Canopy: Journal of Architecture

dokumen-dokumen yang mirip
Canopy: Journal of Architecture

Canopy: Journal of Architecture

Canopy: Journal of Architecture

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR EKSPRESIONIS Oleh : Gumelar Rachmat Ramadhan, Atik Suprapti, Edward E.

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

Evaluasi Pasca Huni Studio Gambar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN

KATA PENGANTAR. Semarang, April Penyusun. iii

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB VI LANDASAN TEORI

Women and Child Center di Semarang

SHOPPING MALL BERKONSEP CITYWALK DI SEMARANG. Nama : SEPTIADI ARI NUGROHO NIM : L2B308026

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...

Galeri Arsitektur Jawa Tengah OUTPUT INPUT

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN PENEKANAN DESAIN POST MODERN TUGAS AKHIR

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KAB. BANJARNEGARA Oleh : Ika Frilia Herafati, Gagoek Hardiman, Titien Woro Murtini

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PERSIAPAN UMROH DAN HAJI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI TMII

PERENCANAAN TA 37 AGUNG DWI NUGROHO L2B ALUR PIKIR IN-PUT PROSES OUTPUT

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

KONSEP DESAIN MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS. 6.1 Konsep Transformasi Karakter SAR Pantai Pada Bangunan

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang [100cm x 100cm]

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

DAFTAR PUSTAKA TA 123 PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

Institut Seni Musik Semarang

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

13 Eunike Yuslina Sunaryo BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

Hotel Resort Di Gunungkidul

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

DAFTAR ISI. REDESAIN STADION OLAHRAGA TEMANGGUNG TugasAkhir 120

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

16 Poerwadarminta.W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :PN Balai Putaka,1976.

Perpustakaan Nasional di Surabaya

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. orang membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang hakiki. Karena tanpa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB 2 DATA AWAL PROYEK

serta informasi mengenai budaya dan sejarah masyarakat aceh membutuhkan tempat yang mampu mengakomodir segala macam keinginan masyarakat akan kebutuha

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Canopy 2 (1) (2013) Canopy: Journal of Architecture http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/canopy PUSAT PERAGAAN IPTEK DI SEMARANG Lailum Mujib Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Disetujui Dipublikasikan Keywords: pusat peragaan iptek, iptek, ruang eksibisi. Abstrak Pembelajaran IPTEK pada abad-abad sebelumnya hanya melalui obyek abstrak yang tersedia dalam literatur-literatur saja seperti yang ada pada pendidikan formal. Pada abad ke-21 ini anak-anak harus mulai diperkenalkan pada obyek-obyek konkret, melalui proses pembelajaran menggunakan indera yaitu peragaan secara langsung sehingga cepat diserap dan mudah dimengerti. Dari uraian tersebut diatas, maka dibutuhkan wadah untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan akan sarana yang bersifat edukatif dan rekreatif bagi masyarakat umum terutama generasi muda. Edukatif merupakan bagian terpenting untuk terlaksananya proses peningkatan mutu baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat dipenuhi melalui berbagai media. Bersamaan dengan itu, rekreasi juga dibutuhkan sebagai tempat relaksasi masyarakat. Wadah tersebut akan berlokasi di Semarang, sebab berdasarkan hasil survey Semarang adalah salah satu kota yang memiliki tempat pendidikan sangat banyak dengan berbagai macam konsentrasi tetapi sangat minim fasilitas untuk mengetahui informasi perkembangan IPTEK. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perencanaan dan perancangan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam perancangan bangunan pusat peragaan Iptek, penekanan perencanaan terletak pada ruang eksibisi. Ruang eksibisi adalah ruang yang akan menampung aktivitas utama bangunan yaitu penyelenggaraan pameran baik tetap maupun temporer. Keberadaan ruang eksibisi ini sangat penting baik secara kualitas maupun secara kuantitas, sebab dalam ruang inilah para pengunjung akan berinteraksi secara total dengan materi yang ingin di informasikan dan diperagakan. 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung E3 Lantai 2 FT Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 ISSN 2252-679X 32

