PENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

BENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penanaman modal juga harus sejalan dengan perubahan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar

FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEBAGAI LEMBAGA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

HAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

ANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

Oleh. Kadek Tegar Wacika. Ni Nengah Adiyaryani Program Kekhususan Hukum Penyelenggara Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Oleh: Riki Ardiansyah A.A Ketut Sukranatha Progam Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

PENANAMAN MODAL (INVESTASI) TERKAIT PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

KEDUDUKAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA SEBAGAI LEMBAGA PENGELOLA KEPEGAWAIAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH OLEH ORANG ASING BERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang tentu sedang giat-giatnya

ANALISIS PEMBERIAN INSENTIF KEPADA INVESTOR ASING MENURUT UU NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG SAHAM MINORITAS PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Oleh Ni Wayan Anggita Darmayoni I Gede Yusa. Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

NILAI-NILAI POSITIF DAN AKIBAT HUKUM DISSENTING OPINION DALAM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

PENGATURAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A BAGI PELAKU USAHA TOKO MODERN MINIMARKET

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN IJAZAH

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM BAGI PENANAM MODAL ASING YANG MELAKUKAN PELANGGARAN KONTRAK DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA

HAK WARGA NEGARA ASING ATAS PENGUASAAN TANAH DI INDONESIA. Oleh : Vina Jayanti I Nyoman Wita. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

SIFAT PEMBUKTIAN SERTIFIKAT SEBAGAI TANDA BUKTI HAK BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DALAM FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTANGGUNGJAWABAN MANAJER INVESTASI TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN TERHADAP INVESTOR REKSA DANA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI DENPASAR

Oleh Agus Gede Santika Subawa Ni Nyoman Mas Aryani Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA DALAM PERJANJIAN WARALABA YANG DAPAT MENIMBULKAN PRAKTIK MONOPOLI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI

LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUSEN ATAS PENYEBARAN DVD BAJAKAN DI INDONESIA (DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA)

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

DAFTAR PUSTAKA. Aminudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

PENGATURAN MENGENAI PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG YANG TIDAK KAWIN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

RELEVANSI KESEPAKATAN PAKET BALI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP IKLAN YANG TIDAK MENGINFORMASIKAN BAHWA HARGA YANG DISAMPAIKAN DALAM IKLAN BELUM DITAMBAH DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK ( CLASS ACTIONS

PERATURAN DAERAH JAMBI DALAM LINGKUP PERATURAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DI INDONESIA. Oleh : Lili Naili Hidayah 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA MONEY CHANGER PT. DINAR ARTHA KENCANA DI UBUD BALI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH

Oleh Megawati Purnama Sari wijaya I Nengah Suantra Made Nurmawati Bagian Hukum Penyelenggaraan Negara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

(The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25 of 2007 regarding the Investment)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

Poerwadarminta W.J.S, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h.741.

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA DATA BASE. Oleh : Yeanis Nebula Ricisandhy. Ni Ketut Supasti Darmawan. Ida Ayu Sukihana

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

AKIBAT HUKUM DARI CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG DALAM KEGIATAN TRANSAKSI BARANG BEKAS

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PRINSIP NON DISKRIMINASI DALAM UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL BAGI PERLINDUNGAN KEPENTINGAN NASIONAL JURNAL HUKUM

BAGIAN HUKUM PEMERINTAHAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA. Abstrak :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL ASING. 2.1 Pengertian Penanaman Modal dan Penanaman Modal Asing

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN MEREK YANG TELAH TERDAFTAR OLEH PEMEGANG MEREK MENURUT UNDANG UNDANG NO 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK ABSTRACT

Transkripsi:

PENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh Nyoman Arif Budiman Ni Nengah Adiyaryani Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana Abstrak: Dalam bidang usaha penanaman modal/investasi ada tiga jenis bidang usaha yaitu bidang usaha terbuka, tertutup dan usaha terbuka dengan persyaratan. Permasalahan yang diangkat yakni Pengaturan Berinvestasi Alat Peledak Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis normatif, yakni melalui pendekatan perundang-undangan. Dasar hukum penanaman modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UU No25 Tahun 2007) Pasal 12 ayat (2), yakni berinvestasi alat peledak dilarang ddilakukan oleh seluruh penanam modal/investor baik Penanam Modal Dalam Negeri dan Penanam Modal Asing dari berlakunya Undang-Undang Nomor25 Tahun2007. Hal ini didasarkan alat peledak tersebut merupakan termasuk dalam golong Daftar Negatif Investasi (DNI) dalam kategori Bidang Usaha yang Tertutup bagi Penanaman Modal. Kata Kunci : investasi, alat peledak, investor, daftar negatif investasi. Abstract: In the fields of business invesment, three tyeps of business are business open field, closed business and business with requirement. Issue which is appointed is Arragement Invest In Indonesia Explosive Divices Based On Law Number 25 Of 2007 discuss about Investment The methodology used in this study is normative method, statue approach legislation. The legal basic for invesment in Indonesia is according to Law Number 25 of 2007 disscus about Investment (Law No. 25 of 2007) article 12 paragraf (2), namely explosive devices are prohibited to perform invested by all investor both of domestic investor and foreigen investor of entry into force of Law number 25 of 2007. It is based explosive divices are included in the class Negative List ofx Invesment (DNI) in the category closed for business sector of invesment. Key Words: invesment, investors, explosive device, negative list of invesment. 1

I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Investasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penanaman modal merupakan segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Indonesia (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007). 1 Dalam bidang usaha penanaman modal ada dua jenis bidang usaha yaitu bidang usaha terbuka dan bidang usaha yang tertutup bagi semua penanam modal, baik penanam modal asing dan dalam negeri. Penempatan bidang-bidang usaha dilakukan oleh pemerintah secara tegas khususnya penanam modal asing serta menentukan syarat-syarat tiap bidang usaha penanaman modal. Dikaji berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 Tentang Kriteria dan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, maka bidang usaha untuk penanaman investasi digolongkan menjadi tiga macam. Ketiga macam bidang usaha itu meliputi: 1. Bidang usaha terbuka; 2. Bidang usaha tertutup; dan 3. Bidang usaha terbuka dengan persyaratan. 2 Selanjutnya pengaturan bidang usaha tersebut dijabarkan lebih lanjut oleh pemerintah melalui penetapan bidang usaha dalam suatu Daftar Negatif Investasi (DNI) dalam bentuk keputusan presiden, yang menetapkan nama bidang usaha yang terbuka dan tertutup bagi penanaman modal (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007). 3 Daftar Negatif Investasi (DNI) merupakan aturan yang menciptakan kepastian hukum dan juga merupakan salah satu paket untuk menarik investor dalam rangka penanaman modal yang transparan di Indonesia. DNI merupakan implementasi dari prinsip transparansi, agar investor dapat dengan mudah mengetahui bidang-bidang 1. Hendrik Budi Untung, 2013, Hukum Investasi, cet. II, Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 2. 2. Salim HSdan Budi Sutrisno, 2012, Hukum Investasi Indonesia, cet. III, Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 39. 3. Aminuddin Ilmar, 2010, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, cet. IV, Jakarta, Kencana Predana Media Group, hlm. 124. 2

usaha yang tertutup ataupun yang terbuka dengan persyaratan yang dapat dimasuki oleh penanam modal asing dan penanam modal dalam negeri. 4 Dalam menentukan bidang usaha yang tertutup, bidang usaha terbuka, dan bidang usaha terbuka dengan peryaratan, pemerintah harus memperhatikan prinsipprinsip berikut: 1. Penyederhanaan, bahwa negative list harus berlaku secara nasional dan bersifat sederhana serta terbatas pada bidang usaha yang terkait dengan kepentingan nasional sehingga merupakan bagian kecil dari keseluruhan ekonomi dan bagian kecil dari setiap sektor dalam ekonomi. 2. Kepatuhan, bahwa negative list tersebut tidak bertentangan dengan kewajiban indonesia yang termuat dalam perjanjian atau komitmen internasional yang telah diratifikasi. 3. Transparansi, bahwa negative list tersebut harus jelas, terperinci, dapat diukur dan tidak multitafsir serta berdasarkan kriteria tertentu. 4. Kepastian hukum, bahwa negative list tersebut tidak dapat diubah kecuali dengan peraturan presiden. 5. Kesatuan wilayah, bahwa negative list tersebut tidak menghambat kebebasan arus barang, jasa, modal, sumber daya manusia, dan informasi di dalam wilayah Republik Indonesia. 5 Mengingat pengaturan Daftar Negatif Investasi begitu penting dalam hal menentukan penetapan bidang usaha tertutup di Indonesia, maka ditemukannya isu-isu hukum yaitu: Bagaimana pengaturan berinvestasi alat peledak di Indonesia ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. I.2. TUJUAN Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memberikan hasil pemikiran mengenai pengaturan berinvestasi alat peledak di Indonesia ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 4. Ibid. 5. David Kairupan, 2013, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing Di Indonesia, cet. I, Jakarta, Kencana, hlm. 70. 3

