BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat mendorong manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya, akan tetapi jika kecerdasan yang dimiliki tidak dikondisikan dengan baik, maka dapat menimbulkan penyakit. Menurut Citra (2012) kegagalan dalam melakukan penyelesaiaan terhadap berbagai persoalan bukan hanya dapat menimbulkan penyakit psikis atau mental, namun dapat juga muncul dalam bentuk penyakit-penyakit yang bersifat fisik. Karena pada dasarnya fisik dan psikis merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga penyakit terhadap salah satu diantaranya dapat menimbulkan penyakit pada organ tubuh atau yang biasa disebut dengan ganguan Psikosomatis. Tidak semua paramedis khususnya dokter umum memahami penyakit Psikosomatis, karena tiap-tiap pasien yang mengalami gangguan Psikosomatis memiliki gejala yang berbeda. Akibatnya banyak paramedis yang mengalami kesulitan saat akan melakukan diagnosis, sehingga keluhan pasien tidak akan ada penyembuhannya selama sumber gangguannya tidak diatasi. Hal ini tidak akan terjadi jika paramedis dapat bertanya langsung kepada dokter spesialis mengenai gejala-gejala Psikosomatis yang dialami pasiennya. Oleh karena itu diperlukan aplikasi yang dapat diakses kapan saja oleh paramedis yang belum memahami Psikosomatis untuk diagnosis awal bagi pasiennya. Salah satu caranya adalah membangun sistem pakar dengan basis pengetahuan yang diperoleh dari dokter Spesialis Penyakit Dalam selaku pakar. Sistem pakar ini diharapkan dapat memberikan kesimpulan terhadap penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ada untuk menentukan diagnosis Psikosomatis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, akan dilakukan penelitian tentang sistem berbasis pengetahuan yaitu sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis Psikosomatis, metode yang diusulkan dalam penelitian ini adalah faktor kepastian (Certainty faktor) untuk menentukan ketidakpastian. Metode certainty factor (CF)
2 adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti atau tidak pasti yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosis sesuatu yang belum pasti. Sedangkan mesin inferensinya menggunakan metode penelusuran kedepan (forward chaining). Proses menyimpulkan diagnosis dimulai dari mencari gejala-gejala terlebih dahulu. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana merancang sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit Psikosomatis dengan input berupa gejala yang dialami oleh pasien? b. Bagaimana melakukan penelusuran dengan mesin inferensi forward chaining untuk pembuktian penyakit Psikosomatis? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian sangat perlu untuk mendapatkan hasil penelitian terarah seperti yang diharapkan, adapun batasan permasalahan penelitian ini adalah: a. Domain diagnosis penyakit yang diambil dalam penelitian ini dibatasi pada diagnosis serta solusinya. b. Menerapkan metode CF untuk mengatasi ketidakpastian dan menunjukkan nilai kemungkinan munculnya gangguan atau penyakit Psikosomatis, dengan aturan atau kaidah dari pakar. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan diagnosis penyakit Psikosomatis berdasarkan gejala yang dialami pasien. Adapun tujuannya adalah: a. Merancang sistem pakar untuk diagnosis penyakit Psikosomatis. b. Melakukan penelusuran dengan mesin inferensi forward chaining untuk pembuktian penyakit Psikosomatis dengan menggunakan metode certainty factor sebagai metode penentuan kepastian.
3 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan yang diteliti, diharapkan sistem pakar ini dapat memberikan manfaat berupa: a. Diharapkan dapat memberikan manfaat pada bidang ilmu komputer berupa tambahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya sehingga bermanfaat terhadap perkembangan sistem pakar dalam bidang kesehatan. b. Pembangunan sistem pakar bermanfaat bagi pakar dan paramedis selaku pengguna akhir. Bagi pakar, membantu dalam mendokumentasikan pengetahuannya. Sedangkan bagi paramedis, dapat mengetahui ada atau tidaknya penyakit Psikosomatis terhadap pasiennya. c. Membantu kerja paramedis menjadi lebih cepat dalam mendeteksi penyakit Psikosomatis, sehingga dapat melakukan penanganan langsung. d. Memberikan informasi berupa cara penanganan secara umum berdasarkan gejala yang dialami pasien. 1.6 Keaslian Penelitian Selama ini banyak penelitian tentang sistem pakar yang menggunakan metode CF dengan forward chaining, akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis dari tinjauan pustaka yang ada, belum ada penelitian yang mencoba membuat sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit Psikosomatis dengan metode certainty factor (CF) dengan mesin inferensi forward chaining. Akan tetapi ada penelitian yang telah menggunakan metode CF dengan permasalahan yang berbeda. Salah satu penelitian yang telah ada adalah mengenai sistem pakar untuk mendiagnosa Karsinoma Nasofaring (KNF) yang dilakukan oleh Sinra (2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu prototipe sistem pakar yang dapat membantu mendiagnosis tingkat keganasan penyakit Karsinoma nasofaring (KNF) dan saran terapi atau pengobatannya berdasarkan pengetahuan pakar menggunakan data gejala yang diketahui. Sistem pakar ini menerapkan sistematika forward chaining, dan ketidakpastian menggunakan metode certainty factor. Dengan demikian penelitian ini belum pernah ada dan dapat dipertanggungjawabkan.