PENDAHULUAN Pesatnya arus informasi teknologi dan komunikasi, seiring globalisasi dituntut kemampuan bersaing dalam hal kualitas sumber daya manusia termasuk dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu sejalan dengan kemajuan bangsa. Dari Dari uraian tersebut diatas, maka dibutuhkan wadah untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan akan sarana yang bersifat edukatif dan rekreatif bagi masyarakat umum terutama generasi muda. Edukatif merupakan bagian terpenting untuk terlaksananya proses peningkatan mutu baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat dipenuhi melalui berbagai media. Bersamaan dengan itu, rekreasi juga dibutuhkan sebagai tempat relaksasi masyarakat. Dengan peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, pengunjung dapat mengembangkan motivasinya dalam memahami prinsip-prinsip IPTEK. Banyak benda peragaan IPTEK yang dapat dimainkan sendiri oleh pengunjung di pusat peragaan ini. Dengan sistem ini. pengunjung akan secara langsung menjadi pelaku atau pelaksana ilmu pengethuan dan teknologi. Wadah tersebut akan berlokasi di Semarang, sebab berdasarkan hasil survey Semarang adalah salah satu kota yang memiliki tempat pendidikan sangat banyak dengan berbagai macam konsentrasi tetapi sangat minim fasilitas untuk mengetahui informasi perkembangan IPTEK. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perencanaan dan perancangan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam perancangan bangunan pusat peragaan Iptek, penekanan perencanaan terletak pada ruang eksibisi. Ruang eksibisi adalah ruang yang akan menampung aktivitas utama bangunan yaitu penyelenggaraan pameran baik tetap maupun temporer. Keberadaan ruang eksibisi ini sangat penting baik secara kualitas maupun secara kuantitas, sebab dalam ruang inilah para pengunjung akan berinteraksi secara total dengan materi yang ingin di informasikan dan diperagakan. Inti permasalahan yang didapat dari latar belakang diatas adalah: Perlunya sebuah bangunan sebagai wadah yang dapat menampung berbagai hasil karya IPTEK dan memberikan informasi mengenai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sehingga masyarakat Kota Semarang khususnya tidak tertinggal informasi yang berkembang terus; Menciptakan wadah yang dapat memberikan informasi dalam berbagai bentuk tidak hanya melalui proses pembelajaran literatur saja akan tetapi sebagai wadah yang menampung berbagai aktivitas dalam tahap pembelajaran yang lebih konkret malalui peragaan audio visual; menciptakan bangunan dengan atmosfer baru yaitu sebagai media edukatif sekaligus media rekreatif; serta menciptakan ruang eksibisi yang aman, nyaman secara sirkulasi dan kualitas ruang bagi pengunjung dan materi pajang. Tujuan dalam perancangan ini adalah: merumuskan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu sebuah bangunan pendidikan informal yang dapat mewadahi berbagai bentuk kegiatan yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di kota Semarang; dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang edukatif dan rekreatif, menitikberatkan pada aspek fungsi serta estetika. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah mampu memenuhi pemrograman fungsional yang di tujukan pada masyarakat luas tidak terbatas pada masyarakat kalangan atas saja. Dan diharapkan dapat menampung berbagai kegiatan yang erat kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembahasan dititikberatkan pada masalah masalah di sekitar disiplin ilmu arsitektur sebagai bahan masukan, pertimbangan dan pembanding dalam perencanaan dan perancangan fisik, serta hal-hal lain yang berpengaruh pada perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan 33

