HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMK PGRI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK. Di SD Muhammadiyah Ponorogo

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

KATEGORI BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI RUKOH BANDA ACEH

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

The Relations between Bullies and Academic Achievement in Adolescents Aged Years in Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I. Pendahuluan. I.A Latar Belakang. Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan. dari masa anak-anak ke masa dewasa.

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

BAB II TINJUAN PUSTAKA

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN BULLYING DI SMP NEGERI 15 PADANG JURNAL PUTRI PURNAMA NAZLY NPM:

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai-nilai keagamaan yang diajarkan, di pesantren bertujuan membentuk

KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS

BAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS 5 DAN 6 DI SD SRIWEDARI O2 KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING NASKAH PUBLIKASI

KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO. Siti Indatul Laili Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

HUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI SMPN 3 PRABUMULIH. Risky Amandita Putri Arie Kusumaningrum Sri Maryatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

Pengembangan Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Sosiodrama untuk Mengatasi Perilaku Bullying

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI SMK PGRI SEMARANG Manuscript Oleh : Ahamad Nur Fajrin G2A009005 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013

PERNYATAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Bullying Pada RemajaDi SMK PGRI Semarang Telah diperiksa dan disetujuai untuk dipublikasikan Semarang, Oktober 2013 Pembimbing I Ns. Desi Ariyana Rahayu, M.Kep Pembimbing II Dr. Tri Hartiti, SKM, M.Kes

Hubungan antara tingkat pengetauan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang Ahmad Nur Fajrin¹, Desi Ariyana Rahayu², Tri Hartiti³ ¹Mahasiswa Protudi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS ²Dosen Keperawatan Jiwa UNIMUS ³Dosen Manajemen Keperawatan UNIMUS Abstrak Latar Belakang: Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri sendiri.penelitian yang dilakukan oleh SEJIWA (2008) tentang kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang. Metode: Penelitian kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis studi korelasional. Pendekatan yang digunakan cross-sectional Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Jumlah responden 75 siswa terdiri dari kelas XI berjumlah 35 siswa dan kelas XII berjumlah 40 siswa. Data diolah secara statistik menggunakan rumus Rank Spearman. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 75 responden menyatakan tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0% dengan P value = 0,001 (p <0,05). Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Perilaku Bullying, Remaja

Abstrak Backround : Bullying is aggressive behavior that is intentional happens repeatedly to attack a target or victim of a weak, easily insulted and could not defend himself. Study by SEJIWA (2008) about the bullying violence in the three big cities in Indonesia, Yogyakarta, Surabaya, and Jakarta recorded occurrence level of violence was 67.9% at the level of Senior High School and 66.1% at the level of junior High School. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge with bullying behaviors adolescents in SMK PGRI Semarang. Method : Quantitative research, the research design used was descriptive correlational study type. The approach used cross-sectional sampling technique is simple random sampling. Number of respondents consisted of 75 students of class XI students totaled 35 and totaled 40 XII class students. The data were processed statistically using Spearman Rank formula. Result : Based on the findings of the 75 respondents expressed a low level of knowledge about bullying as much as 1.3%, the level of knowledge are as much as 54.7% and a high level of knowledge as much as 44.0%. Of 75 respondents, respondents which have never done as much as 0% bullying behavior, respondents which rarely do as much bullying behavior and 60.0% of respondents who frequent bullying behavior as much as 40.0% with a P value = 0.001 (p <0.05) Conclusion : There is a relationship between the level of knowledge with bullying behavior Key word : level of Knowledge, Bullying Behavior, Adolescent

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini terdapat risiko tinggi terjadinya kenakalan dan kekerasan pada remaja baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dari tindakan kekerasan. Perkembangan psikososial remaja merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Hal ini didasari oleh masalah yang banyak dialami remaja yang disebabkan oleh hubungan sosialnya di sekolah salah satunya adalah bullying (Djuwita, 2006 ). Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (SEJIWA, 2008). Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan (Wicaksana, 2008). Korban bullying memiliki karakteristik mudah merasa takut, tidak menyukai dirinya sendiri dan cenderung berdiam diri di rumah setelah pulang dari sekolah. Bullying juga memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan, minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya. Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Dampak yang mengarah ke akademi meliputi terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti

insiden 10 yang terjadi di IPDN dari rentan tahun 1993 sampai 2009, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian pada korban bullying (Berthold dan Hoover, 2000) Penelitian yang dilakukan oleh SEJIWA (2008) tentang kekerasan bullying di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 66,1% di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kekerasan yang dilakukan sesama siswa tercatat sebesar 41,2% untuk tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA dengan kategori tertinggi kekerasan psikologis berupa pengucilan. Peringkat kedua ditempati kekerasan verbal (mengejek) dan kekerasan fisik (memukul). Gambaran kekerasan di SMP di tiga kota besar yaitu Yogya: 77,5% (mengakui ada kekerasan) dan 22,5% (mengakui tidak ada kekerasan); Surabaya: 59,8% (ada kekerasan); Jakarta:61,1% (ada kekerasan) (Wiyani, 2012). Berdasarkan riset yang dilakukan Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (2009) diketahui dari 180 orang remaja di Kabupaten Kudus 94 % menyatakan pernah melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap orang lain. Tindakan tidak menyenangkan yang paling sering dilakukan adalah mengejek dan memberi julukan. Sasaran atau kepada siapa tindakan tidak menyenangkan tersebut dilakukan adalah 50 % kepada teman sekelas, 16 % adik kelas, 14 % kepada anak dari sekolah lain, 7 % kepada kakak kelas, 5 % kepada guru dan 8 % lain-lain (Mahardayani & Ahyani, 2009) Penelitian Sari (2011) yang mengkaji hubungan antara konformitas kelompok teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa SMK X Jakarta Barat menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup dan signifikan antara konformitas kelompok teman sebaya dan perilaku bullying pada siswa SMK X Jakarta Barat. Artinya semakin tinggi konformitas kelompok teman sebaya yaitu perubahan tingkah laku positif maupun negatif yang dilakukan oleh individu agar sesuai dengan norma suatu kelompoknya, maka semakin sering perilaku bullying dilakukan. Semakin rendah konformitas kelompok teman sebaya, maka semakin jarang perilaku bullying dilakukan pada siswa SMK X Jakarta Barat. Sebaliknya semakin sering perilaku bullying, maka semakin

tinggi konformitas kelompok teman sebaya. Semakin jarang perilaku bullying maka semakin rendah konformitas kelompok teman sebaya pada siswa SMK X Jakarta Barat. Studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMK PGRI SEMARANG diperoleh data dari wawancara pada 10 siswa, 8 diantaranya mengatakan tidak mengerti tentang perilaku bullying, 6 siswa pernah melakukan perilaku bullying secara verbal tetapi tidak sampai terjadi perkelahian dan 1 siswa pernah melakukan perilaku bullying secara verbal hingga terjadi perkelahian. Menurut guru BK di SMK PGRI Semarang jenis perilaku bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah ini yaitu secara verbal tetapi tidak sampai terjadi perkelahian. METODE Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis studi korelasional. Pendekatan yang digunakan cross-sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabelvariabel yang termasuk faktor risiko dan variabel - variabel yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMK PGRI Semarang dengan jumlah sebanyak 75 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2013. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari tiga jenis kuesioner, yaitu : a. Kuesioner tentang data demografi remaja digunakan untuk mengetaui data data seperti umur, jenis kelamin, kelas. b. Kuisioner 1 Berkaitan dengan Tingkat pengetahuan, yang berisi 16 pernyataan Favourable dengan bentuk jawaban Ya dan Tidak, untuk skor Ya adalah 1, Tidak adalah 0, sedangkan Unfavourable untuk skor Ya adalah 0, Tidak adalah 1.

