I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long

DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) DENGAN MEKANISME SPECTRUM SENSING BERBASIS PENDETEKSIAN KANAL DAN BANDWIDTH UNTUK EFISIENSI SPEKTRUM

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Laboratorium Teknik Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

TINJAUAN PUSTAKA. Penulis [7] menggunakan mekanisme spectrum sensing berbasis deteksi energi,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 181/KEP/M.KOMINFO/12/ 2006 T E N T A N G

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambaha

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 4G LTE DAN WIMAX DI INDONESIA

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dimana spektrum frekuensi ini sudah di alokasikan dan terbatas. Terdapat dua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2011, No c. bahwa untuk dapat mendorong persaingan industri telekomunikasi yang sehat, mengembangkan inovasi teknologi informasi dan membuka pel


2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

2012, No BATASAN LEVEL EMISI SPEKTRUM (SPECTRUM EMISSION MASK) YANG WAJIB DIPENUHI OLEH PENYELENGGARA PCS1900

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DANINFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

Analisa InterferensiLong Term Evolution terhadap Wifipada FrekuensiUnlicensed

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 01/PER/M.KOMINFO/1/2006 TENTANG

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

ARSITEKTUR DAN KONSEP RADIO ACCESS

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION BERBASIS STANDAR TEKNOLOGI LONG-TERM EVOLUTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM

Kinerja Spectrum Sensing dengan Metode Matched Filter Detector pada Radio Kognitif

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Frekuensi merupakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan penggunaannya terbatas. Rentang frekuensi yang digunakan dalam dunia telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut dengan spektrum. Pada mekanisme Static Spectrum Access (SSA)[1], spektrum hanya akan ditempati oleh user baik digunakan untuk mengakses layanan ataupun tidak. Spektrum yang tidak digunakan oleh user untuk mengakses layanan dalam kondisi ON disebut spektrum idle. Saat ini, perkembangan teknologi dan spesifikasi sistem komunikasi seluler sangat pesat seiring bertambahnya permintaan layanan akses yang semakin cepat. The 3 rd Generation Partnership Project (3GPP) mengembangkan jaringan nirkabel Long Term Evolution (LTE) untuk memenuhi persyaratan International Telecommunication Union (ITU) melalui rekomendasi The International Mobile Telecommunication Advanced (IMT-Advanced). LTE menjanjikan kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan mendukung bandwidth yang besar yaitu mencapai 20 Mhz [2] dan 100 Mbps untuk akses bergerak [3]. LTE merupakan pengembangan dari Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) dan hanya mendukung layanan Internet Protocol (IP) sehingga membutuhkan core

2 network dan access network yang lebih sederhana. Acces network LTE hanya terdiri dari enodeb atau Base Station yang berfungsi untuk mengirimkan informasi ke user equipment (UE) dan saling terkoneksi antar enodeb sedangkan Core network LTE berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut Evolved Packet System (EPS). Peningkatan kebutuhan permintaan layanan (bandwidth) yang tinggi menyebabkan kebutuhan spektrum meningkat. Peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan alokasi spektrum yang ada karena mekanisme SSA meninggalkan adanya spektrum idle. Hal ini menimbulkan masalah berupa kelangkaan alokasi spektrum yang menyebabkan spektrum frekuensi menjadi hal yang sangat kritikal untuk diefisiensikan. Radio kognitif merupakan transceiver yang memiliki kemampuan mendeteksi kanal idle pada spektrum. Konsep radio kognitif ini membagi user menjadi dua kategori yaitu primary user (PU) dan secondary user (SU). Pembagian user ini berdasarkan prioritas penggunaan kanal, yaitu PU memiliki prioritas lebih tinggi dan ekslusif daripada SU. Dynamic Spectrum Access (DSA) bekerja berdasarkan prinsip radio kognitif dengan mengizinkan secondary user (SU) untuk secara otomatis mendeteksi spektrum yang bersifat idle. Kondisi idle ialah kondisi dimana PU tidak sedang mengakses layanan sehingga SU dapat mengaksesnya secara sementara [4]. Pada radio kognitif, perilaku yang harus dilakukan SU adalah mendeteksi dan menempati bagian spektrum mana yang tersedia, memilih kanal terbaik yang tersedia, dan mengosongkan kanal ketika keberadaan PU

3 terdeteksi [5]. Proses Spectrum sensing adalah langkah utama yang memungkinkan radio kognitif mencapai tujuan yaitu dapat memanfaatkan spectrum idle. Terdapat beberapa metode spectrum sensing pada DSA, seperti Matched Filter, Cyclostationary Feature, dan deteksi energi [6]. Pada tugas akhir ini, implementasi radio kognitif dengan menggunakan DSA fokus pada mekanisme spectrum sensing berdasarkan pendeteksian kanal dan bandwidth. Cara kerja mekanisme ini yaitu dengan mendeteksi kanal idle PU berdasarkan deteksi energi sehingga SU dapat menggunakan kanal idle tersebut sementara waktu. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Menentukan kanal spektrum yang bersifat idle dengan menggunakan spectrum sensing. 2. Menentukan prosedur sensing SU antar enodeb pada jaringan LTE. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatkan efisiensi spektrum melalui pemanfaatan kanal spektrum berlisensi yang idle untuk bisa digunakan oleh SU sementara waktu. 1.4 Rumusan Masalah Pada saat user baik SU maupun PU ingin mendapatkan layanan maka user akan melakukan proses sensing. Pada radio kognitif, SU hanya dapat mengakses

4 layanan apabila terdapat kanal yang idle sedangkan PU mempunyai hak khusus untuk menggunakan kanal secara ekslusif. Radio kognitif mengizinkan SU untuk dapat memanfaatkan kanal idle secara sementara sehingga dapat mengefisiensikan penggunaan spektrum dengan kanal idle tersebut. Pada penggunaan mekanisme ini maka permasalahan yang harus diperhitungkan adalah bagaimana SU dapat menentukan kanal yang idle tersebut dan bagaimana SU melakukan prosedur sensing untuk berkoordinasi antar enodeb. Hal-hal tersebut menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian tugas akhir ini. 1.5 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasi, maka dalam penelitian tugas akhir ini permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Spektrum yang akan di-sensing merupakan spektrum berlisensi yang bersifat idle. 2. Bandwidth yang diperhitungkan sebesar 1,4 MHz, 3 Mhz, dan 5 Mhz. 3. Mekanisme spectrum sensing terkoordinasi dibatasi hanya pada 3 (tiga) enodeb. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Memuat latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang penjelasan-penjelasan yang mendukung tujuan penelitian yang akan dibahas, yaitu tentang radio kognitif, spectrum sensing, kategori kanal LTE dan jaringan LTE. BAB III. METODE PENELITIAN Berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan guna menunjang penelitian ini, yaitu waktu dan tempat penelitian serta tahapan penelitian yang akan dilaksanakan. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi hasil dari penelitian yang telah dilakukan disertai dengan analisis pembahasan. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Memuat kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran agar menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.