Teknologi. Lingkup pembahasan tersebut meliputi : 1. Pembahasan pada aspek aspek yang berkaitan pada perencanaan dan perancangan arsitektural dengan titik tolak pada fungsi bangunan, yaitu sebagai fasilitas peragaan dan informasi IPTEK yang bersifat edukatif dan rekreatif dengan penekanan desain arsitektur modern. 2. Sebagai Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan skala regional, fasilitas ini akan mengambil studi dari fasilitas yang mendekati, dan materi yang ditampung adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun hal hal yang diluar lingkup arsitektural yang dianggap mendasar dan berkaitan erat dengan masalah dalam pembahasan ini diperoleh berdasarkan logika dan asumsi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan dibahas secara garis besarnya saja serta berfungsi sebagai pendukung bahasan utama. Faktor-faktor yang menentukan proses perancangan pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi di semarang antara lain: 1. Pemilihan lokasi (site) disesuaikan dengan rencana umum kota semarang untuk area pendidikan. Lokasi yang di pilih merupakan lokasi yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai area pendidikan. yaitu terletak di Jl S Parman Kecamatan Gajah Mungkur 2. Identifikasi pelaku kegiatan dan jenis kegiatan yang terjadi pada sebuah bangunan pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Pembentukan karakter bangunan dengan tinjauan ruang ekshibisi sebagai perwujudan desain arsitektur 4. Kapasitas dan jenis kegiatan yang akan di tamping 5. Standar perancangan untuk bangunan ekshibisi atau sejenis LANDASAN KONSEP Konsep Tata Ruang Penataan ruang semaksimal mungkin agar dapat mewadahi seluruh aktifitas yang ada. Pembedaan antar ruang tergantung dengan karakteristik masing-masing ruang tersebut. Untuk ruang eksibisi dibutuhkan ruang yang sangat luas dan aman bagi materi koleksi, serta diusahakan sedapat mungkin menjadi ruang publik denagn privasi yang terjaga, maksudnya ruang terebut bisa dinikmati secara umum dan menyeluruh, tetapi tidak menimbulkan kondisikondisi yang membahayakan bagi materi koleksi. Ruang-ruang penunjang dan ruang pelayanan berada tidak jauh dari ruang-ruang utama, hal ini dimaksudkan agar ruang-ruang tersebut dapat memberikan dukungan dan pelayanan bagi aktivitas yang ada di ruang utama. Konsep Penyajian Materi Pamer Materi yang akan dipajang terdiri dari kelompok materi berukuran kecil, sedang, cukup besar dan besar seperti yang digambarkan pada bab pendekatan. Penyajian materi pajang akan dibedakan kedalam 2 golongan : 1. Materi pamer 2 dimensi Materi pamer 2 dimensi ini akan disajikan dengan papan dan dinding panel. 2. Materi pamer 3 dimensi Materi pamer 3 dimensi akan disajikan dengan box vitrine yaitu dimasukkan kedalam kotak yang ditutup dengan kubus kaca agar tidak disentuh dengan tujuan untuk keamanan, serta dengan box victure yaitu dengan meletakkan materi pamer pada ketinggian lantai yang berbeda. Konsep Kualitas Ruang Kualitas ruang yang ingin dicapai adalah yang dapat menciptakan daya tarik pada setiap ruang dengan fungsi masing-masing, terutama pada ruang eksibisi yang ingin ditonjolkan harus bisa menjadi magnet bangunan Pusat Peragaan Iptek ini. Pembedaan ruang yang bersifat terbuka/menerima, memberi arah, dan memanfaatkan potensi alam untuk ruang 34