c. Kuisioner 2 Berisi tentang perilaku bullying, terdiri dari 16 item pertanyaan dalam bentuk pernyataan Favourable dengan bentuk pilihan yaitu tiga alternatif Tidak Pernah, Jarang, dan Sering, untuk skor Tidak Pernah adalah 1, Jarang adalah 2, Sering adalah 3. Sedangkan pernyataan Unfavourable untuk skor Tidak Pernah adalah 3, Jarang adalah 2, Sering adalah 1. Untuk mengetahui hubungan data berdistribusi tidak normal antara dua variabel numerik, dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik dengan teknik korelasi Rank Spearman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Variabel Variabel Tingkat Pengetahuan - Rendah - Sedang - Tinggi Perilaku Bullying - Tidak pernah melakukan - Jarang melakukan - Sering melakukan Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Bullying pada siswa SMK PGRI Semarang (n= 75) Frekuensi (f) 1 41 33 0 45 30 Prosentase (%) 1,3 54,7 44,0 0 60,0 40,0 Total 75 100 ( Me ± SD ) Minimum Maximum (10.67 ± 2.517) 5 15 (31.13 ± 4.031) 20 38

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan umur di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) ( Me ± SD ) Minimum Maximum Umur (16.69 ± 0.854) 15 19 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) Karakteristik responden Frekuensi (f) Prosentase (%) Jenis kelamin : a. Laki laki 4 5,3 b. Perempuan 71 94,7 Total 75 100 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas di SMK PGRI Semarang bulan september 2013 (n=75) Kelas : a. XI b. XII Karakteristik responden Frekuensi (f) Prosentase (%) 35 40 46,7 53,3 Total 75 100 Dari data diatas untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: dari 75 responden menyatakan tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Dan dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Menurut Notoatmodjo, (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Dalam hal ini berarti sejauh mana siswa siswi SMK PGRI Semarang memahami perilaku bullying. Semakin baik tingkat pengetahuan remaja tentang bullying maka akan dapat meminimalkan atau menghilangkan perilaku bullying (Kholilah, 2012). Berdasarkan hasil dari 75 responden, responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Penelitian menunjukkan bahwa responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. Yaitu bullying verbal antara lain : membentak, meledek, mencela, memaki - maki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah. Sedangkan yang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dengan kategori jarang melakukan perilaku bullying. Yaitu Indirect bullying meliputi agresi relasional, dimana bahaya yang ditimbulkan oleh pelaku bullying dengan cara menghancurkan hubungan - hubungan yang dimiliki oleh korban, termasuk upaya pengucilan, menyebarkan gosip, dan meminta pujian atau suatu tindakan tertentu dari kompensasi persahabatan. Selain itu Cyberbullying yang melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seperti e-mail, telepon seluler dan peger, sms, website pribadi yang menghancurkan reputasi seseorang, survei di website pribadi ( Facebook dan Twitter ). B. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Bullying Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying didapatkan nilai p value sebesar 0.001 dengan nilai (r) = - 0.378. Berdasarkan dari uji tersebut diketahui ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel perilaku bullying, hasil tersebut dapat

dilihat dari p value 0,001 lebih kecil dari 0,05 (< 0,05). Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negatif diantara variabel X dan variabel Y dimana nilai nilai besar dari variabel X berhubungan dengan nilai nilai kecil variabel Y, sedangkan nilai nilai kecil variabel X berhubungan dengan nilai nilai besar variabel Y. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara variabel bebas dengan variabel terikat Hasil tersebut mempunyai arti bahwa terdapat korelasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang diperoleh siswa mempengaruhi perilaku bullying. Semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja tentang bullying, maka semakin rendah tingkat kejadian bullying, sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan remaja tentang bullying, maka semakin tinggi tingkat kejadian bullying. Tabel 4.5 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang 2013 (n=75) Variabel Bebas Variabel Terikat r p value Tingkat pengetahuan Perilaku bullying -0.378 0.001 Diagram 4.6 Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan variabel perilaku bullying pada remaja Di SMK PGRI Semarang 2013 (n=75)