4 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Melakukan studi kelayakan Kegiatan mempelajari metode CF dan mesin inferensi forward chaining dari buku, jurnal, makalah dan internet. b. Pengumpulan bahan dan data Suatu kegiatan mencari, mengumpulkan data penunjang yang valid mengenai penyakit atau penyakit Psikosomatis serta cara penanganannya. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. c. Analisis dan perancangan sistem 1. Akuisisi pengetahuan Tahap ini dilakukan proses mengubah data-data menjadi perumusan pengetahuan awal tentang diagnosis penyakit Psikosomatis. Melibatkan dokter Spesialis Penyakit Dalam sebagai narasumber (pakar). 2. Analisis Sistem Menganalisis penerapan mesin inferensi forward chaining serta metode CF terkait dengan studi kasus. 3. Desain dan Perancangan Sistem Tahap ini dilakukan pembuatan arsitektur sistem yang diinginkan, mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan serta mudah digunakan oleh user. Desain terdiri dari : Antarmuka pengguna (User Interface) Sistem pakar yang akan dibuat adalah sistem yang berhubungan langsung dengan interface sistem sehingga memerlukan masukan dan menghasilkan keluaran. Masukan (input) sistem ini berupa data pasien dan gejala-gejala atau keluhan-keluhan yang dirasakan pasien. Input data akan dilakukan oleh paramedis yang bertindak sebagai user yang berhubungan langsung dengan pasien.
5 Basis Pengetahuan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta (informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu) dan aturan (informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui). Mesin Inferensi (inference engine) Inference engine berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Inference engine menggunakan strategi penalaran. Strategi penalaran yang akan digunakan pada penelitian ini adalah forward chaining. Perancangan basis data adalah pembuatan tabel dan relasi antar tabel yang akan dirancang sebagai wadah penyimpanan data yang diperlukan pada sistem, yaitu Entity Relationship Diagram (ERD). 4. Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Tiga tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu : Rencana: Bagaimana menghadapi masalah. Agenda: Aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi. Solusi: Calon aksi yang akan dilakukan. 5. Fasilitas Penjelasan Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan penjelasan atas kesimpulan yang dicapai tentang suatu masalah, serta memberikan rekomendasi kepada pemakai. Tahap ini digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang
6 kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan yang ada pada interface. 6. Perbaikan Pengetahuan Tahap ini akan mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perangkat lunak yang dibuat. d. Basis pengetahuan (knowledge base) Basis pengetahuan terdiri dari fakta dan aturan. Fakta didapat dari pengetahuan kepakaran dibidang penyakit dalam, buku-buku kesehatan, internet dan literatur lain yang berkaitan dengan penyakit dalam khususnya Psikosomatis, dengan kaidahnya serta nilai CF yang diberikan oleh pakar. 1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori dasar yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori dasar yang berkaitan dengan penyakit Psikosomatis, sistem pakar serta metode CF. BAB IV ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM Bab ini berisi perancangan sistem pakar yang meliputi perancangan basis pengetahuan dan proses inferensi untuk menentukan diagnosis penyakit Psikosomatis. Bab ini juga menguraikan tentang perancangan basis data, Data Flow Diagram (DFD) dan atar muka (interface). BAB V IMPLEMENTASI Bab ini berisikan cuplikan kode program dan tampilan antarmuka program dari implementasi sistem. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
7 Bab ini berisikan hasil akhir dari sistem pakar yang dibangun, disertai dengan penjelasan dari setiap keluaran proses. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.