tertentu guna mendapatkan kualitas ruang yang nyaman. Sirkulasi ini digunakan pada ruang pengelola dan pelayanan yang sifatnya lebih pada ruang-ruang servis dan privat. Memberi arah Terbuka Pengolahan Gambar 1. Konsep Kualitas Ruang Konsep Sirkulasi Ruang Sirkulasi yang ingin dicapai adalah sirkulasi yang dapat memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan. Alur sirkulasi dapat dihubungkan dengan cara-cara berikut ini: Gambar 4. Berakhir dalam Ruang Sirkulasi pada Ruang Pamer Konsep sirkulasi ruang pada ruang-ruang peragaan/pameran yang akan diterapkan pada Pusat Peragaan Iptek Semarang adalah: Sirkulasi pada Ruang Utama dengan Melewati Ruang-Ruang Penggunaan sirkulasi ini dimaksudkan agar para pengunjung dapat terarahkan, sehingga ruang-ruang utama dapat dinikmati oleh pengunjung secara keseluruhan dan teratur Gambar 2. Konsep Melewati Ruang-Ruang Sirkulasi pada Ruang Penunjang Sirkulasi ini adalah sirkulasi untuk ruangruang penunjang yang sifatnya publik dan aktivitasnya tidak berhenti. Gambar 3. Konsep Menembus Ruang Sirkulasi pada ruang pengelola dan pelayanan dengan berakhir dalam ruang Konsep Penzoningan Beberapa hal yang jadi pertimbangan dalam konsep penzoningan adalah: Keterangan: a. Layout bebas dengan penempatan peragaan secara tidak terstruktur b. Penggunaan panel-panel sebagai pengarah dan background c. Peragaan utama berada di sirkulasi utama, peragaan lainnya dikelompokkan dan menciptakan sirkulasi cabang Gambar 5. Bentuk-Bentuk Free Circulation 1. Mempertimbangkan view optimal ke arah jalan S. Parman 2. Mempertimbangkan klimatologi 35

3. Mempertimbangkan letak penggunaan vegetasi untuk ruang-ruang hijau, polusi udara dan kebisingan 4. Mempertimbangkan permukaan tanah/site untuk antisipasi banjir 5. Ruang dibedakan menurut fungsi, aktifitas, ketenangan, keramaian, service entrance dan main entrance. Konsep Pengolahan Tapak Site terpilih adalah site di lokasi yang terpilih dari proses analisa dan penilaian pemilihan saite pada sub bab sebelumnya. Luasan site kurang lebih 30.000 m2, terletak ditepi jalan utama kecamatan Gajahmungkur yaitu jalan S. Parman. Aspek-aspek yang menjadi pertimbangan tersebut adalah aspek aksessibilitas, teknis dan lingkungan. Konsep Gubahan Massa dan Sketsa Ide Gubahan massa diperoleh dari bentukbentuk geometri seperti kubus, lingkaran dan segitiga Dari bentuk-bentuk dasar geometri tersebut kemudian dipadukan menjadi gubahan massa yang akan disesuaikan dengan bentuk site. Gambar 6. Konsep Gubahan Massa dan Sketsa Ide Konsep Pola Hubungan Ruang Hubungan kelompok ruang tersebut dapat dilihat pada gambar 7 berikut: 36

Gambar 7. Konsep Pola Hubungan Ruang HASIL PRA RANCANGAN Gambar 8. Site Plan 37

Gambar 9. Denah Gambar 10. Tampak 38

Gambar 11. Perspektif Gambar 12. Interior Ruang Pamer DAFTAR PUSTAKA De Chiara, Callender, Time Saver Standards for Building Types, United State : Mc. Graw- Hill, Inc, 1980 De Chiara, Callender, Time Saver Standards for Landscape Architecture, United State : Mc. Graw-Hill, Inc, 1980 De Chiara, Joseph, Lee Koppelman, Planning Design Criteria, New York : Van Nostrand Reinhold Company Dinas Tata Kota Kabupaten Semarang, Pedoman Perancangan Kota, Semarang 2007 Dinas pemetaan dan pengukuran tanah Pemerintah Kabupaten Semarang Gold, Seymour M, Recreational Planning and Design, United State : Mc Graw-Hill, Inc, 1980 Mason, Robert D, Douglas A.Lind, Teknik Statistika untuk bisnis dan Ekonomi, Edisi ke-9 Jilid2, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1999 Neufert, Ernst, Architect Data, New International Edition, London : Granada Publishing, 1980 Neufert, Ernst, Data Arsitek, Jilid 2, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1993 Perkins, Philips.H, Swimming Pool, Second Editions, London : Applied Science Publishes, Ltd, 1978 Ramsey, Chales George, Harold Reeve Sleeper, Architectural Graphic Standars, Fifth Edition, New York : John Wiley & Sons, Inc, 1956 White, Edward T, Buku Pedoman Konsep, Bandung : Penerbit Intermedia, 1985 White, Edward T, Site Planning, United State : Architectural Media, 1985 39