BAB I PENDAHULUAN. Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lina Nurliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat cenderung memasuki era globalisasi. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moralnya dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran dan juga melengkapi fasilitas pendukung kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam mempelajari, menggunakan dan sedapat mungkin menciptakan semuanya (Imam Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan definisi pendidikan dari Departemen Pendidikan Nasional tersebut, nampak bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk menghasilkan manusia terdidik yang dewasa secara intelektual, moral serta berkepribadian. Proses pembelajaran dalam menghasilkan peserta didik yang dewasa menekankan pada perubahan sikap, pengembangan ilmu pengetahuan, dan penerapan atas nilai-nilai kebudayaan yang berperan strategis dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Lembaga pendidikan yang bersifat formal merupakan tempat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat dalam membina generasi penerus di masa depan. Proses pembinaan tersebut, dilakukan melalui interaksi belajar mengajar antara guru dengan peserta didik. Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di lingkungan formal tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan 1

nonformal. Belajar di lingkungan formal atau sekolah pada umumnya berlangsung di dalam kelas atau pada ruangan yang tertutup. Pada kegiatan ini, berbagai alat peraga atau media-media pembelajaran yang dibawa ke dalam kelas berfungsi untuk menunjang proses belajar mengajar. Namun banyak hal yang mungkin tidak dapat dibawa masuk ke dalam ruangan sehingga hal ini akan menghambat jalannya proses belajar mengajar, dalam hal ini kelaslah yang dibawa keluar guna meneliti dan mengamatinya secara langsung (Engkoswara, 1984:54). Dalam dunia pendidikan, para peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran harus menempuh kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas maupun luar kelas. Pembelajaran di ruang terbuka atau lingkungan luar akan menambah dan memperluas pengalaman atau minat peserta didik selain itu para peserta didik dilatih memperkaya pengajaran yang diberikan saat proses pembelajaran berlangsung (Engkoswara, 1984:55). Kegiatan pembelajaran akan terealisasi dengan baik dengan adanya media pendidikan yang mendukung. Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah (Oemar Hamalik 1980:11). Media pendidikan mencakup berbagai metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran (Oemar Hamalik, 1980:23). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa melalui media pendidikan peserta didik akan lebih mudah memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Guru dalam menentukan media pendidikan tidak lepas dari materi yang akan diajarkan. Dalam memilih media pendidikan guru harus melihat sumber 2

belajar yang ada. Oleh karena itu, media yang digunakan tidak lepas dengan pemilihan sumber belajar. Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang saling berinteraksi dalam dunia pendidikan. Sumber belajar adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan (Suyatno Kartodirdjo, dkk, 2006:36). Sumber belajar dalam proses pembelajaran dapat berupa perangkat lunak maupun perangkat keras. Sumber belajar bertujuan agar peserta didik agar dapat belajar secara efektif dan efisien. Tercapainya tujuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah mutu dan jumlah sumber belajar yang digunakan, lingkungan sebagai tempat belajar siswa, kemampuan siswa dalam belajar, dan peran orangtua maupun masyarakat (Arief Sukadi Sadiman, dkk, 1988:2). Seorang pendidik mengupayakan agar setiap peserta didik dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Sumber belajar dapat dirancang dan juga terdapat sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung, diantaranya yaitu bangunan atau peninggalan bersejarah dan berbagai peristiwa sejarah yang disajikan dalam bentuk diorama. Diorama merupakan salah satu media sumber belajar yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Peserta didik akan dilatih untuk dapat belajar mandiri dengan membuka pikiran secara luas mengenai peristiwa sejarah. Berbagai diorama yang berhubungan dengan peristiwa sejarah banyak dijumpai di berbagai museum. Diorama yang terdapat di dalam museum dapat digunakan sebagai sumber sejarah yang efektif. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, materi sejarah di SMA juga dapat memanfaatkan diorama yang ada di museum. 3

Mengunjungi suatu museum adalah suatu kegiatan inovatif yang akan menambah pengalaman belajar secara langsung bagi peserta didik. Selain itu, bangunan bersejarah juga akan membantu peserta didik dalam memahami materi sejarah. Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu museum Nasional yang terletak di kota Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg menyimpan banyak diorama dan benda bersejarah yang sangat bermanfaat sebagai sumber belajar sejarah. Peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar sejarah melalui diorama-diorama tentang peristiwa sejarah yang ada di dalam Museum Benteng Vredeburg. Di museum Benteng Vredeburg ini tersimpan berbagai macam koleksi yang mempunyai nilai penting bagi catatan sejarah bangsa Indonesia. Koleksi tersebut berupa bangunan, koleksi replika, dan miniatur. Terdapat juga koleksi realia seperti mesin jahit yang menurut catatan sejarah digunakan untuk memperbaiki pakaian para prajurit. Selain itu, bangunan museum Benteng Vredeburg sendiri menyimpan banyak cerita sejarah (Djoko Marihandono, 2007:2). Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi saksi 4 jaman, yaitu masa kolonial Belanda, Inggris, Jepang hingga masa kemerdekaan (Suharjo, Agus Sulistya, 2011:32). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Museum Benteng Vredeburg sebagai sumber belajar sejarah di SMA. 4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan: Bagaimanakah Museum Benteng Vredeburg dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA kelas XI dan XII? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan Museum Benteng Vredeburg sebagai sumber belajar sejarah di SMA. 2. Mengetahui bagaimana Museum Benteng Vredeburg dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA khususnya kelas XI dan XII. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberi sumbangan bagi dunia pendidikan dan pengajaran khusunya pendidikan sejarah di SMA. b. Memberi masukan kepada para guru-guru di SMA untuk mengenalkan Museum sebagai sumber belajar yang relevan. c. Bahan pertimbangan dalam menyusun progam pengajaran sejarah dengan mengkaitkan peninggalan-peninggalan sejarah khususnya museum. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman bagi dunia pendidikan guna memanfaatkan bangunan dan peninggalanpeninggalan bersejarah khususnya museum sebagai sumber belajar yang 5

dapat menunjang mutu pendidikan nasional, selain itu juga memberikan sumbangan kepada semua pihak dalam melestarikan dan memanfaatkan museum sebagai tempat yang bernilai historis. 6