II. ISI MAKALAH 2.1. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis normatif. Penelitian secara yuridis merupakan suatu metode yang dilakukan berdasarkan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan penelitian secara normatif merupakan suatu penelitian hukum yang dilakukan dengancara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder, berupa bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 6 Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analisis konsep hukum, yang selanjutnya akan dikaitkan dengan permasalahan yang ada. Analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah diperoleh dilakukan dengan cara deskriptif. 2.2. PEMBAHASAN 2.2.1. Pengaturan Berinvestasi Alat Peledak Di Indonesia Ditinjau Dari Undang- UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Menurut Yuniari, alat peledak ialah material yang berasal dari bahan kimia atau energikal, yang dapat berkembang secara spontan dari bahan tersebut yang diikuti dengan pengasilan panas dan perubahan besar pada tekanan yang biasa disebut dengan ledakan. 7 Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal (Pasal 1 ayat (1) Perpres Nomor 36 Tahun 2010). Bidang usaha yang dinyatakan tertutup berlaku secara nasional diseluruh Inonesia, hal yang perlu diperhatikan dalam memahami Daftar Negatif Investasi (DNI) adalah bahwa pengaturan pembatasan bidang-bidang usaha yang tertutup dengan persyaratan tersebut berlaku terhadap penanam modal asing dan dalam negeri (Pasal 10 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007). Yang menjadi kriteria untuk menentukan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal baik asing maupun dalam negeri ialah: keselamatan, kesehatan, pertahanan dan keamanan, lingkungan hidup dan moral/budaya (K3LM), kepentingan 6. Bambang Sunggono, 2002, Metodologi Penelitian Hukum, cet. IV, Jakarta, PT Raja Grafindo, hlm. 116. 7. David Kairupan, op.cit, hlm. 69, dikutip dari Munir Fuady, Aspek Pembangunan Dunia Usaha di Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1986, hlm. 37. 4

nasional lainnya (Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Pasal 8 Perpres Nomor 76 Tahun 2007). Dalam Pasal 12 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2007 telah ditentukan daftar bidang usaha tertutup bagi investasi baik domestik maupun asing, yang meliputi: a. Produksi senjata, Mesiu, Alat peledak, Peralatan perang; dan b. Bidang usaha yang dinyatakan eksplisit tertutup berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 dalam Pasal 12 ayat (2). Dari penjelasan tersebut alat peledak termasuk kedalam Bidang Usaha yang dinyatakan Tertutup karena alat peledak menduduki peranan penting, dan sangat vital (pertahanan dan keamanan nasional serta kepentingan nasional lainnya) serta menguasai hajat hidup orang banyak (Pasal 12 ayat (3) UU Nomor 25 Tahun 2007). III. KESIMPULAN Pengaturan berinvestasi alat peledak di Indonesia tercantum dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Alat peledak tidak dapat diinvestasikan di Indonesia karena termasuk dalam golong Daftar Negatif Investasi (DNI) dan kategori Bidang Usaha yang Tertutup bagi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing. Alasannya, karena alat peledak menduduki peran penting (kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya) sesuai yang tercantum dalam Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tantang Penanaman Modal. DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Bacaan Aminuddin Ilmar, 2010, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Cet. IV, Kencana Predana Media Group, Jakarta. Bambang Sunggono, 2002, Metodologi Penelitian Hukum, Cet. IV, PT Raja Grafindo, Jakarta. David Kairupan, 2013, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing Di Indonesia, Cet. I, Kencana, Jakarta. Hendrik Budi Untung, 2013, Hukum Investasi, Cet. II, Sinar Grafika, Jakarta. Salim HS.dan Budi Sutrisno, 2012, Hukum Investasi Indonesia, Cet. III, Sinar Grafika, Jakarta. 5

2. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 Tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal. 6