Hasil penelitian yang didapat sebagian besar siswa - siswi menganggap bahwa pemahaman tentang perilaku bullying lebih kepada hal - hal yang berbau kekerasan, terlebih terhadap tindakan yang menyakiti secara fisik, sementara menggunakan nama julukan yang buruk, kata - kata kasar dalam bergaul dianggap sebagai candaan dan salah satu cara agar mental anak menjadi kuat. Siswa - siswi menganggap bahwa mengejek, menjuluki nama yang tidak baik terhadap teman merupakan cara bercanda, mengakrabkan diri dan menguatkan mental bagi mereka. Menurut Sejiwa (2008) mengatakan bahwa bullying terjadi ketika 3 karakter bertemu di satu tempat, yaitu pelaku, korban, dan penonton. Temuan di lapangan mendukung pernyataan tersebut, karena di saat siswa - siswi melontarkan candaan dengan mengejek temannya, sebagai contoh saat di dalam kelas saat salah seorang siswa salah dalam menjawab pertanyaan dari gurunya, siswa yang lain justru memberi penguatan dengan mengejek atau mentertawakannya dengan keras, bahkan guru kadang hanya bersikap diam atau justru malah ikut tertawa. Jika guru memahami efek dari bullying secara verbal tersebut, dan tidak menganggapnya sebagai candaan biasa dan bersikap tegas terhadap siswa yang mengejek temannya, maka perilaku seperti itu tidak akan terjadi secara berulang-ulang. Hal tersebut di perjelas oleh teori menurut Diana (2007) menjelaskan tentang sumber perilaku bullying atau agresi adalah belajar atau pengaruh lingkungan sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan dan penelitian serta teori yang diajukan oleh ahli psikologi yang menyatakan bahwa agresivitas manusia semata-mata adalah hasil belajar dari lingkungan sosialnya. Sehingga lingkungan sekolah secara langsung maupun tidak langsung akan memberi pengaruh terhadap seluruh warga sekolahnya, memberi kesempatan pada siswa - siswi untuk belajar menangkap apa yang ada di sekitarnya. Penelitian terdahulu dan terkait dengan perilaku bullying dilakukan oleh Pinkan Margaretha Indira, S.Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tahun 2010 dengan judul Study Diskriptif Tentang Bullying Pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Salatiga. Penelitian menggunakan metode mixed method research dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner, paduan diskusi dalam

focus group untuk siswa dan guru, panduan wawancara untuk guru, dan panduan observasi. Sampel sebanyak 593 siswa SMA dan SMK kelas X dan XI beserta 75 guru yang berasal dari 10 SMA dan SMK di Salatiga yang di dapat dari undian acak dari seluruh SMA dan SMK yang berada di Salatiga. Hasil penelitian didapat sebagian besar siswa dan guru belum memahami mengenai perilaku bullying, lebih mengenal perilaku kekerasan yang mengarah pada kekerasan fisik. Perilaku yang termasuk dalam sosial bullying dianggap sebagai candaan yang wajar. Bullying psikis dan fisik terjadi, dengan frekuensi bullying psikis lebih besar. Tindakan bullying paling sering terjadi di ruang kelas, tempat nongkrong di luar sekolah, di kantin sekolah. Konteks terjadinya ketika jam pelajaran kosong, jam istirahat, setelah pulang sekolah, atau tidak adanya kontrol dari para guru. Tata tertib yang dibuat lebih untuk mencegah perilaku bullying fisik dibanding bullying psikis. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik umur responden di SMK PGRI Semarang tahun 2013 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata - rata usia responden adalah 16.69 tahun, dengan umur termuda 15 tahun dan umur tertua 19 tahun, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh adalah laki - laki sebanyak 4 responden dengan persentase 5,3 %, dan perempuan sebanyak 71 responden dengan persentase sebanyak 94,7% dan karakteristik responden berdasarkan kelas didapatkan responden yang berasal dari kelas XI adalah terdiri dari 35 anak dengan jumlah persentase 46,7 %, dan kelas XII terdiri dari 40 anak dengan jumlah persentase sebanyak 53,3 %. 2. Tingkat pengetahuan rendah tentang bullying sebanyak 1,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 54,7% dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 44,0%. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung dari ingatan seseorang pada saat menjawab pertanyaan peneliti dalam pengisian kuesioner.

