaji penelitian mengenai Pengaruh Service Quality with Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer Behavioral Intention Di Kembang Spa (Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa ). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana Service Quality with Character yang terdiri dari trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring dan citizenship. 2. Bagaimana Customer Behavioral Intention di Kembang Spa. 3. Seberapa besar pengaruh Service Quality with Character terhadap Customer Behavioral Intention Kembang Spa secara parsial dan simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai: 1. Service Quality with Character yang terdiri dari trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring, dan citizenship. 2. Customer Behavioral Intention Kembang Spa.

14 3. Pengaruh Service Quality with Character terhadap Customer Behavioral Intention Kembang Spa secara parsial dan simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan teoritis: Secara teoritis, hasil penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan ilmu pemasaran pariwisata dan memberikan nilai tambah pengetahuan dan wawasan terutama dalam insutri spa dengan mengkaji pemahaman mengenai Service Quality with Character maupun Customer Behavioral Intention di Kembang Spa. 2. Kegunaan praktis: Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak industri spa khususnya bagi Kembang Spa dalam membangun dan menjaga karakter pelayanan. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi strategi yang sebaiknya perlu diprioritaskan, ditambahkan, ataupun diganti untuk dapat meningkatkan kunjungan konsumen dalam upaya membangun loyalitas dan rekomendasi komsumen.