3. Responden yang tidak pernah melakukan perilaku bullying sebanyak 0%, responden yang jarang melakukan perilaku bullying sebanyak 60,0% dan responden yang sering melakukan perilaku bullying sebanyak 40,0%. 4. Perilaku bullying yang sering terjadi di SMK PGRI Semarang adalah perilaku bullying secara verbal, antara lain : membentak, meledek, mencela, memaki - maki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan didepan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah. 5. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang dengan hasil uji korelasi nilai p value sebesar 0.001 dengan nilai (r) = - 0.378. DAFTAR PUSTAKA Al-Migwar. (2006). Psikologi remaja. Bandung : CV Pustaka Setia Ardianti, C. (2009). Identifikasi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Bullying. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Ardiansyah, A.A dan Guaniarti, U. (2009).Faktor Faktor yang Mempengaruhi Bullying Pada Remaja. Naskah Publikasi.Yogyakarta: UII. Ariesto, A. (2009). Pelaksanaan Program Antibullying Teacher Empowerment. Skripsi : Jakarta. UI. Tidak Dipublikasikan Artuti, V. (2002). Dampak Psikologis Perceraian Pada Perempuan Di Kelurahan Tanjung Mas Semarang. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Bahiyatun. (2010). Buku ajar bidan psikologi ibu dan anak. Jakarta : EGC. Bauman, S. (2008). The Role of Elementary School Counselors in Redusing School Bullying, the Elemantary School Journal vol.108.

Berthold, K. A. and Hoover, J. H. (2000). Collerates of Bullying and Victimization Among Intermediate Student in the Midwestern USA. Sage Publication Volume 21, No. 1. Black, S.A & Jackson, E. (2007). Using bullying incident density to evaluate the olweus bullying prevention programme. School psychology international, 28. Coloroso, B. (2004). Penindas, Tertindas dan Penonton. Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Pra sekolah hingga SMU. Alih bahasa: Santi Indra Astuti. Jakarta: Serambi. Dahlan, S. (2004). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT.Arkans. Djati, M. N. S. (2008). Hubungan Antara Bullying Dengan Depresi Pada Siswa SMA. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Soegijarpranata. Tidak Dipublikasikan Djuwita, R. (2006). Kekerasan Tersembunyi Di Sekolah : Aspek - Aspek Psikososial Dari Bullying. Makalah Dalam Workshop Bullying : Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia. Jakarta. Elliot, M. (2005). Wise Guides Bullying. New York: Hodder Children s Books. Fiftina, A. F. (2012). Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Asertif Pada Siswa SMA Korban Bullying. Skripsi : Universitas Gunadarma. Tidak Dipublikasikan Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan edisikelima. Jakarta : Erlangga. Kholilah, M. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bullying Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas XI Di SMA Semen Gresik. Skripsi : Stikes Yarsis. Tidak Dipublikasikan Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Laila, M. (2008). Hubungan Konformitas Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri SMA N 112 Jakarta. Skripsi :. Jakarta : Universitas Esa Unggul Psikologi. Tidak Dipublikasikan Mahardayani. I.H dan Ahyani L.N.(2009). Identifikasi Perilaku Bullying Pada Remaja Di Kabupaten Kudus. Skripsi : Universitas Muria Kudus. Tidak Dipublikasikan

Mudjijanti, F. (2011). School Bullying dan Peran Guru Dalam Mengatasinya. Naskah Krida Rakyat. Madiun.: Universitas Katolik Widya Mandala. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rienekacipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tidak Dipublikasikan Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan.Yogjakarta: Mitra Cendikia Press. Sari, F. K. (2011). Hubungan Antara Konformitas Kelompok Teman Sebaya Dan Perilaku Bullying Pada Siswa SMK X Jakarta Barat. Skripsi : Universitas Esa Unggul Jakarta. Tidak Dipublikasikan Sarwono W Sarlito. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sastroasmoro, S. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kliinis Edisi ke3. Jakarta: Sagung Seto. SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). (2008). Mengatasi kekerasan dari sekolah dan lingkungan anak. Jakarta: Grasindo. Sonya, L. M. (2008). Dampak Psikologi Perceraian Orang Tua Pada Remaja Putri. Skripsi : Semarang : Universitas Katolik Suegijapranata. Tidak Dipublikasikan Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Susanto, D. W. (2010). Fenomena korban perilaku bullying pada remaja Dalam dunia pendidikan. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata:Semarang. Tidak Dipublikasikan Susilowati. (2008). Kekerasan pada Siswa di Sekolah. Jakarta. Tim Yayasan Semai Jiwa Amini SEJIWA. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT Grasindo. Wawan, A dandewi M. (2010).Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: NuhaMedika.

Wicaksana, I. (2008). Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa.Yogjakarta: Kanisius. Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.